Senin, 20 Februari 2017

Menjaga Hati

Sangat penting untuk kita tahu apa yang kita minta di hadirat Tuhan. Sebab tidak selamanya apa yang kita minta itu yang kita perlu. Permintaan kita itu menentukan kualitas hati kita. Seringkali kita datang di hadirat Tuhan untuk meminta sesuatu yang tidak penting. Padahal yang kita hadapi ini adalah pencipta langit dan bumi. Ada dua contoh permintaan yang sangat berdampak bagi suatu bangsa:

Pertama: Salomo

Salomo waktu datang ke hadirat Tuhan meminta sesuatu yang sangat penting sebab hal itu sangat berdampak bagi bangsanya. (Baca I Raja-raja 3:5-13). Permintaan kita di hadirat Tuhan akan menentukan masa depan kita seperti apa. Cara kita meminta dan apa yang kita minta itu penting untuk kehidupan kita.

Kedua: Ester

Satu ketika ada kontes ratu kecantikan di kerajaan Persia untuk mencari ratu baru bagi raja Ahasyweros. Setiap gadis calon ratu akan mendapat perawatan selama 12 bulan. Sebelum masuk menghadap raja, segala yang dimintanya harus diberikan untuk masuk menghadap raja.

Ester 2:8-15

15 Ketika Ester — anak Abihail, yakni saudara ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak — mendapat giliran untuk masuk menghadap raja, maka ia tidak menghendaki sesuatu apa pun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia.

Dengan kata lain, Ester sebelum menghadap raja dia bertanya kepada Hegai, “Mana yang raja suka?” inilah pertanyaan orang pandai.

Bagi orang Kristen yang duduk di pemerintahan, perhatikan apa yang saudara minta di dalam Tuhan. Sebab permintaan saudara akan menentukan kualitas kepemimpinan saudara ke depan. Jadi ketika kita di dalam hadirat Tuhan, pikirkan baik-baik apa yang akan kita minta. ‘Permintaan’ selalu muncul dari ambisi dan keinginan kita. Jika ambisi kita salah, maka permintaan kita akan salah.  Sebagai anak Tuhan kita perlu bertanya kepada Tuhan tentang kebutuhan-kebutuhan kita.

Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. (Yoel 2:13)
Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu.” Berpalinglah kepada TUHAN Allahmu. Ia panjang sabar dan penyayang Ia panjang sabar dan penyayang murah hati dan penuh kasihan. Senang mengampuni dan tak suka menjalankan hukuman. (BIS)

Jadi jika kita terhukum dalam kehidupan berarti itu adalah pilihan kita. Sebab Tuhan tidak suka menghukum.

Jika Tuhan ingin memulai panggilanNya terhadap seseorang, Tuhan pasti memulai dari hatinya. Masalahnya sekalipun kita begitu mudah memberikan karunia kita kepada Tuhan, kita begitu mudah memberi uang kita kepada pekerjaan Tuhan, di saat yang sama kita genggam erat hati kita.

Mengapa hati kita begitu penting, sampai Tuhan pun mengejar hati kita?

1. Ternyata yang termahal adalah hati kita

Buktinya waktu kita dibohongi dalam hal keuangan, kita mudah memaafkan. Tapi ketika orang mengata-ngatai kita, sulit bagi kita untuk mengampuninya. Waktu orang mengatai kita sebagai orang yang bodoh dan tidak produktif, hal itu akan sangat menyakiti hati kita dan kita sulit untuk melupakannya. Ini adalah bukti bahwa hati kita sangat berharga.

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Amsal 4:23)

14 Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. 15 Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. 16 Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. (2 Korintus 3:14-16)

Jadi sekalipun kita pandai dalam hal ilmu pengetahuan, tapi jika hati kita tidak berbalik kepada Tuhan, maka kita tidak akan mengerti apa yang firman Tuhan maksudkan. Sebab itu kecerdasan berpikir seseorang juga ditentukan oleh sikap hati.

2. Hati menentukan kualitas seseorang

Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan. (Amsal 22:4)

Sebab itu ada orang yang sangat sederhana, tapi sangat dihormati. Siapa kita di mata atasan kita, siapa kita di mata isteri atau suami kita, siapa kita di mata anak-anak kita, ditentukan oleh sikap hati kita.

3. Hati kita menentukan berkenan atau tidaknya semua hal yang kita berikan kepada Tuhan.

Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati. (Amsal 21:2)

Dalam pelayanan seringkali kita berpikir; Sepertinya apa yang saya berikan ini sudah tepat. Sepertinya cara saya bernyanyi ini sudah tepat. Sepertinya cara saya berkhotbah ini sudah tepat. Tapi Alkitab berkata Tuhan lah yang menguji hati.

Memberi kepada Tuhan penting, tapi memberi dengan hati yang mengasihi itu lebih penting. Tidak ada seorangpun yang ahli dalam pembentukan hati, sebab itu kita semua akan melalui proses. Kita akan mengalami benturan-benturan untuk memurnikan hati kita.

Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah. (Amsal  27:6)

Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati. (Amsal 16:2)

Apapun yang kita lakukan, apapun yang kita anggap benar, tetapi ujungnya TUHANlah yang  menguji hati. Jika kita dapat menjaga hati hal ini sangat menguntungkan bagi kita, sebab rencana Tuhan akan lebih cepat digenapi dalam hidup kita.

4. Hati kita penting karena Roh kudus tinggal di dalam kita.

Apa yang lebih hebat, apa yang lebih bergairah dalam kehidupan kita selain Roh kudus tinggal di dalam kita?  Sebab itu bagi Tuhan hati kita adalah harta yang paling mahal yang Tuhan taruh dan tidak tergantikan. Makanya Tuhan kejar sampai mendapati hati kita. Kita mungkin mengalami kepahitan, kita cemburu, kita kalah dan mengalami banyak hal, tapi Tuhan tetap mengejar hati kita, karena bagi Tuhan itulah yang terpenting. Kita menyerah, tapi Tuhan tidak pernah menyerah.

Maka orang akan takut kepada nama TUHAN di tempat matahari terbenam dan kepada kemuliaan-Nya di tempat matahari terbit, sebab Ia akan datang seperti arus dari tempat yang sempit, yang didorong oleh nafas TUHAN. (Yesaya 59:19)

So shall they fear the name of the LORD from the west, and his glory from the rising of the sun. When the enemy shall come in like a flood, the Spirit of the LORD shall lift up a standard against him. (Isaiah 59:19 – KJV)

“Ketika musuh datang seperti banjir, ..….”

Banjir selalu datang di tempat yang rendah.  Hari ini mungkin kehidupan kita ada di tempat yang rendah, secara ekonomi, posisimu, bahkan karakter kehidupan kita di tempat yang rendah. Alkitab berkata jika kita menjaga hati kita baik-baik dan Roh kudus tinggal di dalam kita, maka “the Spirit of the LORD shall lift up a standard against him.” Roh kudus akan menaikan standart kehidupan kita untuk melawan setiap masalah yang datang. Itulah kenapa hati penting di mata Tuhan.

Dalam penyembahan Tuhan intervensi setiap hati kita. Banjir kehidupan setiap saat bisa datang menghantam kehidupan kita. Biarkan Roh kudus berkuasa atas hati kita. Tidak ada seorangpun yang ahli dalam menghadapi kehidupan, kecuali dia izinkan Roh kudus berkuasa dalam  hatinya. Ketika musuh datang seperti banjir, Roh kudus akan menaikkan standart kehidupan kita.

Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. (1 Petrus 5:6)


Waktunya bisa satu tahun, bisa lima tahun lagi, tapi Alkitab berkata, jika Tuhan yang mengangkat kita, maka tidak ada yang dapat menurunkan kita lagi.  Kuncinya di ‘hati’ kita.

“Selamat menjaga hati.”

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Sabtu, 11 Februari 2017

Hidup seorang penyembah

Rick Warren dalam bukunya yang terkenal The Purpose Driven Life menyatakan bahwa ada 5 (lima) tujuan yang telah Allah tetapkan dalam kehidupan manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya. Tujuan yang pertama adalah agar manusia menyenangkan hati-Nya dengan hidup sebagai penyembah. Sedangkan keempat tujuan lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah: untuk menjadi keluarga Allah, untuk menjadi serupa dengan Kristus, untuk melayani Allah, dan untuk menjalankan misi Allah. Penyembahan merupakan prioritas utama dalam kehidupan setiap orang percaya. Penyembahan harus menjadi gaya hidup orang percaya, dan bukan sekedar aktivitas pelayanan gerejawi belaka. Bagaimana seharusnya kehidupan seorang penyembah telah dipaparkan oleh Alkitab yang intinya terletak pada kata disiplin. Seorang penyembah yang benar harus seorang yang memiliki disiplin. Dalam hal apa saja ia harus disiplin akan bersama-sama kita renungkan melalui artikel ini.

Alkitab dan Kedisiplinan
Kata disiplin (Ing : discipline) memiliki akar kata yang sama dengan murid (Ing. disciple), yang artinya adalah “kesediaan untuk diajar atau dilatih sehingga menghasilkan keteraturan, ketaatan, dan pengendalian-diri”. Dari definisi ini maka kedisiplinan:

1. Kedisiplinan bukan sesuatu yang bersifat instan melainkan melalui proses pembelajaran, khususnya sebagai manusia baru di dalam Yesus Kristus (Kol. 3:10);

2. Kedisiplinan bukan sesuatu yang terus-menerus dipaksakan dari luar, melainkan kesadaran diri dari dalam, yaitu sebagai wujud mengasihi Tuhan (Mat. 22:37);

3. Kedisiplinan perlu latihan yang terus dilakukan secara bertahap (Mat. 25:21);

4. Kedisiplinan menghasilkan sesuatu yang sangat berguna baik bagi orang itu sendiri, dan juga bagi orang-orang yang ada di sekitarnya, yaitu ketertiban dan keteraturan (1 Kor. 14:33,40);

5. Kedisiplinan merupakan wujud dari kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus karena berkaitan dengan salah satu sifat buah roh (Gal. 5:22-23).

Alkitab memberikan banyak contoh kehidupan orang yang berdisiplin, seperti: Musa, Yosua, Daud, Nehemia, Paulus, dan Yesus Kristus sendiri.

Bidang-bidang Kedisiplinan Sebagai Penyembah

Salah seorang penyembah yang berkenan kepada Allah adalah Nabi Yesaya. Melalui kehidupan nabi ini, bertitik tolak dari Yesaya 6:1-13 dan beberapa bagian lain kitab Yesaya kita akan belajar tentang kedisiplinan di berbagai bidang.

A. Disiplin waktu – Yesaya tahu kapan waktu untuk menyembah TUHAN (Yes. 6:1). Ia menyisihkan waktu untuk menyembah TUHAN. Ia tahu bahwa ia tidak boleh menyia-nyiakan kasih karunia TUHAN (Yesaya 49:8; 55:6). Seorang penyembah akan mengatur waktu sebaik-baiknya antara waktu untuk Tuhan, untuk keluarga, dan untuk pekerjaan.

B. Disiplin dalam pertumbuhan rohani – Sebagai seorang penyembah, Yesaya adalah seorang yang mengenal siapa Allah dan siapa dirinya (Yes. 6:2-7). Allah begitu agung dan mulia, sedangkan manusia seperti rumput adanya (Yes. 40:1-31). Pengenalan ini akan menghasilkan sikap yang benar terhadap Allah, dan diri kita sendiri. Apa saja sarananya?

Melalui doa kita dapat mengenal Allah dan diri kita lebih baik. Doa bukan sekedar merupakan permohonan akan hal-hal yang bersifat materi, tetapi terlebih kepada hal-hal rohani. Doa bukan berpusat kepada diri sendiri, melainkan kepada Allah dan memiliki hati bagi bangsa-bangsa. Setiap orang percaya adalah rumah doa bagi segala bangsa (Yes. 56:7).Melalui Alkitab dan buku-buku rohani kita dapat lebih mengenal Allah dan diri kita sendiri.Melalui sikap yang tegas terhadap dosa dan selalu rindu hidup dalam kekudusan, karena kita menyembah Allah yang Mahakudus dan yang menghendaki agar kita hidup dalam kekudusan (Yes. 56:6-7; 1 Pet. 1:15-16)

Disiplin dalam mencari jiwa yang tersesat – Yesaya bersedia menjadi utusan TUHAN karena ia tahu apa yang paling dirindukan TUHAN, yaitu keselamatan jiwa-jiwa (Yes. 6:8; 55:1). Hidup seorang penyembah adalah hidup yang misioner. Dimulai dengan mendoakan mereka, memberikan kesaksian kepada mereka, memberitakan Injil kepada mereka, dan hidup sebagai orang Kristen sejati sehingga menjadi teladan bagi mereka.

C. Disiplin dalam pelayanan – Yesaya melayani TUHAN sesuai dengan panggilannya sebagai seorang nabi yang harus memberitakan hanya apa yang TUHAN mau, dan bukan apa yang ia mau (Yes. 6:9-10). Ia juga harus selalu bersedia untuk belajar sebagai seorang murid (Yes. 49:4-5). Kedisiplinan dalam pelayanan ditunjukkan dengan kedisiplinan mengikuti jam-jam latihan, jam-jam persekutuan bersama, ketaatan terhadap pemimpin dalam pelayanan, dan ketaatan kepada firman TUHAN. Ia juga disiplin dalan kesetiaan beribadah di tempat di mana TUHAN menempatkannya, dan bukan pergi kesana kemari sesuai dengan seleranya.

D. Disiplin dalam berkorban – Yesaya memperoleh tugas yang berat dengan batas waktu yang tidak jelas dan dengan resiko besar. Ia bisa kehilangan nyawa dalam pelayanannya karena ucapan-ucapannya yang tegas dan penuh teguran kasih (Yes. 6:11-13). Seorang penyembah adalah seorang yang rela berkorban, sama seperti Kristus yang telah rela mengorbankan diri-Nya bagi kita (Yes. 53).

E. Disiplin dalam pengendalian diri – Semula Yesaya main tunjuk kesalahan orang lain (Yes. 1:4; 5:8,11, 18, 20, 21, 22), tetapi sesudah diproses oleh Tuhan sendiri, sekarang ia lebih bisa mengendalikan diri. Pengendalian diri dalam kehidupan seorang penyembah termasuk dalam mengendalikan keuangan agar tidak konsumtif (Yes 55:6); pengendalian diri dalam menahan emosi (Yes 48:9).

 
Penyembahan kepada Tuhan tidak hanya ketika kita hidup di muka bumi ini saja, tetapi sampai kepada kekekalan. Kitab Wahyu menceritakan tentang segala makhluk yang sujud menyembah Tuhan. Mari kita terus memiliki kehidupan sebagai penyembah, yang menyembah Allah dalam roh dan kebenaran, dari kemuliaan kepada kemuliaan, dengan berdisiplin lebih dari waktu-waktu sebelumnya.

Salam Revival!!!
Tuhan Yesus memberkati

Sabtu, 04 Februari 2017

Menjadi utuh sebelum memasuki masa pacaran

"TIDAK ADA SEORANGPUN, SEKALIPUN ITU ADALAH PRIA/WANITA YANG AKAN KAMU NIKAHI SUATU HARI NANTI, YANG DAPAT MEMBUATMU BAHAGIA, HANYA YESUS YANG DAPAT MEMBUATMU BAHAGIA." 

Suatu hari ketika Yesus sedang makan di rumah Simon si kusta, seorg wanita datang & memecahkan sebuah kotak batu pualam putih & mencurahkan minyak yg berharga itu di kepala Yesus (lihat Markus 14:3-9). 
Apakah yg ada di dalam kotak batu pualam putihmu? Apakah kotakmu penuh dengan fantasi masa kecilmu saat mendengarkan & menyaksikan dongeng tentang sepasang kekasih yang hidup bahagia selama-lamanya? Apakah saat ini kamu sedang memegang erat-erat kotak batu pualam impianmu, dengan penuh kekalutan mencari-cari seorang pria/wanita yg layak bagi kamu untuk memecahkan kotakmu? Bawalah kotak batu pualam putihmu kepada Yesus & pecahkan di hadirat-Nya, karena Ia layak utk kehormatan seperti itu. Setelah merespon Pengantin Pria Surgawimu di dalam cara seperti itu, kamu dapat menanti dengan jaminan yg penuh percaya diri, jika memang kehendak Allah, Ia akan menyediakan bagimu pengantin pria/wanita duniawimu. 

Bagaimana kamu dapat mengetahui bahwa kamu memecahkan kotak batu pualam putihmu di kaki Yesus? Keputusan seperti itu akan dinyatakan dalam penyerahan diri tanpa ragu kepada Tuhan Yesus Kristus. Ketika Tuhan memberikan tugas yang sulit yang tak habis-habisnya, kamu akan menerima kondisinya tanpa mengeluh. Sikapmu akan mencerminkan respon Maria kepada malaikat saat ia, sebagai wanita lajang, diberikan tugas yang paling sulit. Maria berkata, "Aku milik Tuhan, tubuh dan jiwaku, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.."(Luk 1:38
Ambillah kotak batu pualam putihmu, dengan tubuh, jiwa, dan impianmu, percayakan semuanya kepada Tuhan. Ketika Ia adalah Tuhan-mu, kamu dapat berjalan di jalan yang Ia berikan bagimu dengan sukacita. 

Pertimbangkanlah pengaruh utama teman-temanmu terhadap komitmenmu terhadap Tuhan Yesus Kristus. Hati-hatilah jika kamu menghabiskan sebagian besar waktu luangmu dengan seorang teman wanita/pria yang tidak sama-sama memiliki komitmen kepada Yesus. Itu dapat mempengaruhi hubunganmu dengan Tuhan. Jika seorang non kristen/seorang kristen yg suam-suam mempengaruhimu & bukannya kamu mempengaruhinya, kamu mungkin sedang menuju pada suatu masalah serius. 

Ambillah waktu untuk berpikir tentang kedalaman rohani teman wanita/pria yang paling banyak mempengaruhimu. Apakah ia hari demi hari menjadi seperti apa yang Yesus rindukan? Jika demikian, pertumbuhannya akan merintangimu untuk bertumbuh. Sebaliknya, sikap apatisnya pada akhirnya dapat menular."Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yg baik."(1Kor15:33). Apakah persahabatanmu menyebabkan kehidupan rohanimu membeku? 

Teman-teman yang paling banyak mempengaruhimu seharusnya adalah pria/wanita yang hidup berdasarkan Ibrani 10:24: "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih & dalam pekerjaan baik." teman-teman terbaikmu haruslah mereka yang menyemangatimu dalam komitmen kepada Yesus. 
Terlalu banyak pria/wanita yang telah terlibat dalam suatu bentuk ibadah agamawi tetapi tidak pernah memiliki satu hubungan yg intim & bertumbuh dengan Yesus. Apakah pengalaman kerohanian kamu seperti Yesaya 29:13b"...ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yg dihafalkan." ?? Adakah selama ini iman kamu adalah ritual yang tidak bernyawa & bukannya suatu hubungan kasih yang sangat penting dengan Yesus? Mengapa tidak menghabiskan sebagian jam-jam luangmu sebagai seorang pria/wanita lajang untuk memulai perjalanan menjauhi ritual menuju hubungan yg mendalam dengan Yesus Kristus? 

Seorang teman lajang mengungkapkan hubungan pentingnya dengan Yesus, demikian: "Aku merindukan agar hubunganku dengan Tuhan menjadi suatu petualangan. Petualangan dimana aku menemukan apa yg menyenangkan Dia & kemudian melakukannya, mengabdikan diri pada Yesus sebanyak yang akan kuabdikan dalam sebuah hubungan dengan seorang pacar. Setiap hari aku jatuh cinta lebih dalam lagi pada Yesus." Apakah kamu lebih banyak tahu tentang menyenangkan seorang pacar daripada tentang menyenangkan Tuhan Yesus? 
Sebuah karir, sebuah pernikahan, atau bahkan masa-masa menjadi seorang ibu/bapak itu sendiri tidaklah cukup untuk memuaskan kamu sepenuhnya. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menjadi utuh sampai kamu benar-benar mengerti bahwa kamu utuh di dalam Yesus. Kolose 2:9-10," Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke Allahan, dan di dalam Dia, kamu telah dibuat utuh, Dialah kepala semua pemerintah & penguasa." Waktu seorang wanita/pria lajang memasuki karir/bahkan pernikahan tanpa pengertian bahwa ia utuh di dalam Kristus, ia akan kecewa & tidak puas. 

Waktu 2 orang lajang yang "tidak utuh" menikah, penyatuan diri mereka tidaklah dapat membuat mereka utuh. Pernikahan mereka hanyalah menjadi 2 orang yang "tidak utuh" berusaha mendapat keutuhannya di pihak yg lain. Hanya saat mereka memahami bahwa kepenuhan mereka itu dalam suatu hubungan dengan Yesus barulah mereka akan dapat mulai saling melengkapi satu sama lain. Mereka tidak akan dapat saling memenuhi. Mereka tidak diciptakan untuk membuat pasanganya utuh, tetapi untuk saling MELENGKAPI. Seorang wanita/pria yang tidak utuh di dalam Yesus akan membuat suami/istrinya kekeringan. Wanita/pria semacam itu akan berharap pasangannya mengisi semua celah yang hanya dapat diisi oleh Yesus. Hanya wanita/pria lajang yang mengerti arti menjadi utuh di dalam Kristus sajalah yang cukup matang untuk menjadi seorang pelengkap. 

Efesus 5:5-17 berkata; "Sebab itu, perhatiknlah baik2 cara hidupmu. Jangan hidup seperti org2 bodoh; hiduplah seperti orang-orang bijak. Gunakanlah sebaik-baiknya setiap kesempatan yg ada padamu,karena masa ini adalah masa yg jahat. Jangan bodoh, tetapi selidikilah apa yg dikehendaki Tuhan." 

Daripada tinggal di rumah mengkhawatirkan lg 1 hari malam minggu "tanpa kencan", sadarilah bagaimana berharganya waktu yg telah dipercayakan kepadamu pada titik kehidupanmu saat ini. Daripada menolak begitu banyak jam-jam kesendirianmu, rangkullah waktu-waktu itu sebagai suatu hadiah dari Allah, 1paket yg berisi kesempatan-kesempatan untuk melayani-Nya. Kesempatan yang hanya dapat dibatasi oleh kekurangtaatanmu & rasa mengasihani diri sndiri.

Tuhan Yesus memberkati