Rabu, 27 Januari 2016

Pengagum Aja Atau Pengikut?

"Fans atw Followes??? "
Pertanyaannya ialah setelah sekian lama menjadi orang Kristen, bagaimana status hubungan kita dengan Yesus?  Apakah kita cuma sekedar  “pengagum”(fans) atau pengikut (followers) Kristus?  Keduanya sama-sama menghormati Yesus, tetapi sangat berbeda dalam tingkatan relasi dan komitmen.

Tiga Kriteria Pengikut Kristus
Untuk menjadi pengikut Kristus yang sejati, Yesus memberikan 3 kriteria dalam Lukas 9:23.
1. Menyangkal Diri
Menyangkal diri sederhananya diartikan mengatakan tidak untuk kemauan diri sendiri.  Menyenangkan hati Tuhan hanya akan bisa terjadi bila kita berani untuk tidak mencari kesenangan sendiri.  Kita tidak bisa melakukan sesuatu yang berguna bagi Allah, selama kita mencari kesenangan diri sendiri.  Untuk itulah kita harus menyangkal diri.  Hanya jika kita menyangkal/meniadakan diri, barulah Kristus menjadi nyata lewat hidup kita.
2. Memikul Salib Setiap Hari
Charles Simpson menggambarkan sebagai berikut: “salib kita adalah ketika kehendak kita dan kehendak Allah saling bersebrangan.”  Salib kita yang sesungguhnya adalah ketika kita mengambil keputusan untuk berhenti menyenangkan diri sendiri.  Dan itu seharusnya dilakukan SETIAP HARI! Jadi ciri utama dari pengikut Kristus adalah apabila Roh Kristus ada dalam hidupnya dan menguasai keinginan dirinya (Rom 9:8).
3. Mengikut (Teladan) Kristus
Tolak ukur kesejatian pengikut Kristus adalah keserupaan dengan Kristus (pikiran, sikap, perasaan, perkataan, tindakan, Roma 8:29). Dalam wujud praktisnya, serupa dengan Kristus  terlihat dari menyukai apa yang disukai-Nya dan membenci apa yang dibenci-Nya.  Berpikirlah dengan pola “What would Jesus Do?” Buatlah perbandingan: Jika Yesus ada pada situasiku sekarang, akankah Dia berpikir, bersikap, merasa, berkata, bertindak dan berlaku seperti yang sekarang aku perbuat sekarang?

TIGA CONTOH MODEL CALON PENGIKUT KRISTUS (Luk 9:57-62)
Pada ayat tersebut, diceritakan 3 orang yang menyatakan ingin mengikut Yesus, dan bagaimana Yesus menanggapi keinginan mereka.
1. Bersedia Kehilangan Rasa Aman Jasmani (Luk 57-58)
Banyak orang yang mengikut Yesus karena hanya melihat sisi yang menyenangkan. Ada perasaan aman ketika berada dalam kepemimpinan orang terkenal, jumlah pengikut dan dukungan massa yang besar dan keunggulan yang tidak dimiliki kelompok lain.  Namun saat ada orang ingin mengikut Tuhan karena motivasi demikian, Yesus menunjukkan sisi lain menjadi murid Yesus: tertolak, dikucilkan, dipisahkan dari kenyamanan.  Siapkah kita melepaskan rasa aman duniawi dan mengandalkan rasa aman dalam Kristus?  Jika tidak, kelak anda akan mudah beralih dari “pengikut Kristus” menjadi “pengikut keinginan diri sendiri.”

2. Rela Melepaskan Ikatan Relasi (Luk 59-60)
“menguburkan bapaku” menggambarkan kewajiban anak laki-laki yahudi menjaga orang tuanya sampai menguburkan. Jadi, ini bukanlah peristiwa dimana jenazah ayahnya sedang disemayamkan dan hanya menunggu pemakaman untuk orang ini mengikut Tuhan. Tidak seorang pun pernah tahu berapa lama lagi ayahnya akan meninggal dan dikuburkan, agar orang ini mulai berkomitmen menjadi pengikut Kristus. Menanggapi keinginan calon pengikut demikian, Yesus menekankan bahwa siapapun yang memprioritaskan ikatan duniawi (keluarga, pekerjaan, hubungan sosial) tidak layak menjadi murid Yesus.
Bagi pengikut Kristus, gak ada kata “nanti” dan “tunggu dulu” karena pekerjaan Tuhan gak bisa ditunda-tunda. Tidak ada prioritas apapun yang mengalahkan tempat pertama dan terutama selain Tuhan dalam kehidupan pengikut Kristus yang sejati.

3. Mau Melepaskan Fokus Duniawi (Luk 61-62)
“Pamitan” adalah tindakan sopan santun dan menunjukkan penghormatan, terlebih terhadap orang yang dihormati. Setidaknya, menunggu seseorang berpamitan gak membutuhkan waktu lama. Seharusnya “sedikit kesabaran” Yesus pasti akan membuat orang ini menjadi loyalis sejati dari Yesus. Namun itu belum cukup bagi Yesus. “Membajak sambil menoleh ke belakang” adalah ungkapan sikap yang gak fokus dan mendua hati.  Tekadnya belum bulat untuk mengikut Tuhan, dan keputusannya masih bergantung pada izin orangtua yang dianggap berwenang sebagai penentu. Penundaan dapat menjadi pembatalan dan berakhir dengan kegagalan.

Kompensasi pengikut Kristus (Lukas 18:28-30)
Mengikut Tuhan dengan sungguh-sungguh jelas menuntut harga yang gak gampang dan gak murah. Apa yang ditinggalkan adalah sesuatu yang sangat berarti: keluarga, relasi,  dan harta.  Sama skali gak ada yang gampang tuk melepas ketiga hal itu. Dan justru, ketiga hal itu pula yang Yesus katakan perlu ditanggalkan dan ditinggalkan.

Jika itu harga yang harus dibayar, apakah hasil yang diperoleh akan sebanding? Yesus menjamin, bahwa yang didapat murid-Nya pasti jauh lebih besar, yaitu “menerima kembali lipat kali ganda” (Mat 19:28 & Mrk. 10:29 menyebut “seratus kali lipat”).  Plus jaminan pasti akan hidup yang kekal di zaman yang akan datang. Bayar harganya, dan dapetin kompensasinya!

Yesus tidak terlalu tertarik dengan jumlah fans yang banyak (kuantitas). Sebaliknya beberapa kali justru menantang para penggemar-Nya untuk berpikir ulang sebelum membuat komitmen mengikut Kristus. Dia lebih menghendaki murid sejati (kualitas), yang gak berorientasi hanya pada kepentingan dirinya sendiri saat ini. Dengan 12 murid sejati saat mengakhiri tugas-Nya di bumi, meski tanpa keuangan, properti dan beking yang dapat diandalkan, gereja Kristus memberi dampak luar biasa bagi dunia dan terus berkelanjutan sampai sekarang.

Penggemar Kristus membatasi dirinya dalam relasi dan komitmen pada Kristus. Tetapi murid Kristus sejati akan membuat dampak yang tak satupun dapat membatasi. 

Are you a fan or a disciple??



Salam Revival!!! Jbu

Senin, 18 Januari 2016

jika hari ini Tuhan datang?

Apa respon kita atas pertanyaan ini, sudahkah kita siap jika hari ini Tuhan datang? Karena sebagai orang percaya kita harus benar-benar mempersiapkan diri kita untuk menantikan kedatangan Tuhan.

Kita harus merespon dengan benar, yaitu dengan cara kita memeriksa seluruh hidup kita hari-hari ini, apakah semua yang kita lakukan sekarang ini adalah merupakan persiapan menantikan kedatangan Tuhan atau kita masih tetap sibuk mengejar segala sesuatu yang menjadi keinginan hati, namun semuanya itu tidak memiliki nilai kekal.

Orang percaya harus menyadari akan hal ini, supaya kita bisa merubah diri dan mulai mengarahkan fokus hidup hanya kepada tujuan hidup kekristenan yang benar yaitu menantikan langit baru dan bumi yang baru.

Pertanyaan diatas, harus dijadikan sebagai sebuah dorongan yang mengusik hati kita dari kenyamanan hidup dunia saat ini, sebab yang menjadi persoalannya adalah kita tidak pernah tahu waktu Tuhan itu kapan, tetapi firman Tuhan katakan, sebagaimana Ia naik ke sorga dengan cara terangkat ke awan-awan, maka dengan cara seperti itu juga Ia akan datang.

"Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.” Kis 1:10-11

Yang jadi persoalan sekarang, saat Tuhan datang kembali maka hanya orang-orang yang didapati hidup dalam kekudusan, hidup melakukan kehendakNya, merekalah yang akan diangkat Tuhan.

Jadi bagi orang-orang percaya yang saat ini hanya membungkus diri dengan label sebagai "orang kristen", sebagai anak-anak Tuhan, namun tidak hidup dalam kekudusan dan tidak melakukan kehendak Allah, tidak akan mungkin diangkat oleh Allah.

Ingat, panggilan orang percaya adalah panggilan untuk hidup di dalam kekudusan, itulah kenapa kita harus berjuang untuk tetap menjaga kekudusan hidup dan tidak boleh mengotori hidup kita dengan berbagai kecemaran.
"Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu." I Tes 4:7-8

Dari kebenaran ini kita mengerti bahwa jika kita tidak menjaga hidup kita tetap ada dalam kekudusan, itu artinya kita secara langsung telah menolak Allah, dan orang yang menolak Allah tidak akan mungkin ada bersama-sama dengan Allah di dalam KerajaanNya, itulah kenapa Firman Tuhan katakan "tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." I Pet 1:15-16

Jadi kita tidak punya pilihan lain, kita harus menjaga seluruh kehidupan kita supaya tetap tinggal didalam kekudusan Allah, tinggal hanya didalam kebenaran Allah, karena itulah yang merupakan standar hidup bagi orang percaya, standar hidup yang Allah kehendaki, sebab Dia adalah Allah yang kudus dan tidak dapat menyatu dengan segala sesuatu yang tidak kudus.

Menjaga hidup supaya tetap kudus seperti yang Firman Tuhan katakan, itu adalah perintah, jadi jika kita tidak mau hidup menuruti perintah Allah, maka itu sama halnya dengan kita melawan Allah, atau dengan kata lain kita memberontak terhadap Allah, dan itu artinya kita tidak mungkin berkenan kepada Allah pada hari penyelamatan itu tiba. Jadi ingat hanya orang-orang yang berkenan kepada Allah yang akan diselamatkan.

'Sebab Allah berfirman: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.' II Kor 6:2

Jadi kalau hari ini kita membaca ini, maka ini sebagai teguran Tuhan, panggilan Tuhan atas diri kita untuk kembali kepadaNya , sebab Tuhan ingin kita diselamatkan, dan lihatlah ini sebagai perkenanan Tuhan, dimana Tuhan ingin menolong kita, Tuhan ingin menyelamatkan kita, sebab sesungguhnya Allah tidak ingin ada satu orangpun manusia ciptaanNya yang binasa, tetapi Allah juga tidak dapat memaksa orang-orang yang menolak Dia untuk kembali kepadaNya, sebab setiap manusia memiliki kehedak bebas.

Jadi, berpikirlah bahwa bukan secara kebetulan kita menemukan kebenaran ini, artinya saat kita membaca kebenaran ini berpikirlah bahwa Tuhan sedang memanggil kita untuk kembali kepadaNya, sebab hari-hari ini adalah jahat, hari-hari ini ada begitu banyak kebenaran yang disampaikan yang mendorong anak-anak Tuhan yang hidup sesuai dengan tuntutan zaman, dimana kebenaran-kebenaran itu hanya memuaskan telinga dan bukan ajaran sehat seperti yang Allah kehendaki.

"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng." II Tim 4:2-4

Jadi kalau saat ini firman Tuhan sedang menegor kita maka jangan terlambat untuk mengambil keputusan sebab setiap waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali lagi, artinya waktu membaca kebenaran ini adalah waktu yang sedang Tuhan berikan kepada kita , dimana lewat kebenaran ini Tuhan mau kita sadar dan mengambil keputusan yang benar untuk masa depan kita di kekekalan.

Jadi sebagai orang percaya kita harus selektif didalam menerima kebenaran Firman Tuhan, karena seperti yang saya katakan tadi kalau ada kebenaran yang hanya mengajarkan kita untuk memiliki gaya hidup sesuai tuntutan zaman, maka itu bukan kebenaran yang berasal dari Allah, itu adalah kebenaran yang diputar balikkan, karena kebenaran yang berasal dari Allah tidak pernah mengajarkan kita untuk mencintai dunia ini, sebaliknya kebenaran yang berasal dari Allah akan mengajarkan kita untuk hidup sama seperti Kristus hidup, supaya kita berkenan kepada Allah Bapa di sorga.

Mari koreksi cara hidup kita, supaya kita bisa benar-benar mempersiapkan diri untuk menantikan kedatangan Tuhan, dan jika hari ini Tuhan datang, Ia akan menemukan kita sebagai anak-anakNya yang berkenan kepadaNya.

Tuhan Yesus memberkati!!!

Jumat, 15 Januari 2016

Cara menghadapi masa sukar

Ditahun 2016 baru saja berjalan 14 hari, kita sudah diguncang oleh pemberitaan teror "bom sarinah". 2016 bukan tahun yang mudah, untuk itu saya ingin membahas solusi dari lepas dari masa yang sukar.

Masa yang sukar adalah masa yang tidak disukai oleh siapapun di bawah kolong langit ini. Termasuk kita sebagai orang Kristen pun sering tidak menginginkan masa sukar itu terjadi pada diri kita. Mengapa masa sukar itu tidak disukai? Tentu ada banyak jawaban yang bisa kita kemukakan. Misalnya, karena masa yang sukar itu membuat banyak orang mengalami tekanan psikologis yang hebat. Karena masa yang sukar itu membuat banyak orang kehilangan semangat dan motivasi dalam hidupnya. Dan tentu masih banyak lagi jawaban yang lain. Lalu apa bentuk dari masa yang sukar itu? Wujud atau bentuk dari masa sukar itu antara lain, sakit yang berkepanjangan, krisis ekonomi global yang tidak tahu kapan harus berakhir, bencana alam yang terus meningkat sehingga menimbulkan kerusakan yang parah dan korban jiwa yang banyak, peperangan dan teror yang telah memporak-porandakan sendi-sendi kehidupan, dan lain sebagainya.

"Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. Allah Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku". Habakuk 3:17-19

Habakuk hidup pada jaman di mana bangsa israel mengalami penindasan oleh musuh-musuhnya. Dalam keadaan semacam itu, tentu hidup tidak bebas. Juga tidaklah gampang mempertahankan hidup di dalam iman. Masa-masa yang sukar di mana musuh selalu menindas, menyebabkan sendi-sendi kehidupannya terpengaruh. Ladang yang biasanya menjadi tempat yang mendatangkan penghasilan dan merupakan tempat tumpuan bagi penghidupannya tidak lagi membuahkan hasil. Ternak yang menjadi harta kekayaannya terhalau dari kurungannya, tidak ada lagi simpanan baginya, sedangkan dia mempunyai kebutuhan yang harus terus dipenuhi. Bukankah hal-hal ini juga yang sedang melanda kehidupan kita hari-hari ini? Bagaimana supaya daya tahan dan motivasi hidup kita tetap terjaga? Bagaimana supaya dalam masa yang sukar, kita tidak kehilangan motivasi?

Berikut beberapa cara yang bisa membantu kita:
1. Berdoa
"Doa nabi Habakuk. Menurut nada ratapan. Tuhan, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaan-Mu, ya Tuhan, kutakuti! Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun, nyatakanlah itu dalam lintasan tahun; dalam murka ingatlah akan kasih sayang!" Habakuk 3:1-2

Berdoa kepada Tuhan merupakan cara pertama, terutama dan terpenting yang harus kita lakukan ketika kita ada dalam masa yang sukar. Di dalam doa kita minta kepada Tuhan agar Dia datang dan campur tangan menolong kita. Doa bukanlah cara alternatif yang harus kita ambil karena sudah tidak ada pilihan lain lagi. Doa harus menjadi cara hidup kita sebagai umat Tuhan. Doa harus menjadi jembatan bagi kita untuk melangkah memasuki hadirat Tuhan. Doa harus menjadi cara kita untuk mendapatkan motivasi hidup dari Sang Pemilik Hidup. Sehingga di dalam masa yang sukar kita tidak menjadi lemah dan kehilangan gairah serta motivasi dalam hidup ini. 

2. Fokus kepada Tuhan, bukan pada masalahnya 
"Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku". Habakuk 3:17-18

Terkadang masa sukar membuat kita kehilangan fokus dalam hidup ini. Masa yang sukar sering menarik kita untuk menjauh dari Tuhan. Masa yang sukar menyebabkan kita terfokus hanya kepada masalah. Dampaknya hidup kita menjadi kehilangan arah. Kita terpenjara di dalam masa yang sukar. Pada hal masa yang sukar itu biasa. Masa yang sukar bukanlah masa yang luar biasa. Masa yang sukar adalah masa yang biasa-biasa saja. Paulus menulis kepada jemaat di korintus berkaitan dengan masa yang sukar demikian: "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya" 1 Kor 10:13.

Masa yang sukar adalah masa yang biasa. Masa yang sukar adalah masa yang tidak melebihi kekuatan kita. Masa yang sukar pasti ada di jalan kehidupan kita. Masa yang sukar diijinkan Tuhan ada di jalan hidup kita. Masa yang sukar itu tidak lebih kuat dari kita. Tuhan itu setia dan dalam kesetiaan-Nya, Dia tidak akan pernah membiarkan kita mengalami masa yang sukar melampaui kekuatan kita. Kalau masa sukar itu ada di jalan hidup kita, Tuhan sendiri yang menjamin bahwa Dia pasti memberikan solusi yang kita butuhkan dalam masa yang sukar. Dengan demikian kita dapat menanggungnya. Hal-hal itulah yang kita peroleh ketika kita fokus kepada Tuhan dan bukan fokus kepada masa yang sukar. Dengan fokus kepada Tuhan kita mendapatkan kekuatan spiritual. Dengan fokus kepada Tuhan kita mendapatkan kekuatan dan pencerahan. Dengan fokus kepada Tuhan kita memperoleh motivasi rohani untuk tetap berpengharapan walau di masa sukar sekalipun. 

3. Mengandalkan Tuhan
"Allah Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku" Habakuk 3:19

Dalam masa yang sukar, kita tidak bisa mengandalkan harta kekayaan. Karena faktanya harta kekayaan pada masa yang sukar akan habis. Dalam masa yang sukar, kita tidak bisa mengandalkan manusia. Karena faktanya manusia juga terbatas. Dalam masa yang sukar, yang bisa kita harapkan dan andalkan ialah Tuhan. Karena nabi yeremia menulis demikian: "Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah" Yeremia 17:8-9
Dalam masa yang sukar, ketika kita mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan kita kepada Tuhan, berkat Tuhan akan tercurah atas hidup kita. 
Ada beberapa keuntungan ketika kita mengandalkan Tuhan pada masa yang sukar, yaitu: 
Pertama"Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air", artinya kita dekat dengan sumber kehidupan.
Kedua"yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air", artinya memperoleh kehidupan dari sumber kehidupan.
Ketiga, "tidak mengalami datangnya panas terik", artinya mengalami masa yang sukar tetapi masa yang sukar itu tidak akan menghancurkan iman kita.
Keempat, "daunnya tetap hijau", artinya tetap segar/tidak layu dan ada kekuatan baru setiap hari.
Kelima, "tidak berhenti menghasilkan buah", artinya selalu menghasilkan sesuatu yang baik, mendapat berkat dari Tuhan dan menjadi saluran berkat bagi orang lain.


Tuhan Yesus memberkati!!!

Meresponi Panggilan Allah yang Berkemenangan dan Berkelimpahan


"Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan : aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari  kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan  sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Filipi 3 : 12-14
Memperoleh panggilan Kristus adalah berbicara mengenai panggilan kehidupan, perubahan kehidupan dari yang tidak sempurna menjadi sempurna. Panggilan manusia itu baik yang bisa mengarahkan ke kehidupan yang baik, tetapi panggilan manusia tidak kekal. Panggilan Kristus adalah ketika Tuhan mengubahkan kehidupan kita yaitu 'ekklesia' memanggil kamu keluar (1 Ptr 2:9) Tuhan memanggil kita dari gelap ke terangNya yang ajaib.

Bagaimana meresponi panggilan Allah dalam hidup kita
1. Melupakan Masa Lalu
Melupakan kebiasaan-kebiasaan buruk, melupakan dosa dan tidak mengulanginya lagi. Segala kepahitan, kesedihan, kemarahan, sakit hati, bahkan kebanggaan dan prestasi di tahun 2015 harus kita tinggalkan. Yang lama sudah berlalu, yang baru sudah datang. Sudah bukan saatnya lagi kita terus mengingat-ingat kesalahan orang lain, meratapi kehilangan orang yang dikasihi, menyesali terus-menerus kesalahan yang kita perbuat, membanggakan terus-menerus prestasi tahun lalu. Jika kita terus menoleh ke belakang, sulit bagi kita untuk terus maju. Selain itu melupakan semua Moment Rohani seperti "saya dulu menyembuhkan orang yang sakit, saya dulu rajin beribadah, saya dulu.... dulu...." Ketika kita masih membanggakan moment rohani itu berarti kita belum meresponi panggilan Allah. Semua moment rohani harus dilupakan karena itu adalah bagian dari masa lalu. Satu hari terlewatkan itu sudah masa lalu. 

Bangsa Viking membakar kapal mereka setelah sampai ditempat yang ingin direbut
1. mendeklarasikan kpd musuh bahwa mereka telah tiba (siap bertempur)
2. menunjukan komitmen & keseriusan mereka kpd musuh & kepada sesama prajurit
3. memotivasi pasukan bahwa satu satunya jalan pulang hanya dengan memenangkan pertempuran
Bakar keterikatan masa lalu, pandang kedepan.

2. Mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku
Berusaha tetap Fokus.. Apapun yang ada di hadapan kita, fokus selesaikan dengan maksimal dan sepenuh hati. Jangan biarkan apapun atau siapapun membuat kita  menyimpang dari tujuan. Buatlah suatu strategi  khusus yang dapat  menolong kita untuk tetap  fokus untuk mencapai tujuan yang telah kita tetapkan. Ketika kita hidup dalam dalam kebenaran, kekudusan maka diri kitalah yang bisa memotivasi untuk menjadi yang lebih baik lagi.

3. Berlari kepada Tujuan
Bersungguh-sungguh untuk mengejar panggilan Tuhan, jangan merangkak jangan pula berjalan, jangan puas dengan hari ini tetapi berlarilah mengejar panggilan Allah yang luar biasa. Karena kehidupan ini dikejar oleh waktu.  
JANGAN PERNAH MENUNDA UNTUK MERESPON PANGGILAN ALLAH SEBAB KITA DIKEJAR OLEH WAKTU.

Orang yang berlari memberikan energi lebih banyak, berusaha lebih keras. Kalau tahun lalu kita tidur 10 jam per hari, tahun ini cukup 7 jam saja. Kalau tahun lalu kita bersaat teduh 15 menit setiap pagi, tahun ini berikan 30-60 menit. Kalau tahun lalu kira belajar Alkitab sejam seminggu, tahun ini berikan dua jam. Lebih aktif dalam kegiatan gereja, mempersembahkan talenta yang telah diberikanNya untuk melayani sesama dan jemaatNya.  Berikan energi lebih banyak untuk mencapai tujuan utama kita sebagai anakNya, yaitu memperoleh panggilan surgawi dan hubungan yang lebih dekat denganNya melalui kehidupan keseharian kita.

(salah 1 nabi yg ekstrim) 1raj 19:19-21
Elisa adalah type kehidupan yg memiliki karakter yg baik. Sejak Elia melemparkan jubahnya kepada Elisa sampai diangkat menjadi nabi Tuhan, Alkitab tidak pernah menceritakan satupun kecacatan karakter Elisa. Lalu, apa saja yg menjadi karakter dari Elisa?

1. Kesibukan dalam pekerjaan bukanlah penghalang utk meresponi panggilan Tuhan.
Elisa sedang sibuk bekerja (ay 19). Elisa dipanggil untuk melayani Tuhan pada waktu ia sedang sibuk bekerja ( sedang membajak), bukan pada waktu ia sedang menganggur / bermalas-malasan. Hal yg sama terjadi dengan Petrus, Andreas, mereka dipanggil pd saat sedang menebarkan jalan. Begitu juga Yohanes, dan Yakobus dipanggil saat mereka sedang membereskan jala (Mat 4:18-22). Di sini kita melihat bhw Tuhan tidak pernah memanggil orang-orang yg malas atau orang-orang yg menganggur.  Pekerjaan tdk menghalangi mereka utk menanggapi panggilan Tuhan. Itu sebabnya kita hrs menentukan skala prioritas kita, sehingga ketika pangilan Tuhan ditujukan pada kita, jgn kita berkata "Saya tidak ada waktu", atau "Saya terlalu sibuk dgn pekerjaan saya". Sekarang masalahnya, apa yg menjadi prioritas kita: Tuhan atau kesibukan pekerjaan?  

2. Seorang yang kaya dan punya skill

namun ia tdk terikat pada kekayaannya seperti orang muda yg kaya. Elisa adalah orang yg kaya. Dikatakan dalam ayat 19 bahwa ia sedang membajak dengan 12 pasang lembu, berarti ada 24 ekor lembu, itu berarti ladangnya juga sangat luas, ini menunjukkan bahwa Elisa adalah seorang yg kaya. Perhatikan di sini, ketika Elisa dipanggil untuk melayani Tuhan ia dalam keadaan yg sgt sukses dan bukan pada waktu gagal atau kekurangan. Namun, harta kekayaan yg melimpah tdk bisa mengikat hati Elisa, terbukti ia melepaskan semuanya itu demi utk menjadi hamba Elia ( I Raj 19:21 ). Nah, selain itu  Elisa juga seorang yg punya skill. Membajak dengan dua ekor lembu saja sudah sulit, tapi Elisa bisa membajak dengan 24 ekor lembu; ini berarti Elisa memiliki skill, keahlian, kecakapan, ketrampilan, kepiawaian.

3. Seorang yg bergegas (tdk mau menunda ). 
Cara Elia memberikan panggilan adalah dengan melemparkan jubahnya. Ayat 19b: "Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya". Elia hanya melewati saja, tdk didatangi secara khusus namun begitupun Elisa menanggapi panggilan Tuhan dgn sikap bergegas, dgn berlari, sebab ia tdk mau kehilangan kesempatan itu. Begitu juga dgn Abraham, ia berlari, bergegas menangkap kesempatan yg ada utk melayani Tuhan ( Kej 18:1 dst ).

4. Seorang yg menghormati orang tua.

Elisa pamitan pada Elia untuk pulang dulu untuk mencium orang tuanya (ay 20b). Ini adalah ciuman perpisahan. Lalu bgm reaksi orang tua Elisa ? orang tuanya tidak menghalanginya malahan bisa diasumsikan mereka mendukung keputusan anaknya Elisa. Krn apa? Krn karakter yg dimiliki Elisa selama ini cukup menyakinkan bokap dan nyokap-nya bhw keputusan yg diambilnya utk menanggapi panggilan Tuhan adalah sebuah keputusan yg terbaik. Terkadang karakter kita membuat ortu kita melarang kita utk mengiring Tuhan. Itu sebabnya sbg anak kita perlu memiliki karakter dan sikap yg  menghormati & memperhatikan orang tua kita.

5. Waktu Elisa dipanggil, ia rela mengorbankan segala-galanya, dan memilih utk melayani Tuhan. 

Elisa   melepaskan segala sesuatu dan mempersembahkan seluruh hidupnya utk melayani Elia. Elisa menyembelih lembunya dan menggunakan bajaknya sebagai kayu api untuk memasak lembu itu ( I Raja 19: 21). Baik kuk lembu, peralatan lembu, peralatan membajak, semua-muanya itu dibakar sampai habis, sampai tak tersisa. Artinya Elisa tdk mau lagi melihat apa yg ada di belakang. Semuanya ia bakar habis, ia melepaskan seluruhnya, tdk ada yg tersisa, supaya tdk ada peluang lagi utk kembali pada kehidupan lama. Ini adalah sebuah komitmen, sebuah keputusan. Elisa rela dari seorang yg sukses, seorang yg memiliki banyak pelayan, seorang yg kaya, yg berlimpah kekayaan rela menjadi seorang yg tidak memiliki apa-apa dan menjadi pelayan Elia. Dengan menyembelih semua lembunya Elisa menunjukkan bahwa ia tidak berencana atau berkeinginan utk kembali lagi kepada hidupnya yg lama. Mungkin tindakan Elisa ini seperti tindakan Musa yg menanggalkan segala atribut sbg pangeran Mesir dan memilih utk mengabdi pd Tuhan di padang gurun. Itu sebabnya Sdr, sebenarnya kita tdk punya masa lalu lagi, kita hanya punya masa depan. Orang yang sudah menanggapi panggilan Tuhan, ia sudah tidak punya masa lalu lagi, yang ia punya hanyalah masa depan. Seperti rasul Paulus, ia sdh tdk punya masa lalu, sebab ia melupakan apa yg ada dibelakangnya dan berlari mengarahkan diri kepada apa yang di depannya. Masa lalu bisa dipakai Iblis utk mengikat kita ( spt bgs Israel, mereka tetap saja terikat dgn Mesir ). Masa lalu yg belum dibakar habis bisa membuat kita kembali kepadanya di saat kita kecewa dalam pelayanan, ketika kita kecewa dlm pengiringan kita pada Tuhan ( spt Petrus. Petrus yg kecewa ingin kembali ke hidup lamanya menjadi penjala ikan – Yoh 21:2-3 ). Petrus yg pada waktu dipanggil, hanya meninggalkan jalanya tetapi tidak menghancurkan peralatan menangkap ikan (Mat 4:20). Akibatnya pada waktu Yesus mati, ia kembali kpd hidup lamanya,  kembali menjala ikan.  Itu sebabnya kita hrs membakar habis/melupakan masa lalu kita & mengejar apa yg di depan kita. Sekali lagi :Org yg sudah meresponi panggilan Tuhan, ia sdh tidak punya masa lalu, yg ia punya hanyalah masa depan. Sebuah pesawat yg sdh take off dan mengudara tiba2 menyadari kalau ia sdh kekurangan bahan bakar dan ingin putar arah dan berbalik lagi, itu sdh tdk mungkin. Bgtlah dgn kita, kita hrs membakar semua yg ada di belakang kita, sekali kita membuat keputusan utk mengiring Tuhan, tdk bisa kita balik lagi ke belakang. Cukup high risk, ketika berbalik ke belakang isteri Lot menjadi tiang garam. Satu2nya cara adalah seperti Elisa membakar habis smuanya, sampai tuntas!, dan berlari mengejar masa depan, berlari dan mempercepat langkah utk mengejar kesempurnaan. Tdk ada ceritanya lagi utk berbalik ke belakang, amen?

6. Elisa memiliki tangungjawab dan care terhadap pegawai-pegawainya

terbukti ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudian makanlah mereka ( I Raja 19:21, Yak 5:4 ). Sesudh itu apa yg dilakukan Elisa? Ayat 21: “Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.” Perhatikan kata: orang-orangnya, dalam BIS disebutkan anak buahnya. Elisa yg tadinya adalah orang kaya yg punya byk anak buah, punya byk pegawai, punya byk pelayan, nah sekarang ia malah memilih menjadi pelayannya Elia. Ini menunjukkan Elia juga seorang yg rendah hati dan tidak gila kedudukan dan kehormatan. Mari kita melayani dgn kerendahan hati dan melayani Tuhan semaksimal mungkin.

7. Elisa SETIA menjaga panggilan hidupnya. 

Ketika Tuhan memanggil Elisa menjadi pelayan Elia, ia setia menjaga panggilan itu. Elisa setia mengiringi Elia pergi ke Betel, ke Yerikho, menyeberangi sungai Yordan bahkan sampai Elia naik ke surga. Di sini kita menemukan Elisa memiliki hati yg setia dan tunduk. Ketekunan dan kegigihan serta kesetiaan dalam mengikuti Elia teruji,  sehingga ia mendpat lemparan jubah yg ke-2 yg menunjuk pada otoritas atau kuasa dalam pelayanan ( 2 Raja 2:11 ).   Berkat kegigihan dan ketekunannya itu, Tuhan memberikan sesuai dengan apa yang dia minta, yakni urapan ganda dari apa yg Elia miliki, sehingga Elisa menjadi manusia yg unggul, yg penuh dgn otoritas, urapan Roh Kudus dan kuasa Tuhan.
  
8.Elisa mendapat 2 bagian roh = kuasa Tuhan yg bekerja secara double porsi, 2x lipat. 

Elisa dipakai Tuhan dua kali lbh dahsyat dari pada Elia. Terbukti mujizat yg dilakukan Elisa 2x lbh banyak dari pada yg dilakukan Elia. Dari kehidupan Elisa ini, kita dapat belajar sifat dan karakter Elisa. Ketaatan, kesetiaan, penundukan diri, kegigihan dan ketekunannya dalam mengikuti Tuhan, mengejar Tuhan dan juga melayani tuannya Elia. Bila kita memiliki apa yang Elisa miliki dalam hubungan kita dengan Tuhan, maka kita akan dapat melihat lebih lagi akan kuasa tangan Tuhan dan urapanNya atas hidup kita. Kalau kita bisa setia dlm pengiringan kita, bukan mustahil urapan & kuasa Tuhan 2x lebih dahsyat akan   mengikuti & menyertai setiap pelayanan kita.  

9. Pada zaman Elisa Izebel dilumpuhkan. 

Izebel adalah puncak kejahatan. Izebel yg pernah membuat Elia begitu takut bahkan ingin mati, tapi berhasil dilumpuhkan pada zaman Elisa lewat raja Israel yg bernama Yehu ( II Raja 9 ). Lewat kesetiaannya, Elisa mendapatkan otoritas, kuasa, wibawa rohani  maka puncak kejahatan itupun bisa dihancurkan. Sdr, hari-hari ini roh Izebel sedang merajalela. Hati-hati dan waspada jgn sampai kita disesatkan dgn ajaran-ajaran yg bertentangan dgn kebenaran Firman Tuhan. Jika kita punya otoritas dan kuasa lewat kesetiaan kita dlm penggembalaan maka roh Izebel tdk bisa mempengaruhi iman percaya kita, semuanya itu bisa dimusnahkan lewat roh/kuasa Tuhan.

Jika kita hidup, kita perlu  hidup hanya bagi Tuhan. Jika kita menerima panggilan Tuhan, kita perlu meresponi itu tanpa mau dihalangi oleh apapun juga. Jika kita sdh melayani, kita jgn pernah lagi berbalik pada kehidupan lama, sebab kita sdh tdk punya masa lalu lagi, yg perlu kita lakukan adalah berlari dan mengejar panggilan Tuhan yg tertinggi sampai mendapat 2 bagian roh, sampai mengalami otoritas dan kuasa Tuhan bahkan mencapai kesempurnaan. Mari kita belajar dari sikap dan karakter Elisa yg dgn gigih mengejar Tuhan..

Tuhan Yesus memberkati!!!

Jumat, 08 Januari 2016

Gereja Keliling = Umat Kristen Tanpa Komitmen

Belakangan ini muncul satu trend beribadah yang semakin memprihatinkan di kalangan orang Kristen di kota-kota besar.  Tapi mungkin juga terjadi di kota-kota kecil, di mana banyak orang Kristen pergi beribadah namun dengan berpindah-pindah tempat. Bagi orang Jakarta trend ini sering disebut “gereja keliling jakarta.” Orang yang mengikuti ibadah dengan cara demikian jika ditanya “kamu angggota gereja mana?” maka orang tersebut dengan guyonan akan menjawab “gkj” atau “gereja keliling Jakarta.”
Pola beribadah seperti ini semakin memperihatinkan oleh karena semakin banyak orang Kristen yang menggunakan pola beribadah berpindah-pindah dari satu gereja ke gereja lain, dari gedung satu ke gedung lain, dengan pilihan waktu yang semakin variatif.

Banyak orang Kristen yang merasa dirinya bebas memilih kemana mereka ingin pergi beribadah setiap hari minggu, pergi ke gereja, namun tanpa memiliki komitmen dan keterlibatan khusus dengan gereja di mana mereka beribadah. Hal ini dimungkinkan oleh maraknya gereja-gereja yang bermunculan di ruko-ruko, hotel, gedung pertemuan, dan sebagainya, selain di gereja yang telah memiliki gedung sendiri. Sekalipun ada pembatasan-pembatasan dan hambatan-hambatan di sana-sini terhadap rencana pembangunan gedung-gedung beribadah bagi orang Kristen. Namun ternyata semakin banyak juga pilihan-pilihan tempat beribadah bagi orang Kristen, terutama di kota-kota besar.
Gejala tidak sehat ini sebetulnya sudah lama ada, namun sekarang semakin menjadi-jadi, fenomena ini sering disebut sebagai fenomena “Mc Church” Di mana sebagian orang Kristen memperlakukan gereja seperti aktivitas mengunjungi restoran cepat saji dan memperlakukan gereja seperti membeli makanan (“church court”). Mereka memilih tempat beribadah menurut keinginan hati dan pikiran mereka semata. Apakah orang-orang seperti ini dapat disebut sebagai orang percaya sejati? CS. Lewis pernah berkata: “terlampau banyak praktisi-praktisi di gereja, namun bukan orang percaya.

Makna bergereja sekarang ini bergerak menyimpang dari kegiatan ibadah komunal yang bersifat mutual kepada pilihan-pilihan dan selera individual. Walau ibadah dilakukan bersama-sama dalam satu ruangan, namun motifnya dapat bersifat individu. Mengapa gaya beribadah seperti ini sangat diminati oleh banyak orang Kristen? Karena dengan  gaya bergereja berpindah-pindah seperti ini akan minim risiko untuk dimintai komitmen dalam segala aspek bergereja. Datang ke gereja semaunya,  jam berapa pun bisa, ke gereja mana pun bisa, datang terlambat dan pulang lebih awal sudah biasa. Ia tidak akan diawasi dalam sikap dan tingkah laku hidupnya, tidak diawasi mengenai pemberian persembahan dan persepuluhannya, tidak diawasi kesetiaan beribadahnya, apalagi soal pelayanan. Fenomena ini semakin menjamur karena banyak gereja-gereja yang juga memang tidak menuntut kualitas jemaat yang sesungguhnya dari setiap pengunjung ibadah karena “yang penting ramai” pengunjung.  Jadi antara “penjual dan pembeli terjadi transaksi yang saling menguntungkan.” Bukankah fenomena ini seperti spirit “hedonisme” di dalam gereja?

Fenomena ini juga terjadi karena faktor pemahaman yang sangat dangkal mengenai arti beribadah. Banyak orang Kristen yang merasa sangat bangga jika ia bisa datang secara rutin ke gereja setiap minggu. Seolah-olah mereka telah menunaikan semua kewajiban beragama mereka dan seolah-olah Tuhan sudah puas dengan kehadiran mereka. Walaupun mereka sanggup menjalankan kewajiban beribadah, apakah iman Kristen merupakan kewajiban beragama? Jika demikian maka orang-orang tertentu mungkin akan merasa sangat puas dengan berpindah-pindah gereja dan mungkin karena mampu memberikan uang persembahan dan perpuluhan yang cukup banyak. Padahal bagi Tuhan tidak ada orang yang dianggap memberi lebih banyak karena setiap orang harus memberi menurut porsi yang telah dipercayakan Tuhan kepadanya. Sehingga dalam pengertian yang benar tidak akan ada orang yang sanggup memegahkan diri karena ia merasa telah memberi “lebih banyak” dari orang lain. Hanya orang yang memiliki pemahaman yang salah atau kurang yang memiliki pemahaman bahwa ia memberi lebih banyak dibanding orang lain.  Intinya terletak pada pemahaman yang jelas mengenai siapa Allah dan apa motivasinya untuk beribadah kepada Allah.

Jika pemahaman seseorang jelas dan benar terhadap eksistensi Allah dan perbuatan-perbuatan-Nya dalam menebus dan menyelamatkan orang berdosa, apalagi bicara mengenai Allah sebagai pencipta segala sesuatu dan sebagai Allah yang berdaulat. Maka dengan pengertian demikian setiap orang Kristen akan sampai pada pengertian, bahwa “persembahan dan perpuluhan” sebesar apa pun hanyalah bentuk berterima kasih dan bersyukur kepada Allah atas semua anugerah-Nya. Sebesar apa pun tindakan dan perbuatan seseorang dalam konteks beribadah dan bergereja tidak akan pernah membuat seolah-olah gereja/ jemaat tersebut berhutang budi pada orang tersebut. Karena baik pemberian berupa uang persembahan atau perpuluhan, pemberian waktu, tenaga, maupun pikiran semuanya diberikan kepada gereja (pelayanan) sebagai ucapan syukur dan penghormatan kepada Allah sebagai pemberi semuanya. Tidak ada seorang pun yang dapat bermegah di dalam gereja, sekalipun ia dapat melayani dengan kapasitas dan hasil yang sangat baik. Sebaliknya, tidak boleh ada satu pun anggota gereja yang tidak memberikan peran dan eksistensinya untuk pelayanan dan pertumbuhan gereja, karena setiap anggota gereja bertanggungjawab atas panggilan bergereja.

Bergereja memiliki aturan saling melayani dan saling bertumbuh dalam semua aktivitasnya. Jemaat atau orang Kristen yang selalu atau sering berpindah-pindah tempat beribadah tidak akan memiliki keterlibatan dalam semua proses bergereja dalam satu gereja lokal. Dengan kata lain, orang-orang sepert ini  bisa disebut sebagai orang Kristen tanpa komitmen. Menjadi orang Kristen adalah panggilan dan anugerah Allah, demikian juga dengan kesempatan untuk beribadah dan keterlibatan aktif dalam melayani di sebuah gereja. Makna tertinggi dari semua pelayanan adalah hak istimewa dari Allah yang mau menjadi tuan bagi kita semua yang sesungguhnya hanyalah hamba-hamba yang tidak berguna (Lukas 17:10). Setiap orang Kristen adalah anggota tubuh Kristus (Efesus 1:22-23), dan setiap anggota tubuh Kristus harus bersekutu bersama secara terus menerus dalam satu kumpulan komunitas gereja lokal (Roma 12; 1Kor 12).
Gereja dalam arti umum adalah satu di dalam Kristus dan semua gereja yang ada di dunia ini, di mana Kristus menjadi Tuhan dan kepala gereja, boleh dimasuki oleh semua orang Kristen. Namun, tidak berarti orang Kristen bisa semaunya berpindah-pindah gereja kemana pun ia mau beribadah. Jemaat sejati akan bertumbuh jika ia setia beribadah di dalam satu gereja dan terlibat dalam pelayanan secara menetap dan tidak berpindah- pindah. Jangan menjadikan gereja seperti “foodcourt” atau “churchcourt”, karena pola demikan tidak akan memberi pertumbuhan gereja, malah akan merusak gereja.

Setiap orang Kristen memiliki peran dan tanggungjawab dalam satu komunitas gereja lokal, karena ia menerima pelayanan dan berbagai haknya sebagai jemaat lokal.  Maka ia juga memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan gereja tersebut melalui talenta-talenta yang di miliki. Seorang Kristen tidak dipanggil untuk berkeliaran dan berkeliling ke berbagai gereja semaunya, setiap orang Kristen dipanggil untuk bersekutu, berkumpul bersama dan mempelajari Alkitab dan bertumbuh bersama dalam satu komunitas. Setiap orang Kristen akan bertumbuh di dalam gereja jika mereka mengetahui karunia apa yang mereka miliki dan mereka mempraktekkannya di dalam gereja.
Setiap orang Kristen harus mengembangkan serta mempraktekkan karunia tersebut di dalam pelayanan (Roma 12 dan 1Kor 12). Mereka yang bertumbuh dalam gereja adalah mereka yang menggunakan karunia-karunia rohani mereka bagi pertumbuhan gereja setempat. Setiap orang Kristen memiliki minimal satu karunia yang harus digunakan untuk terlibat dalam pelayanan gereja. Setiap karunia merupakan pemberian Allah pada tiap-tiap orang menurut pengaturan Allah sendiri. Dengan demikian setiap orang memiliki peran yang unik untuk mengembangkan pelayanan dalam gereja. Seberapa pentingkah aktivitas beribadah dalam kehidupan orang Kristen? D.L. Moody pernah berkata: “Kehadiran jemaat dalam gereja merupakan suatu yang vital bagi murid Kristus, seperti transfusi darah segar dan sehat untuk orang sakit.” Sanggupkah gereja-gereja masa kini memberikan vitamin-vitamin rohani bagi domba-domba yang mencari makan di rumah Tuhan?

Pada prinsipnya kualitas pelayanan gereja bergantung pada sifat sinergis dari peran dan keterlibatan semua anggota jemaat. Tiap-tiap orang harus terlibat secara aktif melayani dan juga mendapatkan pelayanan dari anggota satu sama lain.

"Mari kita semua sebagai orang percaya membangun konsep dan kebiasaan yang sehat dalam bergereja, jauhkan pola ibadah yang merusak diri dan gereja. Jadikan diri Anda sebagai jemaat Kristus yang sejati."

Tuhan Yesus memberkati!!!

Kamis, 07 Januari 2016

Mempersembahkan Seluruh Hidup Kita

Kita sudah tidak asing dengan slogan "Jangan kita berkata apa yang negara bisa berikan kepadaku, tetapi mari kita berkata apa yang dapat kita lakukan bagi negara." Slogan ini selaras dengan tulisan paulus dalam Roma 12:1.
"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."

Sebagai orang Kristen kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang kudus dan yang berkenan. Jikalau saja kita sebagai gereja Tuhan memiliki slogan "apakah yang bisa aku berikan kepada Allah?" maka gereja itu akan menjadi kuat.
Seorang Kristen yang benar-benar mengerti kasih karunia Tuhan, ia tidak akan segan-segan untuk mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang kudus dan berkenan kepada Tuhan. Tetapi sebelum pembahasan lebih lanjut tentang mempersembahkan tubuh kita, kita perlu memahami terlebih dahulu tentang kasih karunia Allah yang dilimpahkan kepada kita.

"Malah kasih karunia TUHAN kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam KRISTUS YESUS. Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "KRISTUS YESUS datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, YESUS KRISTUS menunjukkan seluruh kesabaran-NYA. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-NYA dan mendapat hidup yang kekal.1 TIMOTIUS 1 : 14-16

Paulus menjelaskan bahwa ia sebagai orang yang paling hina dan paling berdosa karena sebelumnya ia adalah seorang penganiaya dan pembunuh, sehingga ia merasa tertuduh sebagai orang yang paling berdosa. Namun ia menyadari bahwa karena kasih karunia Allah, justru ia dipakai oleh Tuhan untuk melayani Tuhan. Jadi kasih karunia adalah suatu pemberian yang sangat besar, dan pemberian ini bukan berdasarkan apa yang kita lakukan (misalnya kebaikan). Seringkali kita memberi sesuatu pada seseorang atas dasar kita mencintai orang tersebut atau karena orang itu layak mendapatkan sesuatu. Misalnya seseorang memperoleh ijazah karena ia lulus sekolah, seseorang memperoleh piala karena ia menjadi pemenang lomba. Tetapi Yesus Kristus telah memberikan kasih karuniaNYA justru pada saat kita berada di dalam dosa. Karena itu paulus mengatakan, bahwa atas kasih karunia Allah.

Ada dua hal yang menyebabkan seseorang tidak mau mendekat kepada Tuhan. Terdapat golongan orang yang merasa dirinya tidak berdosa sehingga mereka merasa tidak memerlukan Tuhan sebagai Juruselamat mereka. Sebaliknya ada pula kelompok orang yang berputus asa dan menganggap bahwa tidak ada gunanya datang kepada Tuhan karena dosa-dosanya sudah menumpuk sedemikian banyak. Orang yang berpendapat demikian sudah tidak memiliki keberanian untuk datang kepada Tuhan. Dia berpikir bahwa pintu pengampunan sudah tertutup baginya. Pikiran seperti itu adalah salah, sebab terbukti paulus orang yang paling berdosa karena telah membunuh jemaat Tuhan akhirnya merasakan kasih karunia Tuhan. Jika seseorang mengerti kasih karunia Tuhan maka ia akan menghargai Tuhan dengan luar biasa. Sebab pada umumnya kita menerima sesuatu karena telah mencapai suatu prestasi. Tetapi jika melihat ke dalam diri kita yang sesungguhnya, apa "prestasi" kita di hadapan Tuhan? Sebab tidak ada satu manusiapun yang bersih di hadapan Tuhan. Walaupun demikian, justru kita menerima anugerah kasih karunia yaitu keselamatan dari Tuhan.

Hal inilah yang menjadi penekanan paulus dalam suratnya ini bahwa dahulu kita adalah orang yang berdosa dan seharusnya menjadi penghuni neraka. Tetapi karena kasih karunia Allah, kita terbebas dari neraka dan menjadi pewaris kerajaan surga. Dalam kasih karunia ini ditegaskan dengan jelas bahwa bukan karena perbuatan baik kita, tetapi orang yang mau beriman kepadaNYA yang akan menerima kasih karunia.

"Tetapi waktu IA, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-NYA.GALATIA 1 : 15

Paulus menegaskan bahwa ia menerima kasih karunia itu bukan setelah ia dilahirkan. Tetapi justru sejak dalam rahim ibunya Tuhan sudah memberikan kasih karunia itu kepadanya, sehingga sekalipun ia berbuat apa yang jahat dengan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Allah, kasih karunia itu tetap diberikan kepada paulus. Kasih karunia itulah yang memampukan paulus untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain.

Tuhan tidak pernah membatalkan atau menarik kembali kasih karunia yang diberikan kepada saya. Dari didikan yang saya terima dari Tuhan, mendorong saya untuk memberitakan tentang kasih Tuhan yang begitu besar. Apa yang saya beritakan tidak saya dapat atau pelajari di bangku sekolah teologia, melainkan melalui penderitaan yang diizinkan Tuhan untuk saya alami. Oleh karena kasih karuniaNYA, sekalipun saat saya tidak memiliki uang, tanpa pekerjaan, saya tidak pernah kelaparan.
Pengalaman ini juga yang dijabarkan oleh paulus sebagai hasil dari perjumpaannya dengan Kristus Yesus, sehingga kita bisa memahami makna kasih karunia Allah. Sebab kasih karunia adalah kasih Allah yang begitu besar yang dinyatakan dalam perhatianNYA yang tanpa batas terhadap kita. Begitu besarnya kasih karuniaNYA, tidak sebanding dengan apa yang sudah kita lakukan betapapun kita berusaha membalas kasihNYA. Kasih manusia terbatas, sekalipun seseorang mengasihi orang yang dikasihinya sedemikian rupa. Tetapi tanpa timbal balik yang seimbang, suatu saat kasihnya akan luntur. Tetapi kasih karunia Tuhan tidaklah demikian. IA selalu memberi kepada kita sampai kita benar-benar menerima dan meresponi kasih karunia tersebut.

"dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.ROMA 3 : 24

Karena kasih karunia, kedudukan kita berubah. Dahulu hidup kita tidak berkenan di hadapan Tuhan dan harus menerima hukuman dosa yaitu kebinasaan/maut, tapi karena kasih karunia Allah, kita menerima penebusan dosa dan hidup kekal di dalam kerajaan surga.
Karena kejahatan yang begitu besar yang dilakukan paulus, ia sadar bahwa seharusnya dia menerima hukuman neraka. Tetapi karena kasih karunia Allah, kedudukannya berubah. Paulus yang sebelumnya seharusnya akan menjadi penghuni neraka, tetapi oleh karena kasih karunia ia mewarisi kerajaan surga. 

Dalam 2 Korintus 12 ia menceritakan bagaimana ia diangkat untuk melihat surga yang akan menjadi tempat kediamannya untuk selama-lamanya.
Seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun akan semakin sadar bahwa dirinya sudah semakin dekat waktunya untuk menghadap Sang Pencipta, berbagai penyakit mulai menggerogoti kesehatan. Sebab Firman TUHAN berkata bahwa masa hidup manusia 70 tahun, dan jika kuat 80 tahun saja (Mazmur 90 : 10). Jikalau kita menyadari kebesaran cinta dan kasih Tuhan, bagaimana perbuatan dan sikap kita sebagai orang kristen? Apakah kita hanya bersikap pasif dan masa bodoh. Atau kita memiliki tanggung jawab untuk mempersembahkan seluruh tubuh, jiwa dan roh kita sebagai persembahan yang berkenan kepada Tuhan?

"Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-NYA; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-NYA.2 TIMOTIUS 4 : 6-8

Sepanjang pelayanannya, bahaya dan kesengsaraan bahkan maut selalu mengancam paulus. Oleh sebab itu dalam suratnya kepada timotius ia mengatakan bahwa saat kematiannya sudah dekat. Ini berarti paulus sudah mengetahui bahwa sebentar lagi ia akan mengalami kematian. Tetapi paulus telah mengakhiri pertandingan iman dengan baik. Oleh sebab itu berbahagialah orang kristen yang berhasil menyelesaikan pertandingan imannya dengan baik. Sebab upah yang tidak ternilai itu telah tersedia bagi kita, yaitu mahkota kebenaran akan menghiasi kepala kita kelak di kerajaan surga.

Allah telah memberikan kasih karunia sehingga kita dibenarkan di dalam Kristus Yesus. Hanya saja, orang kristen perlu mempertahankan imannya di dalam perjalanan hidupnya agar kasih karunia yang telah diberikan oleh Allah tidak sia-sia. Hal itu memang tidak mudah. Setiap hari kita harus menghadapi tantangan demi tantangan yang dapat melemahkan iman. Banyak orang mengalami kesulitan dan akhirnya menyerah kalah dalam menghadapi tantangan, karena manusia itu terdiri dari darah dan daging yang penuh dengan kelemahan. Banyak orang yang takut menghadapi kematian sebab mereka telah kalah dalam bertanding. Mereka tidak tahu kemana mereka akan pergi setelah kematian menjemput. Kita dapat menyebut paulus sebagai orang yang paling berbahagia, karena ia mengatakan, "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." Paulus dapat berkata demikian karena ia mengetahui bahwa kematian itu hanyalah berpindah dari dunia ini ke surga.

"Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari IA melawat mereka." 1 PETRUS 2 : 11-12

Dalam kehidupan sebagai orang kristen, hal mempersembahkan tubuh memiliki pengertian kita harus hidup tertib dengan melawan kuasa daging, keinginan hawa nafsu. Ada orang yang beranggapan, bahwa dia tidak dapat dipengaruhi godaan hawa nafsu yang datang dari wanita, keinginan memiliki harta dan kekuasaan. Jangan kita terburu-buru mengatakan demikian. Menguasai hawa nafsu untuk memiliki harta atau melawan godaan wanita mungkin saja bisa kita hadapi. Tetapi dapatkah kita menaklukkan dendam yang ingin menguasai hati kita? Dapatkah kita menang dari rasa iri hati? Kedua hal ini sulit ditaklukkan karena sudah mendarah daging dalam kehidupan manusia.

Kalau kita ingin mempersembahkan tubuh kita yang hidup, persembahan itu bukanlah bersifat lahiriah, melainkan persembahan yang keluar dari segenap hati dan seluruh tubuh kita. Contoh yang sederhana adalah pada saat kita menaikan pujian kepada Tuhan. Persembahan tersebut bukan hanya melalui mulut, tetapi dengan seluruh tubuh kita memuji keagungan Tuhan kita yang hidup.

"Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah malaikat Tuhan dari langit kepadanya: "Abraham, abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan." Lalu IA berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKU.KEJADIAN 22 : 9-12

Abraham merupakan gereja Tuhan yang pertama sebab ia dipanggil Tuhan dari tempat yang gelap menuju terangNYA yang ajaib. Abraham dipanggil Tuhan untuk meninggalkan ur-kasdim menuju suatu tempat yang ia sendiri tidak ketahui. Abraham diberi perintah oleh Allah untuk membawa ishak, ke gunung moria untuk dipersembahkan kepada Allah. Dalam perjalanannya ke gunung moria bersama ishak, abraham bukanlah mempersembahkan anaknya melainkan mempersembahkan dirinya sendiri. Sebab selama sembilan puluh sembilan tahun ia menunggu ishak lahir. Dan setelah abraham menerima janji Allah yang dinanti-nantikan tersebut, Allah memintanya kembali. Mampukah abraham mempersembahkan ishak, darah dagingnya sendiri?
Tetapi walaupun demikian, abraham terus melangkah ke tempat yang ditentukan oleh Allah untuk mempersembahkan korban. Dia tidak ragu dan kemudian berjalan pulang tanpa melaksanakan perintah Allah. Dengan penuh kepastian abraham terus mendaki ke gunung moria. Ketika ishak diikat dan diletakkan di atas mezbah, mungkin ia merasa heran, sebab ia tahu bahwa jika Abraham mendirikan mezbah maka ia akan meletakkan domba sebagai korban bagi Allah. Tetapi walaupun demikian, ishak tetap mentaati apa yang dilakukan oleh abraham terhadap dirinya. Ini adalah suatu keberhasilan abraham dalam mendidik ishak yang menjadikannya anak yang mau tunduk dan taat.

Persembahan yang dibawa oleh abraham ini merupakan teladan bagi orang beriman. Apakah kita rela memberikan waktu kita kepada Tuhan satu jam saja untuk berlutut di hadapan Tuhan untuk mendoakan kemajuan gereja. Sebab mendoakan gereja bukanlah tugas seorang pendeta saja, tetapi semua orang yang percaya kepadaNYA. Kalau hal ini kita lakukan, maka mezbah akan mengeluarkan bau yang harum, dan gereja akan kokoh.

"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.ROMA 12 : 2

Jika kita mau mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Allah, maka Allah akan menyatakan kehendakNYA kepada kita. Kehendak Allah sangat penting dalam kehidupan seorang kristen. Sebab tanpa mengetahui kehendak Allah, maka kita tidak mungkin dapat menjalankan perintah Allah. Orang kristen yang tidak mengerti kehendak Allah, hanya menyandang predikat sebagai orang kristen, tetapi perbuatannya seperti orang yang tidak mengenal Allah. Orang dunia itu sifatnya tidak mau mengalah, suka gosip, membenci orang lain. Tetapi kita harus berani mengalah dan mau mengasihi. Kita akan mampu menjadi orang yang "tidak serupa dengan dunia ini" jika kita sudah mempersembahkan seluruh hidup kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan di hadapan Allah.
Tuhan Yesus memberkati!!!

Senin, 04 Januari 2016

Doa Untukmu sahabat

https://m.soundcloud.com/nicky-tejanagara/tak-berhenti-percaya-cover-by

Sebab itu sejak kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta,....KOLOSE 1:9

Doa menjadi kekuatan bagi setiap orang yang kehilangan harapan, dan bukan hanya itu saja doa juga menjadi dukungan bagi orang yang membutuhkannya. Setiap orang membutuhkan doa, untuk itulah kita harus terus saling mendoakan satu dengan yang lain (Yakobus 5:16), tidak terkecuali termasuk anak muda.

Rasul Paulus mengatakannya dikitab kolose 1, bahwa Ia terus menerus berdoa bagi jemaat diKolose bahkan dengan tiada berhenti-henti... Apakah yang diminta Rasul Paulus didalam doanya kepada Tuhan?
1. Setiap jemaat memiliki Hikmat dan Pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna (Kolose 1:9)
2. Setiap jemaat memiliki kehidupan yang memberi buah dalam segala pekerjaan baik dan bertumbuh dalam pengertian yang benar (Kolose 1:10)
3. Setiap jemaat diberikan kekuatan untuk memiliki ketekunan dan kesabaran (Kolose 1:11)
4. Setiap jemaat hidup dalam pengucapan syukur karena Salib Tuhan yaitu penebusan Kristus (Kolose 1: 12)

Latar belakang mengapa Rasul Paulus berdoa demikian adalah karena ditengah pertumbuhan gereja, jemaat di Kolose mulai diombang-ambingkan dengan pengajaran yang tidak sesuai dengan apa yang Kristus inginkan, munculnya ajaran nenek moyang dan filsafat yang palsu (Kolose 2:8)

Ditengah pertumbuhan gereja yang semakin marak, pengajaran yang tidak ke arah Kristus dan dosa juga semakin mengancam generasi ini. Untuk itulah kita harus terus menerus berdoa bagi generasi ini, sama seperti doa Paulus supaya generasi ini mengenal kebenaran yang sejati dan terus hidup didalamnya.

Jika kita terus hidup didalam doa yang seperti diatas, maka Saya percaya bahwa kita akan terus bertumbuh menjadi seperti apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita. Doa tersebut harus terus kita panjatkan kepada Tuhan atas generasi ini, supaya kita memiliki generasi yang kuat, berbuah dan takut akan Tuhan. Marilah kita berdoa terus menerus dengan tiada henti-hentinya bagi generasi muda sama seperti apa yang Rasul Paulus doakan bagi jemaat di Kolose.

Demikianlah doa Saya bagi kita semua, keempat hal tersebut kita alami sebagai generasi yang kuat ditengah dosa yang mengancam dan segala kesulitan dibangsa ini. Api doa tiada putus-putusnya berada di tengah-tengah generasi ini. Kegerakan Doa Anak Muda sedang TERJADI !!!

Tuhan Yesus memberkati!!!

Jumat, 01 Januari 2016

Totalitas dalam pelayanan

"Pelayanan adalah menggunakan hidup kita untuk orang lain untuk mengarahkan mereka kepada Allah."

Menggunakan hidup kita adalah keseluruhan hidup kita untuk orang lain yang belum mengenal Tuhan dengan tujuan untuk mengarahkan mereka kepada Allah. Sehingga kita harus memahami bahwa pelayanan haruslah bertumbuh dan membuahkan hasil. Allah dipermuliakan jika pelayanan kita berbuah. Tuhan Yesus menegaskan “dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku" Yohanes 15:8

 "Semakin banyak anugerah yang kita terima dari-Nya semakin besar harga yang harus kita bayar untuk Dia."

 ‘Melayani’ dan ‘menjadi seorang pelayan’ adalah 2 hal yang berbeda.
‘Melayani’ artinya kita melakukan sesuatu untuk seseorang dalam waktu dan tempat yang spesifik (tertentu). Tapi ‘menjadi seorang pelayan’ berarti kita menjadikan pelayanan sebagai hidup kita. Artinya, kapanpun dan dimanapun yang kita pikirkan dan lakukan hanya melayani orang lain.
Dalam relasi kita dengan Allah, yang Allah minta dari kita bukan hanya sekedar melayani Dia, tetapi kita menjadi pelayan-pelayan-Nya.
Roma 12:1 berkata, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Ayat ini dengan jelas menegaskan kepada kita bahwa Allah tidak hanya meminta anak-anakNya melayani Dia. Tetapi Allah meminta anak-anakNya mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan. Atau dengan kata lain, Allah meminta kita HIDUP BAGI DIA (menjadi pelayan-pelayanNya).
Kebanyakan orang bisa melayani, tapi tidak semua orang yang melayani bisa dan mau menjadi seorang pelayan.

Karena menjadi seorang pelayanan dituntut 4 hal, yakni: Komitmen, Totalitas, Ketaatan dan Kesetiaan.
KOMITMEN adalah sebuah janji yang kita buat di hadapan Tuhan, yang bersifat mengikat dan menuntut sebuah tanggung jawab.
baca Yesaya 6:8.Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’ Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah aku!’
Ketika Allah memanggil kita untuk menjadi hamba-hambaNya, hal pertama yang Ia tuntut adalah sebuah KOMITMEN. Di mana di dalamnya terkandung janji untuk memberikan seluruh hidup kita kepada Tuhan (Roma 12:1).
KOMITMEN seperti ini menuntut sebuah TOTALITAS. Tuhan tidak mau kita setengah-setengah dalam melayani Dia. Tuhan mau kita melakukan kehendakNya, dan menjawab panggilanNya dengan segenap hati dan kemampuan kita.
Dan, TOTALITAS kita akan tercermin dalam KETAATAN kita kepada Tuhan. 
Orang yang TOTAL dalam melayani Tuhan, akan melakukan semua kehendak Tuhan meski sulit dan menuntut pengorbanan.
Selain dalam KETAATAN, TOTALITAS kita juga akan tercermin dalam KESETIAAN. Apakah kita akan TAAT dan TOTAL sampai akhir hidup kita? Ataukah kita akan meninggalkan KOMITMEN kita di tengah jalan saat kita menghadapi kesulitan dan hambatan?
Mereka yang setia sampai akhir, akan memperoleh MAHKOTA KEBENARAN (2 Timotius 4:7-8)

Hari hari ini umat kristen dituntut untuk ikut ambil bagian dalam pelayanan, melayani bukan berarti kita harus menjadi seorang pendeta ataupun penginjil atau pelayan di mimbar gereja, melayani adalah sebuah hal yang berkembang dan tidak monoton, pelayanan dimulai dari diri kita sendiri bukan kah tubuh kita adalah baitNya? ketika kita Mengasihi diri kita artinya kita sudah ikut ambil bagian dalam pelayanan itu, selanjutnya adalah saat dimana kita melayani orang lain dengan kasih dan kemurahan yang kita boleh bagikan, ikut merasakan penderitaan ketika orang lain berduka. Ketika setiap perbuatan kita, sikap kita, gaya hidup kita boleh menjadi berkat bagi orang lain, sebenarnya kita sedang terjun dalam melayani Tuhan, karena saat itulah orang boleh melihat bahwa Yesus berdiam dalam hidup kita, dan apabila itu terjadi kita sedang melayani karena dengan demikian nama Yesus sedang dimuliakan.

Berbicara tentang Totalitas dalam pelayanan memang itu adalah sebuah pilihan dalam kehidupan, bagi kita yang memutuskan total dalam pelayanan, bagian yang akan kita terima lebih istimewa dibandingkan dengan orang yang lebih memilih melayani dalam keseharian nya. Tergantung kepada kita apakah kita hanya mau menerima 30 atau 60 atau bahkan 100 kali lipat!?
Yang pasti semua ada pada porsinya, pada ahirnya semua akan bermuara pada panggilan kita secara pribadi, panggilan yang berasal dari Tuhan akan menuntun kita untuk berdiri teguh, asal kita mau mengikuti apa yang Tuhan mau kita kerjakan niscaya kita pasti akan tiba pada garis akhir dimana telah tersedia mahkota kehidupan sesuai dengan bagian kita masing masing.


Tuhan Yesus memberkati!!!