Minggu, 20 November 2016

Kingdom Legacy

"4 kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya. 
5 Telah ditetapkan-Nya peringatan di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita diperintahkan-Nya untuk memperkenalkannya kepada anak-anak mereka, 
6 supaya dikenal oleh angkatan yang kemudian, supaya anak-anak, yang akan lahir kelak, bangun dan menceritakannya kepada anak-anak mereka, 
7 supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya; " (Mazmur 78:4-7)

Membangun memang penting, tapi ada pembangunan yang jauh lebih penting yaitumembangun generasi.  Jika kita belajar tentang generasi Kerajaan, maka ada istilah yang namanya dosa generasi. Dosa generasi adalah dosa yang diwariskan dari keturunan kepada keturunan, dan hal itu seperti lingkaran setan adanya.

Ada tiga bentuk dosa generasi:
Tidak menghormati generasi yang diatasnya.
Tidak melayani generasinya, tidak peduli dan membiarkan dosa bebas bermanifestasi di generasinya.
Tidak mempersiapkan generasi yang selanjutnya.

Apakah keturunan kita masih tetap menyembah Tuhan 50-100 tahun kemudian? Hal itu bergantung dari kita hari ini, bagaimana kita mempersiapkan mereka. Ada banyak contoh, misalnya Amerika Serikat dibangun dengan dasar kekristenan yang luar biasa. Bapak-bapak pendiri bangsa menyiapkan negeri ini dengan hukum- hukum yang berbasis firman Tuhan. Tapi hari ini kita lihat bahwa Amerika meresmikan sesuatu yang bertentangan dengan firman Tuhan yaitu ‘LGBT’.

Alkitab memberikan contoh bagaimana akibat jika tidak mempersiapkan generasi. Perhatikan bagaimana seorang pemazmur yang diurapi. Kita lihat bahwa kitab Mazmur didominasi oleh tulisan-tulisan Daud. Tapi kita harus akui bahwa Daud punya kelemahan. Kelemahan Daud adalah dia kurang mempersiapkan generasi dengan baik. Akibatnya anak-anaknya saling menjatuhkan satu sama lain, bahkan dua orang anaknya berusaha melakukan kudeta terhadap bapanya. 
Pertama: Adonia anak Hagit (1Raj.1), Alkitab jelas berkata bahwa bapanya tidak pernah mendisiplinkan, tidak pernah menegur, bapanya hanya memanjakannya. 
Kedua: Absalom yang ganteng itu. Jika kita pelajari, Absalom bisa memberontak karena pembiaran yang dilakukan oleh bapanya. Kemudian kita lihat cucunya Rehabeam yang membuat Israel terbelah menjadi dua.

Orang mati selalu meninggalkan beberapa hal:
a. Orang mati selalu meninggalkan memori (kenangan).
b. Orang mati meninggalkan monumen.
c. Orang mati meninggalkan warisan. Warisan bisa diperebutkan dan bisa habis.
d. Orang mati meninggalkan ‘Legacy’. ‘Legacy’ adalah warisan rohani yang bersifat kekal, yang dipindah tangankan dari keturunan kepada keturunan.

Asaf, penulis Mazmur 78 ini ditunjuk oleh raja Daud sebagai pelayan pujian dan penyembahan di bait suci bersama anak-anaknya.

Siapakah Asaf?
Jika keturunan Daud sampai keturunan ketiga saja sudah tidak setia dengan Tuhan. Tapi di Alkitab kita temukan satu contoh dari keluarga Asaf, dimana mereka setia melayani Tuhan dari generasi ke generasi. Terhitung sampai sepuluh generasi mereka melayani di bait Allah (+ 500 tahun). Ketika raja-raja Israel keturunan Daud sudah tidak setia lagi dengan Tuhan dan bait Allah pernah ditutup gara-gara Israel sudah tidak lagi mencari Tuhan.  Kemudian muncul raja yang menyadari kesalahannya dan membuka kembali bait Allah. Yang terjadi adalah mereka tidak kesulitan mencari pelayan pujian dan penyembahan. Bagi keluarga Asaf, bait Allah boleh tutup, tapi pujian dan penyembahan bagi Tuhan tetap dikerjakan di rumah mereka masing-masing. Kuncinya bapanya setia mendampingi anak-anaknya dalam melayani. (1 Tawarikh 25). Bapanya hadir secara fisik dan secara spiritual.

Krisis terbesar di dunia adalah ketidakhadiran bapa. Mungkin bapa boleh ada di rumah tapi seringkali bapa hanya hadir secara fisik, tapi bapa tidak hadir secara rohani. Akibatnya anak-anak tidak terdidik untuk hidup dalam takut akan Tuhan. Tapi Asaf berbeda, waktu Asaf melayani Tuhan, dia panggil anak-anaknya, dia mengajar mereka dan memberikan contoh bagaimana memuji dan menyembah Tuhan.

Ada empat hal yang merupakan  'Kingdom Legacy' di  dalam Mazmur 78:4-7:
1. Puji-pujian kepada Tuhan
Kata aslinya ‘Tehillah’. Tehillah itu bukan sekedar nyanyi, arti pertama dari Tehillah adalah ‘hymne’, kedua adalah pemujaan, pengagungan. Arti Tehillah yang lain adalah sebuah nyanyian yang awalnya diprakarsai oleh kita, kemudian Roh kudus ambil alih sehingga Tuhan bernyanyi untuk umatNya melalui kita. Itulah nyanyian nubuatan. Jadi Kingdom Legacy yang pertama adalah gaya hidup yang menyembah itu harus diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Jadi dari sekarang kita pastikan anak-anak kita melayani Tuhan dan mereka tidak meninggalkan Tuhan dikemudian hari.

