Rabu, 12 April 2017

Belajar dari pohon badam

Yeremia 1:11-12 berkata “Sesudah itu firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: “Apakah yang kaulihat, hai Yeremia?” Jawabku: “Aku melihat sebatang dahan pohon badam.” Lalu firman TUHAN kepadaku: “Baik penglihatanmu, sebab Aku siap sedia untuk melaksanakan firman-Ku.””

Pohon badam (almond tree) adalah jenis pohon yang mampu tumbuh dan bertahan di semua musim, khususnya di daerah Timur Tengah; juga berbunga lebih awal, disaat pohon-pohon lain masih ‘tidur’ pada musim dingin. Dalam Bahasa Ibrani tertulis ‘shaqed’ yang artinya ‘ yang berjaga, ‘yang bangun’, ‘yang siap’. Dalam kamus Bahasa Ibrani, kata ‘pohon badam’ dan ‘siap sedia’ memiliki kesamaan arti, yaitu berjaga-jaga. Inilah yang Tuhan kehendaki bagi kita, yaitu keadaan kita selalu siap sedia (berjaga-jaga) karena Tuhan selalu siap sedia melaksanakan Firman-Nya (datang kembali untuk keduakalinya).

Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Roma 8:35-37) Namun, ayat tersebut tidak bermaksud agar kita ‘tidak perlu berjaga-jaga’ karena kasih karunia Tuhan yang selalu ada bagi kita, seharusnyalah kita menghargai kasih karunia Tuhan tersebut dengan selalu berjaga-jaga agar tidak terjatuh dalam dosa.

Mari kita belajar dari kegagalan Simson! Hakim-Hakim 14:5-6 mengisahkan kekuatan simson yang luar biasa ketika Roh Tuhan berkuasa atasnya. Namun, Simson akhirnya kalah bukan karena serangan musuh tetapi karena godaan seorang wanita. Simson tidak berjaga-jaga atas kelemahannya sehingga ia pun jatuh dalam pencobaan. “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41) Lalu, apa istimewanya menjadi orang Kristen yang berjaga-jaga seperti pohon badam itu?

1) Bilangan 17:5,7,8 berkata “Dan orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertunas; demikianlah Aku hendak meredakan sungut-sungut yang diucapkan mereka kepada kamu, sehingga tidak usah Kudengar lagi.” Musa meletakkan tongkat-tongkat itu di hadapan TUHAN dalam kemah hukum Allah. Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam.” Orang yang berjaga-jaga seperti pohon badam adalah orang yang dipilih oleh Tuhan. Berjaga-jagalah karena mungkin kita tidak memiliki kesempatan kedua untuk sungguh-sungguh mengikut Yesus.

2) Kejadian 43:11 berkata “Lalu Israel, ayah mereka, berkata kepadanya: “Jika demikian, perbuatlah begini: Ambillah hasil yang terbaik dari negeri ini dalam tempat gandummu dan bawalah kepada orang itu sebagai persembahan: sedikit balsam dan sedikit madu, damar dan damar ladan, buah kemiri dan buah badam.” Orang yang berjaga-jaga adalah orang yang mempersembahkan yang terbaik dalam hidupnya untuk dipersembahkan kepada Raja segala raja.

Lalu, bagaimana jika kita tidak berjaga-jaga?
a) Memberi kesempatan kepada si jelek.
“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.” (Efesus 4:26-31)

b) Tidak menyadari bahaya yang mengancam kehidupan kita.
Menganggap enteng atau terlalu kuat sehingga kalah sebelum berperang. Mazmur 19:13 berkata “Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari.” Waspadalah karena sedikit penyimpangan dalam kehidupan kita merupakan awal ketersesatan kita di masa depan. Kita harus senantiasa berjaga-jaga dengan selalu berdoa dan membaca Firman Tuhan agar kehidupan kita selalu selaras dengan Firman Tuhan, tidak menyimpang sedikitpun. Orang bijak akan menghindari bahaya sehingga selamat sampai akhirnya.

Bagaimana cara berjaga-jaga?
Mazmur 1:1-3 berkata “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” 
Alkitab adalah surat cinta dari Tuhan karenanya merenungkan Firman Tuhan adalah suatu kesukaan bagi umat yang mencintai Tuhan.

➡ Bunga badam disimpan dalam pelita emas (Keluaran 25:31-33). Pelita emas melambangkan Roh Kudus, karenanya kita harus selalu rindu dipenuhi oleh Roh Kudus. Kita harus taat akan tuntunan Roh Kudus agar kelak layak menjadi mempelai Kristus.

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar