Kamis, 28 September 2017

NEW SEASON


Kalau mau mengenal seseorang lebih dekat itu ya nggak ada jalan lain, kamu harus menghabiskan waktu dengan orang itu. Begitupun saat kita ingin mengenal Tuhan lebih jauh, mencari kehendak-Nya, ya nggak bisa kalau kita nggak spend time sama Tuhan.

Saya merasa banyak sekali perbedaan yang signifikan dalam satu tahun ini. Saya jadi lebih mengerti cara berpikir Dia. Ini bener, lho. Bukan saya jadi tahu semuanya, tapi saya mengerti. Dan ketika saya tidak mengerti pun, saya percaya.

Banyak orang bilang, “Kamu harus percaya Tuhan itu baik, Tuhan punya rencana buat kamu…” Listen, kamu nggak akan bisa memercayai omongan ini, dan memercayai Tuhan, kalau kamu nggak mengenal Dia. Iya dong, masa iya kalau kamu ketemu orang asing di jalan dan orang itu bilang, “Ikut gue yuk, gue punya rencana yang bisa bikin masa depan lo hebat!”, kamu bakal percaya gitu aja? Nehi nehi, kan? Tapi coba yang bilang kayak gitu adalah orang yang kamu kenal baik, atau orangtua kamu, yakin deh kamu bakal ngikut diajak ke mana.

Hal yang sama, berlaku pada hubungan kita dengan Tuhan. Ini bukan lagi “tak kenal maka tak sayang”, tapi juga “tak kenal maka tak percaya, begitu kenal pasti percaya”!

Nah, satu hal yang Tuhan reveal ke saya, adalah a new season in life. Kalau tahun kemarin saya merasa hidup saya lempeng abis, sekarang nggak. Saya percaya hidup saya nggak akan muter di situ-situ aja, karena Tuhan sudah berjanji, dan Dia bahkan sudah mulai membuka satu-persatu jalan.

Kadang saya juga bingung kenapa saya bisa sampai pulang ke Lampung lagi. Tapi ya karena saya sudah kenal Dia itu tadi, maka saya percaya.

Tuhan ingatkan saya, entering a new season comes with consequences:
1. You have to embrace the risks
Tuhan mau bawa kamu ke level yang baru dalam hidup kamu. Bisa dalam hal sekolah, kerjaan, relationship, atau keluarga. Tapi lalu kamu bilang, “Gimana kalau di sekolah itu nanti aku nggak punya teman, Tuhan? Gimana kalau nanti aku nggak sanggup ngerjain tugas di kantor baru, Tuhan? Gimana kalau cowok atau cewek itu nggak menerima aku apa adanya?” dan banyak alasan lainnya.

Oh well, one thing you need to bear in mind:
Yes, stay di kerjaan atau kota atau lingkup pergaulan yang sekarang mungkin terasa aman dan nyaman, tapi ya pencapaian kamu akan begitu-begitu saja. It’s crazy if you keep doing the same things, but you’re expecting a different result. Get real, and get out of your comfort zone. Really.

Bicara dari sudut pandang orang yang paling takut sama sesuatu yang tidak familiar bagi dirinya, saya berani bilang bahwa ketika Tuhan menawarkan beberapa hal baru pada saya, saya sampai bergidik karena membayangkan resikonya. Ngeri!
Semua yang Dia ditawarkan seems too good to be true, dan kalaupun saya berani mengambilnya, saya takut dibilang nggak bersyukur sama keadaan saya sekarang. My life is perfectly fine, why should I want more?

Tapi Dia terus mengingatkan saya, sampai akhirnya saya memberanikan diri, and finally i took my first step of faith. Dan saya memercayai Dia untuk apapun yang akan terjadi selanjutnya.

Yep, saya tahu lebih gampang ngomong daripada bicara. But hey, we are not alone. Kita bukan headless chicken yang nggak punya induk dan nggak tahu mau ke mana. Kalau Tuhan nyuruh kita keluar dari zona nyaman kita, Dia sudah menyediakan trampolin, safety net, juga tangan-Nya yang nggak akan telat menangkap jika kita terpeleset. He got you. Always.

Satu jaminan lagi:
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32)

Helloooooo, Anak-Nya aja Dia kasih, masa kampus, internship, kerjaan, atau pasangan hidup yang baik nggak Dia kasih? Belajarlah percaya bahwa Dia tahu apa yang kamu butuhkan.

2. Accepting new things means letting go of the old ones
When you enter a new season, you will receive new blessings from God. Tapi, tentu ada beberapa hal yang harus kamu lepaskan. Contoh: Tuhan memberi kamu pekerjaan baru, nggak mungkin kamu masih tetap mempertahankan pekerjaan yang lama, kan? It works the other way round too: kalau kamu ingin Tuhan memberikan yang baru, jangan mempertahankan yang lama.

Telapak tangan yang masih menggenggam erat hal-hal yang lama, nggak akan bisa terbuka untuk menerima berkat yang baru dari Tuhan.

Dalam hal move on juga gitu. Kalau kata mentor saya nih ya:


Hehehehe. Yang kesindir boleh tetap scroll down.

Kadang, Tuhan sudah siapkan berkat itu buat kita, tapi kitanya sendiri nggak siap. Tuhan bisa kok melakukan semua hal tanpa bantuan kita, lha wong Dia Tuhan! Tapi, betapa indahnya ketika ternyata Dia mau melibatkan kita dalam mengambil keputusan apakah kita mau bekerja sama dengan Dia atau tidak di dalam rencana-Nya.
You don’t always get what you want, but you’ll always get what you are ready for.

Bener banget! Mau Tuhan bikin gebrakan dalam hidup kamu yang monoton? Ayo persiapkan diri!

Yang masih holding on sama hal-hal yang kamu tahu Tuhan ingin kamu lepasin, lepasin deh sekarang. Hal-hal itu bisa jadi kemalasan, kebiasaan buruk, masa lalu, kepahitan, kekecewaan, orang yang kita cintai, dan banyak hal lainnya.
It takes time, I know. Take all the time you need, but remember that the longer time you take, the longer it will be for you to receive the new blessings.

Selamat bersiap-siap untuk memasuki musim yang baru! 🙂

Rabu, 09 Agustus 2017

PASTIKAN GADGET KAMU TERKONEKSI DENGAN FIRMAN TUHAN

Ulangan 6:8-9 "Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu."

Mungkin dalam dunia modern, ayat di atas dapat diartikan smartphone, laptop di kantor, atau komputer di rumah kita, karena hampir semua orang berinteraksi dengan gadget setiap jam, bahkan menit. Dengan kata lain, pastikan Firman Tuhan mudah kamu temukan di dalam aktivitas kamu sehari-hari.

Pastikan sosial media yang kamu follow memudahkan kamu menemukan Firman Tuhan, pastikan paket kamu aktif supaya kamu senantiasa dapat terkoneksi dengan catatan-nicky.blogspot.com, pastikan kamu menaruh aplikasi Alkitab di smartphone kamu, dan pastikan smartphone kamu memiliki daya tahan baterai yang cukup, sehingga ketika kamu membutuhkan kekuatan, penghiburan, dan kebenaran, kamu dengan mudah mendapatkannya.

Saya suka sekali bermain sosial media seperti Facebook atau Instagram. Biasanya saya hanya memberikan dua sampai tiga kali kesempatan untuk teman saya mengunggah sesuatu yang negatif, setelah itu biasanya saya block atau unfriend. Saya tidak mau ketika saya sedang membuka sosial media, di saat pikiran saya butuh penyegaran, yang saya lihat justru yang negatif dan yang melemahkan iman saya.

Teman, dunia tempat kita tinggal sekarang penuh dengan tipu daya. Fokus kita dapat dengan mudah teralih dari satu hal ke hal lainnya. Itu sebabnya tidak cukup bagi kita jika hanya mendengarkan Firman Tuhan seminggu sekali atau dua kali saja. Kita perlu "senantiasa terkoneksi dengan kebenaran". Kita perlu mencari hikmat agar diri kita dapat selalu mengingat dan merenungkan Firman Tuhan.


Tuhan Yesus memberkati!!!

Sabtu, 05 Agustus 2017

Yesus pada Mu kuberseru (Symphony Worship)

Intro  :   G – C – G - C

            G                           Gmaj7

Kau Tuhan penolong dalam hidupku

            Em      D               C

Kupercaya hanya kepadaMu

       Am                   D         Bm                 Em

Kau pegang tanganku dan tuntun langkahku

Am                                  D

Yesus Kau perlindunganku

            G                          Gmaj7

Kau Tuhan kekuatan dalam hidupku

              Em     D                A

Penolongku dalam kesesakan

       Am7             D         Bm        Em

Kau Gunung Batuku dan Pertahanku

Am            A                  D

Yesus Kau kemenanganku

Chorus:

     G          Bm             Em

Yesus padaMu ku berseru

           Dm              C

Kaulah penyelamatku

     Bm             Am7    D

Terpujilah Kau Tuhanku

     G            D      B        Em

Mulutku memuji nama-Mu

               Dm      G       C

S’panjang umur hidupku

     Bm              Am7

Terpujilah Kau Tuhanku

   D                G

Diatas s’galanya

Bridge:

C                            Em

Kaulah sumber kuatku…

C                           A      Em – B

Kaulah kehidupanku…

Em                          D

Kaulah pertahananku

C                         D

Kupercaya pada-Mu…

Berbahagialah Orang yang Suka akan Firman Tuhan

"Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang" (Efesus 5:8). Untuk menjadi anak-anak terang, kita melalui proses dipindahkan Tuhan dari kegelapan, baik kegelapan dosa maupun gelap karena mata rohani yang buta. 

Orang yang buta selalu mengalami kegelapan. Menurut Yesaya 44:18, orang yang hidup dalam gelap tidak mengetahui apa-apa dan tidak mengerti apa-apa, sebab matanya melekat tertutup, sehingga tidak dapat melihat, dan hatinya tertutup juga, sehingga tidak dapat memahami. Pasal 59:10 juga menjelaskan, bahwa orang buta itu meraba-raba seolah tidak punya mata, tersandung di tengah hari seperti di waktu senja, dan duduk di tempat gelap seperti orang mati. Demikianlah orang yang buta rohaninya. Jika tidak mendapat kemurahan Tuhan untuk dipindahkan dari gelap kepada terang, ia akan mengalami kematian rohani pada akhirnya.

Orang yang buta rohani, hatinya tertutup untuk Firman. Padahal hati seharusnya untuk menyimpan Firman supaya mata rohani kita dicelikkan untuk dapat mengenal Tuhan secara tepat dan benar – bukan mengira-ngira. Jika kita telah dicelikkan dan hidup dalam terang Firman, maka dapat menghasilkan buah: kebaikan, keadilan, dan kebenaran.

Mazmur 1:1-3 mengatakan, "berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh/menghakimi orang. Namun kesukaannya ialah Taurat Tuhan dan merenungkannya siang dan malam. Kebahagiaannya ialah, ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air dan menghasilkan buah pada musimnya, daunnya tidak layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil."

Taurat (bahasa Ibrani) = nomos (bahasa Yunani), artinya: "pengajaran". Oleh sebab itu, gereja Tuhan harus ada pengajaran. Taurat bukan hanya dilaksanakan secara jasmani tetapi harus merupakan pengajaran sehingga dapat mengerjakan kehidupan rohani kita.

Jika kita tidak mau memperhatikan atau menerima Firman pengajaran, maka akan mengalami nasib seperti Sodom dan Gomora (Yesaya 1:10). Maka ada nasihat, carilah pengajaran dan kesaksian, supaya terbit fajar/terang (pasal 8:20). Hendaknya kita terus bergumul dalam pengajaran supaya mata rohani kita semakin terang dalam mengenal Kristus sebagai Kepala/Mempelai Pria Sorga. Jangan sampai kita merasa telah berada di dalam terang karena sudah tidak berbuat dosa lagi, tapi sementara itu mata rohani kita masih gelap.

Orang yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, berarti ia selalu mencerna kembali Firman yang diterimanya dan merenungkannya siang dan malam. Seperti dalam Yosua 1:7-8, dengan tidak lupa memperkatakan Firman, maka kita dapat bertindak hati-hati sesuai dengan Firman Tuhan, tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, sehingga perjalanan kita berhasil dan akan beruntung.

Taurat Tuhan atau Firman dalam pengajaran itu sempurna dan menyegarkan jiwa, membuat mata bercahaya (Mazmur 19:8-9). Ini berarti membuat mata kita menjadi terang/tidak gelap. Jika kita betul-betul hidup dalam Pengajaran Mempelai Alkitabiah, maka jiwa kita menjadi segar dan mata hati kita menjadi terang, dan dapat memberikan hikmat/pengertian kepada orang yang tak berpengalaman.

Keberhasilan dapat berupa doa kita dijawab Tuhan ketika dalam kesesakan, segala yang kita kehendaki diberikan, dan yang kita rancangkan dijadikan-Nya berhasil (Mazmur 20:2-6). Kesimpulannya, Tuhan memenuhi segala permintaan kita sehingga kita ada sorak-sorai kemenangan dan mengangkat panji-panji Allah kita.

Hidup yang berbahagia ialah: ada kesukaan terhadap Taurat Tuhan, merenungkan Taurat itu siang dan malam, dan apa saja yang diperbuatnya pasti berhasil, sebab ia tidak pindah dari aliran air.

Tuhan Yesus memberkati!!!

Sabtu, 03 Juni 2017

Dalam HadiratNya setiap hari

Beberapa di antara kita bertanya mengenai: "Mengapa saya hanya merasakan hadirat Tuhan pada saat di gereja atau di persekutuan doa saja? Tapi setelah saya keluar dari tempat tersebut saya tidak bisa merasakan hadirat Tuhan lagi? Bahkan merasa kosong atau jauh dari Tuhan. Pada saat di rumah saya tidak dapat berdoa dan susah sekali untuk baca firman. Sehingga kehidupan kekristenan saya seringkali terasa kosong dan naik turun. Kadang saya rajin dan bersemangat dalam Tuhan, tapi kemudian saya bisa menjadi merasa malas untuk ke gereja..." 

Kingdom builders, 
Banyak cara yang diupayakan dengan amat sangat oleh sijelek untuk menjauhkan kita dari Allah Bapa kita yang Maha Kuasa dan yang sangat mengasihi kita. Agar kita tidak menyadari bahwa ada kuasa (power) yang telah diberikan dalam kita oleh Dia yang menciptakan kita, untuk membangun Kerajaan Allah di muka bumi ini. Si jelek tidak pernah berhenti bekerja dan ia menggunakan segala cara untuk menyerang dan melemahkan pikiran kita.

Jika kita tidak membaca/ merenungkan Firman Tuhan, tidak memperkatakan Firman Tuhan dan tidak melakukan Firman Tuhan, artinya kita tidak hidup di dalam Dia. Kita tidak dapat mengenal Dia (kuasa-Nya) jika kita tidak menuruti perintah-perintahNya. Karena dengan melakukan perintah-perintah-Nya kita dapat mengetahui cara kerja Allah.

"3.We know that we have come to know him if we obey his commands.  4.The man who says, "I know him," but does not do what he commands is a liar, and the truth is not in him.  5.But if anyone obeys his word, God's love[b] is truly made complete in him. This is how we know we are in him:  6.Whoever claims to live in him must walk as Jesus did." I John 2:3-6, NIV

Jika kita berpikir, berkata-kata dan bertindak seperti yang Yesus lakukan, kita akan  mengenal  dan  terbiasa  dengan cara Allah bekerja dalam hidup kita. Dan bukan itu saja, kita akan mengalami dan melihat Kuasa dan Kemuliaan-Nya dinyatakan dalam hidup kita. Tercipta suatu keintiman yang kita rasakan terus setiap saat ketika kita hidup di dalam Dia, dengan cara melakukan perintah-perintahNya sehingga Kuasa-Nya hidup di dalam kita. 

"Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (I Yoh 2:6)

"Anyone who claims to be intimate with God ought to live the same kind of life Jesus lived." (I John 2:6)

Yang harus kita lakukan dalam hidup kita adalah:

1. Menerima Firman Allah                                 

2. Merenungkan/ Meneliti Firman Allah

3. Melakukan/ Memperkatakan Firman Allah

4. Membagikan Firman Allah.

Pada saat kita merasakan hadirat Allah sewaktu ikut dalam doa bersama, pujian penyembahan ataupun melalui khotbah/ KKR sekalipun, itu adalah suatu momentum rohani yang memberikan semangat untuk memulai suatu hubungan yang lebih serius lagi dengan Allah. Tapi bagaimanakah caranya agar kita dapat merasakan hadirat Allah terus menerus dalam hidup kita? 

Hadirat Allah dapat selalu kita rasakan apabila kita senantiasa  hidup dengan gaya hidup Yesus. Mari setiap saat kita melatih diri untuk melakukan Firman Tuhan. Kita mulai dengan mempelajari kitab Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Kita akan mengetahui apa saja yang Yesus lakukan pada waktu Dia ada di dunia. Pada saat kita menghidupi Firman-Nya dengan memiliki gaya hidup seperti Yesus, maka sungguh kita akan menyadari bahwa kita ada di dalam Dia/ dalam Hadirat-Nya.

