Senin, 31 Oktober 2016

Menjaga Perkataan

Hari-hari ini Tuhan sedang membawa kita untuk mendengar suara-Nya. Suara Tuhan dapat menjadi kekuatan waktu kita lemah. Suara Tuhan dapat menjadi penerobos waktu kita dalam keadaan sulit. Suara Tuhan dapat menjadi pendobrak bagi segala kemustahilan; di  dalam keluarga, bagi pertumbuhan rohani kita, bagi pekerjaan dan bisnis kita.
"Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal. Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggung jawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” Matius 12:33-37

Yesus sedang mengajar supaya perhatikan baik-baik perkataan yang kita keluarkan. Sebab waktu kita berkata “Baik”, maka hasilnya baik. Jika kita berkata “tidak baik”, maka yang terjadi adalah tidak baik. Jadi yang Yesus ajarakan kepada kita selaku gereja yaitu bahwa perkataan kita itu penting dan penuh kuasa.  Kenyataannya kita sering menyepelekan perkataan kita dan itu masalah. Salah satu teguran yang datang bagi setiap kita gerejaNya adalah berhati-hatilah dengan perkataan kita. Jika kita tidak serius memperhatikan perkataan kita, maka perkataan kita dapat menjadi virus yang mematikan bagi pembangunan secara fisik maupun rohani.

Ada kuasa, ada bobot dan ada otoritas dalam setiap perkataan kita dan banyak orang tidak sadar bahwa ada kuasa di dalam mereka. Mereka tidak sadar bahwa perkataan mereka punya bobot. Banyak orang berpikir bahwa orang yang memiliki kuasa hanya orang yang memiliki uang dan jabatan. Tapi hari ini kita belajar bahwa Tuhan menaruh kuasa dalam perkataan setiap anak Tuhan (Gereja Tuhan).

Berbicara tentang membangun, kita tahu bahwa membangun itu tidak mudah dan tidak bisa sembarangan. Dalam membangun kita butuh intelektual dan kepandaian. Sebaliknya untuk merusak sangat mudah dan cepat. Untuk merusak tidak diperlukan kepandaian. Perkataan kita dapat menyulut pertengkaran, tapi perkataan juga dapat menciptakan perdamaian. Perkataan dapat membangkitkan semangat, tapi juga dapat melemahkan semangat.

Tujuan kerajaan Allah bukan untuk merendahkan atau mengecilkan seseorang. Injil adalah kabar baik, sebab itu Injil selalu datang untuk memulihkan dan mengangkat kita. Secara natural kita tidak terlatih untuk memberikan suport untuk orang lain. Padahal Injil ada untuk membangkitkan semangat kepada orang lain. Sebab itu marilah kita melatih diri untuk membangkitkan dan menguatkan orang lain melalui perkataan.
Perhatikan perkataan kita, jangan keluarkan perkataan yang dapat menjatuhkan orang lain. Jangan biasakan mulut kita untuk mengeluarkan kata-kata jorok dan perkataan yang sia-sia. Setiap kita dapat memberi dukungan satu sama lain melalui perkataan.
"Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya." Amsal 18:21
Lidah mempunyai kuasa untuk menyelamatkan hidup atau merusaknya; orang harus menanggung akibat ucapannya. (BIS)

Artinya perkataan kita dapat menyelamatkan hidup kita atau sebaliknya perkataan kita dapat merusaknya. Jadi kita perlu mengerti bahwa ada kuasa di dalam perkataan. Perkataan kita menciptakan dunia kita. Sebagai orang tua pilihlah kata-kata yang baik untuk anak-anak kita, walaupun kenyataannya mereka sedang tidak baik. Pilihlah untuk memperkatakan kebenaran sesuai firman Tuhan.

Ingat, perkataanmu menciptakan duniamu. Jangan pernah berkata, “Saya tidak bisa berubah”. Jangan katakan “Saya hanya orang biasa-biasa saja”. Kita harus mengerti firman Tuhan, “Siapa suka menggemakannya dia akan memakan buahnya”. Gemakan hal-hal yang baik, jangan gemakan hal-hal yang buruk. Perkataan kita adalah pembawa kuasa. Jika hari ini kita menganggap biasa kata-kata sia-sia, mari bertobat sekarang! Tuhan setia dan adil, waktu kita mengaku, dia tetap setia dan adil, Dia akan mengampuni dosa kita.
"Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya." Amsal 18:20
Bagi kata-kata yang diucapkan ada akibat yang harus dirasakan. (BIS)

Jadi ada akibat yang harus dirasakan dari perkataan yang kita keluarkan setiap hari. Anda bisa bayangkan, satu tahun ada 365 hari, satu hari ada 24 jam. Perkataan apa yang keluar dari bibir mulut kita, itu akan menjadi kehidupan kita.
Perkataan apa yang kita keluarkan untuk diri kita sendiri. Mungkin ayat-ayat firman ini sudah pernah kita dengar berulang kali, tapi mari kita serius memperhatikan perkataan kita. Jangan katakan apa yang sedang terjadi, tapi perkatakan apa yang kamu harapkan akan terjadi. Sebab seluruh hidup kita dapat berubah dari perkataan kita. Perkataan kita adalah dunia kita, perkataan kita akan menjadi kehidupan kita.
"Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." Matius 12:36-37

Dalam Bilangan 13 dikisahkan bagaimana kedua belas pengintai diutus dan mereka kembali membawa berita kepada musa, harun dan segenap umat Israel. Sepuluh pengintai datang dengan membesarkan musuh dan mengecilkan diri mereka, hanya dua orang yaitu yosua dan kaleb yang memperkatakan yang benar.
“Berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut kepada-Ku? Segala sesuatu yang disungut-sungutkan orang Israel kepada-Ku telah Kudengar. "Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu." Bilangan 14:27-28
"Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu:" Bilangan 14:34

Ayat ini sedang mengajar kita supaya berhati-hatilah dengan perkataan. Jangan sampai kita bersungut, sebab kita dapat menjadi musuh Tuhan. Tuhan tidak memiliki rencana buruk untuk Israel. Tuhan tidak memiliki rencana untuk mengeluarkan Israel dari mesir kemudian membunuh mereka di padang gurun. Tapi akibat dari salah berkata-kata dan salah merespon, Tuhan menghukum mereka. Jangan sampai perkataan kita membuat kita menjadi musuh Tuhan. Ketika iblis menjadi musuh kita, maka kita punya dasar untuk berdiri. Tapi jika Tuhan yang menjadi musuh kita, maka tidak ada lagi yang dapat membela kita. Kontrol perkataan kita waktu kita menghadapi masalah. Jaga perkataan kita ketika kita mendengar suatu hal.
"Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya  yang  jahat." Matius 12:34-35

Kata ‘Perbendaharaan’ artinya hal itu sudah tersimpan lama di dalam hati.  Delapan puluh persen hidup kita dikontrol dari alam bawah sadar kita.  Waktu kita baru bertobat, alam bawah sadar kita masih menyimpan ha-hal yang jelek. Jika perbendaharaan kita menyimpan hal-hal yang jelek, maka manifestasinya akan kelihatan ketika kita merespon terhadap sesuatu masalah. Jika seseorang mempunyai perbendaharaan yang jelek, maka yang keluar dari mulutnya sebagian besar perkataan-perkataan yang negatif. Jika kita berjumpa dengan orang seperti ini dan kita tidak dapat mepengaruhinya sebaiknya jauhi dia. Sebab kebiasaan hidup seseorang dapat mematikan kepekaan kita akan suara Tuhan. Itulah sebabnya alam bawah sadar ini perlu disembuhkan.
"demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehenaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." Yesaya 55:11

Setiap perkataan Tuhan dan janji Tuhan yang kita pegang tidak akan kembali sia-sia. Firman Tuhan dan suara Tuhan yang kita dengar tidak akan pernah gagal. Di dalam Tuhan tidak ada kesia-siaan. Kita diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan. Jika Tuhan berbicara, tidak ada yang kembali dengan sia-sia, melainkan hal itu akan jadi sesuai perkataan-Nya. Sebab itu sadarilah bahwa setiap perkataan yang keluar dari mulut kita pun tidak akan kembali dengan sia-sia. Apa yang kita katakan itu akan terjadi, sebab itu pilihlah kehidupan. Pilihlah untuk mengatakan kehidupan, pilihlah untuk memperkatakan dan mempercayai firman Tuhan. Pilihlah untuk mendengar suara Tuhan. 

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Sabtu, 29 Oktober 2016

Sahabat yang Kudus

Perjumpaan kita secara pribadi dengan Tuhan adalah dasar yang penting sebagai orang Kristen. Ada banyak orang Kristen yang beribadah tapi tidak bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan sebagai pribadi yang intim.
Bagaimana kita mengenal Tuhan?
Pengenalan akan Tuhan tidak dapat digantikan oleh apa pun dan hal ini adalah proses yang terus menerus. Rasul Paulus berkata,
“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya ….” (Filipi 3:10)
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, (Filipi 3:8)

Seringkali orang hanya bernyanyi, tapi mereka tidak memiliki pengenalan akan Tuhan.
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. (Yohanes 4:24)

Kemudian dalam kitab Kejadian menuliskan bahwa kita ini diciptakan segambar dengan Tuhan. Artinya kita juga adalah roh yang memiliki jiwa dan tinggal di dalam tubuh, sebab itu kita dapat mendengarkan Dia.
Tuhan itu adalah pribadi
Sebab itu Dia punya pikiran, perasaan dan kehendak.
Sebab: “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus. (1 Korintus 2:16)
Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. (Efesus 4:30)

Ternyata Tuhan kita adalah Tuhan yang terbuka, Dia dapat dilukai. Ini berbeda dengan dewa-dewa yang tidak dapat disentuh. Tuhan kita dapat menanggapi kasih kita. Sebab itu dikatakan jangan mendukakan Roh Kudus. Roh Kudus bisa didukakan karena Dia punya emosi, Dia punya pikiran, karena Dia adalah ‘pribadi’.
Ada orang yang berpikir bahwa Roh Kudus hanyalah ‘kuasa’ bukan ‘pribadi’. Apa yang kita kenali dari Tuhan akan mempengaruhi penyembahan kita. Itulah sebabnya banyak orang datang kepada Tuhan hanya untuk mengalami mujizat demi mujizat. Padahal Tuhan itu ‘pribadi’.
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya (Yohanes 14:16)

Yesus menjanjikan seorang penolong, bukan suatu pertolongan. Sebagai pribadi, Dia berkomunikasi. Sebagai pribadi, Dia saling menanggapi satu dengan yang lain. Misalnya; suami istri akan saling menjaga perasaan satu dengan yang lain, karena masing-masing adalah pribadi yang memiliki emosi. Demikian juga dengan Tuhan.
Jadi hari ini, jika kita memilih untuk berbalik dan tidak melakukan dosa, bukan karena kita takut masuk neraka melainkan karena kita mengasihi Tuhan. Pengenalan kita akan Tuhan membuat kita terus menjaga hidup kita supaya tidak mendukakan hati Tuhan. Pengenalan kita akan Tuhan membuat kita tidak merasa sendiri, karena Dia selalu mendengar dan Dia tahu apa yang kita sedang hadapi.  Jika kita tahu bahwa Tuhan adalah pribadi yang setia, maka hidup kita pasti berubah.
Ada Roh Kudus berarti ada harapan
Apapun yang kita alami besar atau kecil, sulit ataupun berat, dimana ada Roh Kudus pasti ada harapan.
Lukas 24:13-31 Jalan ke Emaus
13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, 14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. 15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. (Lukas 24:13-15)

Menyadari kehadiran Tuhan jauh lebih penting dari memikirkan apa yang harus dilakukan. Daud adalah contoh pribadi yang selalu mengandalkan kehadiran Tuhan sehingga dia memenangkan banyak peperangan. Itu sebabnya Daud berkata, “Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!” (Mazmur  51:13).
Tanpa kehadiran Roh Kudus kita tidak dapat berbuat apa-apa
Ayat 25 – Hati kita bisa lamban mengetahui apa yang menjadi kehendak Tuhan.
29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. 30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. (Lukas 24:29-30)

Kadang kita membaca firman dan kita tidak mengerti, tapi kita terus bertahan untuk mendengarkan apa yang Tuhan mau. Jangan hanya membaca firman, tapi mulailah merenungkan firman Tuhan. Merenungkan berarti kita memikirkan dalam-dalam.
Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. (Lukas 24:31)

“terbukalah mata mereka…” Ini adalah momentum dimana sesuatu yang ajaib dari Tuhan yang membuat kita mengerti.
KEHADIRAN TUHAN MENGUBAH SUASANA TERMASUK  HATI  DAN  PIKIRAN KITA
Tuhan tahu apa yang terjadi dengan hidup kita, sebab itu jangan lepaskan Dia. Terus desak Dia untuk tinggal dengan kita. Kehadiran Tuhan jauh lebih penting dari semua yang lain. Jawaban dari setiap masalah ada di dalam kita, sebab ada Roh Kudus di dalam kita. Yang paling penting adalah kita harus menyadari kehadiran-Nya.
33 Setelah Musa selesai berbicara dengan mereka, diselubunginyalah mukanya. 34 Tetapi apabila Musa masuk menghadap TUHAN untuk berbicara dengan Dia, ditanggalkannyalah selubung itu sampai ia keluar; dan apabila ia keluar dikatakannyalah kepada orang Israel apa yang diperintahkan kepadanya. 35 Apabila orang Israel melihat muka Musa, bahwa kulit muka Musa bercahaya, maka Musa menyelubungi mukanya kembali sampai ia masuk menghadap untuk berbicara dengan TUHAN. (Keluaran 34:33-35)
13 tidak seperti Musa, yang menyelubungi mukanya, supaya mata orang-orang Israel jangan melihat hilangnya cahaya yang sementara itu. 14 Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. 15 Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. (2 Korintus 3:13-14)

Inilah yang disebut dengan roh agamawi. Roh agamawi ini membuat kita merasa baik dan merasa benar di hadapan Tuhan. Sebab itu kita sangat perlu Roh Kudus. Yang menentukan kebebasan bukan keadaan dirinya tapi keadaan hatinya.
10 “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Lukas 18:10-14)

Dari ayat ini kita mengerti bahwa yang harus diubahkan bukan cara kita berdoa, tapi sikap hati kita saat berdoa. Kebebasan kita tidak ditentukan oleh keadaan kita, tapi sikap hati kita. Kita lebih sering dipenjarakan oleh cara pandang kita daripada keadaan kita.
Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. (2 Korintus 3:16)

HATI BERBALIK, SELUBUNG ITU AKAN DIAMBIL
Tidak ada yang dapat membuat hati kita berbalik selain Roh Kudus.
Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. (2 Korintus 3:17)

Jadi ada Roh Kudus berarti ada kemerdekaan.
Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, (2 Korintus 10:5)

Kubu adalah sistem pemikiran kita (imajinasi, nalar kita) yang membuat orang berbalik dari mengenal Allah. Itu sebabnya orang yang kepahitan sulit didekati, sulit dinasehati karena sudah ada kubu (Benteng) dalam pikiran mereka. Kubu (Strong holds) itu terbangun dari apa yang tidak kita selesaikan, apa yang kita salah mengerti, apa yang bukan karakter Tuhan.
18 “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” (Lukas 4:18-19)

Pertanyaannya, Adakah Roh Kudus di dalam kita? Jika ada, seharusnya ada pembebasan.
31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku  32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:31-32)

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Rabu, 26 Oktober 2016

KerajaanMu datanglah

G                       Bm
KrajaanMu datanglah
            C           G
KehendakMu jadilah                            2x
      C          D         G
Dibumi seperti di sorga

         C       D         G
Muliakanlah Raja sgala raja
           C         D              Em
Penguasa diudara diruntuhkan
           C         D         Bm             Em
Biarlah Nama Tuhan ditegakkan skarang
       Am  Em                       D
Kemuliaan kuasaNya atas kita

The Art Of Character

Hidup kita tidak boleh dibangun diatas dasar karunia, tetapi harus dibangun diatas karakter Ilahi. Panggilan tertinggi kita adalah menjadi seperti Kristus. Rahasia urapan Allah ada atas kita adalah selalu menjaga hati.

Bilangan 20:22-29 berkata “Setelah mereka berangkat dari Kadesh, sampailah segenap umat Israel ke gunung Hor. Lalu berkatalah TUHAN kepada Musa dan Harun dekat gunung Hor, di perbatasan tanah Edom: “Harun akan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya, sebab ia tidak akan masuk ke negeri yang Kuberikan kepada orang Israel, karena kamu berdua telah mendurhaka kepada titah-Ku dekat mata air Meriba. Panggillah Harun dan Eleazar, anaknya, dan bawalah mereka naik ke gunung Hor; tanggalkanlah pakaian Harun dan kenakanlah itu kepada Eleazar, anaknya, kemudian Harun akan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya dan mati di sana.” Lalu Musa melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN. Mereka naik ke gunung Hor sedang segenap umat itu memandangnya. Musa menanggalkan pakaian Harun dan mengenakannya kepada Eleazar, anaknya. Lalu matilah Harun di puncak gunung itu, kemudian Musa dengan Eleazar turun dari gunung itu. Ketika segenap umat itu melihat, bahwa Harun telah mati, maka seluruh orang Israel menangisi Harun tiga puluh hari lamanya.
Eleazar bisa dikatakan anak yang ‘malang’ tetapi ia tidak pernah mengeluh dengan keadaannya, itulah karakter Ilahi. Seseorang yang selalu tak pernah puas adalah orang yang masih memiliki kesombongan dihatinya. Mengalah bukan berarti tidak memiliki prinsip hidup, melainkan disitulah sumber kuasa Allah nyata bagi kita. Apa yang kita keluhkan, menunjukan siapa diri kita sebenarnya.

Karakter Ilahilah yang membuat kita ‘stay on top’, bukan mujizat ataupun talenta. Hidup yang tidak dibangun diatas dasar karakter Ilahi pasti akan berakhir berantakan. Seseorang yang memiliki karakter Ilahi pasti tekun belajar dalam segala hal, termasuk belajar dari kesalahan di masa lalu. Apapun yang terjadi, kita tidak boleh mengeluh akan keadaan. Hal yang patut kita keluhkan adalah diri kita sendiri (introspeksi atas kekurangan diri kita). Hal terpenting yang harus kita wariskan kepada keturunan kita adalah warisan rohani, bukan harta semata. Harus ada ‘kematian kedagingan’ untuk menerima urapan khusus dari Tuhan. Kita harus hidup takut akan Tuhan sejak dini agar mampu hidup bijak (berhikmat) di masa mendatang dan menjadi berkat bagi banyak orang. Orang yang berhasil adalah orang yang memiliki kekuatan karakter Ilahi, bukan orang yang dilimpahi dengan segala kehebatan.

Amsal 4:23Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” 

Mazmur 37:37Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan” 

Orang-orang yang tak memiliki karakter Ilahi akan mudah kecewa kepada Tuhan maupun orang lain lalu memberontak dan tentunya tidak layak menjadi pemimpin (karena pasti mudah terpengaruh oleh ketidakbenaran), sedangkan orang-orang yang memiliki karakter Ilahi pasti akan tetap menjaga hati di tengah kebenaran. Jika kita ingin ‘diangkat’ Tuhan, buktikan bahwa diri kita ‘layak’ untuk ditinggikan oleh-Nya. Orang yang tidak memiliki karakter Ilahi akan mudah mengutuki dan mempermalukan leluhurnya ketika mereka kepahitan, sehingga mereka hanya akan mendatangkan kutuk kepada keturunan mereka selanjutnya. “mendengar kepahitan” lebih berbahaya dibanding mengalami kepahitan tersebut sendiri, hal itu ibarat lebih berbahaya menjadi perokok pasif dibandingkan perokok aktif. Kita harus selalu menjaga hati untuk memiliki kehidupan yang terbaik di masa depan.
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Filipi 4:8

Jaga hati itu karena kita sadar bahwa kita “anak Terang” bukan karena menginginkan upah. Eleazar merupakan seorang pribadi yang “self-less” (tidak egois). Hal ini terbukti ketika Musa memilih Yosua untuk meneruskan kepemimpinannya dibandingkan Eleazar. Dibalik keberhasilan seseorang, selalu ada karakter Ilahi. Orang sabar akan menang dibandingkan orang yang gagah perkasa. Kemuliaan raja adalah menyimpan rahasia, karenanya jika kita anak Allah maka kita harus bisa menjaga rahasia. Jika kita tidak bisa menjaga rahasia, pasti kita tidak bisa menjaga pengurapan Tuhan. Karakter lebih penting dibandingkan karisma semata. Jangan pernah meremehkan diri kita sendiri sebab Tuhan pasti akan memberkati kita keturunan demi keturunan ketika kita setia kepada-Nya. Keturunan kita akan menjadi lebih hebat dibandingkan kita, kuncinya ada pada kita: menjadi leluhur yang menjaga hati bagi Tuhan. 

Tak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain, tetapi lakukan saja bagian kita maka kelak kita akan terheran-heran melihat keberhasilan keturunan kita yang gilang-gemilang. Dibalik kesuksesan seseorang, selalu ada leluhur yang hidup benar di hadapan Tuhan. Peperangan kita bukan hanya sekarang, tetapi taburlah yang benar agar kita menuai hal yang baik di masa mendatang. Kesuksesan tidak bergantung pada kekayaan (modal) kita, tetapi pada karakter Ilahi (mental) yang ada pada diri kita. Mungkin kita terlihat ‘biasa’, tetapi kita harus memiliki karakter Ilahi (hikmat & kejujuran) yang membuat diri kita ‘luar biasa’. Jangan terburu-buru untuk cepat kaya, tekunlah dalam perkara kecil. Yehezkiel 43:19 bekata “berikanlah kepada imam-imam orang Lewi dari keturunan Zadok seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa, sebab merekalah yang boleh mendekat kepada-Ku untuk menyelenggarakan kebaktian, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” Karakter Ilahi membuat kita menjadi “orang kepercayaan Tuhan” dan dipercaya oleh manusia juga. Orang pintar banyak tetapi itu bukanlah segalanya; melainkan orang yang menjaga kepercayaan Tuhan, tidak akan dibuang.

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Selasa, 25 Oktober 2016

How Do You See?

Kehidupan kita ditentukan dari bagaimana cara kita melihat sesuatu.   
"Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu." Matius 6:22-23

Kedewasaan tidak berhubungan dengan usia, penampilan jasmani ataupun berapa lama kita menjadi Kristen, kedewasaan adalah proses kehidupan. Yang membedakan antara anak-anak dan orang dewasa adalah cara pandangnya, cara berpikir menentukan kedewasaan seseorang. Orang yang kekanak-kanakan melihat sesuatu dengan perspektif yang sempit. Jika kita memiliki perspektif seperti Allah, kita akan diangkat oleh Allah ke level-Nya.

"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN." Yesaya 55:8

Rencana Tuhan selalu lebih tinggi dan Ia selalu berusaha membawa kita kepada levelnya Allah. Jika kita mampu melihat seperti Allah melihat, sebenarnya setiap masalah tidak berarti karena kita cakap menanggung segala masalah bersama Tuhan yang memberi kekuatan kepada kita. Nothing is impossibleBagaimana kita melihat masalah itu lebih penting dibandingkan masalah yang kita lihat.
Kehendak Allah itu selalu tentang berkat, kelimpahan dan kemakmuran. Tetapi jika kita salah melihat rencana-Nya seperti kebanyakan pengintai Israel di tanah Kanaan, maka kita tidak akan bisa masuk ke Tanah Perjanjian.

"Mereka menceritakan kepadanya: “Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana." Bilangan 13:27-28

Kita harus memiliki perspektif dan visi Allah. Berikut pandangan Allah vs pandangan manusia:

1. Pandangan Allah itu kekal tetapi pandangan manusia itu sementara Banyak orang tidak sabar dalam menghadapi masalah sehingga menginginkan masalah tersebut selesai dengan cepat dan instant. Hal tersebut membuat manusia memilih jalan pintas dalam menyelesaikan masalah, bahkan dengan cara bunuh diri. Kita harus bisa melihat masalah yang sementara ini dengan cara pandang Allah yang kekal, pasti masalah kita akan terselesaikan.
"Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." 2 Korintus 4:18

2.  Pandangan Allah itu lengkap tetapi pandangan manusia itu sebagian
"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." Pengkhotbah 3:11
Kita belum melihat video kehidupan kita seluruhnya, jadi jangan beranggapan masalah dan kegagalan adalah akhir hidup kita. Tetapi biarkanlah Allah berkarya sesuai skenario-Nya dengan lengkap dan kita akan melihat bahwa keseluruhan perjalanan hidup kita itu indah. Bersabarlah dengan Tuhan.

3. Pandangan Allah itu seimbang tetapi manusia sering “pilih-pilih”
Hanya Allah yang bisa melihat setiap hal dengan lengkap sehingga Ia memandang segalanya seimbang, karenanya kita harus seperti Allah melihat segalanya seimbang.

Lalu, bagaimana agar kita bisa masuk dalam perspektifnya Allah?

1. Lupakan hal yang negatif dan menyakitkan
Kita semua memiliki masa lalu yang tidak baik tetapi tidak seharusnya kita menyangkal itu semua.
"Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku," Filipi 3:13
Mungkin kita memandang diri kita negatif tetapi Tuhan melihat kita dengan iman sebagai “man of God”. Abraham dan tokoh Alkitab lainnya bukanlah orang yang sempurna, mereka memiliki masa lalu yang buruk juga, tetapi Allah menyebut mereka sebagai “pahlawan iman” dalam Ibrani 11 (tidak mengingat kesalahan mereka di masa lalu). Kejadian 41:51 Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: “Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku.” 

2. Fokus pada hal yang positif
Yesus memiliki pilihan ketika berada di salib, yaitu apakah meminta pertolongan malaikat atau meneruskan pengorbanan-Nya bagi kita. Tetapi bersyukurlah karena Yesus lebih memilih berkorban bagi kita. Yesus bertahan karena Ia melihat sukacita di masa depan ketika kita disembuhkan dan dilepaskan dari segala belenggu si jahat, bukan fokus pada penderitaan-Nya saat itu. Jika kita bisa fokus pada hal yang positif, kita selalu bisa merasakan kebaikan Tuhan bagi kita.

3. Bingkailah cerita masa depan kita
Ibrani 11:3  Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan [dibingkai, dijadikan lengkap, dipulihkan, telah diatur tatanannya]  oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. 

Apakah yang selama ini menopang kehidupan kita? Tuntutan orang-orang sekitar, ide-ide dunia, ataukah Firman allah? Kehidupan kita harus selalu ditopang oleh Firman Tuhan yang tak tergoncangkan, jangan biarkan kehidupan masa depan kita dibingkai oleh hal-hal yang tergoncangkan.
Izinkan Firman Allah membentuk pola pikir dan masa depan kita, bukan oleh keadaan ataupun perkataan orang tentang kita. Dan lihatlah bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Allah.

Mazmur 118:24  Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya! 

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Senin, 24 Oktober 2016

Bagaimana Membuat Imanmu Tahan Uji?

 “Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku.” Amsal 8:17

Hadirat Tuhan adalah kunci agar kita bisa tetap tegak berdiri dalam goncangan kehidupan. Tiga hal dasar yang harus kita lakukan ditengah goncangan kehidupan, yaitu:
1. Bersyukur karena kebaikan Tuhan
Daripada memikirkan persoalan yang semakin melemahkan iman kita, lebih baik kita menyadari bahwa banyak hal lain yang patut kita syukuri ditengah segala persoalan yang terjadi. Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1 Tesalonika 5:16-18)

2. Memuji Tuhan akan kebesaran-Nya, yaitu akan siapa Dia
Bagaimanapun keadaan kita, Tuhan tetaplah Allah yang sama kuasa-Nya baik dulu, sekarang dan selamanya. Memuji Tuhan adalah tindakan iman dan memerlukan pengorbanan. Hanya Tuhan yang layak dipuji! Memuji Tuhan adalah senjata dalam peperangan rohani. Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka, untuk melakukan pembalasan terhadap bangsa-bangsa, penyiksaan-penyiksaan terhadap suku-suku bangsa, untuk membelenggu raja-raja mereka dengan rantai, dan orang-orang mereka yang mulia dengan tali-tali besi, untuk melaksanakan terhadap mereka hukuman seperti yang tertulis. Itulah semarak bagi semua orang yang dikasihi-Nya. Haleluya!” (Mazmur 149:6-9)

3. Menyembah Tuhan dengan rasa cinta yang tulus kepada-Nya (unconditionally)
Menyembah Tuhan adalah ekspresi kasih kepada-Nya dari dalam hati kita, bukan karena ‘sesuatu’ atau sekedar ‘performance’. Yohanes 4:23 berkata Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” 

Tuhan mencari seorang penyembah, bukan penyembahan. Seorang penyembah yang benar itu tidak egois, tanpa syarat, dan tanpa niat. Worship God is about intimacy with Him, till we say ‘I can’t live without You, Lord’. It needs love for God. 

Penyembahan yang murni lahir dari rasa sakit sebab mencintai-Nya berarti menderita, jadi bersiap-siaplah menghadapi peperangan rohani, penolakan dari dunia dan aniaya. “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” (Lukas 22:42)

Penyembahan adalah sikap penyerahan total kepada Tuhan sekalipun Ia tak melakukan apapun dalam hidup kita, sebab bersama-Nya saja cukup bagi kita. Ketika kita menyatu dengan Allah, maka kita akan semakin serupa dengan-Nya.

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Doa Yang Penuh Kuasa

Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.Yakobus 5:14-16

Bukankah sebagai anak Tuhan seharusnya kita hidup dengan penuh mujizat? Tapi mengapa banyak anak Tuhan yang doanya belum dijawab? Yang minta jodoh masih tetap jomblo, yang butuh pekerjaan masih nganggur, yang minta kesembuhan masih tetap sakit. Mengapa itu masih terjadi? Bagaimana doa bisa menjadi sesuatu yang penuh kuasa dan mendatangkan berkat bagi kehidupan kita?

Doa yang penuh kuasa meliputi 4 hal:

1. Percaya total dalam nama Yesus
Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” Yohanes 14:11-14
Prinsip utama permohonan doa haruslah pada kuasa dan kebaikan Tuhan Yesus, yang kita yakini atau percayai sepenuhnya.

2. Jangan hidup dalam dosa
Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.” Mazmur 66:18
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.Roma 12:2
Dosa tidak berpadanan dengan Allah, sehingga walaupun baru pada sebatas hasrat jahat dosa, belum berbuah pada tindakan dosa, Allah tidaklah berkenan. Sebelum kita mengubah paradigma kita tentang pertobatan sejati dalam Tuhan, maka kita akan terperangkap dalam kehidupan yang dikuasai hidup yang lama.

3. Latihlah iman
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.Ibrani 11:1
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.Markus 11:24
Apapun juga yang dilatih secara konsisten, pastilah mendatangkan suatu hasil. Demikian juga dalam hal melatih iman, kita akan menjadi semakin kuat secara rohani dalam meyakini jawaban yang akan kita terima melalui doa yang berdasar dari iman yang kuat pada Tuhan.

4. Mintalah menurut kehendak Tuhan
Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.1 Yohanes 5:14
Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.Yakobus 4:3
Kesalahan dalam doa yang tidak mendatangkan hasil, umumnya adalah karena meminta sesuatu yang bukan karena kehendak Tuhan, tapi karena nafsu kedagingan.

Mulai hari ini, tangkap kehendak Tuhan bagi hidup kita, dan mulailah berdoa sesuai kehendak Dia. Arahkan pikiran kita pada pikiran Tuhan, sehingga bisa mengetahui doa apa yang Ia ingin kita naikkan sehingga kita bisa menerima apa yang sebenarnya kita butuhkan. Kebutuhan yang Tuhan akan jawab adalah kebutuhan yang bukan untuk memuaskan hawa nafsu pribadi kita.

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Minggu, 23 Oktober 2016

Dipilih Untuk Menyembah

Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Yohanes 4:22

Melalui kisah wanita Samaria, kita mengetahui bahwa Tuhan mengubah seseorang yang begitu ‘kotor’ hidupnya menjadi seorang yang memberitakan kabar baik dan memberkati orang lain. Pujian dan penyembahan adalah bagian dari hidup kita sebagai ibadah kepada Tuhan, hal tersebut bukanlah sebuah pertunjukan tetapi lahir dari sebuah pengenalan akan Tuhan. Pada dasarnya, manusia menyembah sesuatu yang lebih kuat darinya karena manusia menyadari bahwa dirinya lemah; manusia beribadah kepada ‘allah’ yang membawa berkah bagi dirinya sesuai kebutuhannya; di sisi lain manusia beribadah karena rasa takut (terancam jika tidak menyembah sesuatu). Namun, sebagai gereja Tuhan…kita hanya menyembah Allah yang kita kenal tanpa alasan-alasan seperti yang manusia lain lakukan. Kekristenan adalah Allah yang mencari manusia, bukan manusia mencari Allah. “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:” (1 Petrus 2:9)

Manusia binasa bukan hanya karena dosa saja.“Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.” (Hosea 4:6) Siapa Allah yang kepada-Nya kita beribadah? Semakin kita mengenal-Nya, kita pasti akan semakin rindu menyembah-Nya.

Mazmur 139:13 berkata “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.”

Kejadian 2:7 berkata “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” 

1 Korintus 3:16 berkata “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” 

Tuhan adalah Immanuel yang artinya Allah menyertai kita. Tuhan bersama kita sekarang, bukan saja dulu atau di masa depan saja.

Sudahkah kita mengenal Roh Allah yang ada dalam diri kita? Ketika kita mengenal-Nya, kita akan masuk dalam dimensi penyembahan yang merubah kehidupan kita tanpa harus diatur-atur oleh orang lain tentang tata cara penyembahan. Kita mengasihi Tuhan karena Tuhan terlebih dulu mengasihi kita. Tuhan mengasihi kita tanpa syarat, Ia tetap mengasihi kita meskipun kita berdosa. Tuhan memutuskan untuk mengasihi kita bukan karena perbuatan-perbuatan baik kita, tetapi Ia memutuskan untuk mengasihi kita apa adanya.“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3:16

Tuhan menebus kita bukan dengan barang-barang berharga menurut standar manusia, karena darah-Nya lebih mahal dari apapun yang ada di dunia ini. Kita begitu berharga di mata-Nya. Tuhan menebus dan mengangkat kita sebagai mempelai-Nya. Mempelai wanita itu merefleksikan gambaran Sang Mempelai Pria. Kita menyembah-Nya bukan karena kita ada di gereja karismatik, tetapi kita menyembah-Nya karena kita mengenal-Nya. Sewajarnyalah kita selalu ingin dekat dengan Allah jika kita mencintai-Nya. Kita memuji-Nya karena segala kebaikan-Nya yang telah Ia lakukan bahkan sebelum kita lahir ke dunia. Ibadah itu adalah ketika mempelai wanita bertemu dengan mempelai pria dan saling mencurahkan kasih satu sama lain. Dunia semakin mengalami ketidakpastian, namun apapun yang terjadi kasih Tuhan tidak pernah berubah bagi kita. Ketika kita hidup melekat dalam penyembahan kepada Tuhan, kasih-Nya selalu berlimpah atas kita. “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” Ratapan 3:22-23

Iman lahir dari pendengaran akan Firman Kristus, ketika goncangan terjadi tetaplah berpegang kepada Firman-Nya.

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Sabtu, 22 Oktober 2016

Mentalitas Pendoa

Mentalitas adalah
- Keadaan dan aktivitas jiwa
- Cara berpikir yang menentukan tindakan/keputusan kita
- Bagaimana berperasaan

Mentalitas seorang pendoa harus M-A-N-T-A-P, yaitu:

1. Mature (dewasa rohani). Kita harus dewasa rohani karena Yesus hanya menjemput mempelai-Nya yang dewasa. ”Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.” (1 Korintus 13:11)

Seorang yang seperti kanak-kanak itu adalah orang dewasa yang mempunyai sifat kekanak-kanakan yang jahat/buruk, yaitu:
–Tidak mementingkan orang lain, hanya memikirkan diri sendiri
–Tidak bertanggung jawab, ‘lepas tangan’ terhadap tugas
–Tidak berkomitmen dalam pelayanan
–Tidak mau disalahkan tetapi mencari kambing hitam
–Tidak mau melayani, melainkan selalu ingin dilayani
–Tidak punya pendirian
–Tidak bisa menguasai diri

Sebaliknya, seorang yang dewasa itu:
–Lebih mementingkan kepentingan orang lain
–Bertanggung jawab
–Berkomitmen dalam pelayanan apapun keadaannya
–Mau mengakui kesalahan dan meminta maaf serta berubah menjadi lebih baik
–Rohnya selalu menyala-nyala untuk melayani
–Berpendirian teguh sesuai prinsip Alkitab
–Mampu menguasai diri (tidak terburu-buru mengambil keputusan)

2. Ability (berkemampuan untuk membangun hubungan yang intim dan intense dengan Tuhan melalui pembacaan Firman Tuhan, doa puasa dan pujian penyembahan).  Pendoa yang intim dengan Tuhan terlihat dari perkataannya yang sedikit tetapi mampu mengubah kehidupan seseorang.

3. Never give up (tidak pernah menyerah). Seorang pendoa sejati tak mudah menyerah/berhenti melayani Tuhan karena ‘kenyataan hidup’ (sibuk, sakit, hujan, dsb). Ketika kita fokus pada janji Tuhan lebih dari apapun, pasti kita tidak akan pernah menyerah terhadap keadaan melainkan semakin semangat karena dikuatkan oleh janji-janji Firman-Nya. Karena itu, kita harus selalu memperkatakan Firman Tuhan!

4. Transparent (transparan), berarti terbuka, jelas, tidak ada yang ditutup-tutupi dan tetap sama di hadapan Allah maupun manusia sehingga bisa dipercaya perkataannya. Modal kita sebagai pendoa syafaat adalah hati yang murni, kita harus seperti ikan di akuarium yang setiap perbuatannya ‘tembus pandang’ (bisa dipertanggung jawabkan) dilihat dari berbagai sisi manapun. “Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.” (Kisah Rasul 24:16)

5. Attractive (memiliki karakter yang menarik, yaitu seperti Kristus –bukan sekedar penampilan lahiriah yang menarik). Hendaklah kita menarik untuk dijadikan tuntunan, bukan menarik untuk dijadikan tontonan. “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 15:33)

6. Persistence (tekun). Kita harus gigih dan sungguh-sungguh menanti-nantikan Tuhan.

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Kamis, 20 Oktober 2016

Tuhan mengenal nama kita

Shakespeare mengatakan "apalah arti sebuah nama", namun bagi Tuhan sangatlah besar arti sebuah nama. ini dibuktikan dalam Alkitab, dimana sangat banyak keterlibatan Tuhan memberikan nama bagi manusia.. Nama Ishak, nama Yesus, nama Israel, ...dll. Nama Israel, Tuhan sendiri yang memberi nama tersebut kepada Yakub, ketika Yakub menang bergumul dengan Allah.

Setiap nama yang diberikan Tuhan punya arti sendiri... Tuhan mengenal setiap manusia secara pribadi, pengenalan Tuhan ini melalui setiap nama manusia, walaupun di muka bumi ini banyak nama yang sama, tetapi Tuhan dapat membedakan dan mengenal pribadi manusia itu secara pribadi. Jauh berbeda dengan pandangan manusia, contohnya: kalau seorang dengan nama "Israel" berbuat suatu kejahatan, maka pandangan manusia akan berkata: semua yang bernama Israel dan berkaitan dengan Israel adalah sama jahatnya..

Manusia tidak dapat membedakan karena pikiran dan hati nuraninya sudah dipenuhi dengan kebencian dan pandangan yang salah: "menyamakan semuanya". Tetapi Tuhan sangat tahu letak perbedaannya dan Dia sangat mengenal peribadi lepas pribadi yang bernama sama (misalnya tadi: "Israel"). Seorang yang bernama "Israel" berbeda dengan beberapa orang lain yang bernama "Israel" apalagi dengan bangsa Israel... Tuhan sangat mengenal dan memahami setiap orang yang bernama "Israel". Jadi ketika seorang yang bernama Israel jahat, bukan berarti semua orang yang bernama Israel jahat. itu hanya satu personal.. kalau kita punya pandangan seperti ini berarti kita mewarisi karakter dari Bapa di sorga.. karakter yang bijaksana... Setiap kita ini adalah pribadi yang spesial bagi Tuhan, setelah dia mengenal nama kita, Dia juga sangat hafal dengan suara kita, ketika kita berseru pada Tuhan.. Tuhan tidak salah untuk memberikan jawaban bagi setiap pribadi yang sama namanya dan yang berseru padaNya, karena Dia sanggup membedakan suara dari beberapa orang dari nama yang sama..

Tuhan tidak pernah menyepelekan nama kita, tetapi Tuhan sangat suka dengan nama kita.. Tuhan memanggil kita dengan nama kita masing-masing, bukan dengan perkataan yang kotor, sebutan untuk binatang dan kasar (sebagaimana yang pernah saya dengar ketika seseorang memanggil orang lain dengan nama binatang dan makian)..

Kalau Tuhan memperlakukan kita seperti ini.. apa yang harus kita lakukan? Dalam 2 Timotius 2:19, Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya" dan "setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan" yang Tuhan kehendaki dari kita adalah hendaklah kita meninggalkan kejahatan.. Hargai namamu dan jangan buat namamu terkenal karena perbuatan jahat, dosa, dan kehinaan bagi nama Tuhan... Banggalah dengan namamu dan jadilah orang yang dapat dibanggakan oleh keluarga, terlebih Tuhan...

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Senin, 17 Oktober 2016

Bekerjalah ya Roh Kudus

D                  G/D            D  G/D
Roh Kudus hadir di sini
D                           G/D                  D  G/D
Pribadi yang  menawan dan suci
          Bm            A6                G       F#m
Kurindu mendekat mengerti hatiMu
      Em                                  A
Berjalan dalam kehendakMu 

Verse 2
D                  G/D                   D     G/D
Roh Kudus manis dan lembut
D                             G/D           D  G/D
Penolong yang sejati dan suci
          Bm            A6                G       F#m
Kurindu mendekat mengerti hatiMu
      Em                            A
Berjalan dalam KuasaMu

Chorus
               D                     G
Bekerjalah Ya Roh Kudus
                Em             A
Bertahtalah lebih lagi
A/G       F#m             G                  
UrapanMu lawatanMu
                           Em
Kaulah yang kuperlu
A                                      D
Kau terutama di hidupku

Tuntunan Ilahi

D                         G
Bila Roh-Mu bekerja
      Em                                       A
Tak ada yang mampu menahannya
     F#m                                Bm
Pribadi yang Agung dan Mulia
         Em                                A
Tercurah tuk hati yang terbuka

    D                       G
Bila Roh-Mu berkarya
      Em                            A
Hati yang keras dilembutkan
      F#m                                Bm
Tak ada yang mampu hentikan
       Em      G     A     D    A
Kuasa-Mu be...ker...ja

Reff :
       D                                   G
Ini waktuMu Roh Kudus penuhi,
      Em                            A
Setiap hati yang haus padaMu
      F#m                 B                    G
Kulakukan perkara yang mustahil
       D                 Em                    A             D    
Setiap hari bergerak dengan tuntunan Ilahi 

Saat ku menyembahMu

D            Em
Saat ku menyembahMu
A                     D
RohMu bekerja
Bm              Em
Saat ku memujiMu
      G                 A              D
Kau bertahta di atas pujian

A                D  F#m Bm
Ku angkat ha-ti - ku
     G               E                A
Ku pandang kekudusanMu
D                          G          Gm
Saat ku sembah ku pujiMu
D                            A                D
Kurasakan kehadiranMu Tuhan

Tuhan aku rindu

D          F#m    Bm
Tuhan aku rindu
Em       D    A
Tuhan aku siap
D            F#m    Bm                G
Penuhi aku dengan Roh - Mu
Em          A              D
Ku rindu lawatanMu

Reff:
Bm       F#m   G               D
Ku- rindukan Kau hadir di sini
Em     A    D
Saat ini Yesus
Bm       F#m   G                 D
Ku- rindukan RohMu mengurapi
Em    A      D
saat ini Tuhan

Minggu, 16 Oktober 2016

MENJADI PENUAI JIWA PADA AKHIR ZAMAN

Kita ada di semester kedua tahun 2016. Untuk itu, kita harus lebih lagi mempersiapkan diri, sebab hari-hari ini kita sedang ada di era penuaian jiwa-jiwa terbesar dan terakhir sebelum Tuhan Yesus datang yang kedua kali. Artinya, pertama, kita sedang merebut jiwa-jiwa yang berjalan menuju kebinasaan atau neraka supaya berbalik kepada Tuhan dan diselamatkan. Kedua, kita sedang melakukan peperangan rohani. Karena itu, kita harus merebut mereka (jiwa-jiwa) itu agar beralih haluan.

Berapa dari antara kita yang siap menjadi penuai jiwa-jiwa? Tidak ada jalan mundur bagi kita; maju terus, rebut jiwa-jiwa bagi Tuhan Yesus.

Hari-hari ini pun si jelek terus-menerus mengintimidasi kita supaya tidak fokus terhadap penuaian, melainkan tekanan hidup dan lain-lain. Tapi, kita mesti fokus pada Tuhan Yesus dan penuaian. Belajarlah dari nabi elia dalam membawa revival bagi israel (1 Raj.18). Seperti yang pernah dialami elia dulu, kita pun sedang menghadapi "nabi-nabi baal" dalam berbagai bentuk seperti uang, games misalnya pokemon GO, LGBT, narkoba, posisi, kesenangan dunia, dan lain-lain. Bagaimana hari ini kita bisa menjadi "Elia-Elia", penuai jiwa-jiwa pada akhir zaman supaya banyak orang bertobat?

Tiga hal ini yang Elia lakukan:
1. Memperbaiki mezbah Tuhan.
Berbicara tentang hubungan pribadi kita dengan Tuhan : Pertumbuhan rohani, jam-jam doa, puasa, baca Firman Tuhan, mezbah keluarga, pelayanan kita, apakah didasari dengan kasih kepada Tuhan dan sesama? Masih adakah greget (passion) dalam pelayanan kita? Kita tidak bisa menjadi penuai jiwa-jiwa tanpa bayar harga terlebih dulu.
"Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: 'Datanglah dekat kepadaku!' Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu(1 Raj. 18:30)

2. Unity atau kesatuan
Intim dengan Tuhan, dekat dengan anggota keluarga, dan kesatuan dengan rekan sepelayanan. Untuk unity, kita harus memberikan pengampunan kepada orang lain dan banyak meminta pengampunan kepada Tuhan. Unity di sini adalah unity yang kudus.
"Kemudian Elia mengambil dua belas batu, menurut jumlah suku keturunan Yakub. --Kepada Yakub ini telah datang firman TUHAN: 'Engkau akan bernama Israel'"(1 Raj. 18:31)

3. Bayar harga dengan mempersembahkan korban yang terbaik kepada Tuhan.
Apa yang "mahal" bagi hidup kita, apakah harga diri, waktu, materi, cita-cita, mau kita persembahkan kepada Tuhan apa pun yang terjadi? Dengan hati yang remuk dan keinginan untuk berkorban memberikan yang terbaik, doa Elia dijawab oleh Tuhan.
"Ia menyusun kayu api, memotong lembu itu dan menaruh potongan-potongannya di atas kayu api itu"(1 Raj. 18:33-35)

Jadi, agar kita dipakai oleh Tuhan menjadi seorang penuai jiwa-jiwa dan melihat revival (kebangunan rohani) di mana pun kita berada—di keluarga, tempat kerja, dan lain-lain—mari kita melakukan ketiga hal di atas, yaitu memperbaiki mezbah Tuhan; unity atau kesatuan; bayar harga dengan mempersembahkan korban yang terbaik kepada Tuhan.
Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Sabtu, 15 Oktober 2016

Kau Yang Layak

Key : C

                      G
    Kuhidup Kar'na AnugerahMu
Am                  Em
    Kuhidup Karena KasihMu
F                      G                         C        G
    Kaulah Sumber Kehidupanku

C                      G
    Kuhidup Untuk MenyembahMu
Am                       Em
    Kuhidup ‘Tuk MenyenangkanMu
F                    G                              F       G
    Kaulah Pusat Penyembahanku

Reff :
                       C     G
Kau Yang Layak
                      Am     G
Kau Yang Layak
                    F
Kau Layak Disembah
    C                          Dm              G
Didalam Roh Dan Kebenaran
                      C       G
Kau Yang Layak
                     Am     G
Kau Yang Layak
                     F
Kau Layak Disembah
 C                 Dm         G           C
Ditinggikan Untuk Selamanya

        F                   C
Kau yang Layak ditinggikan 3x
     Dm       G     C
Untuk Selamanya

Jumat, 14 Oktober 2016

DENGAR-DENGARAN SUARA TUHAN

"Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!(Mat 4:17)


Apa beda sorga dengan kerajaan sorga? Sorga adalah sebuah tempat yang nyata dan tetap dan Kerajaan Sorga adalah sebuah pemerintahan dimana Allah yang memerintah. Misi utama Tuhan Yesus kedunia bukanlah membawa masuk kita ke dalam sorga tapi membawa kerajaan sorga ke muka bumi. Saat manusia jatuh kedalam dosa, Tuhan menghampiri mereka bukan untuk menghakimi tapi untuk membawa kembali manusia kedalam KerajaanNya. Dalam sebuah negara, diperlukan suatu pemerintah untuk mengatur hidup rakyatnya, demikian juga Kerajaan Sorga ada memerintah umatNya hidup dalam kedaulatanNya. Kita sedang berada pada era Roh kudus, dimana Roh Kudus berbicara dalam hati nurani kita dan mengingatkan kita akan segala sesuatu yang terdapat dalam Firman Allah. Kapan kita terakhir kali mendengar suara Tuhan? Bagaimana kita tahu bahwa Roh Kudus berbicara kepada kita? Jika orang tua kita menelepon, maka kita tidak perlu menanyakan siapa lawan bicara kita karena kita tahu dan yakin akan suara yang kita dengar bahwa lawan bicara kita adalah orang tua kita, begitu juga dengan suara Roh Kudus, kalau kita hidup intim dengan Tuhan, maka kita akan dengan peka untuk mendengar suara Roh Kudus.

"Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah (evil speaking) hendaklah dibuang dari antara kamu,demikian pula segala kejahatan. Tetapihendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efs 4:30-32)


Suara Roh Kudus bisa didengar dengan jelas bila kita membuang hal-hal yang kotor dari hidup kita seperti kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah. Kita tidak bisa melarang orang untuk tidak menyakiti kita karena kita tidak pernah bisa mengendalikan apa yang ada diluar kita tapi kita bisa mengendalikan apa yang ada didalam kita, yaitu hati yang tulus murni sehingga hati kita bisa menjadi rumah kediaman Roh Kudus. Tuhan tidak berjanji bahwa hidup akan selalu baik, tapi Ia berjanji memberikan penyertaan dalam setiap tantangan. Kejahatan dalam ayat tersebut mengandung arti kejahatan yang dirancang dalam hati.

Kita adalah warga negara Kerajaan Allah, oleh karena itu biarkan Tuhan yang memerintah sepenuhnya dan berdaulat atas hidup kita. Segala hal yang kotor dalam hidup kita hanya membawa sakit penyakit dan kerugian, maka buanglah segala yang tidak baik dari hidup kita. Apa yang kita simpan akan menjadi milik kita, jika kita memiliki rasa pahit, geram, marah, pertikaian, fitnah dan bahkan kejahatan maka kita mempunyai potensi untuk melakukannya dua kali lebih jahat dari orang yang melakukannya. Cara terbaik untuk mendengar suara Roh Kudus dan lepas dari masalah hati adalah ramah dengan sesama kita, penuh kasih mesra dan saling mengampuni. Salah satu cirri akhir zaman adalah kasih akan semakin dingin. Ditengah dunia yang sudah miskin akan kasih, banyak orang butuh kasih yang tulus dari hati yang mengasihi. Ketika kita mampu mengasihi Roh Kudus yang tidak terlihat maka kita pun akan mampu mengasihi orang-orang yang ada disekeliling kita.

Suara Tuhan mampu kita dengar jika kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Dan hati kita adalah sarana Roh Kudus berbicara. Oleh karena itu, kuduskanlah hati kita untuk mendengar suaraNya dan hidup dalam kebenaranNya.

Salam Revival!!
Tuhan Yesus memberkati

Selasa, 11 Oktober 2016

Jaga Perkataan !

"Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku;"  Mazmur 39:2
Ketika apa yang kita harapkan tidak menjadi kenyataan seringkali yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata negatif sebagai ungkapan rasa kesal, kecewa dan marah.  Berhati-hatilah, sebab ucapan kita ibarat benih, suatu saat akan tumbuh, berkembang dan menghasilkan buah.  Ada tertulis:  "Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya."  (Amsal 18:20).  Pilihan ada pada kita:  memperkatakan yang baik atau buruk.  Bila sampai hari ini kita belum melihat apa yang baik janganlah bersungut-sungut atau mengomel, tetap perkatakan yang positif, ucapkanlah berkat, maka suatu saat berkat atau hal-hal positif itu akan benar-benar terjadi dalam hidup kita.  Ada kalimat bijak:  'Your word will save your world!'  Artinya perkataan kita dapat menyelamatkan dunia, perkataan kita dapat membentuk hidup kita.  Jika kita memperkatakan yang positif, maka yang positif ini akan mempengaruhi pikiran dan tindakan kita.  Begitu pula sebaliknya!  Karena itu  "Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang."  (Kolose 4:6).

     Sebagai orang percaya kita memiliki kuasa perkataan yaitu perkataan di dalam nama Yesus.  Itu bukanlah perkataan biasa, melainkan perkataan yang mengandung kuasa dahsyat bila diucapkan dengan iman,  "... bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu."  (Bilangan 14:28).  Ini berarti Tuhan akan mengerjakan apa yang kita perkatakan.  Jika Tuhan yang melakukan, tidak ada yang mustahil, karena Ia sanggup menjadikan yang tidak ada menjadi ada.  Namun kadang yang kita lihat dan alami justru sebaliknya, yaitu kesulitan demi kesulitan.  Jangan berkecil hati, percayalah dan terus perkatakanlah, maka seperti Tuhan menggenapi janjiNya kepada Yusuf, hal yang sama akan dilakukanNya bagi kita.

     Sebesar apa pun persoalan kita hari-hari ini jangan sampai menyurutkan iman kita sehingga kita tidak berani berkata-kata positif.  Perkatakan firman setiap hari, maka kuasa Tuhan akan bekerja dalam hidup kita.  Sesuatu yang luar biasa pasti akan terjadi!

"...tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya."  Markus 11:2

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Sabtu, 08 Oktober 2016

Berjaga dan Berdoa

"Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."  Lukas 21:36
Hari-hari ini kita berada di masa-masa yang sukar menjelang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus yang kian mendekat. Coba perhatikan dengan seksama keadaan dunia sekarang ini!  Sudah sangat jelas bahwa semua yang sedang terjadi adalah tanda-tanda akhir zaman, sebagaimana tertulis di dalam Alkitab.

     Sebagai orang percaya seharusnya kita makin peka rohani melihat hal ini.  Firman Tuhan tiada henti-hentinya mengingatkan dan menasehati agar kita benar-benar memperhatikan bagaimana kita hidup,  "...janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,"  (Efesus 5:15). Jangan lagi kita bertindak sembrono dan menyia-nyiakan waktu yang ada. Sebaliknya kita harus mempergunakan waktu/kesempatan yang ada sebaik mungkin, sebab "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." (2 Petrus 3:9). Kita diminta senantiasa berjaga-jaga sambil berdoa. 

'Berjaga-jaga'  
Mengacu pada kehati-hatian kita bertindak dan berperilaku;  berpikir begitu rupa, penuh kesadaran dan pertimbangan sebelum melakukan tindakan atau perbuatan supaya tidak menyimpang dari kebenaran, sebab Tuhan menghendaki kita memiliki gaya hidup yang 'berbeda' dari orang-orang dunia. Dengan kata lain kita tidak berperilaku sama seperti yang orang dunia lakukan. Tuhan berfirman, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenankepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2).

     Jika orang dunia hidup menurut keinginan daging (hawa nafsunya), larut dalam pesta pora dan kemabukan, maka kehidupan orang percaya tidak boleh demikian. Kita harus hidup menurut pimpinan Roh Tuhan, sehingga kehidupan kita seturut kehendakNya.

"Dengan berjaga-jaga kita tidak mudah jatuh terjerumus ke dalam berbagai percobaan yang ada."
Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Selasa, 04 Oktober 2016

Komitmen dan Harga Mengikut Kristus

Di dalam sepanjang Alkitab, terdapat 260 berbagai macam bentuk dari kata murid. Orang Kristen dipanggil bukan hanya untuk menjadi orang percaya, tetapi juga menjadi murid Yesus. Murid Yesus berarti adalah orang yang meneladani Yesus. Orang yang melakukan apa yang Tuhan Yesus lakukan. Kita menjadi murid Yesus memerlukan komitmen dan harga supaya kita mempunyai gaya hidup dan tindakan yang sama seperti yang dilakukan Yesus di dunia ini. Inilah yang kita baca dari percakapan Yesus di Lukas 9:57-62. Di dalam percakapan ini ada 3 kalimat yang Yesus katakan. Kalimat yang sangat mengejutkan ketika kita membacanya. Kalimat yang sangat dalam dan disitulah nilai kemuridan kita akan ditentukan. Untuk menerima Kristus harganya tidak ada, karena kita menerima anugerah keselamatan secara gratis. Untuk mengikuti Yesus, ada harga yang harus kita bayar. Tetapi, untuk melayani Yesus, kita membayar harga dengan segala-galanya. Artinya komitmen dan harga mengikut Yesus adalah sebagai berikut:

1. Berani kehilangan kenyamanan hidup kita (ayat 57-58).
Di jaman Yesus, biasanya guru-guru agama berkeliling bersama murid-muridnya untuk mengajar dan mereka akan mendapat tempat penginapan yang bagus dan nyaman serta makanan yang cukup. Banyak orang mengira apabila mereka mengikuti Yesus maka mereka akan mendapat posisi yang aman dan nyaman. Sama seperti orang yang bertanya kepada Yesus (ayat 57) yang mengira dan mengharapkan bahwa ia bisa mendapatkan kenyamanan hidup dengan mengikuti Yesus. Tetapi Yesus tahu latar belakang pertanyaan orang tersebut. Yesus tidak seperti guru-guru yang lain. Yesus mengajar kapan saja dan dimana saja, Ia mengajar di tempat yang baik dan di tempat yang kurang baik. Bahkan, Yesus tahu bahwa Ia akan menderita sampai kematian di yerusalem. Jika kita menyebut diri sebagai murid Yesus apakah kita siap meninggalkan kenyamanan hidup dan lebih mementingkan pekerjaan Tuhan.

2. Berani memberi prioritas untuk pekerjaan Tuhan (ayat 59-60).
Salah satu harga yang kita harus bayar sebagai pengikut Kristus adalah memprioritaskan pekerjaan Tuhan. Di dalam bahasa aslinya, kalimat "biarlah orang mati menguburkan orang mati" lebih tepat diterjemahkan "biarlah tukang pengubur orang mati menguburkan orang mati". Masing-masing kita mempunyai prioritas, biar masalah mengubur orang mati dikerjakan oleh tukang kubur, tetapi kita sebagai murid Yesus dipanggil dengan prioritas utama yaitu untuk memberitakan Injil. Apakah kita siap untuk tidak berhitung uang, waktu, dan tenaga ketika kita melakukan pekerjaan Tuhan?

3. Berani untuk melakukan pelayanan dengan sempurna dan dengan urgensi (ayat 61-62).
Komitmen kita sebagai pengikut Kristus adalah melakukan pelayanan dengan sempurna. Mengapa Yesus berkata orang yang membajak tidak boleh menoleh ke belakang? Karena hasil bajakannya pasti tidak sempurna. Kita harus benar-benar menggunakan talenta yang diberikan Tuhan, melakukan pelayanan dengan sempurna. Dan melakukannya dengan suatu sikap urgensi. Karena seperti yang dikatakan Yesus di salah satu khotbahNya, kerajaan Allah sudah datang. Urgensi kerajaan Tuhan tidak bisa dibandingkan dan ditunda. Sekarang saatnya melakukan pelayanan Tuhan.

Kiranya Tuhan menolong kita menjadi murid yang berkomitmen dan berani membayar harga: yang berani kehilangan kenyamanan hidup, memprioritaskan pekerjaan Tuhan, dan melakukan pelayanan dengan sempurna.

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Minggu, 02 Oktober 2016

THE LAST CALL FOR THE END TIME CHURCH

Ada satu panggilan akhir untuk gereja di akhir zaman, tidak peduli bagaimana Bapak/Ibu kenal Tuhan, tidak peduli kapan melayani Tuhan, tetapi yang penting bagaimana terus menerus kita selalu on fire dalam mengikuti Tuhan.
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.(Why. 2:5)

Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."(Why. 2:2-7)

Kondisi Kota Jemaat Efesus pada waktu itu :
KONDISI KOTA
Kota terbesar kedua setelah Romawi populasi nya 250.000 jiwa saat itu ( abad 1 SM )Kota yang terkenal sebagai kota perdagangann dan pelabuhan juga kuil Dewi Artemis, akhirnya hancur karena gempa bumi.Kota Konsili Kristen , tempat pertemuan besar orang Kristen saat itu.

KONDISI GEREJA
Gereja yang rajin, tekun ( hypomone), tidak kompromi , sabar menderita dan tidak kenal lelah.Namun meninggalkan kasih mula-mula, selama periode setelah kematian para rasul, yang berlangsung dari 70 M sampai bait suci di Yerusalem dihancurkan (sekitar 160 M).Selama masa tersebut, banyak gereja telah beralih dari pelayanan penuh kasih menjadi pelayanan Formalitas ,penuh konflik dan argumentasi teologis.

The danger of Lost Priority
Pada waktu kita meninggalkan prioritas (kasih mula-mula), kita mengabaikan atau meninggalkan sesuatu yang paling utama.
Kenapa kita kehilangan yang prioritas ...?
Ada yang lebih penting dari prioritas mengasihi Tuhan
Kadang-kadang banyak hal- hal yang kita anggap penting selain untuk mengasihi atau memprioritaskan Tuhan,
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.(Mrk. 12:30)

Compromise (Kompromi)
Contoh : menikah dengan pasangan yang tidak seiman, tidak mengikuti bimbingan pra nikah dan merayakan pernikahan secara dunia. Penyembahan dapat membuka atmosfer seperti saat Daud akan bertempur. Kompromi mengganti prioritas mencari Tuhan karena ada perintah dari bos kita.
Seperti mata air yang keruh dan sumber yang kotor, demikianlah orang benar yang kuatir di hadapan orang fasik.(Ams. 25:26)

Merasa perintah Tuhan menggangu kita
Sering kali kita merasa ini itu kok tidak boleh dan merasa ketinggalan kemajuan jaman.
Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,(Ams. 6:23)

Apa yang harus kita lakukan :
Repent and do the work you did at first.
Repent (betapa dalamnya engkau telah jatuh)
That we have sinned against God by not loving Him like He deserves
Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. (1 Yoh. 1:8-9)
Jangan mengabaikan dan menyalahkan orang lain apalagi terhadap Tuhan.

Do The Work You Did At First.
Personal revival need immediate action NOT good intentions !!
apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, (Yer. 29:13)

jangan menunda-nunda untuk bangkit dengan membayar harga dan butuh perjuangan. Kita harus mau berkorban untuk menyenangkan dan bersekutu dengan Tuhan.

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati