Jumat, 02 Juni 2017

Bangkit dari kegagalan

“Sebab 7 kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali," (Amsal 24:16a)

Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan kita pasti pernah mengalami sebuah kegagalan. Bahkan tokoh-tokoh di Alkitab pun, pernah mengalami sebuah kegagalan didalam kehidupannya. Musa gagal mentaati perintah Tuhan karena ia marah kepada bangsa Israel yang tegar tengkuk (Bil 20:2-12), Raja Daud gagal mempertahankan kekudusan dengan mengambil Batsyeba istri Uria menjadi istrinya (2 Sam 11:1-27), Petrus gagal mempertahankan imannya (Mat 69-75), dan masih banyak contoh lainnya. Sesungguhnya bukan kegagalanlah yang Tuhan harapkan terjadi atas setiap kita.Tetapi respon kita dalam menyikapi sebuah kegagalan. Tuhan tidak mau kita menyerah tetapi kita harus bangkit! Bagaimana bangkit dari sebuah kegagalan?

1. Merendahkan hati di hadapan Tuhan (2 Raja 22:19)
Kunci utama sebuah pemulihan adalah merendahkan hati di hadapan Tuhan. Musa, Daud, dan Petrus, ketika mengalami kegagalan karena kesalahan yang mereka lakukan, mereka segera menyadari kesalahan yang mereka lakukan.  Mereka mengambil respon yang tepat dengan tidak menyalahkan Tuhan atas kegagalan yang mereka alami. Tetapi mengaku dosa di hadapan Tuhan. Langkah awal untuk bangkit dari kegagalan adalah datang dan merendahkan hati, serta mengakui dosa dan kesalahan kita di hadapan Tuhan. Sering kali dalam menjalani kehidupan kita tidak menyadari jika kita berbuat suatu kesalahan. Dan Tuhan memakai kegagalan supaya kita menyadari kesalahan kita, serta belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih tangguh.  Ketika Daud menyadari kesalahan yang ia buat, Daud menyesal dan mengakui dosanya. Bahkan ia berpuasa untuk meminta pengampunan Tuhan (2 Sam 12:13-16). Konsekuensi dari kesalahan Daud tetap ada, tetapi karena ia merendahkan hati dan mengaku dosa, Daud tetap disebut sebagai ‘orang yang berkenan di hati Tuhan’.

2. Memperbaiki kesalahan (2 Taw 7:14)
Langkah kedua untuk bangkit dari kegagalan adalah berubah.  Mulailah memperbaiki karakter dan kebiasaan kita yang salah, yang menyebabkan kita gagal. Dengan berdoa dan membaca firman Tuhan, Tuhan akan menunjukkan dan mengajari kita mana yang baik dan mana yang salah. Mengubah sebuah kebiasan memang bukanlah hal yang mudah, tetapi jika kita mulai membangun sebuah kebiasaan yang baru, yang baik, dan seturut dengan firman Tuhan, maka pelan tapi pasti kehidupan kita pun akan mengalami perubahan. Sebagai contoh, jika selama ini kita suka bersungut-sungut dan marah-marah, mulailah membangun kebiasaan mengucap syukur dan bersabar. Jika selama ini kita kurang mengasihi orang lain, mulailah menabur kasih kepada orang lain. Jika selama ini ada karakter kita yang berpotensi untuk menyakiti dan merugikan orang lain, mari kita berubah. Kebiasaan baik yang kita bangun, akan membawa dampak yang baik bagi hidup kita dan orang-orang di sekitar kita, sehingga nama Tuhan dipermuliakan. Mintalah kekuatan Tuhan untuk berubah menjadi semakin lebih baik seperti yang dikehendakiNya.  

3. Berjalan maju (Fil 3:13)
Hal terakhir setelah kita belajar memperbaiki kesalahan adalah jangan tergoda untuk kembali ke belakang dengan segala kebiasaan dan kesalahan kita yang lama. Berjalanlah maju ke depan. Percayalah bahwa di depan ada sesuatu yang baik dan indah yang sudah Tuhan sediakan bagi kita. Bersemangatlah untuk berjuang kembali bersama Tuhan. Pengampunan yang Tuhan berikan selalu disertai dengan sebuah pengharapan baru. Petrus tidak menjadi orang yang gagal di akhir hidupnya, tetapi ia justru menjadi rasul yang hebat dan membawa banyak orang mengalami kesembuhan dan keselamatan. 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar