"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."
(Roma 8:28)
Ayat di atas dapat memberi penghiburan dan kekuatan bagi umat Kristen pada saat mengalami pencobaan. Saat menulis ini, Paulus percaya bahwa “Tuhan membuat segala sesuatu menjadi yang terbaik”. Menurutnya keyakinan ini membuat tidak ada alasan bagi setiap orang percaya untuk mengeluh, karena setiap kejadian dalam hidup ini adalah atas seijin atau rencana Tuhan. Jadi, seperti yang Paulus katakan, “Mengucap syukurlah dalam segala hal”, adalah mungkin untuk kita lakukan. Ayat di atas tadi mengubah keluh kesah menjadi nyayian sukacita. Dengan memegang teguh kebenaran ini, Paulus dan Silas dimampukan untuk bernyanyi di tengah malam di dalam penjara (Kis 16:25). Pertanyaannya adalah, “Apakah kita mempunyai kepastian sukacita yang sama seperti Paulus?’ Pernyataan, “Segala sesuatu mendatangkan kebaikan”, tidak dapat dipisahkan dari dua kondisi ini –“bagi mereka yang mengasihi Tuhan” dan “bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”. Kedua kondisi di atas akan menentukan dan membatasi aplikasi dari pernyataan tersebut. Pertama-tama, harus ada hubungan yang benar dengan Tuhan. Sebagai bagian dari keluarga Allah, kita memiliki suatu kasih yang dapat mempercayai, bahkan di saat kita tidak dapat memahaminya. Kemudian juga perlu adanya kemitraan. Di dalam Tuhan, tidak ada suatu kebetulan atau nasib buruk. Kesimpulannya adalah maksud Tuhan akan terlaksana bagi mereka yang dipanggilNya dan yang membalas kasihNya.
Pertanyaan berikutnya adalah, “Dapatkah sebuah tragedi itu membawa kebaikan?” Mengapa Tuhan mengijinkan tragedi, sakit penyakit, kematian dan keputus asaan? Paulus adalah contoh dari suatu sikap Kristiani, tidak membantah atau apatis atau menyangkal. Kita harus tahu bahwa segala perkara, baik yang menyenangkan maupun tidak, bekerja bersama untuk mendatangkan kebaikan yang optimal.
Ada empat kebenaran yang menghibur dan menguatkan kita, yang muncul dari ayat ini. Mari kita pelajari bersama:
1. Rencana Tuhan itu Sungguh Amat Baik
“Kebaikan” yang dijanjikan Tuhan dalam kasihNya yang melihat jauh ke depan mungkin tidak selalu kelihatan baik dan dapat diterima oleh kita. Terkadang jalanNya terlihat sangat buruk ketika dilihat dari sudut pandang materialistis yang singkat. Kebaikan yang dijanjikan Tuhan terkadang berlalu sebelum kita dapat mengerti sepenuhnya.
2. Rencana Tuhan itu Aktif
Hati yang mengasihi Tuhan memahami bahwa Tuhan selalu bekerja bahkan dalam peristiwa-peristiwa yang paling buruk dalam hidup ini. Pekerjaan Tuhan tidak terlihat oleh mata, namun sangat efektif. Di bawah kuasa kendalinya yang tidak terlihat, bintang-bintang tetap pada jalur dan tempatnya masing-masing yang telah ditentukan dan samudera tetap berada pada batasnya yang telah ditetapkan. Kita harus tetap kuat di dalam Tuhan (Ef 6:10) karena Dia tidak akan pernah meninggalkan perbuatan tanganNya. Walaupun ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai keinginan kita, tidak berarti Tuhan tidak peduli. Ketika Dia mengijinkan tantangan dan persoalan datang, Dia memiliki rencana yang jauh lebih indah (Yesaya 55:8-9) dan yang terpenting adalah bahwa rencananya terus aktif bekerja.
3. Rencana Tuhan itu Inklusif
Segala sesuatunya di belahan bumi ini ada di bawah kuasa kendali Tuhan yang sangat baik. Mungkin kita mengakui bahwa hidup secara keseluruhan tunduk di bawah pengaturan Tuhan yang berdaulat, namun sering kita tidak mempercayai bahwa setiap detil dalam hidup ini adalah objek dari kasih dan kepedulianNya. Demikianlah kenyataanNya, seperti yang dikatakanNya, “Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya” (Mat 10:30). Bahkan tidak seekorpun dari pada burung pipit akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapa. Kejadian-kejadian dalam hidup seorang Kristen telah diatur oleh Tuhan. Tidak ada yang kebetulan. Semuanya diijinkan dan dirancang olehNya untuk maksud-maksud yang indah. Kita harus mempercayai kasihNya (Mzm 147:11) dan rencanaNya (Yer 29:11) karena semuanya baik adanya.
4. Rencana Tuhan itu Terjalin Harmonis
Seorang pelukis mencampur warna-warna, yang bagi mata seorang awam mungkin terlihat aneh. Namun, tunggu sampai ia selesai mencampurnya. Hidup ini diibaratkan sebuah sulaman yang sedang dikerjakan. Demi keindahan sulaman, sangat penting untuk menggunakan warna-warna yang berbeda. Beberapa warna cerah dan indah, warna lain gelap dan suram. Namun semuanya terjalin bersama dan berkontribusi bagi keindahan dari sulaman tersebut. Saat tragedi demi tragedi menimpa Yusuf –dibuang dari rumah, dijual sebagai budak, dipenjara secara tidak adil –sulit baginya untuk melihat kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan ini dapat mendatangkan kebaikan baginya. Namun tetap pada akhirnya saat berkilas balik, Yusuf mengatakan, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan” (Kej 50:20).
Jadi kesimpulannya sebagai orang percaya, kita tahu bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Janganlah kita putus asa oleh karena badai dan tantangan yang kita hadapi, sebaliknya berhentilah bersusah-payah dan ketahuilah bahwa Dia adalah Tuhan atas segala sesuatu dalam hidup kita. Setiap badai dan tantangan membawa suatu kesempatan bagi Tuhan untuk bekerja dengan lebih dahsyat lagi dalam hidupmu. Imanmu akan mulai berakar kuat di dalam Dia ketika engkau lebih mempercayaiNya lagi. Rencananya lebih tinggi dan lebih baik dari yang dapat kita bayangkan!
Tuhan Yesus Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar