Sabtu, 26 Desember 2015

Domba Yang Hilang & Anak Yang Hilang

Ada dua macam pertobatan. Pertobatan dari kaum keddar & nebayot menjadi anak Allah digambarkan dengan perumpamaan tentang domba yang hilang. Sebagai orang Kristen pun dapat meninggalkan Bapa-nya. Pertobatan orang kristen yang tadinya jatuh dalam dosa ini digambarkan dengan perumpamaan tentang anak yang hilang.

"Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." Lukas 15: 1-2

Ada 3 macam golongan manusia di dunia ini, yang pertama adalah golongan orang kafir yang tidak mau bertobat ; golongan kedua adalah orang kafir yang mau bertobat (dalam Lukas 15:1, orang-orang berdosa dan para pemungut cukai). Sedangkan golongan ketiga adalah mereka yang merasa dirinya telah menerima keselamatan atas dasar usaha dirinya sendiri. Orang-orang farisi dan ahli-ahli Taurat termasuk dalam golongan ini. 

Pada jaman Yesus, pemungut cukai termasuk orang yang bermartabat paling rendah. Sebab mereka biasa memungut pajak kepada orang-orang yahudi yang besarnya tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah (biasanya lebih tinggi dari yang ditetapkan), dengan kata lain terbiasa memeras rakyat. Selain itu, pemungut cukai juga menyetorkan hasil pajaknya ke pihak romawi. Namun pada kenyataannya, justru merekalah yang datang, menerima dan mendengarkan Yesus. Kita termasuk golongan yang kedua, orang yang tadinya kafir, tetapi sekarang telah datang kepada Yesus dan menerima Dia. 
Orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat ialah mereka yang menyelidiki kitab suci, tetapi mereka tidak tahu bahwa keselamatan itu sudah digenapi di dalam Yesus Kristus. Sehingga mereka bersungut-sungut ketika melihat para pemungut cukai dan orang-orang berdosa datang kepada Yesus. Ironis, sebab di satu sisi mereka ini selalu menyelidiki keselamatan yang ada dalam kitab suci, tetapi di sisi lain mereka menolak Yesus. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang celaka, sebab menolak sang juruselamat. Sedangkan orang berdosa yang datang kepada Yesus dan yang mau mendengarkan Firman serta menerima Dia, merekalah yang memperoleh keselamatan itu.


"Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira." Lukas 15:3-5

Dalam perumpamaan tentang domba yang hilang ini kita akan belajar tentang pertobatan seseorang dari kafir menjadi orang percaya. Tuhan Yesus mengumpamakan manusia yang memerlukan pertobatan dengan domba yang hilang. Pada mulanya kita berada di padang gurun/dunia yang gersang, bahkan banyak dari antara kita yang telah tertelan oleh dunia ini. Namun, Yesus sendiri yang datang ke dunia untuk mencari domba yang tersesat. Domba tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri, tidak memiliki kemampuan untuk kembali ke arah yang benar. Itu sebabnya, ia sangat memerlukan gembala yang mau mencari dan menyelamatkannya. Hal inilah yang menjadikan alasan mengapa Yesus mau datang mencari orang berdosa, bahkan duduk bersama dengan mereka.
Tindakan Yesus sangat berbeda dengan tindakan orang farisi, yang justru menghindari orang berdosa dan hanya mengusahakan keselamatan bagi diri sendiri. Keselamatan itu hendak mereka raih atas dasar usaha mereka sendiri dengan melakukan hukum taurat. Padahal apa yang mereka lakukan tidak menghasilkan apa-apa di hadapan Tuhan. Prinsip keselamatan yang sangat penting adalah keselamatan kita terima dengan membuka hati dan menerima Yesus, bukan atas dasar usaha kita sendiri.
"Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya..." dapat disimpulkan domba yang hilang ini adalah domba yang masih kecil, yang dapat diletakkan di atas bahu gembala. Hal ini menggambarkan pertobatan dari orang kafir yang dilahirkan kembali secara rohani. Pertobatan ini merupakan awal kehidupan seseorang menerima keselamatan. Sebelum berjumpa Yesus, kita berjalan sendirian di padang gurun ini sehingga tersesat. Tetapi ketika menerima Yesus, mulai saat itulah kehidupan kita digendong-Nya.

"dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." Lukas 15 : 6-7

Setelah gembala menemukan domba yang hilang itu, ia mengundang semua sahabat dan orang yang ada di rumahnya untuk bersama-sama bergembira dengan dia, sebab domba yang hilang telah ditemukan kembali. Hal ini menunjukkan bahwa pertobatan satu orang membuat seisi Sorga bergembira. Sukacita sang Gembala Agung atas kembalinya satu domba yang hilang ini, melebihi sukacita dari kesembilan puluh sembilan domba yang merasa tidak tersesat sama dengan gambaran orang-orang farisi dan ahli taurat. Itu sebabnya Yesus tidak bersuka cita ketika melihat orang-orang farisi yang memenuhi seluruh tuntutan hukum taurat. Sebab hukum taurat tidak dapat memberikan keselamatan bagi manusia; yang dapat dilakukan hukum taurat hanyalah menunjukkan dosa kepada manusia. Sedangkan keselamatan hanya dapat diterima dari mendengarkan Firman Tuhan dan setelah itu mengambil keputusan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Selanjutnya Yesus memberikan perumpamaan lain tentang pertobatan, yakni mengenai dirham yang hilang. Sang pemilik yang kehilangan dirham itu mulai mencarinya dengan menyalakan pelita dan mencari keseluruh sudut rumahnya hingga dirham itu ditemukan kembali. Perumpamaan ini menunjukkan lebih tegas bahwa orang berdosa tidak memiliki daya untuk memperoleh keselamatan. Bila orang yang kehilangan dirham itu ingin menemukan kembali uangnya yang hilang, dia harus mencarinya. Tidak mungkin dirham itu yang mencari pemiliknya. Begitu juga dengan Tuhan Yesus, Ia yang mencari orang berdosa, sebab kita tidak berdaya. 

"Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya." Lukas 15 : 11-16

Orang kristen yang telah bertobat dan menerima keselamatan dapat jatuh kembali dalam dosa. Perumpamaan tentang anak yang hilang merupakan kelanjutan dari perumpanaan tentang domba yang hilang dan dirham yang hilang, namun berbeda konteks. Perumpamaan pertama dan kedua merupakan pertobatan yang terjadi di dalam hidup orang kafir, sedangkan perumpamaan anak yang hilang merupakan pertobatan yang terjadi di dalam hidup orang yang telah menjadi anak Allah. 
Dalam perumpamaan itu, anak bungsu meminta harta yang menjadi haknya, dan ayahnya membagi-bagikan hartanya itu kepada kedua anaknya. Mungkin ada yang berpendapat bahwa anak bungsu ini sangat kurang ajar, sebab sudah meminta harta warisan saat ayahnya masih hidup. Sebenarnya yang diminta si bungsu ini bukanlah harta warisan, melainkan harta yang menjadi haknya. Ini menggambarkan bahwa kita, anak-anak Tuhan, berhak mendapat bagian harta kekayaan yang ada di dalam sorga. Jika kita meminta bagian dari harta tersebut, itu bukanlah hal yang salah. Yang tidak boleh dilakukan adalah menjual harta tersebut untuk hidup berfoya-foya.

Sebagai manusia, kadang kala kita jatuh dan berbuat seperti anak bungsu dalam perumpamaan ini. "Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh" memiliki suatu pemahaman bahwa setelah anak bungsu itu menerima harta yang menjadi bagiannya, ia tidak langsung menjual hartanya." Hal tersebut memberikan indikasi bahwa orang yang telah menjadi anak Tuhan dan telah menerima harta dari Bapa di sorga, beberapa saat kemudian dapat "menjual harta dari Bapa" atau jatuh ke dalam dosa jika tidak menjaga iman kita. Akibatnya, kita mulai menjauh dari Tuhan (pergi ke negeri yang jauh), kemudian kita jatuh pada dosa lainnya yakni memboroskan harta dengan hidup berfoya-foya. Jadi jika seorang Kristen mengalami kejatuhan, jangan serta merta menyalahkan setan. Hawa nafsu dapat menjadi penyebab jatuhnya manusia dalam dosa. Apabila hawa nafsu itu dibiarkan menguasai hidupnya, akan menyebabkan kita memperhambakan diri kepada setan atau dosa.

Anak bungsu yang sudah melarat itu menjadi hamba dari seorang tuan yang ada di negeri yang jauh, gambaran setan. Pekerjaannya adalah menjaga babi (babi berbicara tentang sesuatu yang najis). Tetapi paling tidak, "pangkat" si anak bungsu ini masih lebih tinggi daripada babi. Namun kemudian, si bungsu ini ingin mengisi perutnya yang lapar dengan ampas yang menjadi makanan babi. Memakan makanan babi berarti "kedudukannya" sama dengan babi, gambaran orang Kristen yang kembali pada kehidupannya yang lama, yang kafir.

Dalam 2 Petrus 2:20-22 bahwa orang yang sudah bertobat dan menerima keselamatan, namun ia kembali lagi ke dalam dosa, maka keadaannya menjadi lebih buruk daripada saat ia masih kafir. Itu sebabnya sebagai orang yang telah menerima keselamatan, kita harus menjaga keselamatan tersebut agar keadaan kita tidak menjadi lebih buruk daripada keadaan kita semula.

"Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa." Lukas 15 : 17-19

Orang Kristen yang jatuh dosa dan mau kembali kepada Bapa perlu melakukan beberapa langkah. 
1. Harus memiliki kesadaran bahwa dia telah berbuat dosa. Si bungsu mulai menyadari keadaannya yang sudah sangat melarat itu. Ia berpikir, masih lebih enak hamba-hamba yang ada di rumah ayahnya dibandingkan dirinya yang hampir mati kelaparan.
2. si bungsu harus ada kemauan untuk kembali pulang ke rumah ayahnya. Ketika kita jatuh dalam dosa, jangan pernah berkata: "Tuhan angkat saya dari dosa ini." Perkataan seperti ini keliru, sebab yang harus bertindak keluar dan meninggalkan dosa tersebut adalah diri kita sendiri. Dalam perumpamaan ini, tidak dituliskan sang ayah datang menjemputnya di kandang babi. Namun, setelah si bungsu menyadari keadaannya, ia mengambil keputusan untuk kembali kepada ayahnya. Dia juga memutuskan akan mengakui segala dosanya di hadapan ayahnya. 
Setelah menyadari dosa, kita harus memutuskan untuk meninggalkan dosa tersebut, mengakuinya di hadapan Bapa dan tidak melakukan dosa lagi. Itu sebabnya sangat penting bagi setiap anak-anak Tuhan untuk selalu menjaga hidupnya agar tidak lagi berbuat dosa.
Pertobatan orang yang telah menjadi anak Allah dan kembali hidup dalam dosa ini lebih sulit dari pertobatan orang kafir, sebab orang kristen yang terhilang harus memiliki kesadaran dan memutuskan kembali kepada Allah. Bandingkan dengan seorang kafir yang dalam menerima keselamatan hanya tinggal diam menunggu Tuhan yang datang mencarinya (diumpamakan sebagai domba dan dirham yang hilang).

"Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa." Lukas 15 : 20-21

Tidak cukup hanya memutuskan kembali ke rumah ayahnya, harus ada tindakan konkret. Tindakan si bungsu selanjutnya adalah melaksanakan keputusannya: bangkit dan pergi kepada ayahnya. 
Orang yang diumpamakan sebagai domba dan dirham yang hilang dicari oleh Tuhan, mengapa orang kristen yang diumpamakan sebagai anak yang hilang ini justru yang harus mencari ayahnya? Sebab si bungsu sudah tahu Firman. Orang kafir dicari oleh Tuhan karena mereka sama sekali belum pernah mendengar Firman. Tetapi setelah Firman disampaikan, keputusan untuk menerima atau menolak Dia diserahkan kepada masing-masing pribadi. Demikian pula dengan si bungsu in: jika ia tetap merasa nyaman hidup di kandang babi dan memutuskan tetap tinggal di situ, kondisinya akan tetap demikian; ayahnya tidak akan mencari dia.
Banyak orang berkata: "Tuhan kan maha kasih, tetapi mengapa Ia tidak datang mengangkat orang kristen yang sudah jatuh agar kembali ke jalan-Nya?" Dari pernyataan ini ada indikasi agak menyalahkan Tuhan yang tidak melakukan apa-apa kepada orang kristen tersebut agar keluar dari dosanya. 
Dalam memandang kondisi seperti ini, kita tidak boleh melihat dari satu sisi saja. Allah maha kasih, di sisi lain Allah juga maha kudus dan maha adil. Allah tidak akan pernah mengingkari salah satu atribut-Nya untuk melaksanakan atribut-Nya yang lain. Contohnya, karena Ia adalah kasih, maka Allah mengingkari atribut-Nya yang lain sebagai Allah yang maha kudus, sehingga Ia mau masuk ke dalam ketidak-kudusan manusia. Hal seperti ini tidak mungkin dilakukan oleh Allah. Orang kristen yang jatuh dalam dosa itu harus keluar dari dosanya, kemudian mencari Tuhan. 
Saat melihat si bungsu dari kejauhan, ayahnya yang berada di rumah tergerak hatinya oleh belas kasihan. Yang menggerakkan belas kasihan sang ayah adalah kesungguhan hati si bungsu. Berarti jika kita sungguh-sungguh sadar tentang keadaan tidak enak karena jauh dari rumah Bapa dan bertindak untuk kembali kepada Bapa, kita akan menerima belas kasihan Bapa. Setelah anaknya itu masuk ke dalam rumah, barulah ayahnya itu berlari mendapatkannya lalu memeluk dan menciumnya.

"Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.LUKAS 15 : 22-24

Yang membuktikan sang ayah tidak keluar rumah untuk menyambut anaknya yang hilang terdapat dalam ayat 22, "Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya..." Sebab tidak mungkin hamba-hamba itu semuanya ada di luar rumah atau di pinggir jalan, mereka pasti ada di lingkungan rumah tuannya. Sang ayah memerintahkan para hambanya untuk mengambilkan jubah terbaik, cincin dan sepatu, serta mengenakannya kepada si bungsu. Artinya, Tuhan akan menerima setiap orang kristen yang sadar dan mau meninggalkan dosanya itu dan mau datang kepada Bapa untuk memohon pengampunan. Oleh sebab itu jangan pernah menunda-nunda kesempatan yang ada untuk kembali kepada Bapa. 
Bukan hanya itu saja, kita juga akan menerima pemulihan dari Allah. Yang dipulihkan bukanlah harta yang telah dihambur-hamburkan si bungsu. Banyak orang yang salah mengartikan ayat ini. Mereka berpikir bahwa ketika seorang Kristen kembali kepada Tuhan, Ia akan memulihkan hidupnya secara keseluruhan. Yang tadinya melarat karena dosa, hari itu bertobat hari itu pula kekayaan yang telah hilang itu akan dikembalikan. Padahal, yang terjadi tidaklah demikian. Tuhan akan memulihkan setahap demi setahap. Sekalipun Tuhan sudah mengampuni, masih ada akibat dosa yang harus kita tanggung.

Jubah terbaik yang dikenakan si bungsu berbicara tentang kebenaran. Statusnya dipulihkan sebagai orang benar di hadapan Allah. Selanjutnya di jari si bungsu dikenakan cincin (berbicara tentang kuasa sebagai anak). Ketika kita bertobat, Allah akan memulihkan posisi kita sebagai anak Allah. Kuasa ini yang memampukan kita menghadapi musuh, persoalan hidup dan lain-lain. Sepatu yang dikenakan si bungsu yang telah kembali ke rumah ayahnya itu berbicara tentang landasan yang kuat di dalam menjalani kehidupan ini, yaitu Firman Tuhan. 
Banyak di antara kita yang masih menjadi orang kristen, bahkan datang beribadah di gereja, namun mungkin ada yang sudah mulai tersesat atau sudah mulai "tinggal di kandang babi". Jangan menunda kesempatan yang ada untuk meninggalkan dosa dan kembali kepada Bapa. Jangan memohon belas kasihan hamba Tuhan atau bahkan Allah sendiri untuk mengangkat kita dari dosa. Yang dapat mengeluarkan kita dari lumpur dosa adalah diri kita sendiri. Bapa hanya akan menyambut anak-Nya yang hilang itu yang mau kembali kepada Bapa. Tanpa mau kembali, maka ia akan tetap terhilang. 

Ada kontroversi tentang status orang Kristen yang berbuat dosa. Apakah orang kristen yang berdosa masih bisa disebut sebagai anak Allah, sebab ada doktrin yang mengatakan "sekali selamat tetap selamat" Hyper Grace. Statusnya sebagai anak Tuhan tidak akan pernah hilang. Namun, statusnya berubah menjadi anak terhilang. Anak terhilang tidak tinggal di dalam rumah Bapa. Namun, ketika orang kristen yang berdosa itu kembali kepada Allah, maka Ia akan mengembalikan statusnya sebagai anak dan Ia juga memberikan hak kepadanya untuk tinggal di dalam rumah-Nya. 

"Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia." LUKAS 15 : 25-28

Tipe anak sulung adalah tipe yang dimiliki oleh para ahli taurat, orang yang ingin menerima keselamatan, tetapi ketika melihat orang lain menerima keselamatan itu, ia marah. Sifat seperti ini tidak boleh melekat di dalam diri kita. Kendati tidak baik, sifat seperti ini pasti dimiliki sebagian orang yang ada di lingkungan kita. Orang yang mau kembali kepada Allah perlu menutup telinga dari orang-orang yang tipenya seperti para ahli taurat (anak sulung) yang menghambat pertobatan seseorang. Tatkala seseorang mencemooh pertobatan kita, jangan termakan cemoohan itu. Tetapkan langkah untuk terus di dalam pertobatan. Selain itu, cemoohan atau tekanan tersebut merupakan salah satu konsekuensi dari dosa yang harus kita tanggung. Sebagai orang yang sadar akan dosa dan mau kembali kepada Bapa, kita harus memiliki kerelaan untuk menanggung segala resiko. 

"Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah Firman TUHAN ALLAH, "AKU akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan Firman TUHAN. Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari Firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya." Amos 8 : 11-12

Sebelumnya telah dibahas bahwa sepatu yang dikenakan oleh si bungsu menggambarkan Firman merupakan landasan yang utama bagi seseorang untuk mengalami pertobatan. Tetapi ada waktunya Firman itu tidak akan ada lagi di bumi ini, sehingga lenyap pulalah kesempatan bertobat. Mungkin ketika mendengar pernyataan ini banyak yang beranggapan bahwa jika hal ini terjadi berarti kiamat segera datang. Maksud ayat ini dapat juga terjadi ketika manusia sudah habis masa hidupnya di muka bumi ini, maka kesempatan baginya untuk bertobat pun sudah habis. Itulah sebabnya pergunakanlah kesempatan yang ada untuk bertobat, selama kita masih hidup.
Cepatlah kembali kepada Bapa ketika kita menyadari dosa yang telah kita lakukan. Sebab jika waktunya tiba, kita tidak memiliki kesempatan lagi. Bila saat itu posisi kita sedang jauh dari Bapa, maka hidup kita akan selamanya berada dalam neraka. Tetapi jika sejak sekarang ini kita selalu berusaha untuk tetap ada di dalam rumah Bapa, kita akan dibenarkan di hadapan Allah, memiliki kuasa sebagai anak Allah dan perjalanan kita semakin teguh di dalam Firman Tuhan.


Tuhan Yesus memberkati!!!

Kamis, 24 Desember 2015

Arti Natal yang Sesungguhnya

Tiap orang mempunyai makna natal yang berbeda-beda. Apakah sebenarnya makna natal bagi kita orang yang percaya?

 Setiap orang memaknai arti cinta dalam makna yang berbeda-beda tapi ada satu kata yang selalu kita ingat ketika menyebutkan kata cinta, yaitu pengorbanan. Lalu apa yang dimaksud dengan pengorbanan ? Pengorbanan adalah suatu tindakan yang kita lakukan dengan atau tanpa diketahui orang tersebut untuk membuat mereka merasa bahagia tanpa mengharapkan timbal balik. Sehingga sangat wajar jika perasaan tanpa memiliki hati yang rela berkorban tidak bisa kita sebut sebagai cinta.

Apapun pasti akan kita lakukan untuk membuat orang yang kita cintai bahagia tanpa memperdulikan apakah hal tersebut akan menguntungkan atau merugikan bagi diri kita sendiri. Hal ini yang dilakukan oleh Tuhan Yesus 2000 tahun yang lalu, Dia datang ke bumi untuk melepaskan belenggu dosa yang mengikat manusia dan memperbaiki hubungan kita dengan-Nya walaupun Dia sudah mengetahui secara pasti rasa sakit atas penolakan, hinaan dan siksaan yang Dia akan dialami selama berada di dunia. Semua itu Tuhan lakukan karena sangat mencintai manusia, Dia tidak ingin kita masuk ke dalam hukuman yang kekal, yaitu neraka. 

Lalu kenapa Tuhan menciptakan neraka, jika Tuhan tidak mau manusia masuk ke dalamnya ? Tidak pernah terpikir sedikit pun oleh Tuhan ketika Tuhan menciptakan Adam dan Hawa untuk manusia masuk ke dalam neraka karena sebenarnya Tuhan ciptakan untuk menghukum Lusifer dan para malaikat yang memberontak di surga. Namun ketika manusia jatuh ke dalam dosa dan Tuhan adalah Allah Maha Adil dan Allah Maha Kasih, Tuhan harus bersikap adil untuk tetap menghukum manusia, karena itu Tuhan rela untuk meninggalkan segala kenyaman-Nya lalu datang ke dalam dunia menjadi seorang manusia untuk menggantikan posisi kita untuk menanggung hukuman yang seharusnya kita dapatkan. Sehingga atas pengorbanan-Nya kita terbebas dari belenggu dosa dan kita memiliki kesempatan untuk bisa tinggal bersama-sama dengan-Nya di surga.

Di atas adalah sepintas tentang pengorbanan yang Tuhan lakukan untuk kita dan pada tanggal 25 Desember ini ada momen spesial yang sudah kita tunggu-tunggu. Kita akan memperingati hari kelahiran Tuhan Yesus ke dalam  dunia atau yang lebih dikenal dengan sebutan Natal. Apa yang terlintas dalam benak kalian jika mendengar kata “Natal” ? Berkumpul dengan keluarga, bertukar hadiah, big sale chistmast di mal-mall, liburan akhir tahun atau kalian membayangkan bonus akhir tahun ? 

Terlepas dari itu semua kita harus benar-benar memaknai arti natal sesungguhnya, karena di momen ini kita mengetahui seberapa besar pengorbanan yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Namun permasalahannya banyak dari kita yang menganggap Natal sebagai perayaan tahunan yang biasa saja, disinilah kita harus merubah pola pikir kita. Natal bukan hanya sekedar perayaan dengan datang ke gereja karena Natal adalah hari peringatan atas kelahiran Raja diatas segala Raja, yaitu Tuhan Yesus.

Lalu, hal apa yang bisa kita lakukan untuk memaknai pengorbanan Tuhan di momen kelahiran-Nya ?


Memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan

Banyak hal yang bisa membuat kita kehilangan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan dan melakukan perbuatan yang menyakit-Nya, sebagai contoh: Masalah, zona nyaman, kesuksesan, pekerjaan, sekolah, pacar, dll. Semua hal itu membuat kita menjauh dari Tuhan, kasih mula-mula yang kita miliki mulai tergerus. Jika hal ini mulai terjadi ingatlah betapa Tuhan mencintai kita dan telah membuktikan cinta-Nya dengan lahir di dunia untuk menebus semua dosa-dosa kita, sehingga sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk terus melekat didalam-Nya. Di momen natal ini merupakan momen yang tepat untuk kita memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan, perbaharui komitmen-komitmen sebagai anak-anak Kristus.


Membuat target baru dalam bidang rohani dan menjadi berkat

Setelah kita memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan, alangkah baiknya jika kita membuat target-target baru untuk meningkatkan kualitas kehidupan rohani kita. 

Sebagai contoh:

Menemukan panggilan hidup, sangat penting bagi kita menemukan panggilan hidup kita karena dari sana kita bisa menjadi berkat bagi orang-orang disekitar kita dan terus bertumbuh hingga menjadi anak-anak Tuhan yang dewasa.

Menemukan talenta yang kita miliki, talenta adalah anugrah yang Tuhan berikan kepada kita, berkembang atau tidak berkembang talenta adalah pilihan kita masing-masing. Melalui talenta yang kita miliki inilah Tuhan ingin berkarya di dalam-Nya untuk memberkati orang lain maupun memberkati diri kita.

            Memang Tuhan tidak pernah menuntut kita untuk membalas kebaikan-Nya, namun kita harus menyadari apa yang sudah menjadi tugas kita sebagai anak-anak-Nya, yaitu tidak menyia-yiakan pengorbanan-Nya. Kedua tindakan di atas adalah sedikit contoh yang bisa kita lakukan untuk tidak menyia-yiakan pengorbanan-Nya dan memaknai momen natal lebih lagi. Mari kita berlomba-lomba untuk menjadi anak-anak Tuhan yang penuh dengan kemenangan dan mencapai garis akhir perlombaan. Selamat memaknai hari kelahiran Tuhan.


Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” 2 Timotius 4:7


"Semoga Natal yang kita rayakan takkan pernah kehilangan makna, mari kita menjadi pembawa cinta kasih, damai dan terang bagi dunia. 

Selamat Natal, semoga kehidupan kita dan keluarga selalu dipenuhi dengan cinta dan damai."

Tuhan Yesus memberkati!!!

Selasa, 22 Desember 2015

Single?? Santai aja

Hari, minggu, bulan dan tahun rasanya cepet banget berlalu. Saya sendiri belakangan ini suka mikir, “Haaah, uda umur segini?”. Rasanya baru kemarin jadi anak-anak, sekarang sudah menginjak usia 31. Rasanya bener-bener nggak nyangka kalau saya sudah sematang ini.

Dulu saya pernah berpikir, usia yang ideal untuk berumah tangga adalah di angka 27. Pasti setiap dari kita punya usia ideal untuk menikah. Tapi rupanya apa yang ideal buat kita belum tentu ideal buat Tuhan. Yang pasti sih, saya percaya kalau waktunya Tuhan adalah yang terbaik. Kalau sampai sekarang kamu dan saya masih single, tentu Tuhan punya tujuan. Dalam hal ini, tugas kita adalah menjalani bagian kita supaya tujuan itu bisa tercapai. Apa bagian kita? Receiving and enjoying God’s love every day adalah salah satunya.

Kenapa? Kalau setiap kita yang single tidak punya pengalaman ini, hari-harinya pasti akan terasa hampa. Selain itu, kita juga akan merasa kekurangan cinta, tidak merasa utuh dan puas. Kita akan berkutat dengan menyesali masa single kita. Kita jadi tidak bisa menangkap apa yang jadi maunya Tuhan. 
Bisa saja kita berhasil mencapai ini itu, tapi belum tentu kita maksimal di mata Tuhan.
Kalau kita menikmati Tuhan sebagai Kekasih Jiwa kita, maka hidup kita akan maksimal. Hari-hari kita akan indah, karena memang kita sudah punya apa yang paling kita butuhkan, kasih Tuhan. Bayangin aja, setiap hari kita punya pengalaman seru bersama Kekasih Jiwa kita ini; perhatian-Nya dalam hal-hal kecil, pertolongan yang tidak terduga, kejutan-kejutan manis dari-Nya, tangan-Nya yang menuntun kita, dan bentuk-bentuk ekspresi kasih lainnya. Bagaimana mungkin kita masih akan merasa “kurang”? Kita akan dipuaskan oleh kasih-Nya.
Tuhan sendiri ingin mencurahkan kasih-Nya pada kita. Ia rindu setiap kita para single menikmati kasih ini. Untuk memperolehnya, ada hal-hal yang perlu kita lakukan. Yuk, kita lihat apa saja...

Start your day with Him
Hal apa yang kamu lakukan pertama kali di pagi hari? Seperti apa kamu memulai hari akan menentukan bagaimana hari itu akan berjalan. Sebelum bertemu dengan orang lain dan mengalami banyak hal, putuskan untuk bertemu dengan Tuhan lebih dulu.
“Oh, saya tiap hari memang sudah melakukan ini!”, kalau ini respon kamu, coba pastikan lagi bahwa apa yang kita lakukan bukan karena didorong kedisiplinan, tapi karena kerinduan kita kepadaTuhan. Disinilah momen untuk Tuhan mengisi cawan hati kita. Pastikan di waktu spesial ini kita ketemu Tuhan lewat penyembahan, doa, dan firman.

"Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami besorak sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami" Mazmur 90:14

Walking with God throughout the day
Ajak Tuhan untuk terlibat dalam setiap hal yang kita lakukan. Bangun komunikasi sama Tuhan. Kita bisa ajak ngobrol Tuhan dalam hati, dengar musik rohani, atau waktu lagi di jalan kita bisa menikmati keindahan Tuhan lewat langit yang cerah, angin sepoi-sepoi, pohon yang hijau – daripada bengong atau ngedumel karena macet. Belajar untuk melihat Tuhan lewat setiap hal kecil di hidup kita. Waktu lagi sibuk, kadang kita perlu berhenti sejenak, tutup mata dan berbisik ke Tuhan. Katakan sesuatu dari hatimu ke Tuhan. Dari sini kita akan bisa merasakan kasih itu, bahwa Ia Tuhan kita, menyertai kita, dan kita dikasihi!

"Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu". Mazmur 63:3-5

Get rid of all the lies
Iblis adalah bapa segala pendusta. Ada banyak dusta yang ingin ia tanam supaya kita gak bisa menerima dan menikmati kasih Tuhan. Salah satu dusta Iblis adalah ada banyak hal selain Tuhan yang kita bisa kita andalkan untuk memberi rasa aman, penghiburan, kekuatan. Bentuknya bisa lewat pekerjaan, pasangan, uang, makanan, kekuasaan dan sebagainya. Keinginan-keinginan yang ada di hati kita bisa jadi indikasinya.
Contohnya: obsesi berlebihan dalam hal pekerjaan karena ingin mendongkrak status, keinginan yang berlebihan untuk bersama seseorang.
Pokoknya waktu kita merindukan sesuatu lebih daripada Tuhan, lalu tidak pernah merasa cukup, harus hati-hati loh! Ini adalah hal yang bisa membuat indera rohani kita menjadi tumpul.

"Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi" Mazmur 73:25

Have a heart of satisfaction
Apapun proses kehidupan yang kita hadapi, ada satu hal yang perlu kita kembangkan, “hati yang puas”. Banyak para single yang tidak menikmati masa single-nya.
Padahal waktu kita punya hati yang puas, kita akan lebih peka untuk menerima dan menikmati kasih Tuhan. Nikmati setiap momen yang ada, dan hidup ini akan jadi petualangan yang penuh damai. Waktu lagi berlibur dengan keluarga, nikmati betul momen tersebut, karena ada masanya saat tersebut akan jadi kenangan. Waktu merasa capek dengan segudang aktifitas, syukuri! Karena tidak selamanya kita punya waktu atau kesempatan seleluasa saat ini.
Dalam segala situasi dan kondisi apapun, putuskan untuk merasa puas dengan Yesus dan miliki damai sejahtera-Nya. Sampaikan terima kasih-mu ke Tuhan untuk semua hal yang Ia beri, dan katakan “Aku puas!”.

"Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali" Mazmur 103:5


Sekarang, coba kita tanya ke diri kita masing-masing.
Bersediakah aku menerima kasih-Nya? Pikiran kita mungkin mengakui, ya Allah mengasihi aku. Kita tahu Ia mengasihi kita, tapi kita tidak menerimanya; kita tidak sungguh-sungguh mengijinkan Tuhan mengasihi kita. Kita tidak mengusahakannya. Padahal, setiap detik, menit, dan jam adalah kesempatan untuk kita mengalami Tuhan. Ia ingin mencurahkan kasih-Nya karena Ia tahu kebahagian kita bukan terletak pada status, materi, situasi tertentu, tapi pada saat kita mengalami Tuhan, puas menerima dan menikmati kasih-Nya. 

Ia menawarkan kepada kita rasa aman, keyakinan,dan identitas sejati.
Ia ingin mengasihi dan melindungi kita. Maukah kita menerima dan menikmatinya?


Tuhan Yesus memberkati!!!

Rabu, 16 Desember 2015

Ketika Tuhan masih berkenan mendengarkan kita!!

Namanya juga penyesalan selamanya tdk pernah dtg lbh dulu, tapi penyesalan slalu dtg belakangan. Demikian jg dgn pintu keselamatan yg disediakan Tuhan buat manusia, saat pintu anugerah Tuhan msh terbuka, marilah kita pakai kesempatan ini sebaik-baiknya utk mendapatkan keselamatan itu, baik untuk diri kita sendiri, maupun untuk orang-orang disekeliling kita. Sbab jika kita tdk menggunakan kesempatan emas ini, kita tdk tau apakah kita masih punya kesempatan untuk memperoleh keselamatan ini.

Krn itu, ketika Tuhan msh berkenan mendengarkan kita, marilah kita cepat-cepat meraih kesempatan ini utk mendapatkan kebenaran dlm menyelamatkan bangsa & negara dan juga untuk membersihkan dosa umat manusia di bumi. Tuhan masih mau menyelamatkan manusia: "Sebab Allah berfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan itu." (2 Korintus 6:2).

Mau tdk mau, kita hrs terjun memerangi dosa dgn doa yg digerakkan oleh Roh Kudus agar manusia sadar akan dosanya, sbab wkt kedatangan Tuhan Yesus yg kedua kalinya sdh sangat amat dekat. Ayo kita sama-sama berjuang mencapai destiny kita, bergandengan tangan menunaikan amanat agung yg diberikan pada kita. Krn sdh saatnya kita bersatu merebut jiwa-jiwa yang akan terhilang. Berjuta-juta manusia akan diselamatkan, mereka yg msh berada di persimpangan jln & dalam lembah penentuan. "Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan!" (Yoel 3:14)

Ayo kita kurangi hal-hal yg tdk berguna, sperti pembicaraan & gurauan yg sia-sia, sisihkan wkt utk melakukan pekerjaan Tuhan. Doronglah gereja Tuhan, yaitu kita semua utk bersemangat kembali penuh dgn urapan Roh Kudus untuk mengabarkan kabar keselamatan dari Yesus Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati!!!

Sabtu, 12 Desember 2015

Prayer Warrior


"PENDOA SYAFAAT DAN PEPERANGAN ROHANI MERUPAKAN DUA HAL YANG TIDAK TERPISAHKAN. PANGGILAN SEBAGAI PENDOA SYAFAAT MENUNTUT KITA UNTUK BERPERANG MERUBAH IKLIM ROHANI YANG TELAH DIPENGARUHI IBLIS UNTUK MENYESATKAN PANDANGAN ORANG TERHADAP KEBENARAN."

Sejak awal peperangan rohani sudah dimulai di alam roh. Para malaikat diciptakan juga untuk melakukan fungsi berperang, dan peperangan yang pertama terjadi di sorga antara malaikat pimpinan Mikhael dengan Lucifer dan pengikutnya. Mikhael dan bala tentaranya tampil melawan Lucifer bukan dalam situasi yang santai dan lembut seperti banyak pendoa syafaat melakukannya. Tidak! mereka fighting each other, berkelahi dengan dahsyat untuk mencapai target kemenangan, dan Mikhael menang. Prinsip ini menjadi demikian penting bagi manusia Perjanjian Baru, ketika Yeshua Hamasiah sudah merebut kemenangan melalui kebangkitan-Nya dari kematian 2000 tahun yang lalu sehingga kemenangan itu telah tersedia bagi kita, tinggal bagaimana kita mengambilnya menjadi milik kita dan itu berarti berhadapan dengan Iblis yang selalu berusaha mencurinya. Para pendoa syafaat di akhir zaman harus maju ke medan perang dengan tujuan untuk menang. Jika tidak demikian, kita telah kalah bahkan sebelum peperangan dimulai. Perintah Tuhan sudah jelas untuk merebut kemenangan, karena kita sudah didesign sebagai umat pemenang, yang dalam pengertian lain dikatakan sebagai "umat penakluk".

Pihak militer Amerika terjun di medan perang Vietnam tanpa perintah yang jelas untuk menang, sebab itu mereka tidak pernah menyatakan dirinya sebagai pemenang. Sangat berbeda dengan perang Teluk 1991 dimana mereka mulai dengan suatu sikap seorang pemenang. "Kami akan menang, kami akan melakukan apapun juga dan tidak akan mundur sampai kami menang", kata Jenderal Norman Schwarzkopf, panglima tentara multinasional. Itu suatu contoh dari peperangan fisik, tetapi prinsip yang sama sebenarnya terjadi di dalam peperangan rohani. Kita harus masuk ke dalam peperangan dengan suatu tujuan/target yang pasti yaitu bertempur hingga akhir dan menang. Korban darah Kristus dan peristiwa kemenangannya 2000 tahun yang lalu adalah jaminan dari kemenangan umat-Nya. Kalau ada orang Kristen yang hidupnya terus-menerus kalah, itu karena mereka tidak pernah maju ke medan perang untuk merebut kemenangan yang Yesus sudah berikan. Atau mereka maju ke medan perang tetapi tidak sungguh-sungguh berperang sehingga pihak musuh terus-menerus memperoleh kesempatan untuk menang dengan membuat kerusakan-kerusakan dalam hidup mereka. Atau mereka maju berperang tanpa pengetahuan tentang musuh, tanpa pengetahuan tentang kehendak Tuhan dan tanpa pengetahuan tentang fungsi dan panggilan, itu juga sangat berbahaya.

Kita bisa lihat disekitar kita masih begitu banyak orang kalah dan menyerah kepada tekanan-tekanan Iblis. Masalah ekonomi, rumah tangga, keluarga, sakit penyakit, dan seterusnya, menjadi sarana Iblis untuk menyebar kerusakannya tanpa perlawanan. Terkadang mereka bicara banyak, sok rohani tetapi dalam peperangan mereka tidak melakukan apa-apa sehingga musuh terus-menerus memperoleh kesempatan untuk menang dan menginjak-injak mereka. Ini sangat menyedihkan. Sesungguhnya, pada hari-hari terakhir dihadapan kita ini orang Kristen harus masuk ke medan perang bila ingin survive sebagai umat yang dibanggakanNya. Pekerjaan-pekerjaan Iblis harus dihentikan di dalam kehidupan kita, dan kita sudah mendapat perintah yang jelas untuk menang.

Sudah berabad-abad komunitas gereja Tuhan menjadi bulan-bulanan Iblis. Walaupun selalu mengalami hal-hal yang supranatural mereka tidak mengalami banyak kemajuan karena hanya berputar-putar di dalam dunia yang dibatas oleh doktrin, dogma, dan organisasi manusia, ditambah lagi tradisi dan legalisme yang kaku. Dan bukan bertindak sebagai penjaga dan memelihara apa yang telah ada pada mereka, bukan merampas semua hak yang telah diberikan Yesus kepada umatNya dari Iblis si pencuri. Tetapi Puji Nama Tuhan, di akhir zaman ini Ia telah membangkitkan generasi yang bukan hanya berpengetahuan dan beriman tetapi juga bertindak, yang mengerti bagaimana caranya berperang, menyerang, dan menang.

Di saat Tuhan memerlukan gereja-Nya untuk melakukan perubahan-perubahan absolut di dalam kehidupan manusia, Ia selalu mempersiapkan dan memperlengkapi sebuah generasi pahlawan.

Dan kita adalah bagian dari generasi itu, dimana Tuhan sendiri mengajar dan melatih kita untuk masuk dalam peperangan akhir zaman.

"…maksudnya hanyalah supaya keturunan-keturunan orang Israel yang tidak mengenal perang yang sudah-sudah, dilatih berperang oleh TUHAN" Hakim-hakim 3:2

Di dalam "King James Version" terjemahannya adalah bahwa Tuhan membiarkan mereka untuk "diajar berperang", "to teach them war". Tuhan ingin umatNya terlatih untuk perang dan mengenal strategi dan tipu daya musuh.

Banyak orang berpikir bahwa sekarang ini adalah masa damai. Itu tidak benar. Saat ini gereja sedang berperang bagi bangsa-bangsa di dunia. Dan saat ini sampai tiba kesudahannya tidak ada masa damai, kalau adapun itu damai palsu. Jika Tuhan telah memperingatkan umatNya di dalam perjanjian lama untuk tetap siap berperang, maka alangkah lebih seriusnya lagi keadaan di akhir zaman ini. Generasi ini harus terlatih untuk berperang sehingga Tuhan dapat memenuhi dan menyempurnakan rencana-rencana dan tujuan-tujuanNya atas kita semua generasi terakhir, sebagai generasi yang melengkapi kemenangan Yesus.

PEPERANGAN DI ALAM ROH
Tuhan memilih kita untuk menjadi prajurit-prajuritNya (2 Timotius 2:3-4). Ini bukan pilihan untuk menjadi sukarelawan atau untuk memilih tidak ikut. Setiap orang yang mengaku Kristen sebenarnya adalah prajuri-prajurit Kerajaan Tuhan. Dan setiap prajurit harus bertindak sebagaimana seorang prajurit. Kita belum benar-benar menjadi pengikut Kristus bila kita belum atau menolak kewajiban kita untuk berperang. Tubuh Kristus, gereja Tuhan, harus melakukan serangan-serangan untuk menduduki wilayah di berbagai bangsa untuk kepentingan Kerajaan Tuhan.

Ini bukan berarti kita diutus untuk melanjutkan kolonialisme dan penjajahan atas negeri-negeri secara jasmani, bukan! Karena kita tidak berperang melawan manusia dalam arti fisik. Peperangan kita adalah di dalam alam roh (Efesus 6:12). Kekerasan rohani tidak ada hubungannya dengan kekerasan atau penganiayaan secara fisik walaupun hasil dari peperangan rohani berwujud secara fisik (prinsip dasar hukum roh). Peperangan rohani adalah peperangan melawan kegelapan rohani dunia ini, menghancurkan pekerjaan musuh atas umat Tuhan dan meruntuhkan benteng-benteng dan kubu-kubu yang dibangun Iblis untuk menghalangi orang datang kepada Yesus.

Sangatlah penting untuk mengerti bahwa peperangan rohani mempunyai tujuan-tujuan kepada penggenapan rancangan Tuhan atas manusia. Untuk itu Tuhan memanggil para pejuangNya untuk bertarung sampai kesudahannya di dalam pertempuran yang diperintahkanNya, sebagai rekan sekerja Tuhan. Setiap orang Kristen hari ini, sebenarnya mempunyai pemecahan masalahnya, apapun itu. Kuasa untuk hidup berkemenangan, kuasa untuk menjangkau dunia, untuk membebaskan masyarakat dan bangsa-bangsa dari belenggu Iblis. Kuasa itu ada pada kita. Kita dipanggil untuk menjadi pejuang, dan pejuang yang sukses harus belajar berperang setelah kita diperlengkapi dengan senjata Tuhan dan otoritas kuasa Roh Kudus. Kita diciptakan untuk bergerak aktif menghancurkan hal-hal yang menghambat atau merusak Kerajaan Tuhan di muka bumi ini.

Kita tidak bisa bersikap netral di zaman yang hampir selesai ini. Tetapi masih banyak orang Kristen yang hidup takut akan musuh. Mereka benar-benar ketakutan akan apa yang dilakukan Iblis terhadap mereka. Kitab Suci tidak pernah menganjurkan ketakutan semacam itu. Kita tidak akan menemukan satupun firman Tuhan yang mengatakan bahwa kita harus takut melakukan peperangan rohani melawan semua kuasa kegelapan. Sebaliknya, lebih dari 300 kali firman Tuhan mengatakan: "JANGAN TAKUT". Iblis memang senang mendatangkan ketakutan, dan ketakutan ini akan berkembang kalau kita tidak berada dalam posisi dekat dengan Tuhan sehingga kita dapat berpegang kepada Dia, dan mengatakan: "Aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku" (Mazmur 23:4 ; Ibrani 2:14-15).

MANIFESTASI KUASA KEGELAPAN
Mungkin sebaiknya kita melihat bagaimana musuh kita bekerja. Jelas mereka sangat aktif dan sangat agresif, tidak kenal istirahat, dan sangat terfokus. Aktivitas atau gerakan Iblis meningkat menuju klimaks-nya di zaman akhir ini. Para pengikutnya semakin berani dan terang-terangan mendemonstrasikan kuasa kegelapan mereka dimuka umum. Tanggal 14 Maret 1970, sebagai contoh, seorang wanita muda yang bekerja di sebuah kantor humas di New York, mengatur persiapan bagi seorang tukang sihir wanita Gipsy untuk tampil di Wall Street dekat persimpangan Broad Street di pusat kota Manhattan untuk mengucapkan mantera tentang vitalitas sex dan kekerasan diseluruh area Wall Street. Lokasi ini sangat terkenal diseluruh dunia, merupakan pusat bisnis internasional dimana sedikit saja goncangan terjadi akan memberi dampak atau akibat yang dirasakan secara dunia. Pada saatnya, pertunjukan dimulai, banyak orang mengerumuni tukang sihir itu, yang mengajak mereka semua untuk menyanyikan lagu yang kira-kira berbunyi: "Nyalakan api, warna merah adalah pembangkit nafsu". Kemudian mereka menyatukan suara mereka dalam mengucapkan mentera kuno, suatu rangkaian mantera untuk membangkitkan hawa nafsu sex, kekerasan, brutalisme, dan rasisme. Prosesi ritual ini berlangsung cukup lama dan melibatkan cukup banyak orang. Dan ketika jalinan mantera-mantera diucapkan maka kutukan demi kutukan menyebar keseluruh wilayah Wall Street. Pada tanggal 8 mei tukang sihir itu muncul lagi di Wall Street, hanya selama beberapa saat pada jam makan siang ia mempraktekkan sejenis ilmu gaib lagi disana.

"Mereka satukan suara mereka dalam mengucapkan mentera kuno, suatu mantera untuk membangkitkan hawa nafsu kejahatan dan kekerasan. Ketika mantera diucapkan, kutukan menyebar ke seluruh Wall Street"

Tidak beberapa lama kemudian, sejarah Amerika mencatat, Wall Street menjadi tempat kerusuhan massal yang menelan korban jiwa dan kerusakan yang sangat besar dan memberi pengaruh yang sangat luas. Manusia-manusia dipengaruhi oleh nafsu merusak, merampok, menjarah, memperkosa, bahkan membunuh. Pertikaian rasial menyulut reaksi internasional, pusat keuangan dunia ini lumpuh total dan akibatnya meluas sampai ke bagian dunia manapun. Krisis keuangan melanda seluruh dunia, terjadi kegoncangan ekonomi dunia dan membutuhkan waktu, kerja keras, dan dana yang sangat besar untuk memulihkannya seperti sediakala. Dari seorang dukun sihir yang bekerja, kekuatan roh territorial bergerak memberi dampak sosial ekonomi bahkan politik yang sangat mengejutkan siapapun.

Apa yang kita lihat dalam peristiwa Wall Street itu hanya satu bagian dari pekerjaan Iblis melalui tukang-tukang sihir Gipsy-nya. Dan dalam berbagai peristiwa-peristiwa dunia lainnya kita akan dapat mengidentifikasikan kehadiran kerajaan setan yang berperan di dalamnya. Setan-setan sangat agresif memerangi Kerajaan Tuhan. Mereka tahu bahwa mereka sudah kalah oleh Yeshua Hamasiah, tetapi mereka tidak mau masuk neraka sendirian, mereka ingin menyeret sebanyak mungkin manusia bersamanya. Mereka sangat giat menyebar kutuk, kerusuhan, perpecahan, sadisme, obat bius, dan terlalu banyak untuk disebutkan satu-persatu, baik itu terjadi di dalam lingkup kehidupan yang kecil sampai dengan tingkat territorial dan wilayah bangsa-bangsa sebagaimana yang terjadi di Wall Street. Mereka bergerak di dalam semua area kehidupan manusia diseluruh dunia, Iblis telah mengirimkan utusannya kepada bangsa-bangsa. Kalau gereja Tuhan dan para pendoa syafaatnya masih bersikap pasif seperti kebanyakan gereja saat ini, ini sungguh mengherankan dan sangat tidak masuk akal.

MENYATAKAN KEMENANGAN
Mungkin kurang lengkap bila kita tidak melihat bagaimana kuasa doa bekerja. "Doa orang benar, yang apabila dengan yakin di doakan, besar kuasanya" (Yakobus 5:16). Ini dibuktikan juga oleh sejarah. Tahun demi tahun ratusan bahkan ribuan orang Kristen berdoa disepanjang "Tembok Berlin" di Jerman. Tembok yang memisahkan kota Berlin menjadi dua ini bukan hanya sekedar tembok, tetapi inilah lambang dari kekuatan super power dunia, yaitu Uni Soviet. Setiap saat ada yang berdoa dengan menumpang tangan ke tembok beton tersebut (bagian barat) melakukan prophetic action, melepaskan roh nubuatan mengenai robohnya cengkeraman kuasa kerajaan setan melalui ideologi komunisme, dan menyatakan kemenangan kerajaan Tuhan dengan iman.

Waktu demi waktu berlalu, cawan doa di sorga semakin penuh dan semakin penuh. Malaikatpun bersiap mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dianggap mustahil oleh manusia. Para pendoa syafaat sudah berdiri, landasan iman sudah dinyatakan, cawan doa sudah penuh dan siap ditumpahkan, dan Tuhan segera melakukan bagianNya. Runtuhlah negara Super Power dunia, Uni Soviet, sorga bergerak dan tidak ada satu kekuatanpun sanggup menghalangi. Dan "tembok Yerikho" di Berlin runtuh, benteng pemisah dirobohkan, dan sorak-sorai kemenangan naik sampai ke sorga dari seluruh bagian dunia. Satu system anti Tuhan, komunisme, Marxisme, Leninisme, telah dikalahkan. Doa orang benar apabila dengan yakin didoakan (dengan iman yang mengalahkan dunia), sungguh besar kuasanya. Satu bagian dari kekuatan anti Tuhan, Babel Besar, sudah dirobohkan. Dan nilai dari kuasa dahsyat Tuhan ini jauh lebih besar dari apa yang kerajaan setan lakukan di Wall Street, jauh lebih besar!

Itu contoh yang membuktikan bagaimana kuasa doa bekerja, dan banyak hal yang sudah dikerjakan Tuhan melalui para pendoaNya di muka bumi ini dari zaman ke zaman. Sebut saja tersebarnya berita Injil keseluruh penjuru dunia, juga penyempurnaan "panggilan" yang dilakukan Tuhan atas gerejaNya, mujizat kesembuhan dan pernyataan kuasa lainnya. Semua itu adalah pekerjaan-pekerjaan yang luar biasa dahsyat, yang mungkin tidak pernah diperhitungkan manusia. Kuncinya adalah para pendoa syafaat yang berfungsi.

Tuhan tidak bekerja sendiri, Ia membutuhkan partner yang bergerak dalam iman dan menyatakan kemenangan, yang menjadi landasan Tuhan bekerja. Tanpa iman Tuhan tidak mungkin bekerja, karena "segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa" (Roma 14:23). Tuhan tidak bergerak di dalam sesuatu yang dosa. Para pendoa syafaat perlu sadari ini dan melakukan perannya sebagai partner kerja Tuhan diatas muka bumi ini. "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:20). Tuhan menyertai, berarti Tuhan tidak bekerja sendiri, dia menyertai kita bekerja, dan bersama penyertaan Tuhan kita bekerja melakukan hal-hal besar. "Ällah turut bekerja dalam segala sesuatu…" (Roma 8:28). Tuhan bekerja bersama-sama kita, itu janjinya. Dia tidak bekerja sendiri karena beberapa hal yang mengikat diri-Nya demi kesempurnaan manusia, antara lain Ia terikat oleh hukum-hukum firmanNya sendiri. Dia setia, karena Dia tidak dapat menyangkali diriNya" (2 Timotius 2:13). Diri-Nya adalah Firman (Yohanes 1:1). Dengan pengertian ini, umat Tuhan, khususnya para pendoa syafaat, akan semakin mengerti peran yang sesungguhnya untuk menghadirkan kehendak Tuhan di muka bumi ini melalui doa-doa syafaat dan tindakan-tindakan profetik, sampai waktunya selesai. Itu tugas para pendoa syafaat.

PEPERANGAN KITA
Roh-roh setan mengikat bangsa-bangsa dan mengontrol setiap individu yang tidak mengenal Tuhan, bahkan berusaha menghancurkan iman orang-orang percaya dan gereja Tuhan. Mereka masuk seperti maling untuk mencuri jiwa-jiwa milik Kerajaan Tuhan. Kita berada di dalam medan peperangan! dan Yesus MENGHARAPKAN dan MEMERINTAHKAN setiap orang untuk mengambil bagian dalam peperangan ini di dalam namaNya, di dalam otoritas kerajaan dan kuasa kebangkitanNya.

"Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh" Markus 16:17-18

Tanda-tanda itu "AKAN MENYERTAI ORANG-ORANG PERCAYA". Artinya Yesus memberikan kuasa kepada kita semua, bukan si A si B si C saja, tapi SEMUA orang percaya, yaitu jika kita meresponi firmanNya dan menjalani prosedurNya. Ketika kita menjadi orang Kristen lahir baru, secara otomatis kita masuk ke dalam medan peperangan. Tidak ada pilihan! Peperangan rohani dimulai dengan menyadari bahwa kita sudah ada ditengah-tengahnya ketika kita lahir baru. Tetapi peperangan rohani bukanlah suatu tujuan akhir, melainkan suatu sarana untuk mencapai tujuan akhir, kemenangan yang mutlak, yang sudah diberikan Yesus kepada kita. Kitab Suci memberikan pengertian bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam jasmani merupakan manifestasi atau dampak dari apa yang terjadi di alam roh. Kemenangan peperangan kita menghasilkan breaktrough di alam roh, yang pada akhirnya termanifestasi secara fisik. Doa-doa kita akan merubah keadaan yang tidak mungkin menjadi mungkin. Mustahil bagi manusia tetapi tidak mustahil bagi kita karena tidak pernah ada yang mustahil bagi Tuhan, dan kita ada bersama-sama Dia.

Kita dapat melihat di hari-hari terakhir ini dalam kehidupan sekuler kita. Keadaan ekonomi yang hancur, pemerintahan-pemerintahan yang cheos, hukum yang tidak adil, kita juga menyaksikan ledakan bom disekitar kita, bahkan mungkin di gereja kita. Keadaan ini menuntut kita untuk selalu waspada dan berjaga-jaga, dan bertekun di dalam doa peperangan. Yesus sudah menubuatkan apa yang seharusnya terjadi di akhir zaman. Dia sedang menantikan para pendoa syafaatNya bekerja optimal untuk menahan kekuatan-kekuatan Iblis atas gerejaNya.

Di alam roh, sumber dimana segala kuasa kegelapan berpusat, peperangan sedang terjadi antara setan-setan melawan kuasa doa peperangan umat Tuhan, dan "tanda-tanda" ajaib akan kita saksikan, bagaimana dahsyatnya ketika kuasa supranatural yang Elohim itu bekerja merubah keadaan dari kalah menjadi menang! Kita memang tidak mungkin meniadakan apa yang seharusnya terjadi menurut nubuatan Kitab Suci, tetapi kita dapat meniadakan apa yang seharusnya tidak terjadi di dalam kehidupan kita, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun dalam segala bidang kegiatan dan pelayanan kita. Tidak seharusnya anggota keluarga kita mati karena penyakit berbahaya atau karena kecelakaan, tidak seharusnya perusahaan atau usaha kita gulung tikar, tidak seharusnya gereja anda dihancurkan bom oleh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Tuhan tidak pernah merancangkan kecelakaan bagi kita, Tuhan kita bukan Tuhan sadis yang suka melihat umatNya menderita. Dia Tuhan yang penuh kasih, yang telah memberikan jaminan atas kemenangan umatNya melalui korban darah di kayu salib 2000 tahun yang lalu. Jadi bagaimana kita meraih setiap janji kemenangan itu?

Jawabannya ada pada pendoa syafaat yang berperang! Doa peperangan merupakan satu-satunya jalan menuju kemenangan. Doa peperangan merupakan kebutuhan mutlak di akhir zaman ini. Dengan doa peperangan kita menghancurkan dan menahan setiap kekuatan musuh oleh otoritas tertinggi di dalam nama Yesus Kristus, oleh kuasa kebangkitanNya, oleh kuasa perjanjianNya, oleh darahNya, oleh FirmanNya, dan oleh perkataan kesaksian, dan seterusnya. KerajaanNya melawan kerajaan Iblis dalam tingkat intensitas yang meninggi, itulah yang sebenarnya terjadi di hari-hari ini.

Dengan melakukan fungsi panggilan sebagai pendoa syafaat sebenarnya kita juga membentuk suatu perlindungan atas kehidupan pribadi. Prajurit Tuhan selalu menempati urutan pertama di dalam prioritas perlindungan dan pemeliharaan Tuhan. Saat kita melakukan pekerjaanNya di muka bumi ini, saat kita bertekun dalam doa peperangan dan tindakan profetik, adalah juga saatnya kita menerima perlindungan sempurna oleh otoritas dan kuasa Tuhan. Bagian kita hanyalah melakukan tugas meraih kemenangan bagi KerajaanNya, dan tetap hidup di dalam Dia. 

PANGGILAN DOA SYAFAAT
Tidak bisa tidak, pendoa syafaat mengambil bagian paling penting dalam gerakan peperangan rohani. The future belongs to the intercessor merupakan ungkapan yang sangat tepat. Pendoa syafaat adalah pejuang-pejuang di garis terdepan untuk masa depan. Di akhir zaman ini Tuhan memberikan perhatian yang lebih kepada pentingnya meresponi panggilanNya sebagai pendoa syafaat.

Dalam alkitab memberi banyak bukti tentang doa syafaat yang penuh kuasa. Abraham menjadi pendoa syafaat bagi Sodom dan Gomorah; Musa dibantu Harun dan Hur menjadi team pendoa syafaat yang menentukan kemenangan dalam peperangan bangsa Israel; Daniel menjadi pendoa syafaat bagi orang-orang Yahudi yang ada di dalam pembuangan di Babel; Nehemia menjadi pendoa syafaat bagi kota Yerusalem yang hancur; Ester menjadi pendoa syafaat bagi seluruh bangsa Yahudi di pembuangan, dan seterusnya. Doa syafaat selalu terjadi atas kehendak Tuhan yang berarti berdoa dengan tekun mengenai orang-orang, tempat-tempat, atau keadaan-keadaan tertentu. Itu berarti berdiri diatas tembok, itu berarti standing in the gap, berdiri dalam kesenjangan bagi orang lain, bukan hanya berdoa agar kebutuhan-kebutuhan terpenuhi melainkan berperang atas nama mereka untuk merebut apa yang dicuri Iblis. Tetapi masih sangat banyak orang salah mempersepsikan panggilan doa syafaat karena berbagai kekeliruan penafsiran sehingga pada akhirnya doa syafaat kehilangan kuasanya karena tidak sejalan dengan Roh Kudus & firman Tuhan.

Beberapa orang yang baru pulang dari seminar tentang doa syafaat sering merasa lebih hebat dari orang-orang kristen lainnya. Beberapa orang malah merasa lebih hebat dari pendeta-pendeta mereka karena sekarang mereka telah menjadi pendoa syafaat. Mereka beranggapan bahwa mereka berada di tingkat rohani yang lebih tinggi karena mereka memperoleh pengertian-pengertian yang lebih banyak dibanding orang lain. Mereka kembali ke gereja masing-masing dan mencoba merongrong otoritas gembala mereka. Secara umum mereka bukannya membantu pendeta di dalam doa tetapi mereka justru membuat rintangan dan batasan, bahkan mendikte gembalanya dengan kata Tuhan kata Tuhan. Kemudian diatas semua itu mereka berpikir bahwa merekalah yang seharusnya menjadi gembala. Merekalah yang pantas duduk di suatu jabatan kelembagaan, padahal mereka tidak dipanggil untuk duduk disitu. Bagaimana kekacauan seperti itu bisa terjadi di gereja Tuhan? Darimana kebodohan pendoa syafaat ini dimulai?

Banyak orang berpikir bahwa pemahaman mereka yang baru tentang suatu prinsip kekekalan Tuhan, termasuk tentang kuasa doa syafaat dalam peperangan rohani, adalah setara dengan perkembangan rohani pribadi. Sebenarnya hubungan antara pengetahuan dan kedewasaan rohani bukanlah seperti itu. Anda bisa saja memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang Kitab Suci, tetapi belum tentu anda menjadi dewasa rohani. Jika anda tidak menunjukkan adanya buah roh, buah pertobatan, buah kebenaran, buah kerajaan, dan juga kesetiaan dan ketaatan dalam melakukan perintah Tuhan, anda tidak lebih dewasa daripada mereka yang tidak memiliki pengetahuan. Pengetahuan tidak berarti kedewasaan rohani. Yang menentukan sejauh mana sesungguhnya kedewasaan anda ialah apa yang anda telah lakukan dengan pengetahuan yang anda ketahui itu.

Pengetahuan dan pengertian datang dari roh hikmat dan roh wahyu yang akan membawa kita kepada kedewasaan rohani yang akan terlihat dari perubahan sikap, perilaku, dan tindakan karena pengetahuan dan pengertian tersebut. Pengetahuan tentang peperangan rohani dan strateginya memang teramat penting dan mutlak diketahui oleh para pendoa syafaat. Dalam peperangan roh setiap ketidaktahuan akan membatasi bahkan membelenggu. Iblis bekerja dalam "kegelapan dan ketidak terlihatan". Kalau kita tidak mengetahui dan mengenalinya, maka kita berada dalam kebutaan dan ia akan leluasa bekerja atas kita karena. Pengetahuan tentang mereka memerdekakan kita dari tekanan dan pekerjaannya. Kitab Suci banyak membeberkan dan mengungkapkan tipu muslihat Iblis. Sebaiknya kita meluangkan waktu dan perhatian untuk memahami bagian kebenaran-kebenaran itu. Kebenaran tentang musuhpun dapat memerdekakan kita.

Bagi sebagian orang lain, belajar mengenai doa syafaat adalah belajar menemui atau mendekati Kebenaran. Tidak! - Karunia pemberian Tuhan atau panggilan Tuhan untuk suatu tugas tertentu sama sekali tidak membawa anda lebih dekat kepada Tuhan, yang adalah kebenaran itu sendiri. Karunia tidak menjadikan anda lebih dekat kepada Tuhan! Anda boleh punya 9 karunia utama lengkap, anda boleh punya sepuluh bahkan seratus telenta, tetapi kalau anda tidak memiliki hubungan secara pribadi dengan Tuhan, anda tidak mungkin dekat dengan Tuhan dan kebenaran-Nya. Doa syafaat adalah anugerah bagi mereka yang meresponi panggilanNya. Anda tidak perlu menjadi bangga dan merasa anda sudah lebih rohani daripada yang lain dengan menjadi pendoa syafaat. Semakin mulia panggilanNya semakin merendahkan hati orang yang meresponiNya. Semakin dekat dengan Tuhan dan kemuliaanNya semakin kita membuang semua kemuliaan diri sendiri.

Ada sebagian lain belajar mengenai doa syafaat karena melihat sesuatu hal yang menarik, kemudian mereka membuat berbagai anggapan dan penafsiran sendiri berdasarkan keinginan, kemauan, dan pengalaman mereka sendiri. Mereka sudah menempatkan diri mereka dalam suatu panggilan rohani yang tidak diperuntukkan bagi mereka. Hasilnya adalah masalah demi masalah terjadi di dalam gereja Tuhan. Timbul perpecahan karena sebagian orang mulai mengajar dan berkhotbah tentang jenis dan cara berdoa syafaat peperangan yang sama sekali tidak bersumber dari kebenaran. Pada akhir zaman ini, jika orang-orang Kristen tidak berhati-hati, mereka akan berjalan dalam panggilan dan pemilihan yang tidak berasal dari Tuhan. Roh kesesatan, persaingan, perpecahan akan mencengkram kehidupan mereka dan menarik mereka keluar dari jalur panggilan Tuhan. Pendoa syafaat merupakan jabatan pelayanan yang sungguh teramat mulia dihadapan Tuhan, walaupun sering tidak mendapat kehormatan yang layak dimata manusia. Tetapi posisi mulia ini telah sering dirusak oleh kepentingan dan ambisi manusia. Sehingga banyak komunitas gereja tidak memiliki team doa syafaat yang penuh kuasa. Akibatnya banyak jiwa yang belum terbebas dari pelenggu dosa dan keterikatan meskipun disekeliling mereka penuh dengan gereja yang beranggotakan ribuan jemaat yang menyatakan dirinya telah lahir baru. 

MELEPASKAN KUASA
Pendoa syafaat adalah partner Tuhan untuk pekerjaan-pekerjaanNya dimuka bumi ini. Dimasa perjanjian lama, kitab suci sudah memberi contoh melalui kehidupan doa Abraham, Musa, Daniel, Nehemia, Ester, dan seterusnya. Tetapi di ujung akhir zaman ini peran kita sebagai "partner" Tuhan lebih besar dan lebih penting lagi oleh sebab penutupan waktu manusia akan terjadi di zaman kita ini. Faktanya yang kita hadapi saat ini adalah kekuatan penuh barisan neraka menjelang mereka di eksekusi. Kuasa kegelapan sedang memakai mesin politik global babel untuk berusaha menggeser Firman Tuhan dari kehidupan kita bahkan dari gereja kita. Iblis sangat mengerti apa arti kuasa Firman Tuhan, satu-satunya yang membuat dia gemetar. Tanpa pengertian Firman orang kristen tidak mengenal kuasa Roh Kudus, yang adalah sumber bekerjanya segala otoritas spiritual gereja di alam roh. Firman dan kuasa, tanpa keduanya, kekristenan kita mati, dan ini banyak terjadi disekitar kita. Ini bukan suatu dilema sosial, ini adalah bagian dari strategi peperangan Iblis. Akibatnya banyak gereja yang bahkan berani menyatakan tidak ada kuasa supranatural Roh Kudus di zaman ini, tidak ada mujizat di zaman ini, tidak ada kesembuhan Ilahi di zaman ini, tidak ada pengurapan Ilahi di zaman ini, itu menyangkali kuasa Roh Kudus. "Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!" (2 Timotius 3:5).

Sudah saatnya sekarang kita semua memahami dengan jelas bahwa kita tidak dapat hidup berdasarkan doktrin, kita tidak dapat hidup berdasarkan kepercayaan denominasi kita, kita hanya dapat hidup berdasarkan HIDUP itu sendiri. "I am the way, the truth, and the LIFE" (Yohanes 14:6). Yesus Kristus adalah hidup kita.

Di dalam doa peperangan, melepaskan kuasa itu berarti mengkombinasikan paduan yang dahsyat antara KUASA FIRMAN TUHAN DAN KUASA ROH KUDUS di dalam OTORITAS KERAJAAN-NYA.
Perpaduan yang sama terjadi ketika Tuhan menciptakan bumi dan segala isinya. Itu juga harus menjadi modal utama kita dalam peperangan: Firman Tuhan yang diucapkan dengan kuasa Roh Kudus di dalam otoritas kerajaan. Doa-doa peperangan yang tidak keluar dari kedua unsur itu tidak akan pernah menghasilkan breaktrough di alam roh. Dan harap diingat bahwa peperangan kita kali ini merupakan perang habis-habisan di dalam periode akhir dari akhir zaman, mempertaruhkan berjuta-juta jiwa yang terhilang, mempertaruhkan semua aspek hidup orang kristen untuk sampai kepada penggenapan pengharapan Tuhan atas gerejaNya. Jalan harus dibuka, rintangan dan penghalang harus disingkirkan, dan segala aktivitas "dunia" harus dirobohkan. Perubahan-perubahan harus dinyatakan. Dan tidak ada perubahan sampai sesuatu berubah, dan tidak ada yang berubah tanpa pendoa syafaat yang berfungsi melepaskan kuasa perubahan di alam roh. (rp) 


"Panggilan kita sebagai pendoa syafaat adalah untuk berperang merubah iklim rohani yang telah dipengaruhi Iblis yang menyesatkan pandangan orang terhadap kebenaran. Kita merubah situasi-situasi dan kondisi-kondisi yang telah dikontrol Iblis untuk kepentingannya."

Jumat, 11 Desember 2015

Kunci Mengalami Pemulihan

“Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!” Mazmur 126:4

Kita harus percaya bahwa di dalam Tuhan ada berkat, pertolongan, kesembuhan dan juga pemulihan di segala aspek kehidupan kita. Tuhan Yesus sendiri berkata, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10:10b). namun untuk mengalami berkat dan pemulihan Tuhan ada syaratnya, sebagaimana yang disampaikan Tuhan kepada bangsa Israel,“dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Tawarikh 7:14).

Inilah yang Tuhan kehendaki untuk kita perbuat supaya beroleh pemulihan: 
1. Kita harus merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengakui dosa-dosa kita. 
Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa “…barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Matius 23:12). Merendahkan diri memiliki arti yang berbeda dari rendah diri atau minder. Merendahkan diri merupakan lawan kata dari meninggikan diri; merendahkan diri berarti membiarkan diri kita berada di tempat yang lebih rendah dari orang lain, di mana kita bersikap apa adanya, terbuka dengan kelemahan kita. Merendahkan diri di hadapan Tuhan berarti menyadari akan kekurangan, keterbatasan dan ketergantungan kita sepenuhnya kepada Tuhan; kita sadar bahwa di luar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5). Juga berarti menyadari akan keberadaan kita sebagai orang berdosa dan memohon pengampunan-Nya. Dan “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9). Merendahkan diri di hadapan Tuhan disebut pula sebagai orang yang rendah hati dan “……orang yang rendah hati dikasihani-Nya.” (Amsal 3:34). Oleh karena itu marilah kita berkata jujur kepada Tuhan, mengakui segala dosa dan pelanggaran yang telah kita perbuat, maka Dia akan mengampuni dan memulihkan kita.

Merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengakui dosa adalah awal menuju kepada pemulihan!
“Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku yang besar yang Kukirim ke antara kamu.” (Yoel 2:25)
Alkitab menyatakan bahwa jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk tidak pernah dipandang hina oleh Tuhan“Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” (Mazmur 51:19). Sebaliknya Tuhan sangat membenci orang yang suka meninggikan diri, angkuh dan sombong seperti yang diperbuat oleh seorang Farisi saat berdoa (Baca Lukas 18:9-14). Kesombongan adalah salah satu penyebab Tuhan memalingkan mukaNya terhadap seseorang, padahal di segala aspek kehidupan ini kita sangat membutuhkan Tuhan. Seseorang yang meninggikan diri juga sulit mengakui segala kelemahan dan dosa-dosanya. Jika demikian, sampai kapan pun kita tidak akan pernah menemukan pemulihan. “Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu.” (Yesaya 2:11). Jadi "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (Yakobus 4:6).

2. Kita harus memiliki hubungan yang karib dengan Tuhan.
Banyak orang Kristen yang tekun berdoa ketika dalam masalah saja, namun saat segala sesuatunya berjalan baik dan lancer mereka tidak lagi bersungguh-sungguh mencari Tuhan. Tuhan mau kita berdoa dengan tiada berkeputusan dan tidak jemu-jemu di segala keadaan. Itulah jawaban mengapa kita jarang beroleh jawaban atas doa-doa kita, yaitu karena kita tidak tekun berdoa. Mencari Tuhan harus menjadi focus utama dalam kehidupan kita,“sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN.” (Mazmur 9:11b). oleh karena itu, “Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!” (Mazmur 105:4). Jangan hanya menginginkan berkatNya saja, sementara kita tidak mau mencari wajahNya.“Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?” (Lukas 18:7).
Selanjutnya, kita harus bertobat dengan sungguh: meninggalkan kehidupan lama dan hidup sebagai manusia baru “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17), artinya tidak lagi hidup menurut keinginan daging, tetapi menurut pimpinan Roh Kudus.

“Tuhan pasti pulihkan hidup kita asal kita melakukan apa yang Tuhan kehendaki!"


Tuhan Yesus Memberkati.