Mari kita ubah gaya hidup kita dan hidup dengan gaya hidup Yesus agar kita dapat hidup dalam hadirat-Nya setiap hari.

Tuhan Yesus memberkati

Jumat, 02 Juni 2017

Bangkit dari kegagalan

“Sebab 7 kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali," (Amsal 24:16a)

Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan kita pasti pernah mengalami sebuah kegagalan. Bahkan tokoh-tokoh di Alkitab pun, pernah mengalami sebuah kegagalan didalam kehidupannya. Musa gagal mentaati perintah Tuhan karena ia marah kepada bangsa Israel yang tegar tengkuk (Bil 20:2-12), Raja Daud gagal mempertahankan kekudusan dengan mengambil Batsyeba istri Uria menjadi istrinya (2 Sam 11:1-27), Petrus gagal mempertahankan imannya (Mat 69-75), dan masih banyak contoh lainnya. Sesungguhnya bukan kegagalanlah yang Tuhan harapkan terjadi atas setiap kita.Tetapi respon kita dalam menyikapi sebuah kegagalan. Tuhan tidak mau kita menyerah tetapi kita harus bangkit! Bagaimana bangkit dari sebuah kegagalan?

1. Merendahkan hati di hadapan Tuhan (2 Raja 22:19)
Kunci utama sebuah pemulihan adalah merendahkan hati di hadapan Tuhan. Musa, Daud, dan Petrus, ketika mengalami kegagalan karena kesalahan yang mereka lakukan, mereka segera menyadari kesalahan yang mereka lakukan.  Mereka mengambil respon yang tepat dengan tidak menyalahkan Tuhan atas kegagalan yang mereka alami. Tetapi mengaku dosa di hadapan Tuhan. Langkah awal untuk bangkit dari kegagalan adalah datang dan merendahkan hati, serta mengakui dosa dan kesalahan kita di hadapan Tuhan. Sering kali dalam menjalani kehidupan kita tidak menyadari jika kita berbuat suatu kesalahan. Dan Tuhan memakai kegagalan supaya kita menyadari kesalahan kita, serta belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih tangguh.  Ketika Daud menyadari kesalahan yang ia buat, Daud menyesal dan mengakui dosanya. Bahkan ia berpuasa untuk meminta pengampunan Tuhan (2 Sam 12:13-16). Konsekuensi dari kesalahan Daud tetap ada, tetapi karena ia merendahkan hati dan mengaku dosa, Daud tetap disebut sebagai ‘orang yang berkenan di hati Tuhan’.

2. Memperbaiki kesalahan (2 Taw 7:14)
Langkah kedua untuk bangkit dari kegagalan adalah berubah.  Mulailah memperbaiki karakter dan kebiasaan kita yang salah, yang menyebabkan kita gagal. Dengan berdoa dan membaca firman Tuhan, Tuhan akan menunjukkan dan mengajari kita mana yang baik dan mana yang salah. Mengubah sebuah kebiasan memang bukanlah hal yang mudah, tetapi jika kita mulai membangun sebuah kebiasaan yang baru, yang baik, dan seturut dengan firman Tuhan, maka pelan tapi pasti kehidupan kita pun akan mengalami perubahan. Sebagai contoh, jika selama ini kita suka bersungut-sungut dan marah-marah, mulailah membangun kebiasaan mengucap syukur dan bersabar. Jika selama ini kita kurang mengasihi orang lain, mulailah menabur kasih kepada orang lain. Jika selama ini ada karakter kita yang berpotensi untuk menyakiti dan merugikan orang lain, mari kita berubah. Kebiasaan baik yang kita bangun, akan membawa dampak yang baik bagi hidup kita dan orang-orang di sekitar kita, sehingga nama Tuhan dipermuliakan. Mintalah kekuatan Tuhan untuk berubah menjadi semakin lebih baik seperti yang dikehendakiNya.  

3. Berjalan maju (Fil 3:13)
Hal terakhir setelah kita belajar memperbaiki kesalahan adalah jangan tergoda untuk kembali ke belakang dengan segala kebiasaan dan kesalahan kita yang lama. Berjalanlah maju ke depan. Percayalah bahwa di depan ada sesuatu yang baik dan indah yang sudah Tuhan sediakan bagi kita. Bersemangatlah untuk berjuang kembali bersama Tuhan. Pengampunan yang Tuhan berikan selalu disertai dengan sebuah pengharapan baru. Petrus tidak menjadi orang yang gagal di akhir hidupnya, tetapi ia justru menjadi rasul yang hebat dan membawa banyak orang mengalami kesembuhan dan keselamatan. 

Tuhan Yesus memberkati.

Rabu, 03 Mei 2017

Dalam hadiratNya setiap hari

Beberapa di antara kita bertanya mengenai: "Mengapa saya hanya merasakan hadirat Tuhan pada saat di gereja atau di persekutuan doa saja? Tapi setelah saya keluar dari tempat tersebut saya tidak bisa merasakan hadirat Tuhan lagi? Bahkan merasa kosong atau jauh dari Tuhan. Pada saat di rumah saya tidak dapat berdoa dan susah sekali untuk baca firman. Sehingga kehidupan kekristenan saya seringkali terasa kosong dan naik turun. Kadang saya rajin dan bersemangat dalam Tuhan, tapi kemudian saya bisa menjadi merasa malas untuk ke gereja..."

Kingdom builders,
Banyak cara yang diupayakan dengan amat sangat oleh pendakwa kita untuk menjauhkan kita dari Allah Bapa kita yang Maha Kuasa dan yang sangat mengasihi kita. Agar kita tidak menyadari bahwa ada kuasa (power) yang telah diberikan dalam kita oleh Dia yang menciptakan kita, untuk membangun Kerajaan Allah di muka bumi ini. Si jelek tidak pernah berhenti bekerja dan ia menggunakan segala cara untuk menyerang dan melemahkan pikiran kita.

Jika kita tidak membaca/ merenungkan Firman Tuhan, tidak memperkatakan Firman Tuhan dan tidak melakukan Firman Tuhan, artinya kita tidak hidup di dalam Dia. Kita tidak dapat mengenal Dia (kuasa-Nya) jika kita tidak menuruti perintah-perintahNya. Karena dengan melakukan perintah-perintah-Nya kita dapat mengetahui cara kerja Allah.

"3.We know that we have come to know him if we obey his commands.  4.The man who says, "I know him," but does not do what he commands is a liar, and the truth is not in him.  5.But if anyone obeys his word, God's love[b] is truly made complete in him. This is how we know we are in him:  6.Whoever claims to live in him must walk as Jesus did." I John 2:3-6, NIV

Jika kita berpikir, berkata-kata dan bertindak seperti yang Yesus lakukan, kita akan  mengenal  dan  terbiasa  dengan cara Allah bekerja dalam hidup kita. Dan bukan itu saja, kita akan mengalami dan melihat Kuasa dan Kemuliaan-Nya dinyatakan dalam hidup kita. Tercipta suatu keintiman yang kita rasakan terus setiap saat ketika kita hidup di dalam Dia, dengan cara melakukan perintah-perintahNya sehingga Kuasa-Nya hidup di dalam kita.

"Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (I Yoh 2:6)

"Anyone who claims to be intimate with God ought to live the same kind of life Jesus lived." (I John 2:6)

Yang harus kita lakukan dalam hidup kita adalah:

1. Menerima Firman Allah                                

2. Merenungkan/ Meneliti Firman Allah

3. Melakukan/ Memperkatakan Firman Allah

4. Membagikan Firman Allah.

Pada saat kita merasakan hadirat Allah sewaktu ikut dalam doa bersama, pujian penyembahan ataupun melalui khotbah/ KKR sekalipun, itu adalah suatu momentum rohani yang memberikan semangat untuk memulai suatu hubungan yang lebih serius lagi dengan Allah. Tapi bagaimanakah caranya agar kita dapat merasakan hadirat Allah terus menerus dalam hidup kita?

Hadirat Allah dapat selalu kita rasakan apabila kita senantiasa  hidup dengan gaya hidup Yesus. Mari setiap saat kita melatih diri untuk melakukan Firman Tuhan. Kita mulai dengan mempelajari kitab Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Kita akan mengetahui apa saja yang Yesus lakukan pada waktu Dia ada di dunia. Pada saat kita menghidupi Firman-Nya dengan memiliki gaya hidup seperti Yesus, maka sungguh kita akan menyadari bahwa kita ada di dalam Dia/ dalam Hadirat-Nya.

Mari kita ubah gaya hidup kita dan hidup dengan gaya hidup Yesus agar kita dapat hidup dalam hadirat-Nya setiap hari.