Selasa, 29 September 2015

Haus & Lapar

Matius 5:6  Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Apa artinya “lapar dan haus akan kebenaran”? Sebagaimana manusia lahiriah membutuhkan nutrisi dalam bentuk makanan dan minuman, manusia batiniah kita pun memerlukan nutrisi. Manusia batiniah kita merasakan kelaparan atau kehausan sebagai tanda bahwa kita harus memberi makan atau minum kepada tubuh kita, atau kalau kita mengabaikannya dalam jangka waktu yang lama, kita akan mati. Demikian pula dengan manusia batiniah kita. Manusia batiniah yang dibangkitkan setelah menerima Kristus akan merasakan kelaparan dan kehausan, dan respons yang benar adalah memberinya makan dengan kebenaran.

Kebenaran di sini adalah δικαιοσύνη (dikaiosinē), yang artinya “akhlak, nilai karakter atau tindakan”. Berarti respons yang benar untuk memberi nutrisi bagi manusia batiniah kita adalah melakukan kebaikan yang sejati, kerendahan hati yang benar,
kelemahlembutan yang benar serta ketegasan terhadap dosa yang benar. Itulah kehendak Tuhan. Kalau seseorang sungguh-sungguh haus dan lapar akan kebenaran, dan melangkah untuk mencari pemuasannya, niscaya Tuhan akan membukakan kebenaran dan rahasia-rahasia Firman-Nya supaya orang melihat kebaikan macam apa yang dikehendaki Tuhan itu.

Apabila ia tidak mau melakukannya, sebagaimana manusia lahiriah yang mati, maka manusia batiniahnya pun akan mati, binasa selama-lamanya. Ini sudah dapat diketahui sejak manusia itu masih hidup. Dengan mengabaikan rasa lapar dan hausnya, maka manusia batiniahnya tidak akan merasa lapar dan haus lagi, sebab sebenarnya manusia batiniahnya sudah mati. Demikianlah sesungguhnya yang terjadi pada orang sombong yang merasa dirinya sudah baik, sebetulnya ia jauh dari baik; bahkan manusia batiniahnya mati.

Maka selama masih ada kesempatan, mari kita hayati kebenaran ini dan minta kepada Tuhan untuk membuka mata hati pengertian kita, bahwa diri kita masih jauh dari apa yang Tuhan kehendaki. Ini akan menjadi pemicu untuk bertumbuh. Selama kita hidup di dunia ini, kita harus bersedia seperti anak-anak (Mat. 18:3) yang mudah dididik, mudah dibentuk, senantiasa lapar dan haus akan kebenaran.

"Kita masih jauh dari apa yang Tuhan kehendaki."

Kita masih harus lapar dan haus akan kebenaran.

Sabtu, 26 September 2015

Penyembahan (Worship)

Ada banyak orang dalam kehidupannya merasakan pasang surut dalam pengenalan dan keintiman dengan Tuhan. Kadang kita merasa begitu berapi-api. Pada waktu itu kita akan merasa sebagai orang yang paling kuat sedunia. Tapi kadang juga kita mengalami hubungan yang terasa kering. Terasa Tuhan begitu jauh. Kita mulai mencari permasalahannya, apakah kita melakukan sebuah dosa yang tidak dibereskan? Lalu kita mulai membandingkan keadaan tersebut dengan keadaan waktu pertama kali kita bertobat yang sering disebut sebagai kasih mula-mula.
Begitu banyak orang Kristen mengalami hal ini. Saya pun demikian awalnya. Begitu sulit mengusahakan konsistensi hubungan dengan Tuhan. Saya ingin memiliki hubungan dengan Tuhan seperti yang dialami oleh orang-orang yang “dipakai oleh Tuhan”, baik yang saya kenal maupun yang saya tahu baik melalui buku, majalah, teman dan media lainnya.
Sekarang saya merasa waktu itu saya memang bodoh, tapi tidak ada sesuatu yang sia-sia di hadapan Tuhan, karena semua berada dalam rencanaNya. Jika itu diijinkan terjadi, maka ada rencana Tuhan yang ingin saya pelajari. Namun perubahan saya diawali oleh rangkaian pengertian baru yang ditambahkan dalam hidup saya. Roma 12:2 berkata bahwa kita harus mengalami pembaharuan budi agar dapat membedakan kehendak Allah. Dalam bahasa aslinya, kata ‘membedakan’ juga dapat diartikan sebagai mengenali. Artinya, pengenalan kita terhadap Tuhan sangat tergantung dari paradigma apa yang kita miliki. Itulah mengapa, saya berusaha mengembangkan beberapa paradigma yang berhasil membuat saya tidak mengalami pasang surut dalam kehidupan penyembahan saya.
1. Allah itu roh dan Dia ingin kita menyembahNya dalam roh dan kebenaran (Yohanes 4:23). Saya belajar untuk tidak mengukur kehidupan penyembahan saya dengan parameter jasmani. Misalnya apakah saya merasakan kehadiranNya berupa berdirinya bulu kuduk saya atau merasakan aliran atau hembusan angin di kamar saya. Bukan berarti hal itu adalah salah. Tapi kita harus mengerti bahwa Allah adalah sang penguasa, Dia berdaulat penuh terhadap manifestasi kehadiranNya dalam hidup kita. Sekarang saya bisa merasakan kehadiranNya melalui hal-hal seperti pendalaman Alkitab, waktu merenungkan hal-hal yang terjadi dalam hidup saya, dalam rapat atau bahkan waktu sedang bermain.
• Kita harus belajar bahwa Allah terlalu besar untuk dikotakkan dengan pola pikir kita. Ia adalah Allah yang kreatif. Kita harus membebaskan Dia berkarya dalam hidup kita dalam bentuk-bentuk yang tidak kita duga. Kita juga harus tahu bahwa kita menyembah dalam kebenaran, yaitu Yesus. PengorbananNya telah memberikan jalan untuk mengenal Allah (Yohanes 14:6) dan tidak ada yang dapat memisahkan diri kita daripada kasih Allah (Roma 8:38-39). Berdasarkan kebenaran ini saya belajar untuk masuk ke hadirat Tuhan dengan posisi yang berkemenangan.
2. Alkitab menggambarkan hubungan Kristus dengan jemaat sama seperti hubungan suami dan istri (Efesus 5). Artinya jika kita ingin memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan kita bisa melihatnya dari sudut pandang pasangan yang sedang kasmaran. Bagi orang yang sedang jatuh cinta, maka dia akan belajar untuk mempraktekkan kesabaran, pengorbanan, kreativitas, dan saling mengutamakan pasangannya lebih daripada dirinya. Allah telah melakukan itu dengan mengorbankan nyawaNya bagi kita.
• Masalahnya adalah apakah kita mempraktekkan itu? Allah selalu mendambakan kita menjadi mempelai (Matius 25, dll) dan seharusnya seorang mempelai adalah orang yang dewasa. Ciri orang yang dewasa adalah tidak mengukur sesuatu yang ia alami berdasarkan keuntungan atau kesenangan yang ia dapatkan. Justru ia ingin untuk menyenangkan pasangannya. Karena jemaat adalah mempelai wanita yang memiliki tugas untuk tunduk, maka saya belajar untuk tunduk. Segala sesuatu murni hak dari Sang Mempelai Pria. Jika saya berdoa dan tidak mampu merasakanNya, maka saya akan berpikir bahwa Dia sedang bermain petak umpet dengan saya. Kasih mengharapkan segala sesuatu, kasih tidak cemburu. Saya percaya bahwa Dia tidak mungkin sedang mengacuhkan saya. Dia hanya ingin saya mengambil jalur lain untuk berjumpa denganNya. Dalam buku Selamat Pagi Roh Kudus, Billy Graham menjelaskan tentang hal ini. Mungkin kita hanya perlu sedikit berjuang dan mencari jalan lain untuk berjumpa denganNya.
3. Kasih bukan perasaan tetapi perintah. Matius 5:44, Lukas 6:27 menjelaskan bahwa Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi musuh kita. Kasih tidak dapat dilakukan dengan mudah. Ia hanya dapat dipraktekkan dengan pengorbanan, karena kasih adalah pengorbanan (Yohanes 15:13, Yohanes 3:16, 1 Yohanes 3:16). Kasih mula-mula berarti adalah kondisi dimana Allah terlebih dahulu (dari mulanya) mengasihi kita, bukan kondisi perasaan kita terhadap Tuhan di awal pertobatan kita. Karena Dia mengasihi saya, maka saya mau untuk mengasihi orang lain. Saat kita belajar untuk mengasihi orang lain, secara tidak sadar kita akan merasakan kasih itu.
• Manusia adalah sebuah bejana (2 Korintus 4:7). PengorbananNya memenuhi bejana kita dengan kasih. Itulah mengapa kita semua manusia selalu menggebu-gebu di awal pertobatanNya karena ia merasakan kasih yang begitu besar. Namun tanpa mengosongi bejana itu, maka usaha apapun untuk mengisi bejana tersebut akan sia-sia karena ia akan meluber. Supaya kita bisa merasakan kembali kasih tersebut, kita harus belajar untuk mengosongkan bejana kita dengan membagikan kasih tersebut kepada orang lain.
4. Dalam Yohanes 15, Yesus memberikan perumpamaan bahwa Ia adalah pokok anggur dan kita adalah rantingnya. Berulang kali di sana Yesus mengatakan untuk tinggal di dalam Dia. Saat kita tinggal di dalam Dia, maka kita akan selalu melekat pada pokok anggur tersebut. Bapa dalam bahasa aslinya berarti ‘sumber’, sedangkan anak berarti ‘yang berasal dari sumber’. Kita tidak akan bisa hidup di luar Dia karena kita akan kehilangan segala sari makanan yang kita perlukan. Yesus menjelaskan di ayat 10 bahwa orang yang tinggal di dalam Dia adalah orang yang menuruti perintahNya. Dan di ayat selanjutnya dengan jelas Ia berkata bahwa perintahNya adalah untuk kita saling mengasihi. Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:8). Ia mempraktekkan kasihNya tersebut melalui keKITAanNya (Kejadian 1:26). Allah adalah pribadi yang berkomunitas. Hanya di dalam komunitaslah kita dapat mengasihi. Kasih harus menjadi gaya hidup kita.
5. Penyembahan berasal dari kata "proskuneo", yang artinya digambarkan seperti anjing yang mencium tangan tuannya. Penyembahan bukanlah tentang kita, tetapi yang kita sembah. Penyembahan selalu berfokus pada Sang Tuan. Maka jika kita berdoa dan menyembah, tetapi kita masih memiliki keinginan-keinginan pribadi untuk diperjuangkan, maka sebenarnya kita tidak sedang menyembah Allah. Mungkin kita sedang menyembah diri kita sendiri, karena Tuhan berarti adalah Sang Penguasa Tunggal. Penyembahan adalah masalah sikap hati, bukan ekspresinya. Penyembahan bisa muncul kapan saja, saat kita bekerja, saat kita makan, saat kita bermain ataupun tidur.
Masih banyak pola pikir yang dapat kita kembangkan. Namun 5 hal ini dapat menjadi dasar bagi kita untuk memiliki kehidupan rohani yang benar. Saya percaya Tuhan akan membimbing kita untuk mengenal Dia lebih dalam, asal kita mengijinkanNya untuk berkarya dalam hidup kita. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, kitalah yang selalu meninggalkanNya. Tapi Tuhan tidak pernah bosan untuk selalu menerima kita (Lukas 15:11-32).

Hidup yang berdampak


Hmmm... kalo di tanya ayat referensinya dimana, pasti ngga asing dong dengan ayat ini :

Matius 5 : 13-16

"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia di asinkan? Tidak ada gunanya selain di buang dan di injak orang.

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak ... dst "


Apa Yang Kita Perlukan Agar Dapat Memberi Dampak Positif Bagi Lingkungan?


---- KARAKTER YANG BAIK ----

Salah satu cara agar kita menjadi anak muda yang berdampak adalah dengan memiliki "Karakter Yang Baik"

Matius 5 : 16 --->>> "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Tuhan ingin kita memiliki karakter yang baik, yang tampak dalam perbuatan kita sehari hari sehingga orang lain dapat mempercayai Yesus sebagai Tuhan


Matius 5 : 13 --->>> "Kamu adalah garam dunia,.... dst."

Garam yang memberi citarasa pada lingkungan haruslah garam yang berkualiatas baik . Jika garam sudah menjadi tawar, tidak ada gunanya lagi selain di injak dan di buang orang.

Garam yang bermanfaat adalah garam yang bisa memberi rasa pada semangkuk sup yang hambar.

Begitu juga dengan hidup kita ...

Hidup kita sebagai orang percaya harusdi tandai dengan kualitas karakter yang baik, sehingga menjadi berkat buat orang lain. Mengapa banyak orang yang belum percaya pada Kristus? Karena mungkin mereka tidak melihat kehidupan yang baik dari orang kristen. Mereka perlu melihat teladan yang sejati, baru mereka percaya kepada Yesus..

"Karakter yang baik dapat di rasakan manfaatnya bagi orang di sekitar kita"

KARAKTER lebih penting daripada reputasi. Karakter menunjukkan diri kita yang sesungguhnya, sedangkan reputasi adalah bagaimana pandangan orang lain terhadap kita. Reputasi di bentuk dari luar, tetapi KARAKTER di bina seumur hidup. Karakter itu dibangun/di bentuk, dan yang membangunnya adalah diri kita sendiri. Reputasi adalah apa yang orang lain katakan tentang kita, tetapi karakter adalah apa yang Yesus katakan tentang kita di hadapan Allah.


Orang yang memiliki karakter adalah orang yang tetap menjaga hidup dengan baik dan bersih, bahkan ketika tidak ada orang yang melihatnya karena ia tahu Tuhan melihat setiap perbuatan kita, baik yang kita lakukan di tempat umum atau tempat tersembunyi.




Yuk ... kita bangun karakter kita, agar lewat aku, kamu, dan semua temen temen yang baca blog ini nama Tuhan di permuliakan. Inget, tujuan hidup kita adalah untuk memuliakan Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati

Jumat, 25 September 2015

Gaya Hidup Yang Berbeda

Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, maka saat itu kita masuk dalam bilangan orang-orang yang diselamatkan. Dan jangan sekali-kali terlintas dalam pikiran kita untuk melepaskan keselamatan itu demi kekayaan, harta, kedudukan maupun jabatan. Sebab keselamatan merupakan anugerah dari Allah yang tidak dapat diganti dengan harta atau kekayaan termasuk dunia ini, melainkan dengan darah yang mahal yaitu darah Kristus.

Seperti firman Tuhan katakan di dalam Injil Matius 16:26 “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya ? kata “kehilangan nyawa” juga mengandung pengertian “kehilangan keselamatan”. Agar keselamatan tetap ada dalam kehidupan kita, maka kita harus mempertahankan gaya hidup/lifestyle kita sebagai orang yang percaya kepada Kristus. Dan gaya hidup kita sebagai orang percaya sangat berbeda dengan gaya hidup orang dunia (orang yang belum mengenal Kristus).

Apabila kita mempelajari sejarah gereja, maka kita tahu bahwa pada gereja mula-mula telah mengajarkan bagaimana kita hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Sehingga pada jaman kisah para rasul telah nyata bahwa gereja berkembang secara luar biasa atau dengan kata lain “gereja mengalami kesuksesan”. Dan jikalau gereja diberkati, maka jemaatnya pasti diberkati atau sebaliknya, apabila jemaat diberkati maka gereja pun diberkati. Tetapi sayang, suatu saat Kekristenan mulai tidak murni lagi, dan gereja mulai kehilangan gaya hidup yang sesuai kehendak Tuhan. Pada jaman pemerintahan kaisar Roma yang telah menjadi Kristen, mulai berpolitik dalam negara. Kaisar telah memaksa seluruh rakyatnya untuk menjadi Kristen, sehingga bukan Injil yang diberitakan ataupun urapan Roh Kudus tetapi maksud-maksud tertentu yaitu mencari keuntungan sendiri. Dan saat itulah gereja mengalami stagnasi dan tidak berkembang lagi dan saat itu pula gereja berada dalam abad kegelapan.

Tetapi dengan berjalannya waktu telah muncul satu sosok yang bernama Martin Luther. Dia telah menemukan kebenaran Firman Tuhan dan ia mulai protes terhadap keadaan gereja yang tidak karuan. Dan protesnya telah dikenal dengan pro-Testament, yaitu kembali kepada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Mulai sejak itu telah muncul pembaharuan-pembaharuan dalam gereja sehingga muncul gereja reform dan lain-lain.
Berdasarkan sejarah masa lalu, maka jangan sampai hidup kita sebagai orang Kristen mengalami seperti pada abad kegelapan. Bukankah keadaan dunia saat ini semakin gelap, untuk itu marilah kita semakin bercahaya di tengah-tengah kegelapan itu, yaitu dengan memiliki gaya hidup seperti gaya hidup gereja mula-mula, antara lain :

Suka berdoa (Kisah Rasul 1:14)

Dalam Kisah Rasul 2 telah diceritakan bahwa pada waktu mereka berdoa terjadi lawatan Allah yang luar biasa, dan kejadian tersebut dikenal pada umumnya hari Pentakosta. Sejak saat itu jemaat Tuhan semakin hari semakin bertambah, dan kesemuanya itu diawali dengan doa. Demikian halnya dengan keberhasilan atau kesuksesan yang akan kita raih atau sudah kita raih adalah karena adanya gaya hidup berdoa. Dan apabila gereja itu tidak berdoa lagi, maka gereja itu pasti akan mati. 
Sebagai seorang Kristen harus hidup berdoa senantiasa didalam Roh. Artinya hidup kita tidak pernah lepas dari Tuhan. Kalau kita sering berdialog dengan Tuhan, maka hubungan kita dengan-Nya pasti baik juga. Kisah Rasul 2:42 berkata, “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.” Dan bagi seorang istri atau suami atau anak yang tidak pernah berdoa, maka jangan pernah berharap keluarganya percaya kepada Tuhan Yesus dan dipulihkan. Kita percaya bahwa Allah kita adalah maha pengasih dan pemurah kalau kita semakin dekat, maka Dia akan semakin dekat pula kepada kita.

 

Senantiasa haus untuk membaca Firman Tuhan (Kisah Rasul 2:42)

Kerinduan untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan diawali dengan doa. Dan apabila kita tekun untuk menyelidiki firman Tuhan dan merenungkannya, maka Allah akan menyingkapkan rahasia-rahasia ilahi (1 Korintus 4:1). Dan selanjutnya kita akan gemar melakukan apa yang telah difirmankannya, dengan demikian apa yang tertulis dalam Mazmur 1:2-3 menjadi kenyataan dalam kehidupan kita. Sebab semakin kita membaca Firman Tuhan, maka semakin kaya kita dengan janji-janji Tuhan. Dan janji-janjiNya pasti akan digenapi dalam kehidupan kita sebab Ia tidak pernah lalai akan janji-janjiNya (II Petrus 3:9). Kalau kita benar-benar percaya tentang perjanjian ini, walaupun kita ini hanya menerima setetes saja, maka percayalah bahwa kekayaan dan kuasa Tuhan tidak terbatas. Di Korea ada kegerakan orang membaca firman Tuhan, di manapun mereka berada, di kantor, di sekolah, mereka membawa Alkitab dan membacanya. Kita lihat bahwa Korea adalah bangsa yang diberkati Tuhan, walaupun sempat mengalami krisis tetapi Tuhan segera memulihkan keadaan mereka.

Suka menabur (Kisah Rasul 2:45)

Jikalau kita saat ini dibawa Tuhan pada satu tingkat untuk diberkati, maka satu hal yang harus kita perhatikan yaitu kita tetap menabur. Sebab apabila kita tidak menabur lagi, maka kita akan mengalami stagnasi bahkan grafiknya justru semakin menurun. Karena pelipatgandaan akan terjadi dalam kehidupan kita ketika sedang menabur. Kita menabur tidak hanya digereja saja, tetapi juga pada orang-orang miskin, karena firman Tuhan dalam Injil I Yohanes 3:17 telah berkata : “Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?. Dan selain itu, jikalau kita menabur, maka kita harus menabur di tempat yang subur, dalam pengertian segala yang kita tabur dapat dipergunakan untuk kemuliaan nama Tuhan.

 

Mendirikan Mezbah Bagi Tuhan (Kisah Rasul 2:47)

Persembahan yang kita berikan kepada Tuhan harus disertai dengan hati yang memuji dan menyembah Allah. Pujian dan penyembahan harus menjadi gaya hidup kita, sebab Allah bertahta atas puji-pujian, seperti yang tertulis dalam Mazmur 22:4, bunyinya: “Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.” Selain itu, di dalam pujian ada kelepasan, seperti kisah yang terdapat didalam Kisah Para Rasul 16:25-26. Dimana ketika Paulus dan Silas memuji Tuhan maka terbukalah belenggu mereka dan pintu penjarapun juga terbuka.

Saudara, pada penghujung akhir jaman ini marilah tetap memiliki gaya hidup yang seusai dengan kehendak Tuhan supaya kita dapat tampil beda di tengah-tengah orang yang belum mengenal Tuhan. Amin. 

Tanda Bahwa Dia Bukan Jodoh dari Tuhan

Penantian akan jodoh adalah penantian yang penuh petualangan dan kepercayaan. Meskipun kita banyak mendengar bahwa Tuhan menyediakan segala sesuatu indah pada waktuNya, dan dia akan memberikan pasangan yang sepadan, namun jujur mata kita juga menyadari bahwa ada banyak kakak-kakak diatas kita yang lebih tua yang sampai sekarang juga masih menantikan datangnya sang pangeran yang menjemput mengendarai kuda putih.

Nah seandainya ada cowok atau cewek yang kemudian dekat dengan kita dan kita merasa nyaman dengan dia sehingga timbul benih-benih asmara, apakah serta merta dia adalah jawaban doa kita selama ini ?

Ada baiknya kamu mengetahu tanda-tanda bahwa dia bukan jodoh dari Tuhan sebelum memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih serius.

#Tanda 1 : Dia tidak Seiman
Ini adalah tanda yang jelas dan tidak bisa ditawar lagi untuk anak Tuhan. Iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah hal yang mutlak dan tidak bisa di gantikan oleh apapun juga. Jika ternyata seseorang yang dekat denganmu berbeda iman, jangan pernah berharap terlalu jauh, dia jelas bukan dari Tuhan. ( Baca: Pacaran Beda Agama Menurut Alkitab )

#Tanda 2 : Dia tidak Mengasihi Tuhan
Meskipun dia seorang kristen, belum tentu dia mengasihi Tuhan. Mengasihi Tuhan artinya adalah Dia senang berhubungan dengan Tuhan dan berkomunikasi dengan Dia. Komunikasi itu bisa artinya bahwa si doi itu senang baca Firman Tuhan atau saat teduh, senang berdoa, ikut persekutuan atau PA, PI, PU dan lain sebagainya. Dengan kata lain adalah bahwa dia bertumbuh dalam Tuhan.

#Tanda 3 : Tidak Mempunyai Visi yang Sama
Secara singkat ini bisa dijelaskan bahwa kamu dan dia harus mempunyai rencana masa depan yang tidak jauh berbeda denganmu. Bayangkan jika kamu punya passion untuk suku terpencil di pedalaman sedangkan dia menginginkan tinggal di kota, akhirnya yang ada adalah pertengkaran dan cekcok karena kalian beda rencana.

#Tanda 4 : Kurangnya Persetujuan dari Pemimpin
Pemimpin disini bisa berarti orang tua, kakak pembimbing rohani atau hamba Tuhan yang kamu percayai untuk meminta nasihatnya. Apakah ini hal yang mutlak? Tidak mutlak namun ingat bahwa Tuhan mau supaya kita dalam penjagaan dan otoritas yang benar. Mungkin kamu harus menunggu sampai bisa meyakinkan mereka, atau berdoa lebih lama agar Tuhan juga berbicara hal yang sama kepada mereka.

#Tanda 5 : Susah Saling Melengkapi
Bagaimana jika karakter kalian berbeda? Tidak masalah sepanjang kalian saling melengkapi. Namun ada beberapa karakter yang harus diwaspadai misalkan pandangan dia tentang waktu, tentang uang dan tentang sebuah hubungan. Jika dia memandang uang lebih penting daripada nilai kehidupan itu sendiri, mungkin kamu perlu mundur sejenak dan merenung, mengapa? Karena uang adalah alat bukanlah tujuan yang men drive hidup kita.


Jadi apa yang harus dilakukan? Bergaul dengan sebanyak mungkin orang dan kenali mereka. Jika kamu mengharapkan jodoh namun kamu banyak berdiam dikamar, bagaimana mungkin bisa menemukan jodoh dari Tuhan?

Tuhan selalu menyediakan yang terbaik untuk orang yang dikasihiNya, namun seringkali cara Tuhan dan seseorang yang dibawa Tuhan bukanlah seperti apa yang kita harapkan. Kuncinya adalah mendekat pada Tuhan.

Rancangan Tuhan

"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."
(Roma 8:28)

Ayat di atas dapat memberi penghiburan dan kekuatan bagi umat Kristen pada saat mengalami pencobaan. Saat menulis ini, Paulus percaya bahwa “Tuhan membuat segala sesuatu menjadi yang terbaik”. Menurutnya keyakinan ini membuat tidak ada alasan bagi setiap orang percaya untuk mengeluh, karena setiap kejadian dalam hidup ini adalah atas seijin atau rencana Tuhan. Jadi, seperti yang Paulus katakan, “Mengucap syukurlah dalam segala hal”, adalah mungkin untuk kita lakukan. Ayat di atas tadi mengubah keluh kesah menjadi nyayian sukacita. Dengan memegang teguh kebenaran ini, Paulus dan Silas dimampukan untuk bernyanyi di tengah malam di dalam penjara (Kis 16:25). Pertanyaannya adalah, “Apakah kita mempunyai kepastian sukacita yang sama seperti Paulus?’ Pernyataan, “Segala sesuatu mendatangkan kebaikan”, tidak dapat dipisahkan dari dua kondisi ini –“bagi mereka yang mengasihi Tuhan” dan “bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”. Kedua kondisi di atas akan menentukan dan membatasi aplikasi dari pernyataan tersebut. Pertama-tama, harus ada hubungan yang benar dengan Tuhan. Sebagai bagian dari keluarga Allah, kita memiliki suatu kasih yang dapat mempercayai, bahkan di saat kita tidak dapat memahaminya. Kemudian juga perlu adanya kemitraan. Di dalam Tuhan, tidak ada suatu kebetulan atau nasib buruk. Kesimpulannya adalah maksud Tuhan akan terlaksana bagi mereka yang dipanggilNya dan yang membalas kasihNya.
Pertanyaan berikutnya adalah, “Dapatkah sebuah tragedi itu membawa kebaikan?” Mengapa Tuhan mengijinkan tragedi, sakit penyakit, kematian dan keputus asaan? Paulus adalah contoh dari suatu sikap Kristiani, tidak membantah atau apatis atau menyangkal. Kita harus tahu bahwa segala perkara, baik yang menyenangkan maupun tidak, bekerja bersama untuk mendatangkan kebaikan yang optimal.

Ada empat kebenaran yang menghibur dan menguatkan kita, yang muncul dari ayat ini. Mari kita pelajari bersama:
1.       Rencana Tuhan itu Sungguh Amat Baik
“Kebaikan” yang dijanjikan Tuhan dalam kasihNya yang melihat jauh ke depan mungkin tidak selalu kelihatan baik dan dapat diterima oleh kita. Terkadang jalanNya terlihat sangat buruk ketika dilihat dari sudut pandang materialistis yang singkat. Kebaikan yang dijanjikan Tuhan terkadang berlalu sebelum kita dapat mengerti sepenuhnya.

2.       Rencana Tuhan itu Aktif
Hati yang mengasihi Tuhan memahami bahwa Tuhan selalu bekerja bahkan dalam peristiwa-peristiwa yang paling buruk dalam hidup ini. Pekerjaan Tuhan tidak terlihat oleh mata, namun sangat efektif. Di bawah kuasa kendalinya yang tidak terlihat, bintang-bintang tetap pada jalur dan tempatnya masing-masing yang telah ditentukan dan samudera tetap berada pada batasnya yang telah ditetapkan. Kita harus tetap kuat di dalam Tuhan (Ef 6:10) karena Dia tidak akan pernah meninggalkan perbuatan tanganNya. Walaupun ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai keinginan kita, tidak berarti Tuhan tidak peduli. Ketika Dia mengijinkan tantangan dan persoalan datang, Dia memiliki rencana yang jauh lebih indah (Yesaya 55:8-9) dan yang terpenting adalah bahwa rencananya terus aktif bekerja.

3.       Rencana Tuhan itu Inklusif
Segala sesuatunya di belahan bumi ini ada di bawah kuasa kendali Tuhan yang sangat baik. Mungkin kita mengakui bahwa hidup secara keseluruhan tunduk di bawah pengaturan Tuhan yang berdaulat, namun sering kita tidak mempercayai bahwa setiap detil dalam hidup ini adalah objek dari kasih dan kepedulianNya. Demikianlah kenyataanNya, seperti yang dikatakanNya, “Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya” (Mat 10:30). Bahkan tidak seekorpun dari pada burung pipit akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapa. Kejadian-kejadian dalam hidup seorang Kristen telah diatur oleh Tuhan. Tidak ada yang kebetulan. Semuanya diijinkan dan dirancang olehNya untuk maksud-maksud yang indah. Kita harus mempercayai kasihNya (Mzm 147:11) dan rencanaNya (Yer 29:11) karena semuanya baik adanya.

4.       Rencana Tuhan itu Terjalin Harmonis
Seorang pelukis mencampur warna-warna, yang bagi mata seorang awam mungkin terlihat aneh. Namun, tunggu sampai ia selesai mencampurnya. Hidup ini diibaratkan sebuah sulaman yang sedang dikerjakan. Demi keindahan sulaman, sangat penting untuk menggunakan warna-warna yang berbeda. Beberapa warna cerah dan indah, warna lain gelap dan suram. Namun semuanya terjalin bersama dan berkontribusi bagi keindahan dari sulaman tersebut. Saat tragedi demi tragedi menimpa Yusuf –dibuang dari rumah, dijual sebagai budak, dipenjara secara tidak adil –sulit baginya untuk melihat kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan ini dapat mendatangkan kebaikan baginya. Namun tetap pada akhirnya saat berkilas balik, Yusuf mengatakan, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan” (Kej 50:20).


Jadi kesimpulannya sebagai orang percaya, kita tahu bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Janganlah kita putus asa oleh karena badai dan tantangan yang kita hadapi, sebaliknya berhentilah bersusah-payah dan ketahuilah bahwa Dia adalah Tuhan atas segala sesuatu dalam hidup kita. Setiap badai dan tantangan membawa suatu kesempatan bagi Tuhan untuk bekerja dengan lebih dahsyat lagi dalam hidupmu. Imanmu akan mulai berakar kuat di dalam Dia ketika engkau lebih mempercayaiNya lagi. Rencananya lebih tinggi dan lebih baik dari yang dapat kita bayangkan!

Tuhan Yesus Memberkati

Penting!!! Bertumbuh dalam komunitas rohani

Banyak anak-anak muda hari-hari ini tidak menyadari betapa pentingnya untuk berada dan bertumbuh dalam sebuah komunitas rohani. Bahkan oleh banyak anak muda Kristiani, komunitas yang rohani itu dianggap tidak relevan jika dibandingkan dengan komunitas/geng sepeda motor atau mobil, komunitas/geng sekolah, dsb.

Oleh karena itu bagi kamu-kamu anak muda yang belum memiliki pemahaman yang benar dan jelas tentang komunitas, berikut ini kamu-kamu bisa memahami dan mempelajari tentang alasan 'kenapa  sih seseorang itu perlu untuk berada dan bertumbuh dalam sebuah komunitas rohani' ?


Ada beberapa alasan yang menjadikan mengapa sebuah komunitas rohani itu sangat penting bagi orang-orang percaya :

1. Karena menjelang hari Tuhan yang mendekat kita harus semakin giat melakukan pertemuan-pertemuan ibadah.

Dalam Ibrani 10:25 dikatakan bahwa kita tidak boleh menjauhi pertemuan-pertemuan ibadah yang telah dibiasakan atau menjadi kebiasaan bagi orang lain, malah menjelang kedatangan Tuhan kita harus semakin giat melakukan pertemuan-pertemuan ibadah kita.

Selain harus setia untuk senantiasa hadir dalam pertemuan ibadah raya (Kebaktian Minggu) kita juga harus memberi diri serta hati kita untuk senantiasa hadir atau datang dengan setia dalam pertemuan-pertemuan komunitas sel. Dengan itu kita bisa menjadi pelaku Firman.

2. Kita termasuk dalam Keluarga Allah bersama umat percaya lainnya.

Dalam Efesus 2:19 dikatakan "Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota keluarga-keluarga Allah"

Kalau kita membaca Alkitab, kita akan menemukan bahwa Alkitab sering membicarakan tentang orang-orang Kristen sebagai saudara-saudara seiman baik laki-laki maupun perempuan. Saudara seiman karena kita semua memiliki Allah yang sama yaitu Allah Bapa di Surga. Roma 12:5 menegaskan "Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain."

Kita menjadi kepunyaan bagi setiap saudara seiman!, untuk itu kita harus bersekutu dengan saudara/i yang lain didalam Kristus. Kita tidak dapat berelasi dengan Yesus Kristus tanpa bersekutu dengan umat-Nya yang lain, yaitu dengan saudara seiman kita! dan persekutuan itu bisa dilakukan secara lebih dekat atau lebih nyata melalui kelompok sel.

3. Kita membutuhkan dorongan untuk bertumbuh secara rohani.

Kita membutuhkan dukungan untuk bertumbuh secara rohani. Faktanya adalah bahwa kita tidak dapat bertumbuh sendiri di dalam Tuhan.

Ibrani 10:24 menuliskan "Dan marilah kita saling memperhatikansupaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik"

Sebagai orang Kristen, kita harus senantiasa berpikir dalam terminologi"apa yang dapat saya katakan dan apa yang saya dapat lakukan untuk mendorong orang lain?"

Pengkhotbah 4:9-10,12 menegaskan akan hal itu “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka, Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!…… Dan bilamana seorang dapat dikalahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.”

Perlu kita ketahui bahwa dorongan bagi kita untuk bertumbuh secara rohani hanya dapat kita peroleh lewat persekutuan yaitu melalui kelompok sel.

4. Kita harus diubahkan kepada keserupaan dengan Kristus

Firman Tuhan berkata dalam Roma 8:29 “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya, menjadi yang sulung diantara banyak saudara“

Ketika kita beroleh keselamatan, tujuan Allah bukan hanya sekedar menyelamatkan kita tetapi agar kita memiliki karakter yang sama seperti Kristus. Untuk mengalami perubahan karakter dari manusia lama kepada manusia baru setiap kita pasti akan mengalami berbagai proses yakni melalui masalah-masalah yang kita hadapi.

Amsal 27;17 berkata "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya"

Kelompok sel adalah tempat dimana kita dapat membentuk kepribadian atau karakter kita sehingga karakter-karakter buruk kita yang lalu dapat berangsur-angsur pulih sehingga kita dapat memiliki karakter seperti Kristus.

Hal itu terjadi ketika kita mau memberi diri kita untuk menjadi pelayan atau hamba dalam melayani saudara seiman lainnya di dalam kelompok sel.

Tak jarang karakter kita mengalami pembentukkan melalui konflik dengan sesama saudara seiman lain di dalam kelompok sel. Ketika kita mengalami konflik itulah maka kita akan tahu siapa kita ini sesungguhnya? Apakah kita tetap ada dalam karakter kita yang lama atau telah memiliki karakter yang baru?

Murid-murid Tuhan Yesus pernah mengalami konflik itu bisa dibuktikan dalam Markus 9:33-35 dimana mereka mempertengkarkan tentang siapa yang terbesar diantara mereka, tetapi konflik itu akhirnya selesai dengan cara-cara rohani dan mereka semakin sehati (Kisah para Rasul 1:12-14)

Sebagai saudara seiman, melalui persekutuan di dalam kelompok sel kita juga harus mendorong satu sama lain sehinga kita tidak terperangkap dengan kesenangan akan dosa yaitu melalui nasehat, doa dan teguran sehingga dosa tidak akan menghalangi pelayanan maupun kehidupan kita.

5. Tuhan Yesus hadir ketika kita bersekutu bersama-sama.

Matius 18:20 menegaskan akan hal itu “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, disitu Aku ada di tengah-tengah mereka."

Kadang-kadang kita berpikir bahwa untuk merasakan kehadiran atau lawatan Allah kita harus datang ke KKR atau kebaktian kesembuhan padahal Alkitab dengan jelas berkata jaminan kehadiran Kristus terjadi ketika kita melakukan persekutuan (dua orang atau lebih tengah berkumpul) dan hal itu sangat bisa terjadi lewat kelompok sel.

6. Terdapat kuasa yang dahsyat ketika setiap orang berdoa secara bersama (Dalam sifat bersekutu).

Dalam Injil Matius 18:19 Tuhan Yesus berkata bahwa ketika kita berdoa secara bersekutu (lebih dari satu orang) maka doa kita akan memiliki dampak yang luar biasa “Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.”

Lewat persekutuan dalam kelompok sel, kita diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk meminta dukungan doa kepada saudara-saudara seiman atas masalah yang tengah terjadi dalam kehidupan kita sehingga kita benar-benar dapat menyaksikan jawaban doa yang nyata.

7. Persekutuan melalui komunitas sel merupakan sebuah saksi untuk dunia

Dalam Yohanes 17:20-21 Tuhan Yesus berdoa "Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Dengan bersekutu atau melalui persekutuan yang kita bangun dengan saudara seiman dalam landasan SALING MENGASIHI satu sama lain maka hal itu akan menghasilkan sebuah kesaksian yang baik untuk orang lain yang belum percaya kepada Kristus. Hal itu ditegaskan dalam Yohanes 13:35 "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Konflik adalah sesuatu hal yang pasti akan selalu ada dalam kelompok sel, tetapi ketika kita menyelesaikan konflik secara rohani melalui dasar kasih yang telah Tuhan berikan bagi kita maka yang terjadi adalah semakin kita mengalami konflik dengan saudara seiman di dalam kelompok sel seharusnya akan semakin solid juga hubungan kita dengan saudara seiman tersebut.

8. Kita memiliki kewajiban kepada orang Kristen lainnya untuk melayani.

Dalam 1 Petrus 4:10 ditulis "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.”

Saat kita datang kepada Kristus, maka seiring dengan proses pertumbuhan kerohanian kita, Tuhan akan memberkati kita dengan karunia-karunia rohani (Roma 12:6-8;1Korintus 12:8-10). Pada akhirnya tujuan yang Allah inginkan dari pemberian karunia-karunia rohani kepada kita yaitu agar kita dapat melayani orang Kristen atau saudara seiman kita yang lain.

Kelompok sel adalah sarana yang telah Tuhan tetapkan untuk kita dapat secara efektif melayani saudara seiman kita yang lain lewat karunia-karunia yang telah Tuhan berikan bagi kita.

Kiranya alasan-alasan tersebut diatas yang telah kamu baca dapat di cermati dengan baik dan menjadikan kamu-kamu anak mudaNya Allah, mau bergabung dengan sebuah komunitas (Kelompok Sel (KOMSEL), Kelompok Tumbuh Bersama (KTB), Pendalam Alkitab (PA), Family Altar (FA), COmmnunity Of Love (COOL), dsb) dimana kerohanian kamu bisa bertumbuh dengan baik dan kamu sekalian akan lebih mengasihi Allah di masa-masa mudamu

Tuhan Yesus Memberkati