Rabu, 25 Mei 2016

Hearing the voice of GOD

"Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia .... dan telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu: "Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya," entah kamu menganan atau mengiri" Yesaya 30:18,21

Ini adalah waktunya bagi kita untuk mendengarkan Tuhan dan mendengar apa yang sedang Dia katakan. Dia rindu untuk mengasihi kita dan ingin menunjukkan kepada kita jalan di mana kita harus berjalan. Hal ini sangat penting karena ada begitu banyak suara. Ada begitu banyak suara-suara negatif yang menyerang kita dari segala penjuru.

Kita perlu mendengarkan detak jantung Tuhan dan tidak pada apa yang orang lain katakan di TV atau internet. Apa yang Tuhan katakan tentang kita? Bagaimana kita harus berdoa? Bagaimana kita tahu apa yang Dia katakan tentang zaman di mana kita hidup saat ini? Kita harus tahu dengan jelas bagaimana mendengar Tuhan. Ini sangat penting bagi kita! Dengan mendengar suaraNya , kita bisa menyelamatkan hidup kita! Menyelamatkan satu orang dari sebuah kecelakaan yang mengerikan dan mematikan.

Seorang pria tua bernama Robert berada dalam situasi darurat yang menakutkan. Dia berusia 81 tahun dan terpaksa mendaratkan pesawat walaupun tidak memiliki pengalaman sebagai pilot. Dapatkah kita bayangkan situasi yang lebih buruk bila kita berada di posisi yang sama dengannya? Suatu hari Robert Kupfreschmid dan temannya seorang pilot 52 tahun sedang terbang dari Indianapolis ke Muncie, Indiana. Sementara mereka terbang, sang pilot tiba-tiba jatuh lemas dan mati di kursi pilot dan pesawat bermesin tunggal itu mulai menukik tajam.
Robert meraih kontrol dan melakukan panggilan lewat radio, memohon bantuan. Dua pilot mendengar panggilan tersebut dan segera memberinya petunjuk. Gunung Comfort adalah bandara terdekat. Robert dengan seksama mendengarkan setiap kata-kata petunjuk yang diberikan tentang cara untuk menaikkan , mengarahkan, dan mendaratkan pesawat. Pilot-pilot yang memberi instruksi kepada Robert harus mengelilingi landasan pacu tiga kali sebelum Robert yang tidak berpengalaman menjadi siap untuk mendaratkan pesawat. Kendaraan gawat darurat dipanggil dan bersiap-siap untuk mengantisipasi sesuatu yang buruk. Salsi-saksi melihat hidung pesawat menyenggol garis tengah dan memantul beberapa kali sebelum ekor pesawat menyentuh tanah. Pesawat mendarat dan orang-orang takjub menyaksikan pria 81 tahun ini tidak terluka.

Robert telah mendengarkan dengan hati-hati dan mengikuti instruksi-instruksi yang diberikan dengan sangat tepat karena nyawanya bergantung kepada hal itu. Pikirkan tentang bagaimana kehidupan kita akan berubah jika kita mendengarkan dan mengikuti petunjuk Tuhan dengan hati-hati seperti yang Robert lakukan saat ia mendaratkan pesawat itu.

"Tuhan selalu berbicara kepada kita, tetapi banyak dari kita tidak meluangkan waktu untuk mendengarkan dengan hati-hati apa yang IA katakan."

Kenyataannya adalah bahwa kebanyakan dari kita terlalu sibuk untuk Tuhan. Kita begitu sering membuat rencana tentang apa yang kita pikir Dia kehendaki , tapi kita tidak benar-benar meluangkan waktu untuk mendengarkan suaraNya. Kita melakukan doa yang terburu-buru untuk meminta stempel persetujuan-Nya pada apa yang ingin kita lakukan. Mari kita berhenti sejenak dan mengevaluasi kemampuan pendengaran kita. Kita tidak ingin menjadi seperti orang yang membual bahwa alat pendengarannya adalah yang terbaik yang pernah ada. Lalu temannya bertanya, "Apakah itu?" Jawabnya : "Kira-kira jam 2.30". Dia tidak mendengar dengan benar bukan?

Kita begitu sering jatuh dalam kesibukan. Tapi bagaimanakah Yesus menjalani kehidupan-Nya? Dia menghabiskan waktu yang tidak tergesa-gesa di hadirat Bapa untuk mendengarkan, berdoa, menyembah, dan dengan hati-hati mentaati perintah-perintahNya setiap hari sesuai rencana Tuhan yang sempurna. Dia ada dalam persekutuan terus-menerus dengan Bapa. Yesus hanya melakukan apa yang Ia lihat Bapa lakukan. Dia berdoa mengenai apa yang Bapa ingin Dia doakan. Kita harus melakukan hal yang sama. Banyak hal mungkin terlihat baik, tapi apakah sesungguhnya yang Bapa ingin kita lakukan?

APA YANG DIA KATAKAN?
Mendengarkan Tuhan dan mendengar apa yang Dia katakan harus menjadi pengalaman kita sehari-hari. Ini bukanlah sesuatu yang hanya kita lakukan saat pergi retreat. Saat-saat itu memang baik dan bermanfaat, tetapi jika kita tidak bisa meluangkan waktu untuk benar-benar mendengarkan Tuhan setiap hari, kita telah banyak melewatkan kesempatan. Dia mungkin berada di satu tempat, dan kita telah berjalan keluar dari pusat kehendak-Nya yang bahkan mungkin kita tidak menyadarinya. Tantangannya akan menjadi lebih besar dan tuntutannya akan semakin berat saat hari-hari bertambah sulit. Kita harus mempelajari tentang hal itu sekarang!

Suatu hari saya berkata kepada Tuhan, "Beberapa orang terlalu sibuk untuk membaca tulisan-tulisan saya diblog. Mereka berlomba-lomba melakukan banyak hal sepanjang waktu." Saya merasa Tuhan berkata kepada saya," Jangan merasa sedih, nicky. Mereka terlalu sibuk untuk Aku juga. "Kita perlu mendengarkan Tuhan setiap hari. Roh Kudus ingin membimbing kita ke dalam seluruh kebenaran setiap hari. Doa tidak hanya meminta sesuatu. Ini adalah hubungan dua arah. Kita mendengarkan Tuhan dan kita berbicara kepada-Nya.

Bagaimana kita bisa menginjak rem dan benar-benar belajar untuk mendengarkan? Ada hal-hal dasar tertentu yang harus kita pupuk dalam hidup kita yang akan membantu kita untuk mendengar suara Tuhan. Berikut adalah beberapa cara yang akan membantu kita untuk bertumbuh dan mendengar suara Tuhan. Kita membaca dalam Wahyu 3:22, "Siapa bertelinga, hendaklah dia mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

MENDENGAR SUARA TUHAN
TAHU FIRMAN TUHAN - kehendak Tuhan dinyatakan dalam Firman-Nya. Ini adalah hakim terakhir saat kita membuat keputusan-keputusan. Belajarlah membaca, merenungkan, dan berdoa dengan Firman Tuhan. Jika kita memperhatikan Firman-Nya, tidak melupakan tapi melakukannya, kita akan diberkati dalam apa yang kita lakukan (Yakobus 1:25).
PERHATIKAN LINGKUNGAN SEKELILING KITA. Bimbingan Tuhan sering dikonfirmasi melalui situasi/keadaan. Bawalah situasi kita ke hadapan Tuhan dalam doa.
• DENGARKAN HATI KITA - Apa yang dikatakan hati kita? Roh Kudus tinggal di dalam diri kita. Periksa hati kita di hadapan Tuhan, dan mintalah pewahyuan dari Tuhan. (Yohanes 16:13, 1 Korintus 6:19).
KENALILAH DAMAI DARI TUHAN - Apakah ada kedamaian dalam hati kita? Bahkan jika ada badai dalam hidup kita dan anda sedang mengalami pengalaman yang sulit, kita dapat memiliki damai Allah (Yakobus 3:18)
TAATILAH PERINTAH-PERINTAH TUHAN - Tuhan akan membimbing kita jika kita melakukan apa yang Dia katakan. Melakukan perintah-Nya akan membuat janji-janji-Nya digenapi dalam hidup kita. Tanyakan kepada Tuhan apakah kita masih memiliki dosa dalam hidup kita yang perlu diakui.
IKUTI TUNTUNAN TUHAN BAHKAN KETIKA KEADAAN SULIT. Tidaklah selalu terasa menyenangkan ketika kita harus memikul salib kita. Allah mengijinkan kita menghadapi masa-masa sulit dan tidak ingin kita menjadi terlalu nyaman. Kita harus berkomitmen untuk mengikuti JalanNya bahkan ketika sulit (Yesaya 55:8-9).
DENGAN RENDAH HATI, CARILAH TUNTUNAN TUHAN SETIAP HARI. Dengan rendah hati bawalah jadwal harian dan mingguan di hadapan Tuhan. Tetap rendah hati dan berjalanlah sehari demi sehari bersama dengan Tuhan (Mazmur 25:9).
KITA HARUS MEMILIKI TELINGA YANG MAU MENDENGAR. Tuhan sering berbicara melalui suara kecil yang halus. Dia mungkin menaruh sebuah pemikiran ke dalam pikiran kita. Ia sering membimbing kita saat kita tidak menyadarinya. Kita harus mendengarkan pikiran-pikiran yang bersuara halus ini dan bertanya, "Tuhan, apakah Engkau sedang berbicara kepada saya?"
AMBILLAH TINDAKAN KETIKA KITA MENDENGAR SUARANYA. Kita harus melakukan semua yang Tuhan perintahkan agar kita lakukan. Alkitab mengatakan bahwa kita tidak boleh hanya mendengarkan Firman dan menipu diri kita sendiri, kita harus melakukan apa yang dikatakannya (Yakobus 1:22). Ada kalanya kita menunggu dan mendengarkan Tuhan dengan hati-hati, dan ada kalanya kita harus mengambil tindakan.

Kita perlu mengembangkan keterampilan untuk mendengarkan. Kita tidak mau menyia-nyiakan walau hanya sebuah bisikan kecil dari Tuhan dalam setiap situasi kehidupan. Kita tidak harus mengetahui semua rincian. Seringkali kita hanya melihat apa yang ada di depan kita. Kita harus benar-benar berhati-hati mendengarkan bisikan Tuhan sama seperti anak muda dalam cerita di bawah ini mendengarkan instruksi dengan cermat.

Seorang pemuda melamar pekerjaan sebagai operator kode Morse. Dia mengikuti iklan di koran dan pergi ke alamat yang tercantum. Ia masuk ke dalam sebuah kantor besar yang bising dengan suara telegraf sebagai latar belakang. Sebuah tanda di meja menginstruksikan semua pelamar kerja untuk mengisi formulir dan menunggu sampai mereka dipanggil masuk ke dalam kantor. Pemuda itu selesai mengisi formulir dan duduk di mana tujuh pelamar lain sedang menunggu. Setelah beberapa menit, ia berdiri, dan berjalan menuju pintu kantor dan melangkah masuk.
Para pelamar lainnya bertanya-tanya apa yang terjadi. Beberapa menit kemudian pemuda itu keluar dari dalam ruangan kantor disertai oleh sang pewawancara. Pewawancara mengatakan, "Saudara-saudara, pekerjaan ini telah diisi oleh pemuda ini." Dengan menggerutu, salah satu dari mereka angkat bicara :" Tunggu sebentar, dia adalah orang yang terakhir datang, dan kami bahkan tidak pernah mendapat kesempatan untuk diwawancarai. Namun dia mendapatkan pekerjaan itu. Itu tidak adil." Pemilik kantor itu menjawab," Saya minta maaf, tapi sepanjang waktu kalian sudah duduk di sini, telegraf telah mengeluarkan pesan dalam kode Morse: 'Jika anda memahami pesannya, tentu anda masuk ke dalam , dan kalian mendapatkan pekerjaan ini." Tak satu pun dari kalian yang mendengarnya atau memahaminya. Pria muda ini mendengarnya dan melakukannya. Jadi pekerjaan ini adalah miliknya. "

Kita perlu belajar untuk mendengarkan seperti yang anak muda ini lakukan. Dia mendapatkan pekerjaan karena dia mendengarkan dengan hati-hati. Kita perlu belajar untuk mendengarkan suara Tuhan dengan hati-hati. Dia memiliki pekerjaan besar bagi mereka yang tahu bagaimana mendengar suara-Nya dan menaati Firman-Nya. Mendengar suara Tuhan memerlukan waktu seumur hidup. Ini adalah keterampilan yang tumbuh sementara kita mengembangkan hubungan kita dengan-Nya.

'Alat penghitung Geiger' adalah alat untuk mendeteksi keberadaan dan intensitas radiasi. Semakin dekat kita ke radiasi, makin kencang dan cepat bunyi klik yang dihasilkan alat tersebut. Dengan cara yang sama, ketika kita mengembangkan kemampuan mendengar suara Tuhan dalam hidup kita melalui Firman-Nya, keadaan kita , kedamaian-Nya di dalam hati kita , dll, penggalan-penggalan mulai datang bersama-sama. Kita memiliki kesaksian dari Roh Kudus, dan tuntunan-Nya membantu kita. Dia menunjukkan kepada kita ketika kita semakin dekat dengan kehendak-Nya. Seperti 'alat penghitung Geiger' , kita merasakan kekuatan tuntunan-Nya ketika kita mulai menyentuh kehendak-Nya yang sempurna bagi kehidupan kita.

Mendengar suara Tuhan merupakan tanggung jawab yang besar dan hak istimewa yang kita miliki. "Sementara kita mempelajari Alkitab, kita dapat merasakan bahwa Tuhan memiliki sesuatu untuk dikatakan langsung kepada kita melalui ayat-ayat yang kita baca. Ambil waktu untuk merenungkan kenyataan yang mengagumkan, bahwa Tuhan yang berfirman dan menciptakan alam semesta sekarang sedang berbicara langsung kepada kita. Jika Yesus dapat berfirman dan membangkitkan orang mati, menenangkan badai, mengusir setan, dan menyembuhkan yang tidak dapat disembuhkan, maka pengaruh apakah yang mungkin dimiliki oleh firmanNya atas hidup kita? "


Salam Revival!!! Tuhan Yesus memberkati

Peace, be Still!

Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.  Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?Mark 4:37-41

Yesus berada di dalam perahu ombak dan taufan melanda perahu yang ditumpangi murid-murid Yesus. Tuhan tidak menjanjikan perjalanan hidup anak-anak-Nya selalu cerah, lancar dan tanpa masalah. Beberapa orang mengira bahwa menjadi Kristen membawa mereka kepada kenikmatan hidup dan berkat dan kesuksesan material. Saat mereka menghadapi taufan dan gelombang percobaan, mereka mempertanyakan Tuhan mengapa hal ini terjadi. 

Apakah keistimewaan menjadi murid-murid Yesus di dalam dunia ini? Yang pasti, mereka tidak bebas dari masalah. Kita semua hidup di dalam dunia yang sama, yang sudah tercemar dan jatuh ke dalam dosa dan perbagai masalah. Namun yang pasti Ia berjanji menyertai kita sampai kesudahan jaman. “ … Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Mat 28:20. Kelebihan orang percaya yang lain adalah Roh Kudus yang diberikan Allah tinggal dalam hidup kita memberikan kekuatan serta Firman Tuhan yang memimpin jalan-jalan kita.

Setiap kita yang percaya dan menerima Tuhan Yesus dengan tulus mengalami proses yang mengubah kita. Suatu proses supernatural terjadi, yaitu roh kita yang mati secara rohani dilahirkan kembali menjadi roh yang sudah dibaharui dan Roh Allah tinggal bersama roh kita dalam tubuh ini. Sadar atau tidak kita berbeda dengan orang yang belum lahir baru.

"Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia." 1 Yoh 4:4
"Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; …" 1 Yoh 5:1

Alkitab menunjukkan bahwa kita, berbeda dengan orang-orang lain, karena identias kita adalah “berasal dari Allah” dan “lahir dari Allah”. Mengetahui identitas sebagai murid-murid dari Yesus, rupanya tidak membuat mereka bertindak menyerupai Yesus. Yesus dapat tidur dengan nyenyak walaupun di tengah badai dan ombak yang dahsyat, karena Ia menyerahkan hidup-Nya di tangan Bapa di surga yang memelihara dengan sempurna. Iman kepada Bapa dan hubungan yang kasih yang intim dengan Bapa-Nya membuat ketakutan hilang.

"Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih." 1 Yoh 4:18
Namun reaksi murid-murid berbeda. Mereka bimbang dan kehilangan pegangan/iman mereka. Takut mati tenggelam menguasai pikiran mereka hingga mereka membangunkan Yesus dan berseru, “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”
Reaksi Yesus secara tegas menunjuk kepada kekurangan mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?

Jika kita memiliki Yesus Kristus dalam hidup kita, maka Roh Kristus yang ada di dalam kita adalah substansi yang membedakan kita daripada orang lain di muka bumi ini. Daniel memiliki “roh yang luar biasa (excellent spirit/extraordinary spirit)” Dan 5:12, 4:14, 6:3 yang memberikan hikmat dan akal budi luar biasa. Demikian juga Yusuf memiliki Roh Allah yang tidak dapat ditandingi oleh orang lain.
"Lalu raja berkata kepada mereka, “Tak mungkin kita mendapatkan orang lain yang lebih cocok daripada Yusuf, sebab ia dipimpin oleh Roh Allah.Kej 41:38

Kita melihat contoh 2 orang yang melakukan pekerjaan yang luarbiasa karena kuasa Roh yang ada dalam mereka. Daniel dan Yusuf hidup bergaul dengan erat dalam doa dan takut akan Allah, membuat mereka MENANG atas situasi hidup yang sukar, MENEROBOS kekurangan-kekurangan secara jasmani, karena Roh Allah yang di dalam mereka adalah Allah sendiri yang Mahakuasa. Prestasi kedua orang ini bukan merupakan hasil kemampuan manusiawi, melainkan oleh kekuatan Ilahi dari Roh kudus di dalam mereka.

Bagaimana caranya agar Roh Allah bekerja dahsyat dalam hidup kita? Kita bisa melihat dari cara hidup mereka. Daniel hidup bergaul dengan Allah dan menjaga persekutuan melalui doa yang teratur. Yusuf hidup takut akan Allah dan menjaga kehidupannya agar kudus di hadapan Tuhan.

Alkitab menunjukkan bahwa Roh Kudus yang memberi kemampuan kita untuk hidup kudus di dalam hidup ini. Keinginan daging/tubuh jasmani membuat manusia melakukan kecemaran/dosa untuk memuaskan hawa nafsu. Namun, Allah memberikan Roh kudus dalam hidup kita untuk mengalahkan keinginan daging. Dan kita harus belajar “bergaul” dan bersekutu dengan Allah dalam kesadaran bahwa Ia tinggal di dalam kita. Suatu proses “penyatuan” antara roh kita dengan Roh Allah terjadi dan akan mengubah hidup kita.

"Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! … Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?"  1 Kor 6:17-19

Demikian juga Paulus mengajarkan bahwa anak Tuhan dapat hidup menang terhadap nafsu daging yang menarik kita dalam lumpur dosa. Berjalan dalam Roh merupakan suatu proses bergaul karib dengan Roh Kudus yang tinggal di dalam kita, memberi diri kita dipimpin oleh-Nya. Kita menyadari bahwa Roh Kristus ada di dalam kita, dan kita patut bersandar dan taat kepada Roh Kudus dan Firman Tuhan. Roh Allah saja yang dapat membuat kita “mematikan tabiat manusia dengan segala nafsu”.

"Orang-orang yang sudah menjadi milik Kristus Yesus, orang-orang itu sudah mematikan tabiat manusianya dengan segala nafsu dan keinginannya. Roh Allah sudah memberikan kepada kita hidup yang baru; oleh sebab itu Ia jugalah harus menguasai hidup kita." Gal 5:24-25 (Bahasa Indonesia Sehari-hari)

Roh Allah yang di dalam kita membantu kita dalam kelemahan kita. Jika kita lemah kita dapat berseru kepada Roh Kudus untuk menguatkan kita. Saat kita putus asa kita berseru kepada Roh Kudus, agar menguatkan iman kita. Ia adalah pribadi Allah yang ada dalam hidup kita.

Allah tidak memiliki seorang anak yang cacat/lumpuh
Roh kudus membuat setiap anak Tuhan kuat dalam kekuatan kuasa-Nya. Roh kudus membawa pengharapan dan sukacita di tengah masalah apapun juga. Ia memimpin dan menghibur kita. Saya bersyukur memahami bahwa Tuhan tidak memiliki seorang anak yang lahir cacat/disabled/handicap. Setiap anak anak Allah adalah pemenang-pemenang dalam kehidupan ini, karena Roh-Nya adalah Roh yang luar biasa dan berkuasa.

“… sebab Roh yang ADA DI DALAM KAMU, LEBIH BESAR dari pada roh yang ada di dalam dunia.1 Yoh 4:4
"sebab SEMUA yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita." 1 Yoh 5:5

Angin ribut dan gelombang tantangan hidup akan silih berganti menyerang kehidupan orang percaya. Namun Allah senantiasa menyertai kita dalam perahu kehidupan kita. Bahkan Rohkudus senantiasa memimpin dan memberi kekuatan hingga kita dapat bangkit dan berkata kepada masalah-masalah tersebut: “Diam! Tenanglah!” Peperangan rohani merupakan realita nyata yang harus kita sadari dan hadapi dengan berjaga-jaga. Namun perlengkapan senjata Allah diberikan supaya kita mampu menghadapinya. (Efe 6:10-11). Jauhkan sikap negatif, pasif dan loyo karena hal-hal tersebut akan melemahkan kehidupan kita. Karena itu mari kita bangkit dengan iman, dalam kekuatan dan kuasa dari Roh Kudus yang tinggal di dalam kita.

Angin ribut dan gelombang membuat para murid ketakutan. Lalu mereka membangunkan Yesus yang tertidur. Yesus bangkit dan menghardik angin sehingga danau menjadi teduh. Tindakan Yesus menjadi contoh bagi kita. 
Anak-anak Tuhan juga dapat berdiri dan berkata, “Diam! Tenanglah!kepada badai masalah hidup yang ada oleh kekuatan kuasa Roh Kudus. Tetapi kenapa banyak anak Tuhan menjadi kuatir dan loyo, seperti menjadi bola yang ditendang-tendang setan? Mari kita bangkit karena Roh yang ada dalam kita lebih besar daripada semua masalah hidup! Doa menjadi kekuatan kita juga.

Salam Revival!!! Tuhan Yesus memberkati

Senin, 23 Mei 2016

Pasangan Hidup Dari Tuhan (part 2)

Setelah dibagian pertama saya menuliskan konsep utama pasangan hidup dari Tuhan, bagian kedua ini adalah bagian dimana saya berusaha untuk menggugah pikiran kamu (terutama yang masih single) untuk lebih lagi melihat kenapa hal ini begitu penting dan perlu kamu jadikan salah satu prioritas utama kita.

KENAPA REPOT-REPOT BERUSAHA MENDAPATKAN PASANGAN HIDUP DARI TUHAN??
1. AKHIR ZAMAN.
Bacalah 2 Timotius 3:1-4,
“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.”

Firman diatas berbicara tentang akhir zaman. Kalau misalnya kamu lupa, biar saya ingatkan bahwa akhir zaman itu adalah masanya kamu dan saya. Kita ini generasi akhir zaman. Bahkan, kita semua sudah memasukinya, bahkan kalau misalnya kamu hari ini belum berusia 20 tahun, maka berarti kamu akan mengalami lebih banyak kesusahan akhir zaman dibanding saya.

Inilah kualitas manusia akhir zaman :
* cinta diri sendiri
* hamba uang
* sombong, pembual
* pemfitnah, suka berkhianat
* garang, tidak suka berdamai, tidak bisa mengasihi

Akhir zaman ini membuat manusia semakin rusak dan membuat kita semakin sulit untuk menemukan pria atau wanita yang dapat menjadi seorang suami/istri yang baik. Kalau kita tidak berhati-hati dalam memilih, hidup kita bisa dengan cepatnya berubah menjadi mimpi terburuk kita. Saya tidak bercanda.

Apa kita pernah bertanya-tanya kenapa pasangan yang bercerai semakin hari semakin banyak? Ya karena kondisi manusia akhir zaman inilah sebabnya! Keadaan akhir zaman yang semakin gelap menjadikan pernikahan manapun semakin sulit untuk bertahan!
Kalau kita ingin memastikan kita memilih orang yang tepat dari sekian banyak pilihan yang ada, KITA PERLU TUHAN!

2. (SANGAT SULIT) TANPA YESUS.
Pernikahan pada dasarnya adalah SULIT. Bagaimanapun kita mengaturnya, mempersatukan dua orang yang berbeda dibawah satu atap bukanlah proses yang gampang, bahkan kalau kita dipersatukan oleh Tuhan sekalipun.
Ambil contoh pernikahan Rick Warren, penulis buku Purpose Driven Life, dengan Kay Warren. Rick adalah seorang anak muda yang sepenuhnya percaya akan pasangan hidup dari Tuhan. Dia bukan tipe anak muda yang coba-coba. Dia HANYA akan menggandeng tangan seorang wanita kalau dia yakin itu dari Tuhan.
Ketika ia menemukan pasangannya dari Tuhan, Kay Warren, ia menikahinya. Apa yang terjadi 4 bulan setelahnya adalah sebuah bencana murni. Mereka nyaris bercerai dan berakhir dengan mengikuti kelas konseling. Padahal mereka dipersatukan Tuhan…
Cerita yang mirip juga dialami John Bevere, penulis buku best seller “The Bait of Satan”, ketika menikahi pasangan hidupnya dari Tuhan, Lisa Bevere. Dalam tahun-tahun pertama pernikahan mereka, John mengalami banyak sekali pertengkaran dengan Lisa, yang mempunyai darah campuran Indian-mafia Italia. Beberapa pertengkaran mereka bahkan sampai sedikit berbau fisik dimana John harus mengangkut paksa Lisa keluar dari rumah karena dia tidak bisa mengkontrol emosinya. Itu juga, sebuah contoh pernikahan yang didalam Tuhan…

Pada akhirnya, Rick dan Kay Warren serta John dan Lisa Bevere bertahan. Mereka membawa kisah jungkir balik pernikahan mereka sebagai kesaksian yang jujur dan memberikan gambaran yang tidak dibuat-buat tentang sebuah pernikahan ilahi. Mereka membeberkan kejelekan diri mereka masing-masing dan menceritakan bagaimana Tuhan mempertahankan pernikahan mereka dengan mengajarkan kerendahan hati dan kesabaran. Kisah mereka menunjukkan bahwa pernikahan itu, sekalipun dipersatukan oleh Tuhan, memang pada dasarnya sulit dan tidak bisa dijalani dengan santai-santai saja. Kalau pernikahan yang dari Tuhan seperti itu, apalagi yang tanpa Tuhan!

Jadi teman-teman, janganlah memutuskan menikah sebelum kita memutuskan mau melakukan apa dengan hidup kita. Dapatkan Yesus dahulu sebelum mendapatkan seorang suami/istri. Temukan dulu panggilan hidup kita sebelum kita memutuskan untuk menikah.

Kalimat-kalimat barusan diatas hanya dapat diucapkan kepada anak-anak muda. Kalau saya menyampaikan pesan itu kepada orang-orang berusia 30 tahun keatas, maka sulit sekali untuk diterapkan. Tapi untuk anak muda, YA! Itu bisa dilakukan! Inilah waktunya kita. Masa muda adalah masa mencari panggilan kita!

3. “BAIK” TIDAK CUKUP (LAGI)
Keadaan akhir zaman akan semakin gelap semakin hari. Kegelapan itu akan terus menyebar dan pada puncaknya nanti tidak ada satu pun orang yang bisa bertahan menghadapinya kecuali ia mempunyai Roh Kudus.

Arus godaan dan tekanan dari dunia akan mendesak bahkan orang yang paling ” baik” didunia sekalipun untuk turut berpartisipasi dalam melakukan hal-hal yang sifatnya jahat dimata Tuhan.
Ambil contoh dua orang” baik” yang dikenal oleh masyarakat dunia.
Kalau anda pernah menonton film” The Terminator”, maka anda pasti kenal sang aktor Arnold Schwarzenegger. Arnold dalam dunia sehari-hari terkenal sebagai orang yang baik, jenaka dan sangat mendukung hidup sehat. Arnold memutuskan untuk berpolitik dan akhirnya terpilih menjadi gubernur California dan menjabat selama 8 tahun. Namun pada tahun 2011, pernikahannya yang berumur 25 tahun dengan Maria Shriver berakhir pada tahun 2011 ketika Arnold mengakui bahwa selama 14 tahun terakhir ia telah mempunyai seorang anak dari salah seorang pembantu rumah tangganya!
Pegolf Tiger Woods lebih kontroversial lagi dari Arnold. Sosok yang rendah hati, murah senyum dan terkenal sportif ini ternyata mempunyai hubungan gelap dengan ‘beberapa’ perempuan. Tiger mengakui kesalahannya dan mengatakan bahwa ia telah jatuh dalam godaan yang datang dari kekayaan dan ketenarannya.
Tidak diragukan lagi bahwa jauh didalam hati mereka, kedua tokoh ini adalah pribadi yang baik dan sebetulnya tidak menginginkan semua musibah ini menimpa mereka. Tapi karena arus kegelapan akhir zaman yang semakin lama semakin kuat, bahkan orang baik seperti mereka pun tidak kuat menghadapinya.

Kita tidak bisa menghadapi kegelapan sendiri, kita memerlukan terang dan terang itu hanya ada didalam Yesus Kristus. Tidak ada yang lain.

Kecuali kita berencana jomblo seumur hidup, kita perlu hati-hati memilih siapa orang akan mendampingi kita selama sisa hidup kita. Baik saja sudah tidak cukup lagi. Kita perlu pasangan hidup yang sepadan dan didalam Tuhan. Tuhan punya seseorang yang seperti itu untuk kita, Ia telah menyiapkan porsi terbaik kita, yang kita perlu lakukan hanyalah mendatangi Tuhan dan ikuti petunjuk-petunjuk dari-Nya yang akan menuntun kita kepada pria/wanita yang tepat untuk kita.

4. ALASAN YANG TEPAT
Saya temukan kurang lebih ada 7 Alasan orang menikah, saya tuliskan mulai dari alasan yang dirasa paling tepat dan berakhir pada alasan yang paling buruk :
1. Karena Cinta
2. Karena uang/kekayaan
3. Karena terlanjur
4. Karena sudah lama pacaran
5. Karena umur
6. Karena hawa nafsu
7. Karena dipaksa/dijodohkan

Hampir bagi semua orang dimuka Bumi ini, cinta kelihatan seperti alasan yang paling tepat untuk menikah. Saya setuju. Tapi diatas cinta saya punya alasan lain yang lebih tepat yaitu MENIKAHLAH KARENA TUHAN!

Tuhan dapat menimbulkan cinta dalam hati kita, tapi tidak semua cinta berasal dari Tuhan. Pasangan yang disediakan Tuhan seringkali berbeda sekali dengan apa yang ada dalam bayangan kita.
Baca 1 Korintus 2:9 dan temukan apa yang Tuhan siapkan untuk kita :
“Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”

Semoga semua ini membuka pikiran kamu akan betapa besarnya rencana yang Tuhan siapkan untuk kamu. Ambilah semua itu! Ambilah porsi terbaik kamu, jangan sia-siakan! Murnikan diri kamu dari motivasi-motivasi yang salah, buka komitmen kepada Tuhan, Berdoalah dan katakan kepada Tuhan bahwa kamu menginginkan apapun itu porsi terbaik yang Ia sudah siapkan dan putuskan hari ini untuk mengikuti apapun arahan yang Ia berikan kepada kamu. Sekalipun jalan-jalan Tuhan sering sulit untuk dimengerti, tapi ikutilah dengan taat maka kamu akan menemukan harta karun kamu. 

Tuhan Yesus Memberkati.

HOPE

"For whatsoever things were written aforetime were written for our learning, that we through patience and comfort of the scriptures might have hope." Rom. 15:4


One of the goals or purposes of the Scriptures in your life is to develop and increase your hope. God is a God of hope and He wants your hope to greatly abound.

"Now the God of hope fill you with all joy and peace in believing, that ye may abound in hope, through the power of the Holy Ghost." Rom. 15:13


Hope Plus Faith
Many times hope is a neglected part of the Christian life. Hope alone will never bring results from God's Word. But when hope is developed in the Word of God, then used in connection with faith, you will begin to see the move of God in your life as you have desired.

Too often in an effort to make faith work, people have overlooked the necessity of hope in God's Word. But as you study the Bible, you will find that hope is an extremely important part of success with God.

Hebrews 11:1 says, "Now faith is the substance of things hoped for, the evidence of things not seen." What can faith give substance to if there is no hope? You must have hope in God's Word before your faith can produce anything.

Hope sets the goal for your faith. Once the goal is set, your faith can go into operation to bring that goal from God's Word into the present physical world.

Meditating in the Word of God brings these hopes and goals into clear view. The goals God has for you become more vivid each day. As your hope is expanded, your capacity for faith is also expanded. When you put faith into operation, you have a clear picture of what your faith is bringing to pass.

Hope: A Favorable Expectation
This is the same principle God used in creation. He had an inner picture of what He expected the universe to look like. He knew what He expected man to look like. He had a hope, or a goal, and He released faith with His words which created the images He had within Him.

Hope is a confident and favorable expectation. When you allow the Word to create a favorable expectation, then add your faith to that expectation, you have a winning combination.

"There is little anyone can do for a person who has laid down his hope for receiving from God."

This helps to explain why many people fail to receive healing in their bodies, even though they believe in the principles of faith and healing. Some have even died. Somewhere along the way, they lose their hope. They lose sight of their "confident and favorable expectation." They become hopeless. They don't see themselves getting well.

They don't see themselves getting out of bed. They have lost all hope of being healed. Their goal is no longer to continue the fight of faith, but to simply go on to be with Jesus.

There is no prayer of faith that will change that. There is little anyone can do for a person who has laid down his hope for receiving from God.

Proverbs 13:12 says, "Hope deferred maketh the heart sick." Unless you make the effort to keep your hope and expectation in God's Word, you will become sick and weak in your heart. It is vitally important to have a strong and active hope.

Believing Against Hope
Abraham received a hope from God that he would have a son. To Abraham's mind, all hope was gone of having a son, but the Bible says of him: "Who against hope believed in hope…" (Rom. 4:18).

Against natural hope, Abraham chose to believe the hope God set before him. It was supernatural hope—a goal that could not be accomplished without a miracle from God. He applied his faith to the hope from God, and the result was a son.

When God told Abraham to take his son and offer him as a burnt sacrifice, Abraham instantly began to form a picture in his spirit. He saw himself taking Isaac to the mountain, slaying him and offering him as a sacrifice. Isaac was as good as dead, because Abraham had determined to obey God's command.

At the same time, however, Abraham knew the promise God had given concerning Isaac. God's Word had produced hope. Isaac was to be the seed from which an entire nation would be born. That promise had to be fulfilled; therefore, Isaac would have to be raised from the dead.

Abraham told the men to wait for them at the foot of the mountain. He said, "I and the lad will go yonder and worship, and come again to you" (Gen. 22:5). He was confident that both of them were going to return.

Abraham had the image alive in him of God raising up Isaac.

"By faith Abraham, when he was tried, offered up Isaac. Accounting that God was able to raise him up, even from the dead; from whence also he received him in a figure." Heb. 11:17-19


What Abraham accounted that God would do was his hope. Because of that hope, he could respond in faith toward God.

Active hope that is established in God's Word will bring stability to your soul - your mind, reasoning, and emotions. Hebrews 6:19 calls hope "an anchor of the soul."

Having a clear image in your spirit of God's desire for you will keep your soul from drifting off the Word. It will keep you single-minded. You will not toy with ideas that contradict the hope that is within you.

When something comes to convince you that the Word will not work this time, your spirit will be alive with hope in God's Word. Hope will keep sending scriptural evidence to reinforce your mind and keep you sure and steadfast in the Word of God


JBU

Sabtu, 21 Mei 2016

Pasangan Hidup Dari Tuhan (part 1)

Konsep Pasangan hidup dari Tuhan :

1. PORSI TERBAIK
Kalau kita menerima Jackpot dan pilihan hadiahnya adalah mobil, handphone dan sepatu kets, mana yang kita pilih? Pasti mobil karena itu hadiah yang terbaik. Saat kita menerima Yesus, sebetulnya kita seperti menang jackpot dan pasangan hidup adalah salah satu hadiah terbaiknya. Namun, banyak orang Kristen tidak mengambil porsi terbaik mereka, bahkan banyak dari mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya ada suatu porsi terbaik yang disediakan untuk mereka. Iblis, berusaha mencuri hadiah terbaik kita dengan cara menawarkan kita untuk menukarnya dengan sesuatu yang lain. Baca kisah Esau menukarkan porsi terbaiknya

Kejadian 25:29-34 Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. Kata Esau kepada Yakub: “Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah.” Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. Tetapi kata Yakub: “Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu.” Sahut Esau: “Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?” Kata Yakub: “Bersumpahlah dahulu kepadaku.” Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.

Begitulah Esau menukarkan porsi terbaiknya dengan sesuatu yang sifatnya kedagingan. Begitu juga banyak anak Tuhan menukarkan porsi terbaik mereka dengan keinginan daging mereka seperti pornografi, uang, hawa nafsu, penampilan, dll. Seperti menukarkan sebuah mutiara asli dengan plastik, Hal itu dikatakan dalam Matius 7:6, “Jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.” Pasangan hidup, pekerjaan, pendidikan, keturunan, pelayanan, tempat tinggal, kesejahteraan, pensiun, karunia. Untuk semua hal ini telah disediakan sebuah porsi yang terbaik untuk kita, kenapa kita tidak mengambilnya?

2. MAHAL
Segala sesuatu yang dari Tuhan itu mahal. Darah Yesus yang mahal membukakan pintu untuk kita bisa meraih janji Tuhan. Janji Tuhan adalah ya dan Amin, tapi bukan berarti bisa sembarangan diobral seperti barang murahan.

Visi dan panggilan hidup adalah contoh dari suatu harta surgawi yang mahal. Visi dan panggilan hanya diberikan kepada mereka yang telah mematikan segala keinginan pribadi mereka dan bersedia menukarkan hidup versi mereka dengan hidup yang Kristus inginkan, yang seringkali 180 derajat berbeda dari keinginan kita. Pasangan hidup adalah pelengkap, penopang, penolong yang sepadan untuk kita mencapai panggilan hidup kita. Pasangan hidup datang “satu paket” dengan visi yang dariNya. Kita tidak bisa berkata pada Tuhan kalau kita cuma mau pasangan hidupnya tapi nggak mau visinya. Visi itulah kuncinya. Karena seseorang memiliki visi maka ia diberikan karunia-karunia, pasangan hidup, pewahyuan, nubuatan, kemampuan, kekuatan, dll. Pasangan hidup itu mahal.

Suatu barang yang mahal berarti jarang dimiliki oleh orang lain, maka pasangan hidup yang dari Tuhan adalah sesuatu yang banyak dicari-cari tapi sedikit sekali yang mendapatkan! Dikatakan dalam Amsal 31:10, “isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.”
Beberapa contoh lain yang menggambarkan hal ini: – Abraham membayar mahal utk mendapatkan ribka bagi Ishak. Kej 24 :1-10Yakub kerja 14 tahun untuk rahel. Kej 29Rut meninggalkan orangtua, saudara dan kampung halaman. Ruth 2:11-12


3. (BUKAN HANYA) MENUNGGU.
Seringkali orang Kristen berpikir bahwa pasangan hidup itu hanya perkara menunggu, padahal kenyataannya menunggu hanya merupakan bagian kecil saja dari keseluruhan proses mendapatkan pasangan hidup dari Tuhan. Pasangan hidup dari Tuhan adalah sesuatu yang kita DAPATKAN, bukan kita TEMUKAN!

Seandainya saya punya sebuah pulpen dan saya sembunyikan disalah satu sudut kamar saya, maka untuk kita menemukan pulpen itu hanyalah masalah waktu saja karena kita tinggal menelusuri saja setiap area kamar saya maka pasti kita akan menemukannya. Itu konsep dari “Menemukan”, anda tinggal mencari-cari. Tapi konsep dari “Mendapatkan” adalah bicara tentang suatu kelayakan.
Suatu acara tv memperlihatkan para juru masak saling bersaing hanya demi sebuah topi tinggi berwarna putih. Masalahnya, topi tinggi putih itu bukan sekadar topi saja, melainkan sebuah simbol tanda kalau mereka telah berhasil mendapatkan status sebagai seorang World-Class Chef! Sama halnya dengan mendapatkan pasangan hidup dari Tuhan, walaupun melibatkan menunggu waktunya Tuhan, tapi jauh lebih banyak melibatkan tentang kelayakan.

Konsep Pasangan hidup bukanlahsomewhere out there someone’s waiting for me Tuhan pada dasarnya mempunyai prinsip bahwa manusia itu tidak baik sendiri saja, manusia memerlukan penolong.
“TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Kejadian 2:18
Firman diatas menyangkal persepsi banyak orang Kristen, terutama wanita, yang berpikir kalau menunggu sampai dapat pasangan hidup yang dari Tuhan berarti akan menjadi perawan tua.
Sekali lagi prinsip Tuhan dijabarkan dalam Pengkhotbah 4:12 : “Dan bilamana seorang dapat dikalahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan”.

Sekarang dengan mengetahui prinsip ini, coba kita pikir, kenapa Tuhan tahan-tahan kalau kita sudah layak mendapatkan? Tuhan tidak akan tahan-tahan memberikan pasangan hidup kita! Seringkali, kitalah alasan sebenarnya yang menahan-nahan Tuhan memberikannya pada kita, dan karena tidak mengerti apa yang sebetulnya terjadi, kita mengatakan, “waktuku belum datang, aku masih menunggu”.

(Baca juga Hubungan yang Tepat )

4. HARGA YANG HARUS DIBAYAR
Dua kunci yang membuka pintu untuk mendapatkan pasangan hidup dari Tuhan :
A. Melepaskan Diri Dari Dosa Seksual : Pornografi, masturbasi, hawa nafsu, zinah adalah suatu ikatan dosa yang membuat kita menjauh dari Tuhan. Bukan hanya itu, dosa seksual juga berarti kita menukarkan porsi terbaik kita dengan sesuatu yang duniawi, persis seperti Esau yang menukarkan porsi terbaiknya yaitu hak kesulungannya demi sepiring makanan yang memuaskan hawa nafsunya (lapar).
Pornografi dan masturbasi juga adalah pergumulan utama saya ketika saya baru-baru menerima Tuhan. Perjuangan jatuh bangun melawan intimidasi yang terus mengatakan bahwa saya tidak layak. Apakah kamu berjuang melawan pornografi dan masturbasi? Kalau ya, saya bisa sharingkan dua hal untuk menghibur sekaligus memberi kekuatan. Pertama, ketika kita jatuh dalam dosa seksual, sebenarnya kitalah yang menjauh dari Tuhan, bukan Tuhan yang menjauh dari kita! Kedua, jangan biarkan Iblis mengintimidasi kita dengan mengungkit-ungkit kesalahan-kesalahan masa lalu kita ketika kita lemah dan jatuh dalam godaan pornografi atau masturbasi. Yesus berkata dalam Matius 6:34Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Kalau anda kemarin jatuh, hari ini berjagalah lebih baik dan jangan takut untuk berdoa karena anda merasa tidak layak karena kegagalan kemarin.

B. Orangtua : Salah satu momen yang paling menentukan dalam menemukan pasangan hidup adalah ketika kita memutuskan untuk mengepel kamar tidur kita sendiri. Terlihat seperti hal sederhana, tapi saya tahu sekali bahwa saat itu Tuhan menginginkan untuk belajar membersihkan kamar saya sendiri, dengan tujuan akhir yaitu untuk menyenangkan hati orangtua saya!
Saya seorang pria, dan seorang pria pada umumnya jarang sekali menyentuh kain pel. Tapi pada satu momen itu saya tergerak dan segera meresponi dan ketika orangtua saya melihat saya sedang membersihkan, mata mereka seperti melihat meteor jatuh dari langit. Mereka kaget tapi sekaligus bangga dan senang melihat anak lelakinya sudah belajar untuk menjadi seorang pria dewasa.
Fokus yang ingin saya sampaikan disini bukanlah pada bagian mengepelnya, tapi pada bagian menyenangkan orangtua. Bagaimana kita bisa berkenan pada Bapa di Surga kalau kepada bapa didunia saja kita tidak berkenan.

Usahakan dengan segala cara untuk kita memperoleh perkenanan dari orangtua duniawi kita, ketika kita berhasil mendapatkannya, barulah kita bisa menghadap kepada Bapa yang lebih tinggi di Surga dan meminta penolong kita yang sepadan.

Selasa, 17 Mei 2016

Teka-Teki Pemberian Pasangan Hidup Dari Tuhan

Apa teka-teki terbesar dalam kehidupan manusia bersama Tuhan? Menurut saya, salah satu yang terbesar adalah perjalanannya menemukan pasangan hidupnya yang dari Tuhan.

Coba lihat kisah penciptaan. Semua makhluk hidup di tanah dan di udara diciptakan Tuhan dari debu dan tanah (Kejadian 2). Tapi ada satu makhluk hidup yang proses penciptaannya berbeda sendiri dengan yang lain, yaitu HAWA. Proses penciptaan yang berbeda sendiri menandakan kalau “proyek” itu adalah proyek yang khusus. Proyek ini begitu berbeda dari proyek-proyek lainnya, sampai Tuhan harus membuat “skenario khusus” dimana Dia harus membuat Adam tertidur dahulu sebelum Dia bisa mulai bekerja.

Proyek khusus ini harus ‘diumpetin’ dari Adam karena begitu istimewanya.


KEJUTAN

Jadi ada unsur kejutan dalam proses pemberian pasangan hidup bagi Adam. Dia dibuat tertidur, agar dia tidak bisa melihat “hadiah” apa yang Tuhan sedang siapkan baginya. Adam sama sekali tidak punya bayangan. Ini adalah momen yang menunjukkan betapa akrab dan intimnya Tuhan dengan Adam sesungguhnya saat itu. Tuhan disini bertingkah seperti seorang suami yang diam-diam menyiapkan kejutan khusus bagi istrinya yang sedang tertidur.


TIMING

Lalu ada keindahan dari sisi timingnya. Kalau kita perhatikan, Alkitab tidak pernah menjelaskan berapa lama waktu jeda antara waktu Adam mulai tertidur, sampai proses ‘pembuatan’ Hawa dan sampai ketika Hawa akhirnya dipertemukan oleh Tuhan dengan Adam. Bisa jadi jeda antara Adam tertidur sampai Adam dipertemukan dengan Hawa berjarak puluhan tahun, atau bahkan ratusan tahun. Dan selama jeda waktu itu, Tuhan terus berkata pada Adam, “Aku punya kejutan yang indah untukmu. Kamu akan menyukai apa yang telah kubuat ini! Sebentar lagi akan Kubawa kepadamu.” Dan Adam menunggu dengan sabar tanpa sama sekali bisa menduga kalau yang akan dihadiahkan kepadanya itu adalah seorang manusia yang seperti dirinya.

Alkitab bahasa Indonesia sama sekali melewatkan bagian terpenting dari kisah Adam dan Hawa di Kejadian 2. Sebuah kesalahan terjemahan yang fatal. Lihatlah firman Kejadian 2:23 ini versi Bahasa Inggris NLT :

“At last!” the man exclaimed.

“This one is bone from my bone,
    and flesh from my flesh!
She will be called ‘woman,’
    because she was taken from ‘man.’”

Alkitab bahasa Indonesia menangkap pesan utamanya, tapi sama sekali melewatkan bagian terpentingnya, yaitu ekspresi Adam ketika pertama kali diperlihatkan sosok Hawa oleh Tuhan :

“AT LAST!” 

Inilah bagian paling indah yang sesungguhnya dari seluruh kisah cinta Adam dan Hawa! Ketika Adam, yang telah lamaaa menunggu, akhirnya bisa melihat dan memegang hadiahnya yang selama ini Tuhan janjikan! Kau bisa membayangkan bagaimana meluapnya rasa gembira Adam dari dua kata sederhana itu! “AT LAST!” Ekspresi yang jelas menunjukkan sebuah penantian yang lama dan kerinduan yang besar. Adam melihat ‘Hadiah’ nya, sama sekali tidak kecewa! Semua penantiannya sepadan dengan yang dia terimanya !

Begitulah kisah manusia pertama yang mendapatkan pasangan hidupnya dari Tuhan. Diceritakan dengan seharusnya!


KABAR BAIK UNTUK KITA

Dan kabar baiknya, cerita ini masih terus berlanjut sampai hari ini bagi kita yang percaya kepadaNya! Tahukah bahwa sampai hari ini Tuhan masih terus bekerja menyiapkan pasangan-pasangan hidup bagi anak-anak yang disayangiNya? Dia masih membuat anak-anakNya “tertidur” dalam kesibukan hidup, dan diam-diam dibelakang layar Ia menyiapkan sebuah kejutan indah untuk nanti diberikan, seperti seorang suami diam-diam menyiapkan surprise untuk istrinya.

Ini adalah yang Salomo katakan ketika ia menulis, “Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya.”(Pengkhotbah 3:10). Dan yang Daud katakan tentang berkat yang diberikan ketika kita sedang tidur, “Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah–sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” (Maz 127:2). 

Ayat terakhir itu rasanya hampir seperti : “Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam mencari pasangan hidupmu –sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.

Kebenaran yang indah! Bahwa sebenarnya ketika kita sedang “ditidurkan” oleh berbagai-bagai perkara hidup, Tuhan sedang menyiapkan sebuah kejutan bagi kita. Ia menyiapkan seorang pasangan hidup yang benar-benar indah dan sepadan untuk kita!


BUKAN ADAM DAN HAWA, TAPI TUHAN DAN ADAM.

Kita adalah kekasihnya Tuhan. Kalau kita bisa menangkap dari pembahasan diatas, bahwa sebetulnya kisah cinta itu dimulai dari kisah cinta antara Tuhan dengan Adam terlebih dahulu, sebelum kisah Adam-Hawa!

Sebelum ada kisah cinta Adam dengan Hawa, terlebih dahulu ada kisah cinta Tuhan dengan Adam. Hawa adalah hadiah dari Tuhan untuk kekasihNya, Adam. Hawa diberikan karena ada cinta dan keintiman yang begitu dalam antara Tuhan dengan Adam.

Kalau kita tidak bisa tangkap fakta ini, kita akan kelewatan segala-galanya. Kita akan dengan mudahnya berpikir bahwa fokus utamanya adalah Hawa dan Adam. Keliru besar. Fokus utamanya adalah kisah cinta antara Tuhan dan Adam. Kisah cinta Tuhan dan Adam mendominasi kisah pemberian pasangan hidup ini. Hawa tidak masuk dalam gambar sampai bagian endingnya. Hawa diberikan adalah bab penutup dari cerita ini. Happy Endingnya.

Kalau dalam rumus matematika, maka rumus yang benar adalah :

TUHAN + ADAM = HAWA , bukan ADAM + HAWA = TUHAN. 


DIJAMAN INI 

Begitu halnya dengan kita yang hidup dijaman ini. Kalau kita menantikan pasangan hidup yang dari Tuhan, kita harus mengerti bahwa pasangan hidup yang dari Tuhan bisa hadir karena ada sebuah keintiman dan hubungan cinta yang kuat antara seseorang dengan Tuhan. Semua dimulai dari situ. Kita tidak bisa ‘menodong’ Tuhan meminta seorang suami atau istri begitu saja. Pahamilah kalau Dia bukan Pribadi yang seperti itu. Dia mendambakan keintiman. Dia mendambakan totalitas.

Kalau Dia belum menjadi segala-galanya bagi kita, maka dengan mudahnya kita akan mencintai pemberian-Nya lebih dari Diri-Nya.

Tidak ada seorang pun bapa yang mau anaknya lebih mencintai barang pemberiannya daripada dirinya sendiri. Begitu juga Bapa kita di Surga menginginkan kita lebih mencintai Dia karena DiriNya, bukan karena apa yang Dia bisa berikan.

Jangan pusing masalah bagaimana cara Dia akan memberikannya atau timingnya. Seperti Adam dibuatNya tertidur, engkau juga tidak akan diijinkan untuk tahu. Engkau tidak sepatutnya tahu karena ini adalah sebuah hadiah. Sebuah karunia. Sebuah kejutan yang akan datang pada momen terbaik. Yang kau perlu khawatirkan dan pikirkan adalah hubunganmu dengan Tuhan.

Dia-lah yang musti kita kejar, bukan apa yang Dia bisa berikan. Carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu. (Lukas 12:31)

Alamilah teka-teki ini dihidupmu. Jangan buang waktu, jangan mau dialihkan perhatianmu, kejar Tuhan dengan segenap jiwa ragamu. Ini adalah hadiah terbaik yang bisa kau terima dalam hidupmu, seperti Adam dulu juga merasa Hawa adalah hadiah terbaik yang pernah dia terima dalam hidupnya. Ketahuilah kalau Tuhan sangat mendambakan untuk bisa memberikan ini kepada semua anak-anaknya. Kami telah mengalaminya, kamu pun juga bisa. Tidak ada yang mustahil baginya.

Tuhan Yesus memberkati

Hubungan Yang Tepat

 "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." Amsal 13:20

Salah satu kunci dari menemukan panggilan hidup kita adalah memiliki hubungan dengan orang-orang yang tepat, yang membangun dan mengasah kita menjadi pribadi yang Tuhan inginkan dan menunjukkan pintu-pintu yang tepat untuk kita buka.

Salah satu kunci dari MELEWATKAN panggilan hidup kita adalah memiliki hubungan dengan orang-orang yang salah. Mereka belum tentu jahat, tapi mereka tidak membangun kita menjadi siapa kita seharusnya didalam Tuhan. Mereka menunjukkan pintu-pintu yang salah dan terkadang malah berusaha untuk membuat kita mengikuti pintu mereka sendiri padahal jalan mereka tidak sesuai dengan panggilan hidup kita yang sesungguhnya.

Menemukan panggilan hidup kita yang tepat akan kemudian membuat efek berantai “hal-hal tepat” lainnya seperti menemukan pasangan hidup yang tepat dari-Nya, menemukan pekerjaan yang tepat, gereja yang tepat, bahkan bisa sampai menemukan lokasi tempat tinggal yang tepat!

Keintiman dengan-Nya membuat kita mampu melihat arahan-Nya itu. Kesetiaan mengikuti-Nya akan membawa kita kepada hubungan-hubungan yang tepat. Jangan lawan Tuhan ketika jalan-Nya terlihat tidak masuk akal atau membuat kita merasa tidak nyaman. Kita pada hakekatnya adalah makhluk yang tidak sempurna. Kita tidak bisa mencoba menyempurnakan diri kita sendiri, saya sudah mencobanya dan gagal. Kita saling memerlukan satu sama lain. Manusia menajamkan manusia.

Salam Revival!!! Tuhan Yesus memberkati

Senin, 16 Mei 2016

Menghadapi akhir zaman

Firman Tuhan sering mengingatkan kita supaya siap untuk menghadapi akhir zaman. Hari-hari terakhir di sini tidak hanya terbatas pada pengertian akhir zaman (eskatologis) yang mencakup serangan golongan Gnostik terhadap Gereja ketika itu, tetapi juga dimasa kini dan terus berlangsung di sepanjang kehidupan hingga kesudahannya. Tantangan itu bukan hanya datang dari luar, tetapi justru juga datang dari dalam, dari orang-orang yang  dianggap paling beribadah, aktif dalam persekutuan. Ini menarik! Menarik untuk dicatat.  Bahwa  perlawanan paling sengit akan datang dari kalangan yang dianggap memiliki  kesalehan hidup (ay. 5). Paulus menyoroti bahwa salah satu ciri khas menjelang akhir zaman ialah bahwa orang akan “lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah” (ay. 4).
Bukankah hal yang demikian sering kita saksikan masa kini? Yang diutamakan oleh manusia adalah kenikmatan, kesenangan untuk memuaskan hawa nafsu semata? Paulus mengingatkan Timotius bahwa kejahatan dan kemurtadan akan semakin meningkat. Paulus mengingatkan Timotius dan rekan-rekannya supaya siap untuk menghadapi kejahatan tersebut yang akan muncul baik dalam dunia mau pun dalam kalangan orang percaya. Dalam hubungan inilah maka Paulus juga menekankan peranan firman Tuhan untuk melawan kejahatan tersebut  (2Timotius 3:10-17). Sangatlah jelas digambarkan Paulus bahaya-bahaya akhir zaman agar kita dapat bersikap waspada sehingga tidak memberi peluang kepada bahaya-bahaya tersebut.

1. Mencintai diri sendiri dan hamba uang 
Salah satu sifat yang sangat berbahaya disebutkan adalah: egois dan cinta uang. Paulus berkata, "Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang." (2 Timotius 3:2a). Saat ini banyak orang lebih fokus pada dirinya sendiri. Segala sesuatu dilakukan demi keuntungan diri sendiri. Segala sesuatu dilakukan demi keuntungan diri sendiri dan tidak lagi peduli terhadap orang lain, seolah-olah pandangan hidup manusia: "kamu urusanmu, aku urusanku." Akhirnya hal ini mengarah kepada sifat tamak.

Sifat tamak ini terjadi ketika seseorang cinta uang. Ketamakan (epithumeo) berarti keinginan yang begitu kuat dan menggebu-gebu terhadap sesuatu, baik atau buruk, yang dengan gigih diupayakan diraih berapa pun harganya meski cara yang ditempuh salah dan merugikan orang lain.  Bukankah kini banyak orang rela melakukan apa saja demi mendapatkan uang sebanyak-banyaknya? Mereka tidak lagi mengindahkan hukum. Anak-anak Tuhan pun rela 'menjual' imannya demi kekayaan dan popularitas yang fana. "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang...oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka." (1 Timotius 6:10).

2. Kemerosotan moral
Paulus menyebutkan moralitas manusia yang akan menjadi tambah jahat. Manusia akan menjadi makin cinta diri, pembual, sombong, pemfitnahpemberontak, tidak tahu berterima kasih, tidak mau berdamai, suka menjelekantidak bisa mengendalikan diri, garangtidak menyukai yang baik, suka berkhianat, berpikiran pendek, belaga tahu (sotoy). Mereka tidak mengutamakan mengasihi Allah (Ul. 6:4-5), tetapi lebih mencintai kenikmatan pribadi. Paulus memperingatkan Timotius terhadap orang-orang yang memiliki religiositas atau kebaikan agamawi secara lahiriah belaka. Orang-orang macam ini mungkin dapat mengajar dengan baik, hidup rela menderita, tetapi sombong dan tidak mau hidupnya dikendalikan oleh Injil. Religiositas mereka yang palsu dengan demikian merupakan penyangkalan akan kuasa Allah yang sebetulnya merupakan sumber satu-satunya dari kesalehan. Timotius harus menghindari mereka.

Untuk melawan pengaruh dari dunia yang jahat ini Paulus menasehati Timotius dan orang percaya sepanjang masa supaya mendasarkan hidupnya pada Firman Tuhan: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (ayat 16,17). Sebagai umat pilihan Tuhan kita dipanggil hidup benar di tengah-tengah dunia yang sesat. Kita dipanggil menjauhkan diri dari kejahatan dunia ini yang semakin ganas menjelang akhir zaman.

3. Religiositas semu 
Ironisnya, situasi yang digambarkan Paulus tersebut, bukanlah mengenai orang-orang yang tidak beriman atau tidak mengenal Tuhan. Yang dibicarakan Paulus adalah orang-orang yang aktif beribadah (ayat 5). Namun hidup keagamaan mereka bagai 'tong kosong yang nyaring bunyinya'. Mereka memang mengajarkan hal yang baik, dan secara kasat mata, juga melakukan hal yang baik. Akan tetapi, jauh di dalam hati mereka, tersembunyi motivasi yang tidak murni. Sesungguhnya, hidup mereka tidak menunjukkan ketaatan kepada Allah, yang melihat jauh ke dalam dasar hati. Hidup keagamaan mereka bagai tubuh tak bernyawa karena tidak bersumber dalam relasi pribadi dengan Allah, Sang Pemilik Hidup. Orang semacam itu mengasihi diri sendiri, mencintai uang, dan lebih menyukai kesenangan hidup dibandingkan persekutuan dengan Allah (ayat 2). Mereka menentang kebenaran (ayat 8). Namun kita perlu mengingat bahwa hidup keagamaan yang kosong seperti itu tidak akan menghasilkan apa-apa (ayat 9).

Semua karakter yang Paulus jabarkan terdapat pula dalam komunitas Kristen masa kini. Lalu bagaimana kita bisa menangkal pengaruh orang semacam itu? Tentu saja dengan mengandalkan kuasa Firman Tuhan. Pastikan bahwa kita telah mengalami transformasi karena Kristus telah memperbarui hidup kita. Yakinkan bahwa kita telah menjadikan Firman Tuhan sebagai santapan harian kita. Biarkan firman Tuhan membentengi kita dari pikiran, sikap, perkataan, dan perilaku yang berdosa. Hiduplah bersekutu dengan Tuhan (intimacy with GOD) agar hidup kita dipenuhi dengan Roh Kudus, bertumbuh di dalam karakter Kristus, serta menghasilkan buah roh. Inilah cara agar kita tidak terjebak dalam hidup keagamaan yang palsu.

Karena itu saudara, berdirilah tegak melawan si jelek, dan hiduplah bagi Allah saja. Dengan memahami  kebenaran Tuhan yang mendalam, kita akan senantiasa waspada sehingga tidak akan menjadi mangsa empuk bagi para pengajar palsu yang sebenarnya sedang menipu jemaat dengan mengatas namakan “Firman Tuhan” atau “suara Tuhan”. Sebagai orang Kristen, kita harus terus mempelajari kebenaran yang murni dan bertumbuh dewasa di dalam Tuhan. Intelektualitas bukan hanya dikembangkan dalam ilmu-ilmu sekuler, tetapi juga dalam kerohanian kita. 

"Belajar Firman Tuhan harus dilakukan terus-menerus sampai kita menutup mata. Untuk itu kita tidak boleh berpuas diri dengan pemahaman kita saat ini, tetapi kita harus berkembang terus dalam kebenaran."


Salam Revival!!! Tuhan Yesus memberkati

Jumat, 06 Mei 2016

Pasrah V.S Berserah

Dalam kehidupan ini, kita sulit membedakan antara pasrah dengan berserah kepada Tuhan. Pasrah dengan berserah seakan-akan mempunyai arti yang sama , namun kalau kita telusuri lebih dalam pasrah memiliki arti berbeda dengan berserah kepada Tuhan.
Untuk mempermudah pengertian pasrah dengan berserah kepada Tuhan, saya akan memberi 2 macam kasus yaitu:
Seorang ibu yang mempunyai pergumulan berat dimana dia menderita penyakit yang parah, sementara sang suami yang menjadi satu-satunya pegangan hidupnya juga terkena masalah yaitu sang suami sakit dan di-phk dari kantor, ditambah lagi sang anak menderita penyakit yang parah. Apa yang dilakukan sang ibu? Dia berdoa, berlutut dan menangis, meminta pertolongan Tuhan, lalu perlahan demi perlahan Tuhan memulihkan keadaan keluarganya. Dua tahun kemudian, sang suami mulai sembuh, dan kembali bekerja, sementara ada juga sepasang suami istri Kristen yang mengasihi dan membantu pengobatan anak itu sampai sembuh.Seorang remaja yang menderita sakit parah, langsung mengambil gunting di kamar dan menusukkan gunting itu ke tubuhnya dan akhirnya dia meninggal.
Dari kedua kasus ini bisa kita tarik kesimpulan bahwa dalam kasus pertama, sang ibu berserah kepada Tuhan dan kasus kedua mengingatkan bahwa remaja itu pasrah karena dia kehilangan pengharapan dan akhirnya bunuh diri.

Apa itu pasrah? dan apa itu berserah kepada Tuhan?
Pasrah artinya adalah : menyerah. tidak berbuat apa-apa. berpikiran negatif/ pesimis. kehilangan pengharapan sehingga muncul niat bunuh diri.
Berserah kepada Tuhan artinya: Turut dan mengikuti kehendak Tuhan dalam hidupnya. Percaya, menyandarkan hidup pada rencana dan pimpinan Tuhan. Berpikiran positif, mempunyai semangat hidup yang tinggi, dan yakin akan pemeliharaan Tuhan dalam hidupnya.
Tokoh-tokoh Alkitab yang berserah kepada Tuhan.

Dalam PL ada sedikitnya saya mengambil 2 contoh tokoh yang berserah kepada Tuhan yaitu:
a. Hana:
Seorang wanita yang dimadu oleh suaminya dan madunya selalu menyakiti hatinya. ( I Sam 1:6) Seorang yang mandul ( I Sam 1:5) Dalam kesedihannya, dia tidak menyerah, dia tetap bersandar kepada Tuhan( ayat 10-11,15)–> mencurahkan diri di hadapan Tuhan.

b. Abraham.
Bapak yang taat pada perintah Tuhan.–> waktu Abraham disuruh pergi dari negerinya, Abram mengikuti dan taat pada perintah Tuhan.( kej 12:1-9)Waktu dia tidak memiliki anak, Tuhan berjanji akan memberikan keturunan dan ia percaya serta berserah kepada Tuhan. Abraham dalam hal ini menunggu janji Tuhan selama 25 tahun (mendapat anak waktu usia Abraham 100 tahun). ( Kej 15-21)Seorang bapak yang mengikuti perintah Tuhan dimana setelah Ishak lahir dan sudah remaja, Allah menyuruh Abraham mempersembahkan anaknya yang tunggal (satu-satunya Ishak) untuk menjadi korban sembelihan Abraham di bukit Moria.
Walaupun perintah itu menyakitkan Abraham, akan tetapi Abraham taat dan ia mengajak Ishak untuk mau dikorbankan tetapi saat Ishak hendak disembelih, Tuhan sudah menyediakan domba jantan yang tersangkut di pohon yang diberikan sebagai korban bakaran.(Kej 22:13).

Dalam PB ada setidaknya tiga tokoh Alkitab yang berserah kepada Tuhan:
1. Perempuan Kanaan. ( Mat 15:21-28)
Seorang wanita yang tangguh, mendengar kabar Yesus dan mendatangi Yesus ( ayt 22)tidak menyerah dan gampang tersinggung walau Yesus mengistilahkan orang Kanaan seperti anjing ( bukan dalam arti sebenarnya) ( maksud Tuhan ingin menguji iman perempuan Kanaan)tetap memohon dan meminta Yesus menyembuhkan anaknya.berserah, menyembah Yesus walau dikatakan perkataan yang menyakitkan.( ayt 25)
2. Dua orang buta ( Mat 20:29-34)
Mendengar Yesus lewat dan berseru untuk mengasihani mereka.( ayt 30)mereka meminta Yesus supaya mata mereka bisa melihat.( ayt 33)mereka berserah kepada kehendak Tuhan akhirnya mereka bisa melihat dan mengikut Yesus.
3. Petrus.
Seorang yang antusias dan pintar ; dia yang memberi jawab tentang siapa Yesus( Mat 16:16)seorang yang memikirkan diri sendiri bukan kehendak Allah( ayat 23)seorang yang mengatakan bahwa ia tidak akan menyangkal Yesus dan mau mati bersama Yesus tetapi akhirnya menyangkal 3x. ( Mat 26:75)namun setelah itu Petrus bersandar dan berbalik mengasih Yesus, ia tidak putus asa dan bangkit dari imannya yang terpuruk. Pada akhirnya Petrus mati dengan cara seperti Yesus tapi mati disalib terbalik.

Tokoh Alkitab yang pasrah/ pesimis.
Dalam PL, ada tokoh yaitu: nabi Elia.
takut dengan ancaman ratu IZebel karena Elia membunuh nabi palsu dengan pedang.( I Raj 19:1-2)pesimis, ingin mati ( ayat 4) : tidak mau makan dan minum.
Dalam PB: Yudas Iskariot. 
Seorang pesimis.orang yang pernah menjual Yesus dengan 30 keping perak.menjauh dari Tuhan dan membunuh diri dengan gantung diri ( Mat 27:5)
B. Pasrah vs Berserah kepada Tuhan.
Dalam kehidupan mengikut Tuhan ada pilihan apakah kita akan pasrah atau berserah kepada Tuhan, mana yang akan pilih.
Tips bagaimana kita dapat berserah kepada Tuhan dalam situasi yang buruk/ baik :
Doa ( Pray)
Tidak semua apa yang kita kehendaki sesuai dengan kehendak Tuhan namun kita harus mencari apa kehendak Tuhan dalam hidup kita yaitu lewat doa. (Mat 7:7-8)

Percaya (Believe)
Give your problem to God.
Diambil dari Mat 11:28-30 :
* marilah kepadaKu–> ini adalah ajakan dari Tuhan Yesus.
* semua yang letih lesu–> semua orang tua, muda, besar, kecil yang berbeban berat.
JanjiNya adalah Aku akan memberi kelegaan kepadamu. biarlah dalam pergumulan seberat apapun, kita bisa mempercayainya 100% dalam hidup kita.

Belajarlah pada Yesus.
Cari kehendak Tuhan atas masalah yang kita alami dengan menggali Firman Tuhan, belajar menerima masalah itu dan berserah maka jiwa kita akan mendapat ketenangan (ayt 29; Maz 1:1)
Pikul Kuk yang dipasang atau diberikan Tuhan ( Bersandar dan taat / Trust and Obey)
– percayakan masalah kita kepada Tuhan.
– serahkan diri sepenuh pada Tuhan tapi bukan menyerah.
– taat pada rencana dan kehendak Tuhan.

Jadi dalam keadaan kita seperti apapun, masalah boleh datang, tetapi jangan jadikan diri kita sebagai orang yang pasrah.Jangan menyerah kepada masalah tetapi hendaklah kita serahkan pergumulan kita kepada Tuhan.Berserah kepada Tuhan tidak berarti pasrah karna Tuhan tidak suka orang yang pasrah.
Ayo kita bersandar sepenuhnya pada Tuhan namun bukan pasrah.
Salam Revival!!! Tuhan Yesus memberkati

Rabu, 04 Mei 2016

Destiny

Setiap kita ada destiny yang sangat URGENT ! Harus segera diselesaikan / dikerjakan !
Namun banyak yang bahkan belum mengetahui apadestiny-nya, apalagi memulainya.

Padahal waktunya sudah sangat singkat dan kita harus menyelesaikan destiny dariNya.

Bila kita tidak melakukannya, kita seperti puzzle yang tidak selesai, sehingga Tuhan terpaksa mencari orang lain untuk menggantikannya.

Destiny itu ditentukan oleh sesuatu yang kecil, tidak kelihatan, namun justru itu yang penting.

Tidak peduli bagian sekecil apapun, justru itu akan menjadi bagian yang besar.

Lukas 22 : 28-34
28 “Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.

Untuk membuat seseorang tahu akan destiny-nya, kita butuh bersama-sama dengan Tuhan.

Untuk menemukan destiny, kita harus melewati apa yang Yesus alami, yaitu pencobaan.

Kata ‘tetap’ di sini berbicara tentang waktu, keintiman, ujian, saat mengalami berbagai pencobaan (serangan-serangan iblis untuk menjatuhkan kita), ujungnya : apakah kita TETAP memilih Tuhan atau diri sendiri ?

"Itu sebuah PILIHAN"

Destiny ini bukan masalah ‘berkat’, tetapi masalah ‘hati dan pikiran’.

Luk 22:31 “Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,

Selain meroket tajam, ada yang terjadi lainnya waktudestiny itu tersingkap, yaitu detik itu juga iblis mulai menuntut kita.

Banyak tokoh-tokoh Alkitab yang juga mengalami penampian :
Yusuf setelah mendapat mimpi (destiny-nya), maka ia dimasukkan sumur dan dijadikan budak.Daud setelah diurapi Samuel, maka ia melawan Goliat dan jadi buronan.Simson setelah diurapi sebagai hakim, maka muncul Delila.Saul setelah diurapi menjadi raja, maka peperangan dimulai

Di-tampi = dilempar ke atas, bila berbobot ia akan jatuh kembali, namun bila tidak berbobot akan habis diterbangkan angin. Ada suatu proses pembersihan dari kulit ari, yaitu dipisahkan antara yang utuh dan yang broken.

Belajar dari Mahanaim  yang dipanggil Tuhan untuk belajar perang dan lari bersama Tuhan, lalu mengalami penampian, untuk  selanjutnya mendapat upah, yaitu duduk di atas takhta (mendapatkan semua yang menjadi bagiannya : otoritas, jarahan, dsb).

Lama penampian berbeda-beda :
Daud ditampi : 13 tahun lamanya
Yusuf ditampi : 13 tahun lamanya
Musa ditampi : 40 tahun lamanya

Namun buat kita waktunya sangat singkat, Tuhan tidak biarkan kita melewatinya bertahun-tahun, karena ini masa percepatan.

Setiap orang pasti akan mengalami pe-nampi-an.Why ?
Karena itu keadilan Tuhan. Tidak mungkin Tuhan memberikan takhta-Nya kepada orang yang tidak punya kualitas (berkorban, dsb).

Saat ditampi, miliki prinsip seperti Daud : adalah lebih baik jatuh di tangan Tuhan daripada di tangan manusia.

Miliki juga prinsip seperti Paulus : di atas semuanya, adalah jauh lebih baik untuk mengenal Tuhan di atas segalanya.

Bagaimana supaya mampu melewati / menghadapi tampian ?
1. Lebih mencintai didikan daripada berkat
2. Selalu belajar Firman
3. Selalu jaga hubungan dengan Tuhan (intimacy)

Paulus disebut sebagai generasi penakluk dunia yang artinya : berkali-kali mau dibunuh, dirajam, dsb. namun tetap menang.

Luk 22:32 “tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.

Saat tampian, akan lebih banyak yang gugur daripada yang lolos.

Kita dijamin keselamatannya oleh Tuhan Yesus, bukan berarti kita bisa hidup seenaknya.

Ada yang harus kita kerjakan, bila tidak selesai, tidak akan diangkat pada saat pengangkatan.

Jaminan itu seperti ‘asuransi’, saat barang yang diasuransikan mengalami kerusakan, kita harus melakukan ‘klaim’untuk perbaikannya.

Demikian juga kita, saat kita mengalami ‘kerusakan’, kita lari ke Tuhan pemberi jaminan, supaya dibereskan.

Jangan berkata : karena dijamin maka tidak perlu datang lagi ke Tuhan.

Karena bagaimana mungkin suatu barang dapat diperbaiki bila tidak dilakukan klaim asuransi.

Manusia juga tidak akan beres, bila tidak datang pada Tuhan, yang pasti memberikan jaminan ‘pemberesan’ pada kita yang datang padaNya untuk minta ‘dibereskan’ dalam perjalanan kita melakukan bagian kita.

Co. Bila sifat kita terlalu jelek, datang pada Tuhan, maka Tuhan bisa kasih sifat yang baru.

Jaminan bukan berarti kita berdiam diri saja.
Namun bila ada yang tidak beres, dalam kerja keras kita sehingga habis kekuatan kita, balik datang ke Tuhan, akan dibereskan, lalu kita kerja keras lagi.

Mengapa Tuhan memberikan jaminan ?
Karena Dia tahu bahwa ada yang harus dikerjakan manusia.

Bila kita tidak berbuat apa-apa, maka jaminan itu tidak diperlukan.

Dalam bekerja harus ada target : pekerjaan yang harus diselesaikan, uang yang harus dipersembahkan, kota yang harus diduduki, dsb.

Dan 12:1 "menyebutkan ‘mereka yang termasuk dalam golongan itu, akan terluput dari aniaya besar.’"

Disebutkan ‘jikalau engkau sudah insaf’ menunjukkan bahwa saat itu Petrus belum tahu apa-apa.

Luk 22:33-34 “Jawab Petrus : “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau !” Tetapi Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku.

di ayat 33 Petrus menjadi sangat arogan, berpikir punya kekuatan, dalam keadaan aman, padahal belum tahu.

Paulus berkata : uji dirimu, latih dirimu.

Jangan sampai engkau pikir bahwa engkau mengenal Tuhan, namun ternyata tidak.

Engkau pikir bahwa engkau sudah melakukan destiny-mu, padahal memulainya saja belum.

Engkau pikir bahwa engkau sudah bertobat, padahal belum.

Kuncinya : MENGENAL TUHAN

Supaya tahu destiny-nya, yang ujung-ujung-nya untuk melayani Tuhan.

Setiap dari kita PASTI tercipta atas suatu TUJUAN HIDUP yang berbeda-beda dan kita HARUS tahu TUJUAN HIDUP kita itu apa supaya kita tidak kehilangan arah. Supaya kita melakukan hal-hal yang tepat pada waktu yang tepat dalam hidup kita. Supaya kita dapat membawa dampak perubahan yang positif dari hidup kita.

Setelah kita tahu persis tujuan hidup kita, kita harus menentukan TARGET dalam hidup kita dan VISI dan MISI apa yang akan kita jalankan dalam hidup kita agar TUJUAN HIDUP kita TERCAPAI dan TEPAT pada SASARANNYA!

Salam Revival!!! Tuhan Yesus memberkati