Berdoa? Penting??
Setujukah Anda bahwa, setiap yang kita kerjakan seharusnya kita tahu alasan, dasar atau tujuan kita mengerjakannya, karena dengan demikian barulah kita dapat melakukannya dengan baik dan benar.
Bagaimana kalau kita melakukan sesuatu karena ada seseorang yang mengatakan bahwa kita harus melakukannya, tanpa memberikan alasan mengapa kita harus melakukan hal itu. Bagaimana perasaan kita? Apakah kita akan melakukannya dengan tulus, dengan baik?
Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa kita adalah hamba bagi Tuhan. Dan dari pengertian hamba ini, maka seorang hamba tidak perlu tahu apa alasan hamba itu melakukan sesuatu. Seorang hamba hanya melakukan segala sesuatu seperti apa yang diperintahkan oleh tuannya.
Tetapi jangan lupa, Alkitab juga mengatakan bahwa orang percaya bukan hanya hamba, tetapi juga anak Tuhan, sahabat-Nya, bahkan mempelai perempuan-Nya. Kalau kita berangkat dari beberapa pengertian yang terakhir ini maka, seorang anak harus mengetahui alasan atau dasar dari sesuatu yang diperintahkan oleh bapaknya untuk dikerjakannya, supaya si anak dapat mengerjakan semua perintah dengan baik. Demikian pula halnya dengan seorang sahabat yang melakukan sesuatu untuk sahabatnya, apalagi seorang mempelai.
Melalui pengertian dari pembahasan singkat tersebut, apakah kita boleh bertanya kepada Tuhan suatu pertanyaan, “Tuhan mengapa kami harus berdoa?” Apakah Tuhan yang berdaulat itu dan yang Mahakuasa itu memerlukan peran serta kita atau tidak? Apakah doa-doa kita benar-benar diperlukan oleh-Nya. Kalau ‘ya’ mengapa?
John Wesley mengatakan, “Tuhan tidak melakukan apapun di dunia kecuali memberikan jawaban doa-doa yang penuh iman”. Kalau hamba Tuhan yang dipakai sebagai tonggak kebangunan rohani pertama di dalam Gereja Tuhan ini sampai mengatakan demikian, pasti ada sesuatu tentang doa yang harus kita pahami dan lakukan. Sementara itu bukankah Tuhan itu berdaulat, absolute dalam segala pikiran, tindakan dan keberadaan-Nya, yang pada hakekatnya Dia tidak memerlukan dan atau tergantung pada siapapun. Jadi bolehkah atau benarkah kalau kita mencari dasar atau alasan mengapa kita berdoa.
Rencana Tuhan pada mulanya
Tuhan tidak menciptakan kita sebagai robot-robot, yang tanpa perasaan, pengertian mengerjakan saja apa yang diperintahkan-Nya. Manusia pada mulanya diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan. Jadi kita harus percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan perintah kepada kita untuk melakukan sesuatu tanpa Dia memberikan alasan mengapa kita harus melakukan itu. Pasti ada alasan atau dasar yang benar yang sudah diberikan-Nya, mengapa Dia memerintahkan kita untuk berdoa. Jawabannya pasti ada di dalam Alkitab. Oleh sebab itu mari kita selidiki.
Adam, sebenarnya bukanlah sebuah nama. Kata Adam dalam bahasa Ibrani berarti manusia. Di dalam Kejadian 1:26-28 Tuhan memberikan perintah kepada manusia (Adam) disertai pendelegasian otoritas (ayat 26) dan kuasa & otoritas (ayat 28) (di dalam Amp. Bible dikatakan complete authority, subdue and have dominion) untuk menjalankan pemerintahan Allah atas seluruh bumi dan isinya. (Baca juga Mazmur 8:4-9).
Adam, wakil Tuhan di muka bumi
Kita baca Mazmur 115:16, “Langit itu langit kepunyaan Tuhan, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia”. Bumi diberikan (untuk dijaga, dikuasai, dipelihara) kepada manusia. Kata manusia di dalam nats ini dalam bahasa Ibraninya adalah Adam. Sebagai wakil-Nya, manusia diberikan tanggung jawab untuk mengatur bumi. Sekali lagi, Adam (manusia) ditugaskan Tuhan untuk menjadi penjaga, pemelihara bumi dan berkuasa atas bumi.
Arti dari kata “WAKIL” (Representation)
Dalam bahasa Inggris kata wakil bermakna “to present again” = “represent” some one. Jadi Adam sebagai wakil Tuhan, menampilkan gambaran Tuhan di bumi. Adam serupa dan segambar dengan Tuhan, berarti gambaran Tuhan dapat dikenali melalui Adam. Karena kuasa dan otoritas yang diberikan-Nya kepada Adam, maka Adam mewakili Tuhan dengan kuasa dan otoritas penuh atas bumi, dan melalui Adam, Tuhan dinyatakan di seluruh bumi.
Selain itu, sebagaimana Tuhan dapat memberikan atau memindahkan kuasa dan otoritas kepada pihak lain, demikian juga Adam (karena kesegambaran dan keserupaannya dengan Tuhan) dapat memungkinkan hal ini terjadi. Baca Luk 4:6-7, saat itu Yesus tahu bahwa iblis masih mempunyai otoritas atas dunia ini, karena otoritas yang diserahkan Adam saat Adam tunduk kepada iblis dengan melakukan kehendaknya ketimbang kehendak Tuhan. Oleh sebab itu Yesus juga menyebut iblis sebagai penguasa (dalam bahasa Yunani – penguasa utama) dunia (lihat Yoh 12:31 ; 14:30 ; 16:11). Sebutan penguasa (utama) dunia ini pada awalnya adalah milik Adam.
Tetapi Yesus melalui salib sudah membuat iblis bertekuk lutut, dan dia dipaksa (karena kekalahannya) mengembalikan otoritas (baca Mat 28:18 – kata kuasa yang ditulis dalam ayat ini dalam bahasa Yunaninya adalah exousia yang berarti otoritas), yang pernah diberikan oleh Tuhan kepada Adam. Harus diingat baik-baik, bahwa karya salib yang dijalani Yesus melibatkan Yesus yang saat itu sepenuhnya adalah manusia. Dia tidak sama sekali melibatkan sisi KeTuhanan-Nya, bahkan Bapa pun meninggalkan Dia. Dalam posisi dan kondisi sepenuhnya manusia inilah Yesus disalibkan, walaupun Dia tidak bersalah dan tidak berdosa sama sekali. Melalui peristiwa ini iblis dilucuti dan dikalahkan, dan dia harus menyerahkan segala otoritas yang diperolehnya dari Adam, kembali kepada Yesus (baca Mat 28:18).
Mulai sejak saat itu, setiap orang yang percaya kepada Yesus, dipulihkan kembali sebagai wakil Tuhan di seluruh bumi karena di dalam Yesus setiap orang percaya memiliki kembali kesegambaran dan keserupaan dengan Tuhan (Baca 2Kor 3:16-18). Melalui Yesus, kuasa untuk mengatur, memelihara, menjaga seluruh bumi ini dengan otoritas yang penuh (seperti saat Adam belum jatuh ke dalam dosa) sudah dikembalikan kepada orang percaya. Mulai saat itu, setiap orang percaya, dimana pun dia ada dan kemana pun dia pergi (seharusnya) selalu membuat orang lain melihat Tuhan di dalam dirinya.
Sesudah semua pemulihan yang dilakukan Yesus,
lalu bagaimana tentang doa?
Baca Matius 6:10. Mengapa Yesus mengajarkan kita, untuk meminta di dalam doa supaya kerajaan Sorga datang dan kehendak Tuhan jadi di bumi ini seperti di dalam Sorga. Bukankah kalau Dia Tuhan yang mutlak, maha kuasa, berdaulat, dan semua keputusan-Nya didasarkan atas kedaulatan-Nya sendiri pada hakekatnya tidak memerlukan kita untuk berdoa bagi kerajaan-Nya datang. Dia mau atau tidak mau, waktu nya kapan, bukankah tergantung kepada keputusan-Nya sendiri? Karena Dia berdaulat dan mutlak?
Simak baik-baik Matius 6:11 (Mengapa kita harus berdoa bagi makanan kita?). Bagaimana dengan Matius 9:38, kenapa kita yang disuruh minta kepada Tuhan (di dalam doa) untuk Dia mengirimkan pekerja-pekerja? Juga 2Tes 3:1, mengapa kita diminta untuk berdoa supaya Firman Tuhan terus mendapatkan kemajuan dan dimuliakan, bukankah Dia berdaulat untuk membuat maju Firman-Nya sendiri?
Bagaimana jawabmu?
Jawabannya hanya satu yaitu bahwa Tuhan memilih bekerja melalui manusia, karena manusia adalah wakil-Nya di seluruh bumi. Dia menunggu kita mendoakan sesuatu untuk dijadikan-Nya di bumi, karena kita adalah perpanjangan tangan Tuhan, dan Dia sudah mendelegasikan mandat penuh, disertai dengan suatu pertanggungjawaban dari pihak kita. Jadi kalau sesuatu tidak terjadi karena kita tidak berdoa, itu semua adalah tanggung jawab kita. Karena Tuhan akan mengerjakan apapun yang kita minta untuk membangun Kerajaan-Nya di muka bumi ini, karena Kerajaan-Nya juga Kerajaan di mana kita tinggal di dalamnya dan dibuat untuk kita (Baca Ef 1:22-23).
Baca tentang Elia dari 1Raja2 18. Apa yang terjadi saat Elia berdoa? Baca Daniel 9, bagaimana Anda melihat Daniel menanggapi suatu nubuatan yang dibacanya?, membiarkannya saja atau mendoakannya supaya segera terjadi?
Tuhan perlu doa-doa kita, baca Yehezkiel 22:30-31. Karena kita adalah mitra Tuhan dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Kerajaan di bumi ini.
Umat Tuhan berdoa, Tuhan bertindak. Umat Tuhan adalah teman sekerja-Nya, dalam menghadirkan Kerajaan Surga di bumi ini seperti di Surga.
" Apakah Sekarang Anda mau berdoa? "
Salam Revival!!! Tuhan Yesus memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar