Yohanes 6:60-71
Kalau saya boleh tanya kira-kira kotbah/firman Tuhan yang seperti apa sih yang kalian sukai? Apa kotbah yang lembut? memotivasi? atau kotbah yang keras? Jujur ya dari beberapa pengakuan, kotbah yang paling disenangi itu ialah kotbah yang terus memotivasi ala om mario teguh. Sedangkan kotbah yang biasa dan standart apalagi penyampaian yang keras, katanya sih gak terlalu laku. Nah justru yang laku sekarang adalah kotbah motivasi ala motivator. Kalau saya pribadi lebih suka mendengar kotbah yang keras. Karena firman tersebut akan mengingatkan kita untuk menjadi lebih baik di mata Allah.
Dalam Yohanes 6:60-71 menceritakan tentang pengikut-pengikut Yesus yang mundur. Pengunduran diri ini disebabkan oleh perkataan atau ajaran Yesus tentang diriNya, dan kekecewaan mereka tersebut terlihat dalam ayat 60b; “PerkataanMu ini keras, siapakah yang sanggup mendengarnya?”
Disini terlihat jelas bagaimana sikap kekanak-kanakan orang yang mengikutiNya. Menurut saya mereka yang beribu-ribu itu bukan pengikut Yesus tapi hanya penggemar Yesus. Ciri ini yang masih melekat pada sebagian orang kristen.
Sekarang ini, agak susah untuk menemukan pengikut Yesus yang sejati. Kebanyakan hanya penggemar Yesus saja; dimana ada sesuatu yang wow, spektakuler, artis, maka orang ramai-ramai menuju ke tempat itu. Kembali pada perkataan Yesus yang dianggap keras, sekarangpun ada beberapa gereja yang mewanti-wanti pembicara terlebih dahulu agar kotbah yang dibawakan jangan sampai terdengar menyindir atau memakai topik teguran Tuhan yang keras; “Yang berkat-berkat sajalah, dan jangan lupa pakai banyak humor, supaya jemaat tidak mengantuk.” Nah, jika saya menilai, kecenderungan banyak orang hari-hari ini adalah hanya ingin mendengar yang baik-baik saja demi pemuasan telinga mereka. Kalau kotbah berkat, jemaat senang. Tetapi sebaliknya jika kotbahnya menyentuh area dosa, maka banyak jemaat pun menjadi bersungut-sungut atau bahkan tersinggung.
Sama seperti manusia jasmani kita bertumbuh dari bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa, demikian juga secara rohani kita juga harus bertumbuh. Jika ketika bayi kita hanya minum susu, kemudian makanan lembut, dan akhirnya makanan keras, demikian juga dengan kehidupan rohani kita, yang juga harus memakan makanan rohani yang keras. Apabila ketika kita mendengar Firman Tuhan yang keras dan kita langsung mundur, maka sesungguhnya permasalahan bukan terletak pada Firman itu, melainkan pada diri kita, karena mungkin saja kita masih anak-anak yang belum siap menerima Firman Tuhan tersebut.
So guys, yang perlu kita ingat adalah kebenaran gak bisa dikompromiin. Berbicara keras tapi menyelamatkan jiwa jauh lebih baik daripada berbicara manis tapi membiarkan satu jiwa berjalan binasa. Kebenaran tidak bisa dikompromikan, perlu keteguhan hati untuk tetap berpegang. Yesus berbicara keras untuk kebaikan, begitu juga dengan hamba-hamba Tuhan. Sekeras apapun firman yang kita dengar, jangan pernah mundur. Terus maju, dan berusahalah selalu untuk hidup dalam perubahan. Jadilah pengikut-pengikut Yesus yang tertib, memahami dan mengimplementasikan firman dalam kehidupan bergereja, keluarga dan bermasyarakat.
Tuhan Yesus Memberkati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar