Merupakan hal yang sangat positif ketika kita berusaha membangun berbagai aspek kehidupan. Sebab ketika kita membangun kehidupan kita, maka sebenarnya kita juga sedang dipersiapkan untuk membangun kehidupan orang lain. Apapun yang kita miliki, berapapun umur kita, apapun status yang Tuhan percayakan kepada kita, penting bagi kita untuk membangun diri. Untuk membangun kehidupan orang lain, kita perlu menyadari bahwa kita memiliki identitas diri yang sangat berharga. Sebab kita juga sedang membangun orang lain yang punya identitas.
Siapa sebenarnya kita waktu kita menilai diri kita sendiri? Apakah kita ditentukan oleh penilaian orang lain? Tuhan mempunyai penilaian tersendiri atas kita. Tuhan sudah menaruh identitas yang khusus atas setiap kita. Apakah kita berani membesarkan kehidupan kita atau sebaliknya kita mengecilkan kehidupan kita?
Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia. (Amsal 23:7a)
Ketika kita menilai diri kita seperti apapun, seperti itulah kita. Ketika kita memberi penilaian kepada diri kita, maka kita sedang menentukan harga atas diri kita sendiri. Penting bagi kita untuk menghargai diri kita lebih dahulu. Orang boleh menilai diri kita, tapi penilaian diri kita tidak bergantung pada apa yang orang lain katakan tentang kita. Kita seharusnya menjadi orang yang sangat tahu tentang siapa kita selain Tuhan.
Ketika Tuhan menentukan kita dilahirkan dari suku apapun dan dari keluarga manapun, Tuhan telah memberikan identitas kepada kita dan Tuhan memberikan nilai yang sangat tinggi kepada setiap kita. Pertanyaannya, bagaimana dengan diri kita sendiri, apakah kita memberi nilai yang tinggi kepada diri kita? Contoh: Musa dalam kitab Keluaran yang meragukan dirinya sendiri.
Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” Tetapi Musa berkata kepada Allah: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” (Keluaran 3:10-11)
Lalu sahut Musa: “Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?” (Keluaran 4:1)
Tuhan tetap memilih Musa karena Tuhan tahu siapa Musa yang Dia ciptakan.
Harga atau nilai sesuatu atau seseorang akan menentukan bagaimana kita bersikap dan bertindak terhadapnya. Contoh: Smartphone yang kita pakai, memiliki kegunaan yang luar biasa bagi kita, terlepas dari harganya yang juga mahal, maka kita tentu sangat menjaganya.
Tuhan menghargai kita sangat tinggi dan rencana Tuhan itu sangat besar bagi setiap ciptaan-Nya. Jadi jangan menilai diri berdasarkan penilaian orang lain. Mungkin kita bisa dinilai oleh orang-orang terdekat kita, tapi setelah itu kitapun harus melihat apakah benar penilaian itu, karena kita yang lebih tahu.
Seringkali kita menilai diri kita berdasarkan kepemilikan benda-benda atau harta yang kita punya. Kenapa? Karena kita membandingkan diri kita dengan orang lain.
Banyak orang menilai dirinya tidak berharga karena berbagai hal: latar belakang keluarga, pernah dilecehkan, pernah direndahkan, tingkat pendidikan, keadaan ekonominya, karena talentanya, penampilan fisik, dsb. Padahal semuanya itu bukan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan identitas kita. Tuhan menghargai kita bukan atas apa yang bisa kita lakukan, atau apa yang tidak bisa kita lakukan. Tuhan menghargai kita karena kita milik-Nya. Tapi seringkali kita fokus kepada penilaian orang lain terhadap kita sehingga kita lupa bahwa kita memang berharga di mata Tuhan. Kita adalah cittaan-Nya dan kita telah dibeli dengan harga yang mahal yaitu dengan darah Yesus.
Sejak lahir Tuhan sudah menaruh tujuan-Nya di dalam kita. Sebab itu kita perlu mencari tahu, datang pada Tuhan, tanyakan tujuan-Nya bagi hidup kita. “Kenapa saya lahir seperti ini, kenapa saya lahir di zaman ini, kenapa saya lahir di Indonesia, kenapa saya lahir sebagi orang Lampung, kenapa saya lahir di keluarga ini, dan masih banyak pertanyaan lain yang kita bisa tanyakan kepada Tuhan.”
Tuhan punya kepentingan atas hidup kita, karena Dia mau membawa kita kepada posisi dimana kita diuntungkan dan menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan menciptakan kita supaya kita berbuah. Persoalannya, bagaimana kita bisa berbuah jika kita sendiri tidak mengenal siapa kita.
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. (1 Petrus 1:18-19)
Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya. (Mazmur 139:13-16)
Tuhan punya rancangan atas hidup kita, tapi Tuhan juga memberikan pilihan untuk kita mengerti dan sadar akan identitas kita dan melakukan apa yang Tuhan mau. Seperti suatu benda yang tidak dipakai sesuai tujuannya, maka orang yang menciptakannya pasti sedih. Demikan juga dengan Tuhan, Dia akan sedih jika kita hidup tidak sesuai dengan tujuan-Nya. Sebaliknya Tuhan akan senang ketika kita hidup sesuai dengan tujuan yang Dia tetapkan bagi kita. Kita sering hidup sembarangan karena kita tidak mengerti bahwa nilai kita itu tinggi dan berharga. Jika kita tahu identitas kita, maka kita tidak akan hidup sembarangan. Ketika kita tahu identitas kita, kita tidak akan perlakukan diri kita sembarangan dan kita tidak akan memperlakukan orang lain dengan sembarangan. Sebab kita diciptakan untuk memelihara diri kita dan juga orang lain.
Setiap kita harus menyadari bahwa “Saya berharga karena saya milik Tuhan. Saya berharga karena saya spesial di mata Tuhan.” Jangan melihat kekurangan kita dan jangan membandingkan diri kita dengan orang lain. Sebab sulit menghargai diri kita sendiri kalau kita tidak melihat bahwa Tuhan menghargai kita.
Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.” (Bilangan 13:32-33)
Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. (Bilangan 14:8)
Bayangkan jika Yosua dan Kaleb fokus kepada penghalang dan tidak fokus pada apa yang Tuhan janjikan. Maka mereka tidak akan masuk ke dalam tanah perjanjian. Jika kita menghadapi raksasa, maka kita harus menghadapi dengan berpikir dan bertindak seperti raksasa. Sebab ketika kita menyerahkan diri kepada Tuhan, Tuhan akan memberitahukan identitas kita dan Dia mau mendemonstrasikan kuasa-Nya melalui kita.
Tuhan mau kasih tahu bahwa kita adalah orang yang kuat di dalam Dia. Kita akan melakukan perkara-perkara yang besar karena Tuhan telah menaruh benih yang sangat berharga di dalam kita. Jika benih ini tidak diketahui dan digali untuk dikeluarkan dalam kehidupan kita, maka dia hanya tinggal diam dan menjadi sesuatu yang tidak berharga. Akhirnya kita hanya mengandalkan apa yang kita bisa lihat dan apa yang kita bisa lakukan menurut penilaian manusia. Tapi Tuhan menilai lebih dari pada itu. Sesuatu harus kita gali dan kita temukan untuk menjadi sesuatu yang menguntungkan, memberkati setiap kita dan juga orang lain.
Kita semua memiliki sesuatu yang sangat berharga untuk dikeluarkan dan untuk memberkati orang lain. Misalnya: seorang seniman menemukan dan menggali sesuatu yang Tuhan sudah taruh dalam hidupnya berupa sebuah karya seni yang mengagumkan. Kemudian orang melihat dan menikmatinya dan kemudian mereka memuji Tuhan karena kebesaran-Nya melalui seniman itu. Seperti barang-barang antik yang mahal karena originalitasnya demikan halnya setiap kita adalah unik dan spesial di mata Tuhan. Setiap kita diciptakan unik, spesial, berharga dan bernilai tinggi. Sebab itu temukan apa yang spesial, yang langka, yang original, yang Tuhan sudah taruh di dalam kita, supaya hidup kita diberkati dan kita dapat memberkati orang lain. Dengan demikian kita berani berkata “Saya memang tiada duanya.” Tuhan menciptakan saya seperti ini, di zaman seperti ini, untuk melakukan perkara-perkara yang Tuhan tentukan untuk menjadi berkat bagi diri sendiri dan bagi orang lain.
Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar