Dalam 1 Kor 12:8-10, disebutkan berbagai Karunia Roh, yaitu :
• Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat
• Karunia berkata-kata dengan pengetahuan
• Karunia iman
• Karunia untuk menyembuhkan
• Kuasa untuk mengadakan mujizat
• Karunia untuk bernubuat
• Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh
• Karunia berbahasa roh
• Karunia untuk menafsirkan bahasa roh
• Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat
• Karunia berkata-kata dengan pengetahuan
• Karunia iman
• Karunia untuk menyembuhkan
• Kuasa untuk mengadakan mujizat
• Karunia untuk bernubuat
• Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh
• Karunia berbahasa roh
• Karunia untuk menafsirkan bahasa roh
Jika seseorang memiliki karunia Roh sebaiknya tidak hidup sembarangan, tetapi menjaganya dengan hidup dalam kekudusan dan menjadi pelaku Firman yang setia. Mengapa begitu?
Pada saat seseorang menerima karunia Roh, maka hidupnya berada dalam “bahaya besar” karena karunia tersebut terjadi di dalam Roh. Ketika karunia Roh diterima, maka semua makhluk di dunia roh mengetahuinya, termasuk si jelek. Dan kenyataan yang terjadi adalah, sijelek akan menjadikan orang-orang yang memiliki karunia Roh menjadi target utama serangannya.
Di dalam pelayanan pelepasan dan pemulihan kita menemui orang-orang yang punya karunia penglihatan tetapi tidak menjaga kekudusan hidupnya, maka yang dilihat adalah setan-setan yang menyerang dan melakukan intimidasi. Bahkan sijelek memberikan penglihatan-penglihatan yang menipu. Ketika orang menerima karunia penglihatan, maka mereka bisa melihat dunia roh, baik melihat malaikat, Tuhan Yesus, Roh Kudus, termasuk melihat sijelek di dalam berbagai bentuknya.
Orang yang punya karunia pendengaran dan nubuatan tetapi tidak menjaga kekudusan hidupnya di dalam kebenaran Firman Tuhan, maka setan akan memberikan pendengaran-pendengaran yang kacau dan menipu. Beberapa orang yang pernah kita layani, oleh keluarganya dikatakan sebagai “orang gila” karena dia mendengar suara-suara yang kacau sehingga dia tidak bisa membedakan mana yang nyata mana yang tidak. Ketika “karunia pendengarannya” dipulihkan dan dibimbing untuk menjaga kekudusan hidup, maka justru dia bisa melawan dan mematahkan semua intimidasi iblis yang mencoba menyerang.
Satu kali ada seorang pendoa syafaat dari satu gereja, yang memiliki karunia bahasa Roh. Ketika kita doakan, dia berkata-kata dalam “bahasa Roh” dengan keras. Tapi yang aneh adalah, di dalam Roh terlihat yang keluar dari mulutnya adalah asap hitam yang kotor. Kemudian kita perintahkan untuk diam, dan Tuhan Yesus memperlihatkan bahwa kata-kata “bahasa Roh” itu bukan dari Roh Kudus, tetapi dari roh binatang liar yang menguasai lidah dan hatinya. Sekalipun dia adalah seorang pendoa syafaat, tetapi ternyata hatinya penuh dengan kepahitan, dan kemampuannya “berbahasa Roh” menjadi alat untuk menyombongkan diri. Ketika hidupnya cemar, maka bukan Roh Kudus yang berkata-kata, tetapi sijelek masuk ke dalam dirinya dan membuat lidahnya bergetar mengucapkan kata-kata yang tidak bisa dimengerti.
Karunia Roh adalah kudus, oleh karena itu karunia Roh hanya akan “bekerja” dengan baik di dalam “wadah” yang kudus juga, yaitu di dalam hidup anak Tuhan yang selalu menjaga kekudusan hidupnya dan menjadi pelaku Firman yang setia. Jika “wadah”nya tidak selalu dijaga kekudusannya, maka ada celah lebar yang terbuka untuk sijelek masuk, menyerang dengan memberikan karunia-karunia yang menipu dan menyesatkan.
Banyak orang-orang kristen yang merasa bahwa ketika mereka mempunyai karunia-karunia Roh, maka mereka menjadi orang yang “sakti” yang kebal terhadap serangan sijelek. Justru itu adalah tipu muslihat sijelek yang terbesar, karena dengan begitu mereka tidak berjaga-jaga dan hidupnya terbuka bagi serangan sijelek.
Satu kali kita melayani satu keluarga yang bermasalah, suami, istri dan anak-anaknya. Di waktu yang lain keluarga ini membawa keluarganya yang lain juga untuk dilayani pelepasan dan pemulihan. Dan berikutnya lagi ada satu keluarga yang lain lagi. Ternyata keluarga besar ini memiliki masalah yang kompleks, mulai dari nikah dengan non kristen, anak-anak yang memberontak, kepahitan, perzinahan percabulan, narkoba, dugem, usaha bunuh diri, kesengsaraan, dll. Dan yang mengejutkan adalah mereka mempunyai kakek seorang hamba Tuhan yang memiliki karunia-karunia Roh (Karunia kesembuhan, nubuatan, penglihatan, bahasa Roh). Kakeknya adalah seorang hamba Tuhan yang sangat disegani di daerahnya dan melayani Tuhan dengan luar biasa. Akan tetapi si kakek ini tidak mempersiapkan “pertahanan Roh” yang kuat untuk keluarganya. Sijelek tidak bisa menyerang dia, karena selama hidupnya dia melayani Tuhan dengan setia. Tapi celah terbuka di dalam diri istri dan anak-anaknya. Dan hasilnya, bertahun-tahun setelah si kakek meninggal, satu per satu anak cucunya terlibat masalah-masalah hidup yang sangat berat dan kompleks. Sijelek yang diusir dan dilenyapkan oleh si kakek membalas dengan keras terhadap istri dan anak cucunya, karena dia tidak mempersiapkan keluarganya membangun pertahanan Roh yang kuat di dalam kekudusan hidup dan menjadi pelaku Firman yang setia.
Di Alkitab ada satu contoh, orang yang tidak menjaga kekudusan hidupnya, yaitu nikolaus. Dia adalah satu dari tujuh murid para rasul yang dipilih dari jemaat mula-mula (Kis 6:5), rekan sekerja dari stefanus yang mati sebagai martir. Tujuh murid para rasul ini adalah orang-orang yang terkenal baik, penuh Roh dan hikmat (Kis 6:3). Akan tetapi kemudian Nikolaus tidak menjaga kekudusan hidupnya dan tunduk pada Firman Tuhan. Dia menikmati kehidupan dunia dan mengajarkan perzinahan dan percabulan kepada pengikutnya, sehingga selanjutnya justru Tuhan sendiri yang menentang dia (Wahyu 2:6).
So... Jika kita menerima karunia Roh, sebaiknya itu benar-benar dijaga dengan selalu hidup dalam kekudusan dan setia melakukan kebenaran Firman Tuhan. Karena jika tidak, maka akan terbuka celah di mana sijelek bisa masuk, memberikan karunia-karunia yang menipu bahkan membinasakan hidup.
Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati
Tuhan Yesus memberkati
Maaf sebelumnya, melihat artikel di atas, bukankah kita hendaknya hidup kudus lebih dulu, baru bisa menerima karunia Roh ?
BalasHapus