Ada tanggung jawab Tuhan, dan ada tanggung jawab kita. Tanggung jawab kita adalah persiapkan generasi. Kita harus pastikan bahwa mereka lebih baik dari pada kita. Kita harus menginvestasi hidup kita kepada anak-anak kita. Yakinkan mereka bahwa takut akan Tuhan itu berjaya selama-lamanya. Mungkin sebagai orang tua kita gaptek, tapi takut akan Tuhan jauh mengatasi segala kekuatan era teknologi digital dan informasi. Generasi ‘C’ sekarang sekalipun mereka hidup dalam kecanggihan teknologi dan informasi, tapi tetap ada satu kebutuhan yang mereka perlu adalah kebutuhan untuk terus terhubung dengan penciptanya. Kebutuhan untuk mengalami Tuhan setiap hari dalam hidup mereka. Hal ini harus tertanam dalam hidup mereka melalui orang tua.

2. Kekuatan-Nya
Ajarkan kepada anak-anak kita bahwa Tuhan kita bukanlah Tuhan yang lemah, Tuhan kita bukan Tuhan yang biasa-biasa, tapi Tuhan kita dahsyat dan ajaib. Ada kuasa yang Tuhan sediakan. Kita baru merayakan bagaimana pencurahan Roh kudus dan naiknya Tuhan Yesus ke Sorga. Kita mengenal kuasa Roh kudus yang dahsyat itu:
A. Dunamos (kuasa untuk melakukan tanda heran/mujizat).
Anak-anak kita harus tahu bahwa Yesus Kristus tidak pernah berubah dulu sekarang dan selamanya, mujizat-Nya masih tetap ada. Dari kata Dunamos muncul kata Dinamit, yaitu benda kecil yang sanggup menghancurkan benda yang jauh lebih  besar. Dari kata Dunamos muncul kata Dinamo, yaitu kumparan yang menghasilkan panas. Yakinkan anak-anak kita bahwa kalau hidup dalam kepenuhan Roh kudus berjalan dalam tuntunan Roh kudus, maka rohnya menyala-nyala, ada gairah yang luar biasa dari Tuhan yang mengalir.
B. Exousia (tunduk pada otoritas).
Ajari anak-anak kita untuk belajar tunduk pada otoritas. Jika kita mau berotoritas, maka kita harus tunduk pada otoritas. Exousialah yang membuat Dunamis menjadi resmi. Dunamis tanpa Exousia adalah ilegal (tidak diakui oleh Tuhan). (Matius 7:22-23).
C. Archey (kuasa untuk membangun).
Waktu pembangunan bait suci zaman Musa, ditunjuknya Bezaleel dan Aholiab. Mereka adalah dua orang penting yang mengepalai pembangunan Tabernakel (Kemah Suci). Mereka diberi urapan kemampuan untuk membangun.  Archey adalah kuasa untuk membangun, bahkan kuasa untuk merintis dari awal sekalipun mungkin Anda pernah gagal. Ketika seseorang berjumpa dengan Tuhan dan menerima kuasa untuk membangun, maka perjalanannya makin lama makin kuat.  Semua orang yang di dalam Kristus, yang kesukaannya di hadirat Tuhan, yang membangun keintiman dengan Tuhan, mereka akan berjalan makin lama makin kuat. Bahkan kata kuat dalam terjemahan Ibrani (Chayil) artinya makin lama makin jaya, makin lama makin diberkati, makin lama makin suci. Itu yang Tuhan sediakan bagi setiap kita.
D. Koach (kuasa untuk hidup menyenangkan Tuhan).
Koach adalah sebuah kekuatan yang menjadikan kita hidup menyenangkan Tuhan dan memasyukan namaNya.

3. Perbuatan Tuhan yang ajaib
Izinkan anak-anak kita punya masalah. Anak-anak tidak cukup hanya cerdas secara intelektual, tapi mereka harus diajarkan supaya memiliki kecerdasan emosional, supaya dapat menangani kemarahan. Energi yang negatif diubah menjadi positif. Kemudian Anak-anak kita juga harus cerdas secara spiritual. Cerdas untuk takut Tuhan dan mengutamakan Tuhan di atas segalanya. Kemudian kecerdasan untuk menghadapi pergumulan dan persoalan. Ajari anak kita untuk memiliki dispilin yang kuat. Ajari anak kita untuk melihat karya Tuhan yang nyata.

4. Firman Tuhan
Ajari cara membaca Alkitab setiap hari supaya mereka punya gaya hidup membaca dan merenungkan firman Tuhan setiap hari.
"supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya;" (Mazmur 78:7)

Wariskan kepada generasi kita bukan sekedar harta, tapi ‘Legacy’ yaitu: Gaya hidup memuji dan menyembah Tuhan, otoritas-Nya, karya Tuhan dan firman-Nya, maka keturunan kita akan jauh lebih hebat dan lebih dahsyat. Kita akan melihat anak-anak kita akan menjadi jawaban bagi bangsa dan negara ini.

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar