Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, maka saat itu kita masuk dalam bilangan orang-orang yang diselamatkan. Dan jangan sekali-kali terlintas dalam pikiran kita untuk melepaskan keselamatan itu demi kekayaan, harta, kedudukan maupun jabatan. Sebab keselamatan merupakan anugerah dari Allah yang tidak dapat diganti dengan harta atau kekayaan termasuk dunia ini, melainkan dengan darah yang mahal yaitu darah Kristus.
Seperti firman Tuhan katakan di dalam Injil Matius 16:26 “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya ? kata “kehilangan nyawa” juga mengandung pengertian “kehilangan keselamatan”. Agar keselamatan tetap ada dalam kehidupan kita, maka kita harus mempertahankan gaya hidup/lifestyle kita sebagai orang yang percaya kepada Kristus. Dan gaya hidup kita sebagai orang percaya sangat berbeda dengan gaya hidup orang dunia (orang yang belum mengenal Kristus).
Apabila kita mempelajari sejarah gereja, maka kita tahu bahwa pada gereja mula-mula telah mengajarkan bagaimana kita hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Sehingga pada jaman kisah para rasul telah nyata bahwa gereja berkembang secara luar biasa atau dengan kata lain “gereja mengalami kesuksesan”. Dan jikalau gereja diberkati, maka jemaatnya pasti diberkati atau sebaliknya, apabila jemaat diberkati maka gereja pun diberkati. Tetapi sayang, suatu saat Kekristenan mulai tidak murni lagi, dan gereja mulai kehilangan gaya hidup yang sesuai kehendak Tuhan. Pada jaman pemerintahan kaisar Roma yang telah menjadi Kristen, mulai berpolitik dalam negara. Kaisar telah memaksa seluruh rakyatnya untuk menjadi Kristen, sehingga bukan Injil yang diberitakan ataupun urapan Roh Kudus tetapi maksud-maksud tertentu yaitu mencari keuntungan sendiri. Dan saat itulah gereja mengalami stagnasi dan tidak berkembang lagi dan saat itu pula gereja berada dalam abad kegelapan.
Tetapi dengan berjalannya waktu telah muncul satu sosok yang bernama Martin Luther. Dia telah menemukan kebenaran Firman Tuhan dan ia mulai protes terhadap keadaan gereja yang tidak karuan. Dan protesnya telah dikenal dengan pro-Testament, yaitu kembali kepada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Mulai sejak itu telah muncul pembaharuan-pembaharuan dalam gereja sehingga muncul gereja reform dan lain-lain.
Berdasarkan sejarah masa lalu, maka jangan sampai hidup kita sebagai orang Kristen mengalami seperti pada abad kegelapan. Bukankah keadaan dunia saat ini semakin gelap, untuk itu marilah kita semakin bercahaya di tengah-tengah kegelapan itu, yaitu dengan memiliki gaya hidup seperti gaya hidup gereja mula-mula, antara lain :
Suka berdoa (Kisah Rasul 1:14)
Dalam Kisah Rasul 2 telah diceritakan bahwa pada waktu mereka berdoa terjadi lawatan Allah yang luar biasa, dan kejadian tersebut dikenal pada umumnya hari Pentakosta. Sejak saat itu jemaat Tuhan semakin hari semakin bertambah, dan kesemuanya itu diawali dengan doa. Demikian halnya dengan keberhasilan atau kesuksesan yang akan kita raih atau sudah kita raih adalah karena adanya gaya hidup berdoa. Dan apabila gereja itu tidak berdoa lagi, maka gereja itu pasti akan mati.
Sebagai seorang Kristen harus hidup berdoa senantiasa didalam Roh. Artinya hidup kita tidak pernah lepas dari Tuhan. Kalau kita sering berdialog dengan Tuhan, maka hubungan kita dengan-Nya pasti baik juga. Kisah Rasul 2:42 berkata, “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.” Dan bagi seorang istri atau suami atau anak yang tidak pernah berdoa, maka jangan pernah berharap keluarganya percaya kepada Tuhan Yesus dan dipulihkan. Kita percaya bahwa Allah kita adalah maha pengasih dan pemurah kalau kita semakin dekat, maka Dia akan semakin dekat pula kepada kita.
Senantiasa haus untuk membaca Firman Tuhan (Kisah Rasul 2:42)
Kerinduan untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan diawali dengan doa. Dan apabila kita tekun untuk menyelidiki firman Tuhan dan merenungkannya, maka Allah akan menyingkapkan rahasia-rahasia ilahi (1 Korintus 4:1). Dan selanjutnya kita akan gemar melakukan apa yang telah difirmankannya, dengan demikian apa yang tertulis dalam Mazmur 1:2-3 menjadi kenyataan dalam kehidupan kita. Sebab semakin kita membaca Firman Tuhan, maka semakin kaya kita dengan janji-janji Tuhan. Dan janji-janjiNya pasti akan digenapi dalam kehidupan kita sebab Ia tidak pernah lalai akan janji-janjiNya (II Petrus 3:9). Kalau kita benar-benar percaya tentang perjanjian ini, walaupun kita ini hanya menerima setetes saja, maka percayalah bahwa kekayaan dan kuasa Tuhan tidak terbatas. Di Korea ada kegerakan orang membaca firman Tuhan, di manapun mereka berada, di kantor, di sekolah, mereka membawa Alkitab dan membacanya. Kita lihat bahwa Korea adalah bangsa yang diberkati Tuhan, walaupun sempat mengalami krisis tetapi Tuhan segera memulihkan keadaan mereka.
Suka menabur (Kisah Rasul 2:45)
Jikalau kita saat ini dibawa Tuhan pada satu tingkat untuk diberkati, maka satu hal yang harus kita perhatikan yaitu kita tetap menabur. Sebab apabila kita tidak menabur lagi, maka kita akan mengalami stagnasi bahkan grafiknya justru semakin menurun. Karena pelipatgandaan akan terjadi dalam kehidupan kita ketika sedang menabur. Kita menabur tidak hanya digereja saja, tetapi juga pada orang-orang miskin, karena firman Tuhan dalam Injil I Yohanes 3:17 telah berkata : “Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?. Dan selain itu, jikalau kita menabur, maka kita harus menabur di tempat yang subur, dalam pengertian segala yang kita tabur dapat dipergunakan untuk kemuliaan nama Tuhan.
Mendirikan Mezbah Bagi Tuhan (Kisah Rasul 2:47)
Persembahan yang kita berikan kepada Tuhan harus disertai dengan hati yang memuji dan menyembah Allah. Pujian dan penyembahan harus menjadi gaya hidup kita, sebab Allah bertahta atas puji-pujian, seperti yang tertulis dalam Mazmur 22:4, bunyinya: “Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.” Selain itu, di dalam pujian ada kelepasan, seperti kisah yang terdapat didalam Kisah Para Rasul 16:25-26. Dimana ketika Paulus dan Silas memuji Tuhan maka terbukalah belenggu mereka dan pintu penjarapun juga terbuka.
Saudara, pada penghujung akhir jaman ini marilah tetap memiliki gaya hidup yang seusai dengan kehendak Tuhan supaya kita dapat tampil beda di tengah-tengah orang yang belum mengenal Tuhan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar