Rabu, 05 April 2017

Mengalami Tuhan

Tidak semua orang menemukan panggilan Ilahi dalam hidupnya. Ketika kita lahir baru, kita datang pada Yesus, kita hidup di dalam Yesus, tapi belum tentu semua kita muncul dalam identitas sebagai anak Allah yang sejati.

Perbedaan antara orang yang menyaksikan sejarah dengan orang yang membuat sejarah terletak pada cara pandang atau pengertian tentang firman Tuhan. Orang yang mengerti firman Tuhan, dia pasti membuat sejarah. Dia pasti akan mengubah sejarah. Dia pasti dipakai Tuhan menjadi saluran Ilahi, sehingga melalui hidupnya Allah hadir. Jadi ketika kita hidup di dalam Tuhan dan melakukan firman-Nya, kemana pun kita pergi Allah turut hadir. Kemanapun kita pergi sesuatu dapat terjadi dan mengubahkan kehidupan orang yang ada di sekeliling kita. Inilah cetak biru Allah. Cetak biru Allah bicara mengenai satu pemikiran Allah yang fantastis terhadap hidup kita. Satu rancangan Allah yang spesial, yang diracik khusus untuk kita, karena kita dibuat secara ajaib oleh Allah.

Manusia berharga bukan karena dia adalah manusia, tapi karena dia adalah ciptaan Allah yang serupa dan segambar dengan Allah (Kejadian 1:26).  Jadi rupa dan gambar Allah dalam diri kita itulah yang membuat kita berharga. Manusia akan merasa berharga kalau dia menyadari bahwa rohnya berasal dari Allah. Manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Dan roh itu adalah bagian yang kekal. Kita adalah makhluk yang kekal dan mulia, karena roh kita sumbernya adalah Allah. Jadi kita diracik, dipikirkan dan dikonsepkan oleh Allah. Setiap kita spesial di mata Allah karena kita diciptakan tidak ada duanya.

Allah tidak pernah salah, melenceng, atau bingung, sebab Dia adalah Tuhan. Manusia bisa salah, tapi Tuhan tidak mungkin salah. Jadi siapa pun kita, dari latar belakang keluarga seperti apa pun, roh kita berasal dari Allah. Di dalam roh kita ada cetak biru Allah dan itu dijahit dalam DNA kita. Waktu kita berjumpa dengan cetak biru ini, segalanya akan berubah. Makanya Tuhan mengajak kita dalam sebuah petualangan untuk menemukan cetak biru itu dan mulai hidup di dalamnya.

Mengenal Yesus adalah awal dari sebuah perjalanan atau petualangan. Karena petualangan itu akan membawa kita ke suatu tempat dimana kita belum pernah ada sebelumnya. Petualangan tidak selalu mulus, tidak selalu mudah, kadang harus kembali, kadang berputar-putar, tapi jalan yang diberikan Allah akan membuat kita mencetak sejarah.

Alkitab memceritakan dari Kejadian sampai Wahyu bahwa ada orang-orang yang tidak terpandang, tidak hebat, tapi Tuhan pakai mereka dengan luar biasa. Alkitab banyak mengisahkan tentang orang-orang yang biasa, tapi ketika mereka ada di tangan Tuhan, mereka berubah menjadi pencetak sejarah. Misalnya: Daud sebagai gembala kambing dan domba, tapi Tuhan ubah menjadi raja Israel. Musa yang tidak punya keterampilan memimpin, tapi Tuhan bawa memimpin bangsa yang tegar tengkuk.

Nehemia yang adalah seorang budak Ibrani, yang dibawa dalam pembuangan ke Babel, tapi ketika dia mendengar kabar tentang Yerusalem, temboknya runtuh dan pintu gerbangnya terbakar, hatinya terbakar. Kemudian dia mulai memburu Allah, mulai berdoa dan berpuasa. Tiba-tiba dia menerima pewahyuan untuk membangun kembali kota Yerusalem.

Gideon, anak paling muda di keluarga paling kecil di Israel, tapi Tuhan angkat jadi hakim atas Israel. (Hakim 6:11-12). Tuhan memiliki banyak hal yang hebat yang dia mau katakan tentang kita. Siapa kita untuk membantah Tuhan. Seringkali kita sok rendah hati, tapi sebenarnya kita tidak rendah hati, ada kesombongan yang tersembunyi. Sebenarnya kita seringkali dengan sopan menolak ajakan Allah, karena kita tidak mau repot, tidak mau kekurangan kita terlihat, kita tidak mau gagal dan kita takut.

Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku. (Habakuk 2:1)

Habakuk terjepit antara batu dan besi, dia terjepit karena keadaan umat, karena realita yang dia hadapi sehari-hari. Dia di hadapkan dengan ketidakadilan, dia tertekan oleh kecemasan dan ketakutan. Masa depan yang tidak jelas.

Dalam keadaan tersebut, Habakuk mengambil satu keputusan yang terbaik, yaitu keputusan untuk memburu Tuhan. Habakuk tidak sekedar berdoa, karena dia berkata, “Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, …”  Hal ini sangat berkenan di hadapan Allah. Sebab itu ada firman Tuhan yang berkata, “…apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, …”(Yeremia 29:13).

Tuhan kita suka dicari

“Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan.”  (2 Tawarikh 16:9)

Ini adalah keunggulan, bukan karena kita lebih suci atau lebih kudus. Bukan karena kita lebih taat. Waktu seseorang mendesak Tuhan, maka Dia super senang. Waktu seseorang memiliki sikap hati seperti Habakuk, ingin menjumpai Allah, maka dia akan menarik hadirat Allah.

Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: “Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya. (Habakuk 2:2)

Terjemahan bahasa Inggris menjelaskan, “…sambil lari dapat membacanya.”

Jadi anak kunci untuk membuka petualangan dengan Tuhan menuju rancangan Ilahi dalam hidup kita;

Pertama: Memburu Allah atau mengejar Allah.
Kedua: Bersedia membayar harga demi rancangan Allah.  Yesus berkata, “Barang siapa mau mengikut Aku …” Banyak orang senang mengejar Yesus sebab dekat Yesus ada roti dan ada ikan. Dekat Yesus ada kesembuhan, ada firman, ada arahan. Dekat dengan Yesus ada suasana yang menyenangkan.

Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (Matius 16:24)

‘Menyangkal diri’ di sini bicara tentang menyangkal kepentingan-kepentingan pribadi dan memikul salibnya. Ini yang membedakan orang yang meramaikan gereja dengan yang mendobrak budaya dan yang mencetak sejarah. Pertanyaannya, “Apakah saudara bersedia membayar harga?”

Kita ada dalam satu budaya dimana segala sesuatu yang kita inginkan dapat diperoleh dengan instan. Artinya kita harus hidup berlawanan arah, kita harus hidup berbeda dengan apa yang ditawarkan oleh dunia. Waktu kita bersedia membayar harga, maka kita akan mengalami percepatan dalam hidup kita.  Kita akan mengalami bagaimana pintu-pintu terbuka, menuju masa depan yang Tuhan kehendaki. Kita sedang dikekang dan dibutakan oleh dunia dengan semua gemerlapnya. Sebab itu kita harus mundur selangkah setiap hari dan berkata kepada Tuhan, “Aku membawa hidupku, hasratku, keinginanku, masa depanku dan kepentinganku di mezbah ini. Apa yang Engkau mau itulah yang aku mau. Hari ini aku mau berjalan di dalamnya.”

Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. (Habakuk 2:3)

Jika kita bersedia untuk membayar harga, untuk memburu Allah dalam hidup kita, maka panggilan Allah dalam hidup kita akan dikerjakan oleh Allah. Sebab itu kita harus bertekun.

Ada banyak orang menyerah sebelum sampai pada garis akhir. Ada banyak orang menyerah sebelum masa percepatan itu terjadi, menyerah sebelum mengalami Tuhan, menyerah sebelum pintu dibukakan. Seringkali kita sudah di ambang, tapi kita mundur karena kita tidak bertekun. Rancangan Tuhan pasti terjadi dan tidak pernah terlambat. Sebab itu dibutuhkan ketekunan. Marilah bertekun, sebab pada waktunya yang terbaik dari Allah akan datang.

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar