Kamis, 03 Maret 2016

Apa kata Alkitab tentang "Pacaran"???

Di dalam Alkitab tidak ditemukan tentang “pacaran”. Jika tidak percaya, coba saja baca keseluruhan Alkitab dari Kitab Kejadian sampai Wahyu Meskipun demikian di dalam Alkitab terdapat prinsip-prinsip tentang persiapan menuju pernikahan. Ya walaupun di dalam Alkitab tidak dijelaskan tentang pacaran tetapi Alkitab memiliki pandangan lain. 

Menurut pandangan dunia mungkin pacaran adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan oleh kaum muda atau remaja. Ya memang tidaklah terlalu buruk sebenarnya jika tidak terlewat batas. Tapi cobalah lihat anak-anak sekarang. Gaya berpacaran anak-anak sekarang semakin memprihatinkan. Banyak yang terjerumus kepada hal-hal yang salah dan tidak diperbolehkan. Bahkan banyak anak-anak kecil atau anak-sekolah pun sudah berpacaran dan seolah-olah mereka mengerti tentang pacaran.
Dalam Alkitab tidak dikenal tentang pacaran, tetapi yang ada adalah persiapan menuju pernikahan. Jadi jika ada anak-anak kecil atau anak-anak remaja yang seharusnya belum cukup umur untuk menikah tetapi mereka sudah berpacaran, apakah mereka sudah siap menikah. Tentunya pasti belum siap. 

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum memasuki jenjang pernikahan. 

1.      Mau melepaskan diri dari kecemaran dunia atau tidak?
Hal yang pertama adalah kita harus melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia. Kita perlu memisahkan diri dari pandangan dunia mengenai pacaran karena cara Tuhan berbeda dengan cara dunia. Jangan sampai kita terjerat lagi oleh pandangan dan kecemaran dunia karena itu akan membuat keadaan kita lebih buruk dari sebelumnya.

"Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula." (2Petrus 2:20)

2.      Sudah lahir baru atau belum?
Menurut pandangan dunia juga mungkin jika kita selalu mempunyai pacar adalah hal yang hebat. Bahwa kita istilahnya dianggap “laku” dan jika tidak punya pacar dianggap “tidak laku”. Tetapi ini bukan tentang masalah laku ataupun tidak lakunya. Kita tahu bahwa suatu barang yang gampang laku adalah barang “murahan”. Ya karena murah dan banyak orang dapat memilikinya. Tetapi pandangan Tuhan tidak seperti itu. Bagi Tuhan kita itu adalah hal yang "paling berharga" dimata-Nya. Oleh karena itu bersikaplah seperti sesuatu yang berharga. Sebelum memasuki hubungan pacaran, kita perlu menemukan orang seperti apa yang kita inginkan. Kita perlu mengetahui apakah orang yang bersangkutan sudah lahir baru kembali atau belum.

Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." (Yohanes 3:3-8)

3.      Memiliki VISI yang sama atau tidak?
Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah adalah apakah calon pacar kita ini memiliki keinginan yang sama untuk menjadi serupa dengan Kristus atau tidak. Karena percuma jika menjalin hubungan yang tidak memiliki VISI yang sama.

"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus," (Filipi 2:5)

Mengapa hal ini penting dalam mencari pasangan hidup?

1.      Pasangan yang tidak seimbang tidak dianjurkan
Orang Kristen perlu berhati-hati jangan sampai menikahi orang yang belum percaya. Sebab persamaan apa yang bisa didapatkan? Bisakah terang bersatu dengan gelap? Hal ini malah bisa melemahkan hubungan kita dengan Kristus dan menurunkan standar dan moral kita. Ingatlah kita ini berharga di hadapan Allah dan kita pantas mendapattkan pasangan yang berharga pula dihadapan-Nya.

"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?" (2 Korintus 6:14-15)

2.      Harus mengasihi Tuhan lebih dari segalanya
Ketika seseorang masuk dalam hubungan yang serius dengan orang lain, penting untuk mengingat untuk mengasihi Tuhan lebih dari segalanya.

"Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku." (Matius 10:37)

Karena jika kita mengatakan atau menganggap bahwa orang lain atau calon pasangan kita itu adalah “segalanya” bagi kita atau yang paling penting dalam hidup kita adalah seperti penyembahan berhala dan itu merupakan dosa. Hal itu juga tertulis di Galatia 5:20 dan Kolose 3:5.

3.      Menjauhkan tubuh dari kenajisan
"Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit," (1 Korintus 6:9)
"Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh." (1Korintus 6:13)

Jangan sampai kita menajiskan tubuh kita dengan melakukan hubungan seks pra-nikah. Karena Tubuh kita ini untuk Tuhan. Bukankah Tuhan telah memerintahkan kita untuk mempersembahkan seluruh tubuh kita kepada-Nya. Carilah pasangan hidup yang memiliki VISI yang sama dengan kita untuk memuliakan Tuhan dan bukan hanya karena nafsu belaka.

"Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni." (2 Timotius 2:22)

Hal itu karena percabulan bukan saja dosa melawan Tuhan namun juga terhadap diri sendiri. 
"Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri." (1 Korintus 6:18).


Adalah penting untuk mengasihi dan menghormati orang lain sebagaimana Anda mengasihi diri sendiri (Roma12:9-10) dan hal ini berlaku pula untuk pacaran dan pernikahan.

Mengikuti prinsip-prinsip ini adalah cara terbaik untuk memiliki dasar yang kokoh dalam pernikahan. Ini adalah salah satu keputusan yang paling penting yang Anda ambil karena ketika dua orang mau menikah. Hal ini karena mereka akan menjadi satu daging dan tidak dapat dipisahkan lagi.

"Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging." (Kejadian 2:24)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar