Otoritas adalah hak atau kuasa yang diberikan kepada seseorang untuk bertindak atau memerintah, dan hak atau kuasanya itu dilindungi, didukung dan dibela oleh kuasa yang lebih tinggi, yaitu oleh pemberi otoritas tersebut.
Tuhan Yesus memberikan otoritas dan kuasa kepada ke-12 murid-Nya untuk memberitakan Injil dan juga menyembuhkan orang-orang sakit (Lukas 9 : 1). Tuhan Yesus juga memberikan kuasa dan otoritas kepada ke-70 murid yang lain untuk melakukan tugas yang sama (Lukas 10 : 1 – 20).
Tuhan Yesus juga memberikan kuasa dan otoritas kepada kita untuk memberitakan Injil, mendemonstrasikan kuasa dan menjadikan bangsa-bangsa murid-Nya (Matius 28 : 19 – 20, Markus 16 : 15 – 20). Ia memiliki semua kuasa baik di Sorga maupun di bumi (Matius 28 : 18), dan Ia memberikan kuasa-Nya kepada kita melalui Urapan Roh Kudus-Nya supaya kita dapat menjadi saksi-saksi-Nya (Kisah Para Rasul 1 : 8).
Otoritas dan kuasa macam apa yang diberikan kepada kita orang-orang percaya?
1. Otoritas sebagai utusan Kristus /Christ Ambassador (Lukas 10 : 1).
Apa artinya menjadi seorang utusan Kristus, seorang duta Kerajaan Allah? Artinya orang harus “mendengar” perkataan kita. “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku” (Lukas 10 : 16). Apa artinya jika orang menolak perkataan kita, yang juga disamakan dengan menolak Kristus dan menolak Allah sendiri? “urusannya panjang”, akibat yang harus ditanggung sangat berat. Coba baca Lukas 10 : 13 – 15. Ini adalah celaka yang dialami oleh kota-kota yang menolak utusan Allah.
2. Otoritas sebagai “penuai” (Lukas 10 : 2).
Penuai adalah orang yang membawa orang lain yang belum percaya ke dalam keselamatan di dalam Kristus. Penuai ini memiliki otoritas yang luar biasa yang mengubahkan “nasib” orang 180 derajat. Ketika orang yang tidak percaya mau menerima pemberitaan Injilnya dengan mengakui dosa-dosanya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, mengaku dengan mulutnya dan percaya dalam hatinya, maka “penuai” ini dengan otoritas dari Tuhan dapat menyatakan bahwa orang itu sekarang sudah lahir baru dan menjadi ciptaan baru (2 Korintus 5 : 17), sudah diampuni dosa-dosanya, sudah menjadi anak Tuhan (Yohanes 1 : 12) dan sudah berubah nasibnya dari calon neraka menjadi warga Kerajaan Sorga, dari hidup di bawah kutuk dosa menjadi penerima berkat Allah, dari maut kepada hidup kekal. Wah, luar biasa sekali otoritas seorang penuai itu!
3. Otoritas sebagai domba di tengah-tengah serigala (Lukas 10 : 3).
Domba adalah mangsa empuk serigala. Secara alamiah posisi domba itu lemah. Ia tidak memiliki otot yang kuat seperti banteng, tidak memiliki cakar seperti beruang, atau taring seperti singa. Ia tidak bisa mengaum dan hanya mengembik. Bagaimana domba bisa di utus pergi ke tengah-tengah serigala? Hanya domba yang memiliki otoritas dan kuasa Allah! Serigala akan gentar terhadap domba yang memiliki otoritas dan kuasa Roh Kudus, sehingga ia bahkan tidak berani menyeringaikan giginya ataupun menyentuhnya. Serigala tahu di belakang domba ini ada Gembala yang memegang gada (Mazmur 23 : 4). Mereka akan diliputi kegentaran dan tidak berani berbuat apa-apa. “Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu” (Lukas 10 : 19). Luar biasa! Para serigala itu akan kehilangan selera makannya ketika berdiri di hadapan domba yang berotoritas, sebagaimana singa-singa tidak berani menyentuh Daniel (Daniel 6 : 23). Dunia sekeliling kita penuh dengan serigala yang siap menerkam dan mencelakakan kita. Tetapi dengan kuasa dan otoritas dari urapan Roh Kudus kita dapat berdiri dengan tegap memandangi para lawan kita. Kita tidak perlu menjadi domba berbulu serigala karena tidak ada ceritanya. Yang ada adalah serigala berbulu domba. Kita tidak perlu berlaku seperti orang dunia supaya bertahan di tengah-tengah dunia. Kita hanya perlu penuh dengan kuasa urapan Roh Kudus, maka kita akan berdiri sebagai pemenang karena Kristus kemenangan kita (1 Korintus 15 : 57).
4. Otoritas untuk “memerintahkan” damai sejahtera untuk turun atas seseorang (Lukas 10 : 5).
Jika orang itu layak menerima damai sejahtera, maka damai sejahtera itu akan turun atasnya sesuai dengan perkataan kita. Jika tidak, maka damai sejahtera itu akan kembali kepada kita (Lukas 10 : 6). Itulah sebabnya kita harus senang memberi salam : Shalom! Yang artinya damai sejahtera. Kita juga dapat memberi salam: Tuhan memberkati!
Kita tidak rugi apa-apa ketika kita mengatakannya, lagipula orang senang jika diberkati. Salam itu akan mengubah atmosfir atau suasana hubungan kita. Dengan demikian, kita sedang membangun jembatan hubungan dengan orang yang akan kita injili.
5. Otoritas untuk mendapat upah (Lukas 10 : 7).
Upah adalah hasil yang kita nikmati dari usaha yang telah kita lakukan. Banyak orang berkerja keras dan berusaha dan tidak menikmati hasilnya, atau gagal menikmati hasilnya. Kita harus menerima otoritas untuk dapat menikmati upah. Memang pelayanan kita tidak boleh berorientasi kepada upah. Tetapi jangan meniadakan janji Allah bagi orang yang bekerja dan melayani dengan sungguh-sungguh bahwa mereka berhak menikmati upah dari pekerjaan mereka. “Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersuka cita” (Yohanes 4 : 36).
Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: Janganlah memberangus mulut lembu yang sedang mengirik! Lembukah yang Allah perhatikan? Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya. Jadi. Jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebihankah, kalau kami menuai hasil duniawi dari pada kamu?” (1 Korintus 9 : 9 – 10).
6. Otoritas untuk menyembuhkan orang sakit dalam rangka pemberitaan Kerajaan Allah atau pekabaran Injil (Lukas 10 : 9).
“Pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah Injil kepada segala mahluk. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya........mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang sakit itu akan sembuh” (Markus 16 : 15 – 18). “Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya” (Markus 16 : 20).
Tuhan Yesus masih tetap sama kuasanya, baik dahulu sekarang dan sampai selama-lamanya. Selama Tuhan Yesus berkuasa, maka mujizat masih akan terus terjadi bahkan sampai saat ini, di jaman yang serba modern di mana teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya, mujizat Allah masih terjadi! Jangan menihilkan dan tidak mempercayai bahwa mujizat masih terjadi! Bagian kita hanyalah berdoa bagi orang sakit. Bagian Tuhan adalah menyembuhkannya. Kita cukup melakukan bagian kita dengan iman dan percaya penuh kepada Tuhan.
7. Otoritas untuk mengebaskan debu (Lukas 10 : 11).
Adakalanya orang terus mengeraskan hatinya dan menolak pemberitaan Injil yang dapat membawa mereka ke dalam keselamatan. Mereka bahkan dengan keras menolak dan menentang kita. Jika kita telah melakukan bagian kita, dan telah dengan tekun dan setia mencobanya, mendoakannya, bahkan menangisinya di hadapan Tuhan, dan orang itu tetap menolaknya, maka kita diberi otoritas untuk melepaskan tanggung jawab itu dan menyerahkannya kepada Tuhan. Tuhan nanti akan berurusan dengan orang itu (Lukas 10 : 12). Tetapi jangan mudah mengebaskan debu sebelum kita melakukan bagian kita dengan maksimal. Kita harus dipenuhi belas kasihan Kristus akan jiwa-jiwa yang terhilang. Ingatlah, mereka juga memiliki hak yang sama seperti kita untuk diselamatkan dan menerima pengampunan kekal.
8. Otoritas atas setan-setan dan roh-roh jahat (Lukas 10 : 17).
“Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu”, demikian laporan dari ke-70 murid setelah mereka dengan taat melakukan tugas yang diperintahkan Tuhan kepada mereka. Tuhan ingin kita tidak berkompromi apalagi bersahabat dengan iblis. Ada orang-orang yang bahkan bekerja sama dengan iblis, meminta pertolongan setan dengan menjual jiwa mereka untuk mendapatkan kekayaan, kekuasaan dan ketenaran. Tetapi kita diperintahkan untuk mengusir setan dan menghancurkan pekerjaannya. Kita harus melawan dia di dalam nama Yesus.
Tetapi siapakah yang akan menerima otoritas dan kuasa untuk mengusir setan sehingga setan lari dari padanya? Kuasa itu hanya akan diberikan Tuhan Yesus kepada orang yang hidup dalam penundukan diri kepada Allah (submission) yang ditandai dengan ketaatannya secara sadar dan sukarela kepada Allah (conscious obedient).
“Tunduklah kepada Allah dan lawanlah iblis, maka ia akan lari dari padamu” (Yakobus 4 : 7). Jika kita tidak taat itu menandakan kita tidak menundukkan diri. Jika kita tidak menundukkan diri maka kita tidak memiliki kuasa untuk melawan setan. Setan tidak akan lari dari pada kita karena kita sendiri sama tidak taatnya seperti dia. Orang yang tidak menundukkan diri adalah pemberontak, sama seperti setan. Itulah sebabnya setan tidak takut terhadap orang Kristen yang tidak taat. Ia hanya takut kepada orang Kristen yang taat dan menundukkan diri kepada Allah. Anak-anak Skewa mencoba mengusir setan dengan mengatakan: “Aku mengusir kamu dalam nama Yesus yang diberitakan Paulus!” Lalu, setan pun menjawab: “Yesus aku kenal, Paulus aku ketahui. Tetapi kamu, siapakah kamu?” Lalu setan pun menggagahi orang itu. Otoritas atas setan dan roh-roh jahat hanya diberikan kepada orang-orang yang taat dan menundukkan diri kepada Allah.
9. Otoritas untuk masuk ke dalam sorga (Lukas 10 : 20).
Semua orang boleh masuk ke dalam gereja kalau mereka mau. Tetapi tidak semua orang dapat masuk ke dalam Sorga meskipun mereka mau. Mereka harus memiliki otoritas untuk dapat memasukinya. Otoritas atau kuasa atau hak untuk memasuki Sorga hanya diberikan kepada orang-orang yang percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi mereka dan bergantung hanya kepada-Nya saja dan hidup dalam ketaatan dan penundukan diri kepada-Nya. Kita tidak boleh membangga-kan diri atas pekerjaan-pekerjaan dan karya-karya luar biasa yang kita lakukan, karena semua itu terjadi oleh karena Tuhan Yesus melalui Roh Kudus-Nya yang bekerja di dalam kita dan melalui kita. “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia dan oleh Dia, dan kepada Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya” (Roma 11 : 36).
Kita hanyalah hamba yang tidak berguna dan hanya mengerjakan saja apa yang ditugaskan kepada kita. Tetapi kita harus bersyukur dan bersukacita karena kita diberikan otoritas dan kuasa untuk memasuki Sorga sebab nama kita sudah terdaftar di sana.
Kita sudah mengetahui sekarang bahwa "otoritas" itu sudah diberikan Tuhan kepada kita melalui urapan kuasa Roh Kudus-Nya.
Pertanyaannya sekarang, apakah kita hidup dan menjalankan otoritas yang Tuhan telah berikan kepada kita? Ataukah kita hidup dengan kekuatan daging kita yang penuh kelemahan ini?
Tuhan Yesus Memberkati!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar