Kebangkitan rohani yang sebenarnya berawal dari hati kita sendiri, yaitu pemulihan hubungan dengan Tuhan di hati kita masing-masing. Kita harus tetap menjaga dimensi Roh itu terbuka dalam kehidupan kita supaya kita tetap bersemangat dalam Kristus. Kekristenan kita hanya satu, yaitu Yesus Kristus. Dalam artian, kita harus tetap sama seperti Kristus bagi siapapun dimanapun dan kapanpun, baik sedang sendirian ataupun bersama saudara seiman/tidak, fungsi kuasa Roh Kudus di dalam kita tetap sama dahsyatnya. Kita adalah orang munafik jika kita tidak seperti itu (berbuat baik hanya di gereja saja, tetapi tidak berdampak bagi lingkungan sekitar), dan itu menjadi celah bagi si jelek (iblis) untuk mencobai kita.
Kita punya karunia yang berbeda-beda, semua itu dari Tuhan, bukan karena kehebatan kita tapi karena kuasa Roh Kudus yang berkarya di dalam kita. Roh Kudus membuat kita jauh lebih keren dari pada diri kita yang sebenarnya. Bagaimanapun keadaanmu, kita sebagai anak Tuhan yang sudah lahir baru diberi karunia tertentu dengan porsi ganda oleh Tuhan. Allah yang sama dari dulu, sekarang dan sampai selamanya, tidak pernah berubah, Dia selalu bekerja dengan kuasa yang sama maksimalnya. Tuhan dari semula sudah merencanakan dan menghendaki kita untuk memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan dan memiliki kuasa yang sama juga seperti hubungan musa dengan Tuhan, hingga kini dan selama-lamanya itulah yang menjadi kerinduan Tuhan akan setiap umat-Nya sebab semua manusia setara di mata-Nya, Dia tak membeda-bedakan siapapun. Tidak ada “anak emas”-nya Tuhan, satu-satunya anak emasnya Tuhan hanyalah Yesus Kristus.
Bagaimanapun keadaan kita, Tuhan tetap bermitra dengan kita. Roh Kudus adalah partner kita sepanjang masa. Entah kita merasa atau tidak, Roh Kudus tetap bersama dengan kita. Tuhan memerlukan kita supaya dimensi Surgawi bisa berdampak pada dimensi nyata (dunia), Tuhan tidak mau bergerak tanpa kita.
1 Petrus 2:9 – “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.”
Kita bisa melihat perbedaan besar dalam kehidupan kita sebelum dan setelah mengenal Kristus. Dahulu Roh Tuhan bekerja pada orang-orang tertentu, tetapi sekarang Roh Kudus bekerja di dalam diri kita masing-masing. Kita ditentukan Tuhan untuk menjadi imam dan raja. Sebagai imam, kita wajib menjaga api Tuhan (Roh Kudus) tetap menyala dalam Bait Allah (diri kita) supaya kita tetap bersemangat dalam Kristus dengan membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Sebagai raja, kita memiliki otoritas sebagai anak Allah di bumi ini. Keduanya harus seimbang. Kita tidak bisa menyalahkan siapapun atau masalah sekalipun ketika Roh Kudus dalam diri kita redup karena Dia ada di dalam diri kita sendiri. Rutinitas yang menjadi kebiasaan adalah penyebab utama redupnya “api” dalam diri kita. Kita terlalu fokus pada hal-hal yang terlihat oleh mata jasmani kita sehingga kita menjadi letih karena menghabiskan banyak waktu untuk hal-hal sepele yang merepotkan dan mengabaikan Tuhan.
Rahasia agar kita tidak menjadi jenuh dalam keKristenan, yaitu: HANYA MENCINTAI TUHAN SAJA. Ketika kita bangun di pagi hari, abaikan semua hal-hal yang merepotkan kita bahkan hal-hal yang sepertinya “rohani” bagi kita. Temuilah Tuhan secara pribadi dan sembahlah Dia, masuklah ke “ruang maha kudus di Bait Allah” itu karena Tuhan ada di situ bersama kasih-Nya yang abadi. Muliakanlah Tuhan dan mulai doakan apa yang Tuhan ingin Anda doakan, hanya dengarkan apa kata Dia saja dan lakukan dengan taat (pewahyuan, kuasa, dsb). Kita adalah anak Tuhan, nikmati saja saat-saat sukacita bersama Tuhan. Setelah itu, barulah melangkah bersama Tuhan menyelesaikan hal-hal yang lain (ke pelataran luar). Janganlah kuatir akan hal-hal lain, cari Tuhan dahulu dan lakukan saja apa kata Tuhan, selebihnya adalah urusan Tuhan. Semua yang ada pada kita boleh diambil orang lain, tetapi keintiman hubungan kita dengan Tuhan adalah harta terbesar kita yang paling berharga. Itulah yang membuat Roh kita menjadi segar dan kuat lagi sehingga pekerjaan apapun yang kita lakukan tidak akan menjadi suatu beban lagi. Tuhan akan memuaskan mereka yang haus dan lapar akan Dia, bukan mereka yang “agamawi”.
Sewaktu kita tidak peduli kepada orang lain yang membutuhkan, sebenarnya kita sedang hidup di luar “ruang maha kudus Bait Allah”. Kita harus mendengar dan memperkatakan Firman Tuhan agar si jelek mendengar, sebab tak ada jarak dalam dunia roh. Jangan berdoa untuk masalah kita tetapi berdoalah untuk visi Tuhan dalam hidup kita. Lihatlah semuanya secara keseluruhan dan kita akan mendapati bahwa masalah-masalah itu hanyalah sebagian kecil dari hidup kita. Semakin kita memberi diri dalam doa yang seperti itu, maka Roh Kudus akan memunculkan ciri-ciri tertentu dalam diri kita, yaitu:
Rendah hati, yaitu sikap kita yang sesungguhnya di hadapan Tuhan, bukan hanya sekedar tampil manis dan menyenangkan orang lain.
Menjadi seorang penyembah Tuhan. Penyembahan kita adalah ekspresi cinta dari hati kita kepada Tuhan. Yang membuat perubahan dalam hidup kita adalah kekuatan Roh dalam penyembahan kitayang akan menginspirasikan orang lain.
Kehancuran hati melihat orang lain terluka. Ini bukan tentang masalah pribadi, tapi fleksibilitas kita dalam mengikuti arah Roh Kudus.
Pendoa berdasarkan Firman Tuhan karena Firman Tuhan tak pernah kembali dengan sia-sia, Firman itu berkuasa dan itulah yang ditakuti si jelek, maka kita akan mengalami kuasa Tuhan bekerja dalam hidup kita.
Memiliki otoritas. Otoritas akan bertumbuh sesuai dengan level pengenalan kita akan Firman Tuhan melalui berbagai pengalaman hidup. Waspadalah, karena si jelek selalu berusaha menjebak dan menjauhkan kita dari Firman Tuhan.
Menjadi seorang penyembah Tuhan. Penyembahan kita adalah ekspresi cinta dari hati kita kepada Tuhan. Yang membuat perubahan dalam hidup kita adalah kekuatan Roh dalam penyembahan kitayang akan menginspirasikan orang lain.
Kehancuran hati melihat orang lain terluka. Ini bukan tentang masalah pribadi, tapi fleksibilitas kita dalam mengikuti arah Roh Kudus.
Pendoa berdasarkan Firman Tuhan karena Firman Tuhan tak pernah kembali dengan sia-sia, Firman itu berkuasa dan itulah yang ditakuti si jelek, maka kita akan mengalami kuasa Tuhan bekerja dalam hidup kita.
Memiliki otoritas. Otoritas akan bertumbuh sesuai dengan level pengenalan kita akan Firman Tuhan melalui berbagai pengalaman hidup. Waspadalah, karena si jelek selalu berusaha menjebak dan menjauhkan kita dari Firman Tuhan.
Selalu melakukan hal-hal yang lebih dan lebih lagi dari standar, itulah seorang imam dan raja.
Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar