Sabtu, 03 Juni 2017

Dalam HadiratNya setiap hari

Beberapa di antara kita bertanya mengenai: "Mengapa saya hanya merasakan hadirat Tuhan pada saat di gereja atau di persekutuan doa saja? Tapi setelah saya keluar dari tempat tersebut saya tidak bisa merasakan hadirat Tuhan lagi? Bahkan merasa kosong atau jauh dari Tuhan. Pada saat di rumah saya tidak dapat berdoa dan susah sekali untuk baca firman. Sehingga kehidupan kekristenan saya seringkali terasa kosong dan naik turun. Kadang saya rajin dan bersemangat dalam Tuhan, tapi kemudian saya bisa menjadi merasa malas untuk ke gereja..." 

Kingdom builders, 
Banyak cara yang diupayakan dengan amat sangat oleh sijelek untuk menjauhkan kita dari Allah Bapa kita yang Maha Kuasa dan yang sangat mengasihi kita. Agar kita tidak menyadari bahwa ada kuasa (power) yang telah diberikan dalam kita oleh Dia yang menciptakan kita, untuk membangun Kerajaan Allah di muka bumi ini. Si jelek tidak pernah berhenti bekerja dan ia menggunakan segala cara untuk menyerang dan melemahkan pikiran kita.

Jika kita tidak membaca/ merenungkan Firman Tuhan, tidak memperkatakan Firman Tuhan dan tidak melakukan Firman Tuhan, artinya kita tidak hidup di dalam Dia. Kita tidak dapat mengenal Dia (kuasa-Nya) jika kita tidak menuruti perintah-perintahNya. Karena dengan melakukan perintah-perintah-Nya kita dapat mengetahui cara kerja Allah.

"3.We know that we have come to know him if we obey his commands.  4.The man who says, "I know him," but does not do what he commands is a liar, and the truth is not in him.  5.But if anyone obeys his word, God's love[b] is truly made complete in him. This is how we know we are in him:  6.Whoever claims to live in him must walk as Jesus did." I John 2:3-6, NIV

Jika kita berpikir, berkata-kata dan bertindak seperti yang Yesus lakukan, kita akan  mengenal  dan  terbiasa  dengan cara Allah bekerja dalam hidup kita. Dan bukan itu saja, kita akan mengalami dan melihat Kuasa dan Kemuliaan-Nya dinyatakan dalam hidup kita. Tercipta suatu keintiman yang kita rasakan terus setiap saat ketika kita hidup di dalam Dia, dengan cara melakukan perintah-perintahNya sehingga Kuasa-Nya hidup di dalam kita. 

"Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (I Yoh 2:6)

"Anyone who claims to be intimate with God ought to live the same kind of life Jesus lived." (I John 2:6)

Yang harus kita lakukan dalam hidup kita adalah:

1. Menerima Firman Allah                                 

2. Merenungkan/ Meneliti Firman Allah

3. Melakukan/ Memperkatakan Firman Allah

4. Membagikan Firman Allah.

Pada saat kita merasakan hadirat Allah sewaktu ikut dalam doa bersama, pujian penyembahan ataupun melalui khotbah/ KKR sekalipun, itu adalah suatu momentum rohani yang memberikan semangat untuk memulai suatu hubungan yang lebih serius lagi dengan Allah. Tapi bagaimanakah caranya agar kita dapat merasakan hadirat Allah terus menerus dalam hidup kita? 

Hadirat Allah dapat selalu kita rasakan apabila kita senantiasa  hidup dengan gaya hidup Yesus. Mari setiap saat kita melatih diri untuk melakukan Firman Tuhan. Kita mulai dengan mempelajari kitab Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Kita akan mengetahui apa saja yang Yesus lakukan pada waktu Dia ada di dunia. Pada saat kita menghidupi Firman-Nya dengan memiliki gaya hidup seperti Yesus, maka sungguh kita akan menyadari bahwa kita ada di dalam Dia/ dalam Hadirat-Nya.

Mari kita ubah gaya hidup kita dan hidup dengan gaya hidup Yesus agar kita dapat hidup dalam hadirat-Nya setiap hari.

Tuhan Yesus memberkati

Jumat, 02 Juni 2017

Bangkit dari kegagalan

“Sebab 7 kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali," (Amsal 24:16a)

Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan kita pasti pernah mengalami sebuah kegagalan. Bahkan tokoh-tokoh di Alkitab pun, pernah mengalami sebuah kegagalan didalam kehidupannya. Musa gagal mentaati perintah Tuhan karena ia marah kepada bangsa Israel yang tegar tengkuk (Bil 20:2-12), Raja Daud gagal mempertahankan kekudusan dengan mengambil Batsyeba istri Uria menjadi istrinya (2 Sam 11:1-27), Petrus gagal mempertahankan imannya (Mat 69-75), dan masih banyak contoh lainnya. Sesungguhnya bukan kegagalanlah yang Tuhan harapkan terjadi atas setiap kita.Tetapi respon kita dalam menyikapi sebuah kegagalan. Tuhan tidak mau kita menyerah tetapi kita harus bangkit! Bagaimana bangkit dari sebuah kegagalan?

1. Merendahkan hati di hadapan Tuhan (2 Raja 22:19)
Kunci utama sebuah pemulihan adalah merendahkan hati di hadapan Tuhan. Musa, Daud, dan Petrus, ketika mengalami kegagalan karena kesalahan yang mereka lakukan, mereka segera menyadari kesalahan yang mereka lakukan.  Mereka mengambil respon yang tepat dengan tidak menyalahkan Tuhan atas kegagalan yang mereka alami. Tetapi mengaku dosa di hadapan Tuhan. Langkah awal untuk bangkit dari kegagalan adalah datang dan merendahkan hati, serta mengakui dosa dan kesalahan kita di hadapan Tuhan. Sering kali dalam menjalani kehidupan kita tidak menyadari jika kita berbuat suatu kesalahan. Dan Tuhan memakai kegagalan supaya kita menyadari kesalahan kita, serta belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih tangguh.  Ketika Daud menyadari kesalahan yang ia buat, Daud menyesal dan mengakui dosanya. Bahkan ia berpuasa untuk meminta pengampunan Tuhan (2 Sam 12:13-16). Konsekuensi dari kesalahan Daud tetap ada, tetapi karena ia merendahkan hati dan mengaku dosa, Daud tetap disebut sebagai ‘orang yang berkenan di hati Tuhan’.

2. Memperbaiki kesalahan (2 Taw 7:14)
Langkah kedua untuk bangkit dari kegagalan adalah berubah.  Mulailah memperbaiki karakter dan kebiasaan kita yang salah, yang menyebabkan kita gagal. Dengan berdoa dan membaca firman Tuhan, Tuhan akan menunjukkan dan mengajari kita mana yang baik dan mana yang salah. Mengubah sebuah kebiasan memang bukanlah hal yang mudah, tetapi jika kita mulai membangun sebuah kebiasaan yang baru, yang baik, dan seturut dengan firman Tuhan, maka pelan tapi pasti kehidupan kita pun akan mengalami perubahan. Sebagai contoh, jika selama ini kita suka bersungut-sungut dan marah-marah, mulailah membangun kebiasaan mengucap syukur dan bersabar. Jika selama ini kita kurang mengasihi orang lain, mulailah menabur kasih kepada orang lain. Jika selama ini ada karakter kita yang berpotensi untuk menyakiti dan merugikan orang lain, mari kita berubah. Kebiasaan baik yang kita bangun, akan membawa dampak yang baik bagi hidup kita dan orang-orang di sekitar kita, sehingga nama Tuhan dipermuliakan. Mintalah kekuatan Tuhan untuk berubah menjadi semakin lebih baik seperti yang dikehendakiNya.  

3. Berjalan maju (Fil 3:13)
Hal terakhir setelah kita belajar memperbaiki kesalahan adalah jangan tergoda untuk kembali ke belakang dengan segala kebiasaan dan kesalahan kita yang lama. Berjalanlah maju ke depan. Percayalah bahwa di depan ada sesuatu yang baik dan indah yang sudah Tuhan sediakan bagi kita. Bersemangatlah untuk berjuang kembali bersama Tuhan. Pengampunan yang Tuhan berikan selalu disertai dengan sebuah pengharapan baru. Petrus tidak menjadi orang yang gagal di akhir hidupnya, tetapi ia justru menjadi rasul yang hebat dan membawa banyak orang mengalami kesembuhan dan keselamatan. 

Tuhan Yesus memberkati.