"Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat." Pengkhotbah 10 :10
Kehidupan digambarkan seperti pisau. Pisau yang selalu digunakan jika tidak diasah lama-kelamaan menjadi tumpul. Sebagaimana pisau yang diasah agar tetap tajam, demikian halnya dengan hidup kita harus selalu diasah dengan FirmanNya agar senantiasa memiliki ketajaman. Kita sudah mempelajari mengasah kehidupan itu meliputi: mata, telinga, mulut, pikiran dan tangan. Bagian lain dari hidup kita yang perlu kita diasah/dipertajam adalah: ‘KARAKTER’
Ketajaman mata, telinga, mulut, pikiran dan tangan dapat membawa kita menuju puncak, tetapi KARAKTERLAH yang mempertahankannya.
Perhatikan apa yang terjadi di sekitar kita. Orang-orang yang memiliki kesempatan, kekayaan, pengetahuan, skill, talenta dan kecerdasan akan menanjak naik ke atas. Karier mereka maju, jabatan terus naik, usaha makin berkembang, tetapi hanya mereka yang memiliki karakterlah yang akan terus bertahan di atas puncak.
PROBLEM KARAKTER
Karakter adalah problem bangsa bahkan dunia. 70 tahun sudah bangsa kita merdeka, tetapi kita belum benar-benar merdeka. Penjajah memang sudah hengkang dari Indonesia, tetapi kita masih dijajah oleh kemiskinan, kesulitan ekonomi, keterbelakangan pendidikan, narkoba, dan berbagai masalah sosial antara lain: anak jalanan, jumlah pengangguran yang tinggi, kesenjangan ekonomi dan moralitas.
“7 Dosa Sosial” [disebut 7 dosa dunia] yang disampaikan oleh Mohandas Karamchand Gandhi, yaitu:
- Wealth without work : Kekayaan tanpa usaha
Bukankah ini yang sedang kita lihat di negeri ini? Orang ingin kaya tanpa kerja keras, akibatnya mereka korupsi atau menipu.
- Pleasure without conscience : Kesenangan tanpa nurani
Tidak sedikit manusia di akhir zaman hanya mengejar kesenangan daging dan mengabaikan hati nurani. Tidak lagi peduli benar atau salah yang penting happy.
- Knowledge without character : Pengetahuan tanpa karakter
Semakin banyak orang pintar seharusnya keadaan bangsa ini tambah baik, tambah sejahtera dan tambah maju. Tetapi apa faktanya setelah 70 tahun merdeka? Ini semuanya karena orang makin pintar tapi kehilangan karakter. Kepandaian tidak digunakan untuk menolong orang lain tetapi untuk mencari kesenangan pribadi.
- Commerce without morality : Bisnis tanpa moralitas
Orang bekerja/berdagang tanpa disertai moralitas. Lihat saja dari berita di tv. Pedagang tidak segan-segan memberikan zat kimia berbahaya dalam makanan demi meraup keuntungan yang besar. Makanan-makanan yang sudah kadaluwarsa, tidak layak konsumsi tetap dijual demi rupiah.
- Science without humanity : Sains/Ilmu tanpa nilai kemanusiaan
Ilmu pengetahuan yang seharusnya menambah manusia makin mulia, justru ilmu pengetahuan menghancurkan dan membunuh manusia.
- Religion without sacrifice : Agama tanpa pengorbanan
Tuhan Yesus berkata: barang siapa mengikut Aku ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya tetapi orang banyak orang kristen menghindari salib dan penderitaan.
- Politics without principles : Politik tanpa prinsip.
Inilah tontanan yang kita saksikan saat ini. Para tokoh dan pelaku politik tidak lagi memiliki prinsip. Tidak mempedulikan benar atau salah, semuanya dilakukan demi keuntungan pribadi dan kelompoknya.
HILANGNYA KARAKTER ALLAH
Dosa membuat manusia kehilangan Karakter Allah. Sejak manusia jatuh dalam dosa kecenderungan hatinya melakukan kejahatan.
"Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata." Kejadian 6:5
Mengapa Karakter Perlu Dipertajam?
1. KARAKTER lebih berharga dari kekayaan
"Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas." Amsal 22:1
Uang, harta, kekayaan yang kita miliki bisa habis atau hilang, bahkan diri kita pun akan meninggal, namun nama kita akan selalu dikenang. Oleh sebab itu, jaga nama kita dengan karakter yang baik sehingga kelak ketika kita telah tiada kita meninggalkan kenangan yang baik.
Zakheus menyadari akan hal ini, bahwa nama baik lebih berharga dari pada kekayaan, karena itu sejak berjumpa dengan Yesus, ia mengalami perubahan hidup sehingga memperbaiki reputasinya dengan mengembalikan empat kali lipat kepada orang-orang yang dulunya ia peras untuk membayar pajak (Lukas 19:8).
2. Pohon dikenal melalui buahnya
"Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka." Matius 7:20
Akarnya ke dalam, buahnya keluar. Kita dikenal dari apa yang kita lakukan. Jati diri Anda adalah KARAKTER Anda. Orang baik berkarakter baik karena melakukan hal-hal yang baik. Sementara mereka yang berkarakter jahat melakukan hal-hal jahat.
3. Karakter kita menentukan masa depan kita.
"Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan; tetapi pendurhaka-pendurhaka akan dibinasakan bersama-sama, dan masa depan orang-orang fasik akan dilenyapkan." Mazmur 37:37 & 38
Masa depan adalah milik orang yang berkarakter baik. Barangkali kita tidak terlalu pintar, tidak memiliki keahlian yang memadai, minim dengan skill, tidak punya hubungan yang luas, tetapi jika karakter kita baik, kita memiliki harapan akan masa depan. Saat ini orang cari pegawai tidak mengutamakan yang pintar atau yang berpengalaman tetapi yang berkarakter baik, jujur, tekun dan setia. Oleh karena itu mari kita gapai masa depan dengan karakter yang baik.
Esau kehilangan hak sulungnya karena karakternya buruk. Sebagai anak sulung, ia memiliki hak untuk menerima warisan anak sulung, namun karena karakternya buruk ia kehilangan semuanya itu.
"Janganlah ada yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan." Ibrani 12:16
4. KEBENARAN itu dilakukan bukan diajarkan.
"Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu." Yohanes 13:15
Kebenaran tidak bisa dipindahkan dengan ajaran, kebenaran/karakter dipindahkan melalui keteladanan yang dipertontonkan. Itulah yang dilakukan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya, Ia mengajar bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan contoh kehidupan yang nyata.
5. Tuhan memanggil kita untuk menjadi SERUPA dengan YESUS
"Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara." Roma 8:29
Tujuan Tuhan Yesus menebus kita bukan hanya untuk menyelamatkan kita, tetapi untuk menjadikan kita serupa dengan gambarNya. Kekristenan bukan sekedar agama atau ritual ibadah, kekristenan adalah jalan menuju keserupaan dengan Kristus.
6. Tuhan Lebih Menghargai SIKAP dari pada PRESTASI
"Tetapi jawab Samuel: “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan." 1Samuel 15:22
Ini bukan berarti persembahan, pelayanan, doa dan pujian yang kita persembahkan kepada Tuhan tidak penting, bukan! Semuanya itu penting bagi Tuhan tetapi yang utama harus disertai dengan sikap yang benar. Mengapa Tuhan menolak doa, persembahan dan puasa yang dilakukan orang Farisi dan ahli-ahli Taurat? Karena mereka tidak memiliki sikap hati yang benar kepada Tuhan. Sikap kita adalah karakter kita.
CARA MEMPERTAJAM KARAKTER
A. Belajar kepada KRISTUS
"Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan." Matius 11:29
Jika kita berkhotbah, kita hanya mentrasfer pengetahuan dan pewahyuan Firman Allah kepada jemaat. Demikian juga saat kita mendoakan orang, kita tidak memindahkan karakter kita tetapi kuasa Allah. Karakater hanya bisa ditransfer melalui dua cara yaitu hubungan dan keteladanan. Jadi kalau kita ingin menjadi serupa Kristus. Maka kita harus memiliki hubungan intim dengan Dia dan meneladani perbuatanNya. Ini semua dapat terjadi jika kita belajar pada Kristus.
B. Selaraskan antara pikiran, perkataan dan tindakan
"Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apsaa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat." Mat 5:37
Karakter adalah keselarasan antara pikiran, perkataan dan perbuatan. Setiap kali kita belajar menyelaraskan tiga hal tersebut kita sedang membangun karakter hidup kita. Contoh: Yefta (Hakim-hakim 11) Yefta menepati nazarnya untuk mengorbankan anak perempuannya karena menyongsongnya saat ia pulang perang.
C. Fokus pada PROSES bukan hasil akhir
"Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-kepada orang Israel." Mazmur 103:7
Karakter tidak dibangun dalam waktu semalam dengan cara instant. Karakter dibangun dari hari ke hari. Minggu ke Minggu, bulan ke bulan bahkan bertahun-tahun dengan tempaan kesukaran dan penderitaan. Untuk itu bersiaplah, untuk menjalani proses Allah bukan hasil yang cepat dan mudah.
D. Kelilingi diri Anda dengan orang yang berkarakter baik
"Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." 1Kor. 15:33
Lingkungan akan membentuk karakter kita. Untuk menghasilkan karakter yang baik, kita harus dikelilingi dengan orang-orang yang berkarakter baik pula.
Salam Revival!!! Tuhan Yesus memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar