Konsep Pasangan hidup dari Tuhan :
1. PORSI TERBAIK
Kalau kita menerima Jackpot dan pilihan hadiahnya adalah mobil, handphone dan sepatu kets, mana yang kita pilih? Pasti mobil karena itu hadiah yang terbaik. Saat kita menerima Yesus, sebetulnya kita seperti menang jackpot dan pasangan hidup adalah salah satu hadiah terbaiknya. Namun, banyak orang Kristen tidak mengambil porsi terbaik mereka, bahkan banyak dari mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya ada suatu porsi terbaik yang disediakan untuk mereka. Iblis, berusaha mencuri hadiah terbaik kita dengan cara menawarkan kita untuk menukarnya dengan sesuatu yang lain. Baca kisah Esau menukarkan porsi terbaiknya
Kejadian 25:29-34 “Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. Kata Esau kepada Yakub: “Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah.” Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. Tetapi kata Yakub: “Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu.” Sahut Esau: “Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?” Kata Yakub: “Bersumpahlah dahulu kepadaku.” Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
Begitulah Esau menukarkan porsi terbaiknya dengan sesuatu yang sifatnya kedagingan. Begitu juga banyak anak Tuhan menukarkan porsi terbaik mereka dengan keinginan daging mereka seperti pornografi, uang, hawa nafsu, penampilan, dll. Seperti menukarkan sebuah mutiara asli dengan plastik, Hal itu dikatakan dalam Matius 7:6, “Jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.” Pasangan hidup, pekerjaan, pendidikan, keturunan, pelayanan, tempat tinggal, kesejahteraan, pensiun, karunia. Untuk semua hal ini telah disediakan sebuah porsi yang terbaik untuk kita, kenapa kita tidak mengambilnya?
2. MAHAL
Segala sesuatu yang dari Tuhan itu mahal. Darah Yesus yang mahal membukakan pintu untuk kita bisa meraih janji Tuhan. Janji Tuhan adalah ya dan Amin, tapi bukan berarti bisa sembarangan diobral seperti barang murahan.
Visi dan panggilan hidup adalah contoh dari suatu harta surgawi yang mahal. Visi dan panggilan hanya diberikan kepada mereka yang telah mematikan segala keinginan pribadi mereka dan bersedia menukarkan hidup versi mereka dengan hidup yang Kristus inginkan, yang seringkali 180 derajat berbeda dari keinginan kita. Pasangan hidup adalah pelengkap, penopang, penolong yang sepadan untuk kita mencapai panggilan hidup kita. Pasangan hidup datang “satu paket” dengan visi yang dariNya. Kita tidak bisa berkata pada Tuhan kalau kita cuma mau pasangan hidupnya tapi nggak mau visinya. Visi itulah kuncinya. Karena seseorang memiliki visi maka ia diberikan karunia-karunia, pasangan hidup, pewahyuan, nubuatan, kemampuan, kekuatan, dll. Pasangan hidup itu mahal.
Suatu barang yang mahal berarti jarang dimiliki oleh orang lain, maka pasangan hidup yang dari Tuhan adalah sesuatu yang banyak dicari-cari tapi sedikit sekali yang mendapatkan! Dikatakan dalam Amsal 31:10, “isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.”
Beberapa contoh lain yang menggambarkan hal ini: – Abraham membayar mahal utk mendapatkan ribka bagi Ishak. Kej 24 :1-10 – Yakub kerja 14 tahun untuk rahel. Kej 29 – Rut meninggalkan orangtua, saudara dan kampung halaman. Ruth 2:11-12
(Baca juga Teka-Teki Pemberian Pasangan Hidup Dari Tuhan)
3. (BUKAN HANYA) MENUNGGU.
Seringkali orang Kristen berpikir bahwa pasangan hidup itu hanya perkara menunggu, padahal kenyataannya menunggu hanya merupakan bagian kecil saja dari keseluruhan proses mendapatkan pasangan hidup dari Tuhan. Pasangan hidup dari Tuhan adalah sesuatu yang kita DAPATKAN, bukan kita TEMUKAN!
Seandainya saya punya sebuah pulpen dan saya sembunyikan disalah satu sudut kamar saya, maka untuk kita menemukan pulpen itu hanyalah masalah waktu saja karena kita tinggal menelusuri saja setiap area kamar saya maka pasti kita akan menemukannya. Itu konsep dari “Menemukan”, anda tinggal mencari-cari. Tapi konsep dari “Mendapatkan” adalah bicara tentang suatu kelayakan.
Suatu acara tv memperlihatkan para juru masak saling bersaing hanya demi sebuah topi tinggi berwarna putih. Masalahnya, topi tinggi putih itu bukan sekadar topi saja, melainkan sebuah simbol tanda kalau mereka telah berhasil mendapatkan status sebagai seorang World-Class Chef! Sama halnya dengan mendapatkan pasangan hidup dari Tuhan, walaupun melibatkan menunggu waktunya Tuhan, tapi jauh lebih banyak melibatkan tentang kelayakan.
Konsep Pasangan hidup bukanlah “somewhere out there someone’s waiting for me” Tuhan pada dasarnya mempunyai prinsip bahwa manusia itu tidak baik sendiri saja, manusia memerlukan penolong.
“TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Kejadian 2:18
Firman diatas menyangkal persepsi banyak orang Kristen, terutama wanita, yang berpikir kalau menunggu sampai dapat pasangan hidup yang dari Tuhan berarti akan menjadi perawan tua.
Sekali lagi prinsip Tuhan dijabarkan dalam Pengkhotbah 4:12 : “Dan bilamana seorang dapat dikalahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan”.
Sekarang dengan mengetahui prinsip ini, coba kita pikir, kenapa Tuhan tahan-tahan kalau kita sudah layak mendapatkan? Tuhan tidak akan tahan-tahan memberikan pasangan hidup kita! Seringkali, kitalah alasan sebenarnya yang menahan-nahan Tuhan memberikannya pada kita, dan karena tidak mengerti apa yang sebetulnya terjadi, kita mengatakan, “waktuku belum datang, aku masih menunggu”.
(Baca juga Hubungan yang Tepat )
4. HARGA YANG HARUS DIBAYAR
Dua kunci yang membuka pintu untuk mendapatkan pasangan hidup dari Tuhan :
A. Melepaskan Diri Dari Dosa Seksual : Pornografi, masturbasi, hawa nafsu, zinah adalah suatu ikatan dosa yang membuat kita menjauh dari Tuhan. Bukan hanya itu, dosa seksual juga berarti kita menukarkan porsi terbaik kita dengan sesuatu yang duniawi, persis seperti Esau yang menukarkan porsi terbaiknya yaitu hak kesulungannya demi sepiring makanan yang memuaskan hawa nafsunya (lapar).
Pornografi dan masturbasi juga adalah pergumulan utama saya ketika saya baru-baru menerima Tuhan. Perjuangan jatuh bangun melawan intimidasi yang terus mengatakan bahwa saya tidak layak. Apakah kamu berjuang melawan pornografi dan masturbasi? Kalau ya, saya bisa sharingkan dua hal untuk menghibur sekaligus memberi kekuatan. Pertama, ketika kita jatuh dalam dosa seksual, sebenarnya kitalah yang menjauh dari Tuhan, bukan Tuhan yang menjauh dari kita! Kedua, jangan biarkan Iblis mengintimidasi kita dengan mengungkit-ungkit kesalahan-kesalahan masa lalu kita ketika kita lemah dan jatuh dalam godaan pornografi atau masturbasi. Yesus berkata dalam Matius 6:34, “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” Kalau anda kemarin jatuh, hari ini berjagalah lebih baik dan jangan takut untuk berdoa karena anda merasa tidak layak karena kegagalan kemarin.
B. Orangtua : Salah satu momen yang paling menentukan dalam menemukan pasangan hidup adalah ketika kita memutuskan untuk mengepel kamar tidur kita sendiri. Terlihat seperti hal sederhana, tapi saya tahu sekali bahwa saat itu Tuhan menginginkan untuk belajar membersihkan kamar saya sendiri, dengan tujuan akhir yaitu untuk menyenangkan hati orangtua saya!
Saya seorang pria, dan seorang pria pada umumnya jarang sekali menyentuh kain pel. Tapi pada satu momen itu saya tergerak dan segera meresponi dan ketika orangtua saya melihat saya sedang membersihkan, mata mereka seperti melihat meteor jatuh dari langit. Mereka kaget tapi sekaligus bangga dan senang melihat anak lelakinya sudah belajar untuk menjadi seorang pria dewasa.
Fokus yang ingin saya sampaikan disini bukanlah pada bagian mengepelnya, tapi pada bagian menyenangkan orangtua. Bagaimana kita bisa berkenan pada Bapa di Surga kalau kepada bapa didunia saja kita tidak berkenan.
Usahakan dengan segala cara untuk kita memperoleh perkenanan dari orangtua duniawi kita, ketika kita berhasil mendapatkannya, barulah kita bisa menghadap kepada Bapa yang lebih tinggi di Surga dan meminta penolong kita yang sepadan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar