Senin, 29 Februari 2016

TETAP SEMANGAT...!!!!

Semangat adalah energi, kekuatan yang akan membawa kita mengalami penggenapan janji-janji ALLAH secara full, bukan setengah-setengah.
Dalam dunia ini kita banyak menjumpai orang-orang yang pintar, kreatif, hebat, penuh karisma, luar bisa, tetapi ini tidaklah ada manfaatnya kalau tidak memiliki mentalitas seorang pemenang.

"Seorang pemenang bukanlah orang yang gak pernah gagal, bukan orang yang gak pernah kalah, bukan orang yang gak pernah salah, bukan orang yang gak pernah jatuh….tapi seorang pemenang adalah orang yang gak pernah menyerah"
-Edwin lois cole-

Setiap kita harus sampai garis finish. Kata Paulus, kita semua sedang berlomba, berlari dalam pertandingan menuju garis finish. Didalam pertandingan akan ada banyak tantangan, godaan & masalah maka kita jangan pernah menyerah, baik itu diawal ataupun di tengah perjalanan kita. Kita tahu hari-hari ini mau gak mau, enak gak enak, suka gak suka kita berhadapan dengan peperangan yang semakin dahsyat. Kita berada di medan peperangan, kita tidak bisa mundur, kalau kita menyerah maka kita akan hancur tapi kalau kita memilih untuk terus maju, tidak menyerah dan meminta kekuatan penuh dari Tuhan maka kita akan sampai pada garis finish

Sebab Allah berfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." 2 Korintus 6 :2
Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu. 
Ayat ini berbicara tentang 3 hal yaitu: Tuhan mendengar, Tuhan menyatakan bahwa Dia mendengar dia kita lebih lagi dari waktu-waktu yang sebelumnya, Tuhan menyelamatkan, Tuhan menolong. Karena goncangan-goncangan akan semakin hebat tetapi bagi kita yang hidup dalam kerajaan Allah, kerajaan yang gak tergoncangkan maka kita aman dalam perlindungan Tuhan, karena Tuhan selalu menolong dan menopang kita.
Keberhasilan mengalami penggenapan janji-janji Tuhan gak berbicara tentang sesuatu yang instan tetapi suatu proses perjalanan seumur hidup yang selalu melibatkan peranan dan keaktifan kita karena kita adalah kawan sekerja Allah. Oleh karena itu, kita perlu menjaga Semangat dalam hidup kita.

Tiga cara untuk memiliki semangat dalam menjalani proses penggenapan janji-janji Tuhan yaitu:
1.    YAKIN BAHWA YANG TERBAIK DARI TUHAN MASIH ADA DI DEPAN
Saat ini mungkin kita dihadapkan dengan orang-orang atau bahkan kita sendiri yang gak memiliki semangat, gak punya gairah hidup, menjalani kehidupan hanya untuk menghabiskan sisa umur karena berfikir bahwa semua yang baik, keberhasilan yang luar biasa cuma terjadi di masa lalu dan gak akan terjadi lagi di masa depan. Wah, berarti hidup kita dalam bahaya. Ketika kita membuka mata di pagi hari, dan yang ada di kepala kita “segala yang baik telah berlalu” maka sepanjang hari kita tidak akan ada gairah, tidak ada semangat, tidak ada perjuangan.

Alkitab berkata di dalam Amsal 4 : 18 "Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari." Hidup orang benar selalu dan akan terus naik tidak turun. Orang benar adalah kita orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat. Kita benar bukan karena perbuatan atau usaha kita tetapi kita menjadi benar karena kita dibenarkan oleh iman kita kepada Yesus, ini Anugerah, kasih karunia inilah kemurahan Allah.

Ada satu falsafah dunia yang berkata “hidup itu seperti roda, kadang diatas kadang di bawah”, Falsafah ini tidak berlaku atas kita orang-orang benar, janji Allah di dalam amsal 4:18 pasti dinyatakan dalam hidup kita, kian hari kehidupan kita bertambah terang, bertambah tinggi, tidak turun tetapi semakin naik dari hari ke hari karena Tuhan sedang membawa kita mencapai puncaknya, klimaks terang itu justru terjadi pada saat kita menutup usia. Oleh karena itu jangan pernah menyerah, jangan putus asa, jangan patah semangat di tengah perjalanan hidup kita, terus bergerak bersama dengan Tuhan maka kita akan melihat sesuatu yang lebih baik, lebih besar, lebih luar biasa di depan yang pasti Tuhan kerjakan bagi kita.

Kita adalah orang-orang yang berharga di mata Tuhan, Dia memberikan kita potensi, talenta, karunia yang luar biasa, jangan berdiam diri lakukan sesuatu yang dengan apa yang Tuhan telah berikan dalam diri kita dan kerjakan semuanya bagi kemuliaan nama Tuhan maka janji Tuhan bukan hanya telah terjadi di masa lalu tetapi terjadi SEKARANG dan SELAMA-LAMANYA. Setiap kita memiliki musim yang berbeda-beda, karena kita setiap diciptakan secara special, tetapi percayalah Tuhan akan memberikan segala sesuatu tepat pada waktunya.

2.    MENJALANI PANGGILAN TUHAN
"Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya." Mazmur 139 : 13-16 
Setiap kita dilahirkan dan hadir di dunia ini memiliki tujuan, memiliki panggilan, tidak ada yang kebetulan ataupun kesalahan. Kita adalah “handmade”-Nya Tuhan, spesial, tidak ada yang sama satu dengan yang lain karena setiap kita unik dan punya tujuan, panggilan masing-masing bagi kemuliaan nama Tuhan. Maka jadilah yang terbaik di ladang yang telah ditentukan bagi kita.

Berbicara tentang panggilan rohani tidak selalu menjadi pendeta. Dalam 1 Petrus 2 : 9 "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:"
Telah dinyatakan bahwa setiap kita adalah imamat yang rajani = Pelayan Allah dan juga Raja, sehingga setiap kita memiliki dan diberi tanggung jawab besar, kepercayaan dari Tuhan untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar bagi kemuliaan nama Tuhan.
Dimanapun kita diletakkan Tuhan, apapun panggilan tuhan bagi kita entah itu di “market place”, di rumah tangga, di pemerintahan atau di manapun, selalu berikan yang terbaik, lakukan yang terbaik dan persembahkan semuanya hanya bagi kemuliaan nama Tuhan.

3.    MENJALANI HIDUP DENGAN SEPENUH HATI, DENGAN BIJAKSANA
"Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu? Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." Mazmur 90 : 10-12
Kita tahu bahwa waktu berlalu begitu cepat, singkat, buru-buru, pendek oleh karena itu kita harus menjadi orang-orang yang menghargai apa yang ada, menjalani waktu dengan sepenuh hati, dengan bijaksana, tidak bermalas-malasan.

Waktu adalah sesuatu yang berharga karena waktu tidak pernah bisa diulang, apa yang telah lewat tidak dapat di ulang, kalau kita ingin memiliki hidup yang maksimal, optimal, berarti nikmati setiap jam, menit, detik dengan ucapan syukur, karena semua yang sedang terjadi dan kita lalui dalam hidup kita adalah karya Tuhan yang indah bagi kita.

Hari ini pasti lebih baik dari hari kemarin dan esok pasti lebih baik dari hari ini.
"Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!" Mazmur 118 : 24
Menyatakan bahwa waktu bersuka cita adalah hari ini, karena ini adalah hari yang dijadikan Tuhan. Suka cita dari Tuhan tidak dipengaruhi oleh situasi ataupun keadaan yang ada di luar karena semua bergoncang, semua berubah maka bersukacitalah karena sukacita kita ada karena Tuhan ada di dalam kita dan kita di dalam Tuhan.

Apapun keadaan kita saat ini, yakinlah bahwa yang terbaik dari Tuhan masih dan selalu ada di depan kita, mari jalani panggilan Tuhan bagi kita dengan sebaik-baiknya, belajarlah menyukai apa yang kita kerjakan dan kerjakan apa yang kita sukai, hari ini jalani hidup dengan sepenuh hati, dengan suka cita karena ini adalah hari yang dijadikan Tuhan. Jangan pikirkan kesusahan hari esok, kesusahan sehari cukuplah sehari karena Tuhan yang pegang hari esok kita, kita memang tidak pernah tahu apa yang ada di depan tetapi percayalah Rahmat dan Anugerah-Nya selalu tersedia bagi kita.

"PASTIKAN SELALU BAHWA KEHIDUPAN KITA, TERLEBIH LAGI KEHIDUPAN KEKERISTENAN KITA SELALU MENYALA-NYALA, BERKOBAR-KOBAR DI DALAM TUHAN!!"

Salam Revival!!! Tuhan Yesus memberkati

Rabu, 24 Februari 2016

The Chosen Generation

Akan terjadi pada hari-hari terakhir –demikianlah Firman Allah – bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.” Kisah Para Rasul 2 : 17

Tahu tidak? Sebenarnya jadi generasi muda saat ini benar-benar exciting sekali! Generasi ini punya panggilan yang sangat unik dan spesial. Ada beberapa dasar untuk hal ini:

 1.      Generasi muda saat ini adalah generasi yang hidup pada puncak pemulihan segala sesuatu yang Tuhan sedang kerjakan untuk membawa gerejanya masuk dalam kesempurnaan

 2.      Generasi muda saat ini bisa jadi adalah generasi yang terakhir sebelum Tuhan datang

 3.      Generasi muda saat ini hidup dalam puncak penggenapan nubuat Alkitab

 4.      Generasi muda saat ini punya potensi dan warisan profetik yang sangat besar

 5.      Generasi muda saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam penuaian besar di akhir jaman

 6.      Dari Firman Tuhan, salah satunya ayat di atas, kita bisa melihat bahwa gereja akhir jaman akan hidup dalam dimensi yang profetik, maksudnya hidup di dalam hubungan yang intim dengan Tuhan, sehingga kuat sekali dalam mengenali isi hati Tuhan dan pergerakan Tuhan.


Kita akan semakin banyak melihat anak-anak muda atau teruna-teruna di Gereja menyampaikan nubuat (pesan Tuhan) dan mendapat penglihatan secara supranatural yang tajam dan teruji.

Di gereja mula-mula ada seorang penginjil yang bernama Filipus, yang memiliki empat anak yang beroleh karunia untuk bernubuat (Kisah Para Rasul 21:9). Jangan heran kalau gereja di akhir jaman, akan semakin kuat bergerak di dalam kehidupan yang seperti itu. Hal tersebut akan menjadi jadi praktek sehari-hari dalam keluarga Kristen dan pelayanan gereja. Dengan pengurapan untuk mengenali isi hati Tuhan itulah gereja yang akan masuk ke dalam pelayanan yang nantinya berdampak untuk merubah lingkungan di sekitarnya.

Generasi muda, kita harus dipersiapkan dan diperlengkapi untuk menjadi ujung tombak dalam penuaian oleh bapak rohani dari generasi tua. Generasi muda yang profetik akan lahir ketika generasi tua bergerak dalam fungsi dan kuasa apostolik (pengurapan untuk membangun, meletakkan dasar yang benar bagi Tubuh Kristus).

Dengan kata lain, salah satu strategi penting dalam penuaian akhir jaman adalah membangkitkan generasi muda yang bergerak secara profetik.

Generasi muda, kita harus menyadari panggilan dan kesempatan luar biasa yang Tuhan sediakan untuk kita! Ini adalah masa yang paling menggairahkan untuk generasi muda!

Ciri-ciri dari generasi muda yang profetik:

 1.      Hidup dalam keintiman 24 jam dengan Tuhan (Yohanes 15 : 1-8)

 2.      Berdoa, memuji dan menyembah seperti Daud (Mazmur 63)

 3.      Merindukan hadirat Tuhan siang dan malam (Yesaya 26:9)

 4.      Mendengar suara Tuhan secara pribadi (Yohanes 10: 1-5)

 5.      Melayani dalam karunia-karunia profetik – perkataan hikmat, perkataan pengetahuan, membedakan roh, bernubuat (1 Korintus 12)

 6.      Menyampaikan pesan dari Tuhan (Yesaya 61:1)

 7.      Menyatakan isi hati Tuhan (Amsal 1:23)

 8.      Mempersiapkan dan membawa gereja masuk ke masa depan (II Korintus 5:5)

 9.      Menyatakan karakter Kristus (Galatia 5:22-23)

 10.   Hidup dalam kuasa salib dan kebangkitan Kristus (Filipi 3:10


Selamat memasuki masa-masa yang Tuhan sediakan bagi kita generasi muda.

Majulah dengan berani di dalam Tuhan, jangan setengah-setengah! Raihlah semua yang Tuhan sediakan bagi generasi kita dengan maksimal.


Salam Revival!!! Tuhan Yesus memberkati

Generasi Muda

Generasi muda digambarkan sebagai seorang pelari estafet yang sedang menjulurkan tangannya ke belakang sambil melebarkan telapak tangannya dan menunggu, siap menerima tongkat pendek yang sebentar lagi akan sampai di tangannya. Kelangsungan sebuah gerakan hanya dapat terjadi ketika tongkat estafet berhasil disambut dan diteruskan oleh kaum mudanya.

Pertama-tama saya akan menyoroti identitas dan natur generasi muda terlebih dahulu. Sungguh menarik, Alkitab memberikan gambaran yang begitu transparan, lengkap dengan segala kelebihan dan kelemahan dari seorang muda. Dari sana, kemudian saya akan menggali beberapa nasihat, prinsip, dan tuntunan yang Alkitab berikan kepada orang muda. Biarlah melalui artikel singkat ini, kita boleh sekali lagi sama-sama menyadari, mendoakan, dan menghidupi peran dan tanggung jawab kita sebagai pemuda-pemudi Kristen.

Kekuatan dan Fondasi Hidup
"Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!" Pengkhotbah 11:9

"Hiasan orang muda ialah kekuatannya, dan keindahan orang tua ialah uban." Amsal 20:29

"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." Amsal 22:6

Masa muda, inilah satu periode transisi seorang manusia dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Inilah waktu di mana seseorang memiliki perkembangan yang pesat akan pemikiran abstrak, penemuan identitas diri secara psikologis, dan keinginan untuk dapat hidup mandiri. Inilah suatu masa di mana seseorang dipenuhi dengan kekuatan dan vitalitas, sekaligus menghadapi badai, konflik, dan stress. Inilah satu periode dalam hidup manusia ketika aspek kekuatan fisik menjadi begitu memuncak. Kitab Amsal dengan jelas menyatakan bahwa kekuatan inilah yang menjadi keunikan dari orang muda. Tidak heran, jika hal ini akhirnya menjadi modal utama bagi orang muda untuk melakukan eksplorasi, mencoba hal-hal baru, dan berkomunikasi secara intens dengan orang-orang di sekitarnya (khususnya teman sebaya). Dari sanalah akhirnya orang muda dapat semakin mengenal diri (termasuk seluruh potensi, talenta, dan kelemahan dirinya) dan membangun konsep realitas lingkungan di sekitarnya.

Kitab Pengkhotbah sudah memberikan peringatan bahwa hidup generasi muda akan menghadapi gejolak keinginan hati dan pandangan mata. Ditambah keinginan kuat untuk hidup berdikari maka teriakan untuk menuntut kebebasan yang cenderung berujung pada keliaran kerap kali terlontar dari hati dan mulut generasi muda. Hal ini dilihat dengan jelas oleh sang Pengkhotbah. Maka ia melanjutkan agar orang muda harus sadar bahwa segala hal yang dilakukannya, akhirnya harus ia pertanggungjawabkan di hadapan pengadilan Allah. Kekuatan dan dorongan kebebasan yang begitu bergejolak dalam diri orang muda harus dikontrol dengan kesadaran akan panasnya murka Allah dan kedahsyatan takhta penghakiman-Nya.

Dari perspektif Amsal 22, masa muda adalah waktu-waktu krusial di mana seseorang menetapkan fondasi, jalan, dan arah hidupnya. Inilah masa di mana seseorang seharusnya menerima seluruh pengajaran dan prinsip kebenaran yang akan terus ia pegang erat seumur hidup. Jika masa tersebut diisi dengan segala hal yang berharga, berbobot, dan bermutu, maka arah hidup orang tersebut akan jelas dan bahkan sampai masa tua ia akan tetap mengikuti jalan tersebut. Periode terakhir dalam hidup seseorang di mana ia benar-benar memikirkan kepercayaan yang akan dipegangnya seumur hidup adalah pada umur 18-19 tahun. Jika periode itu lewat, sangat jarang seseorang kembali memikirkan mengenai arah iman dan kepercayaannya secara komprehensif. Maka dari itu, sangatlah krusial bagi seorang muda untuk memperhatikan apa yang mengisi dan membentuk hidupnya. Sebab hal itu akan memiliki dampak langsung sampai ke penghujung hayatnya, bahkan sampai pada kekekalan.

Kurang Pengalaman/Pengetahuan dan Idealis
"Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman." I Raja-raja 3:7

"untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda" Amsal 1:4

Orang muda identik dengan kurangnya pengalaman hidup, pengetahuan, dan kebijaksanaan. Ditambah dengan pemikiran yang belum matang, tidak jarang kesalahan-kesalahan fatal terjadi dalam masa-masa ini. Raja Salomo menyadari kelemahan ini dengan jelas. Maka dari itu, ketika ia memerintah sebagai raja, ia meminta hikmat dari Tuhan untuk dapat memerintah umat-Nya dengan adil. Ia sadar bahwa dirinya masih sangat muda dan belum berpengalaman. Salah satu tujuan kitab Amsal ditulis pun adalah untuk mengobati kelemahan ini, yakni untuk memberikan kecerdasan kepada orang tak berpengalaman dan kebijaksanaan pada orang muda.

Dalam konteks suatu gerakan, salah satu kelemahan orang muda adalah kecenderungan tidak mendapat kesempatan bergumul secara langsung dan merasakan kesulitan yang dihadapi oleh generasi di atasnya. Dalam Yosua 24:31 tertulis bahwa orang Israel beribadah kepada Tuhan sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua. Yakni mereka yang mengenal segenap perbuatan yang dilakukan Tuhan bagi orang Israel. Ketika generasi ini masih hidup, bangsa Israel ditulis terus hidup setia dan beribadah kepada Tuhan. Saat generasi ini akhirnya meninggal, kita dapat melihat bahwa ada diskontinuitas terhadap perintah yang sudah Tuhan firmankan. Tuhan memerintahkan untuk menghalau seluruh suku di Kanaan. Namun dalam kitab Hakim-hakim pasal pertama, Israel tidak menghalau suku-suku yang tersisa di Kanaan dan malah menjadikan mereka pekerja rodi.

Perbedaan pengalaman dan pergumulan ini pun berdampak pada cara pikir generasi tua dan generasi muda. Secara umum, generasi tua cenderung lebih konservatif dan bertindak selaras dengan hal-hal yang dicapai dari perjuangan masa sebelumnya. Sedangkan generasi muda cenderung lebih berani melakukan terobosan, tetapi mungkin hal ini bisa menyebabkan ketidak sinambungan dengan arah yang sudah ditetapkan. Perbedaan cara pikir ini dapat kita lihat dalam peristiwa yang tercatat dalam kitab 1 Raja-raja 12. Saat itu Raja Rehabeam mendapat pertanyaan dari rakyat Israel untuk meringankan pekerjaan sukar dan tanggungan berat yang dipikulkan kepada rakyat Israel. Setelah itu Raja Rehabeam bertanya kepada dua belah pihak, yakni tua-tua yang mendampingi ayahnya (Raja Salomo) dan orang-orang muda yang sebaya dengannya. Generasi tua menyarankan agar Raja Rehabeam menjawab permintaan rakyat secara baik-baik dan menyetujui untuk meringankan beban mereka. Sedangkan generasi muda memberikan pendapat untuk menjawab rakyat itu dengan keras dan justru menambah beban mereka. Jika kita membaca lebih lanjut, akhirnya Raja Rehabeam menjalankan nasihat generasi muda dan kemudian berakhir dengan pemberontakan rakyat Israel kepada Raja Rehabeam. Dalam konteks negara Indonesia, perbedaan pendapat ini juga dapat kita lihat dalam peristiwa pada hari-hari menjelang kemerdekaan. Saat itu, generasi tua menginginkan agar kemerdekaan diperoleh melalui revolusi secara terorganisir dengan jalan membicarakannya dalam rapat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Sedangkan para pemuda bersikeras agar kemerdekaan Indonesia sama sekali tidak bergantung kepada negara lain. Perbedaan inilah yang akhirnya mendorong para pemuda untuk membawa Soekarno dan Hatta ke Rengas dengklok pada tanggal 16 Agustus 1945 dini hari.

Peran dan Tanggung Jawab
"Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya." Ratapan 3:27

Alkitab memberikan obat penawar yang luar biasa bagi pemikiran idealis orang muda, yakni memikul kuk dan kesulitan pada masa muda. Cara pandang akan realitas yang begitu sempurna dan cenderung naïf pasti akan langsung mendarat ke bumi begitu bertemu dengan pahitnya realitas hidup. Saya secara pribadi merasa bahwa beberapa momen kesulitan dan kegagalan di masa muda sangat diperlukan untuk menyadarkan kembali bahwa kita hanyalah manusia lemah, terbatas, berdosa, dan semata-mata hanya bisa mengemis belas kasihan Tuhan. Momen-momen eksistensialis ini biasanya tercipta ketika seorang muda ditolak oleh calon pasangan yang begitu dipujanya, gagal masuk sekolah/universitas yang begitu diharapkannya, tidak mendapatkan panggilan interview kerja padahal sudah memenuhi seluruh kualifikasi, ataupun ditinggalkan oleh orang-orang yang begitu dikasihinya. Dalam salah satu seminar yang pernah saya ikuti, memberi peringatan keras bahwa anak muda yang terlalu cepat dipuji/diangkat/digembar-gemborkan karena potensi atau kejeniusan pada masa kecil/muda, akhirnya ketika dewasa tidak terlalu menghasilkan apa-apa. Biarlah kita sebagai generasi muda memiliki jiwa dan sikap yang terbuka dan siap dalam memikul kuk. Sehingga ketika waktunya sudah tiba, kita dapat meninggalkan kepompong ketidak stabilan masa muda dan mengepakkan sayap kematangan dan kedewasaan yang lebar, indah, dan penuh warna.

Maka aku menjawab: “Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.” Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.” Yeremia 1:6-8

"Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." 1 Timotius 4:12

Seorang muda sangat mudah jatuh dalam superiority ataupun inferiority complex. Ketika ia berpikir dengan begitu idealis, apalagi ditambah dengan modal talenta dan ambisi yang besar, ia akan sangat rentan untuk menjadi sombong dan merasa diri superior. Di sisi lain, orang muda yang sangat menyadari bahwa dirinya kurang pengalaman dan pengetahuan bisa menjadi sangat minder, terlalu hati-hati dan takut berbuat sesuatu. Alkitab dengan jelas menolak keduanya. Dosa kesombongan yang seolah melebihi takaran yang Tuhan tetapkan adalah sama mematikannya dengan dosa minder yang akhirnya tidak mencapai sasaran yang Tuhan inginkan. Dari kutipan ayat di atas, kita melihat bahwa nabi Yeremia menolak panggilan Tuhan dengan alasan bahwa ia masih muda. Mungkin sering kali kita juga bersikap demikian untuk menolak tanggung jawab yang harusnya kita kerjakan. Secara tidak sadar, kita hanya memusatkan seluruh perhatian kita kepada kemampuan diri dan lupa bahwa Tuhan yang memanggil juga adalah Tuhan yang berjanji, menyertai, menopang, dan menguatkan. Maka dengan tegas Rasul Paulus juga menasihatkan Timotius agar jangan ada yang memandangnya rendah karena ia masih muda. Ketika kita masih muda dan kurang pengalaman/pengetahuan, bukan berarti kita tidak bisa menjadi teladan dan membangun orang lain. Justru orang muda seharusnya bisa menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian. Terlebih lagi, Allah yang kita percaya adalah Allah yang pernah mengutus dan menaruh firman-Nya dalam hati dan mulut orang-orang muda.

Melalui beberapa bagian firman yang sudah dibahas, semoga kita semakin menyadari potensi dan krisis yang tersimpan di dalam diri seorang muda. Mari kita sama-sama mendoakan agar dalam waktu-waktu ini, Tuhan membangkitkan generasi muda yang mengingat dan memusatkan hati sekaligus pikiran mereka kepada Sang Pencipta di masa mudanya, dan hidup mati-matian untuk mempertahankan kelakuan mereka yang bersih karena telah menjaganya sesuai dengan firman Tuhan. Sehingga muncul generasi muda yang semakin besar, semakin bertambah hikmatnya, dan semakin dikasihi baik di hadapan Tuhan maupun manusia. Sama seperti kesaksian yang Alkitab berikan kepada Samuel dan Yesus yang masih muda.

Salam Revival!!! Tuhan Yesus memberkati

Selasa, 16 Februari 2016

Preach the Gospel

"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, " 2 Tim 4: 2a

Shalom sahabatku selamat pagi,
Perintah Tuhan Yesus utk kita anak²-Nya adalah menjadikan semua bangsa murid Yesus dan memberitakan injil kerajaan Allah sampai seluruh dunia. Tapi bagaimana bisa injil kerajaan Allah diberitakan sampai seluruh dunia ini kalau kita anak²-Nya tidak pernah bertindak dan melakukan perintah-Nya untuk memberitakan Firman Tuhan serta menyampaikan kabar baik bagi dunia ini, bahwa ada satu pribadi yang sangat setia yang rela mati untuk menebus hidup kita, mengampuni dosa kita serta memberikan kehidupan yang kekal... Jangan sia² kan kesempatan yang sudah Tuhan berikan dalam kehidupan kita untuk ikut ambil bagian dalam memberitakan Firman Tuhan.

Menjadi Kristen yang biasa² saja mungkin memberikan rasa aman buat kita, tapi Tuhan tidak ingin kita menjadi pribadi yang biasa² saja, Tuhan mau kita menjadi pribadi yang luar biasa didalam Dia, memiliki roh yang terus menyala² dan semakin hari semakin mencintai Tuhan dan melakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan. Kita tidak akan pernah tahan untuk tidak menyampaikan kebenaran Firman Tuhan kepada orang lain karena kita tau bagaimana orang bisa percaya kepada Tuhan Yesus kalau mereka tidak pernah mendengarkan Firman Tuhan dan bagaimana mereka dapat mendengarkan kalau kita tidak pernah memberitakan Firman Tuhan. Tuhan bilang baik atau tidak baik waktunya terus beritakan Firman Tuhan.
Tetap semangat, terus bekerja diladang Tuhan dan jangan pernah lelah tetapi biarlah roh kita terus menyala² dan bergairah untuk melayani Tuhan.

Salam Revival!!! Tuhan Yesus memberkati

Senin, 15 Februari 2016

Iman = Bodoh ???

Nuh seperti orang bodoh ketika dia membangun bahtera di atas gunung, bahkan seperti orang gila.
Abraham seperti orang bodoh, ketika mempercayai bahwa istrinya sara yang telah sangat tua, akan mengandung.
Musa seperti orang bodoh ketika memimpin orang israel ke luar dari mesir dan menuju ke laut merah.
Daud seperti orang bodoh ketika maju menghadapi goliat yang badannya sangat besar.
Sadrakh, mesakh dan abednego seperti orang-orang bodoh ketika mereka tidak mau sujud menyembah kepada patung emas di hadapan mereka.
Nehemia seperti orang bodoh ketika hendak membangun tembok yerusalem yang telah runtuh.

Tuhan Yesus Kristus, dianggap seperti orang gila dan bodoh, oleh orang-orang farisi, ahli taurat, para imam serta yang membencinya.
Para pengikut Kristus juga dianggap seperti orang bodoh karena iman kepada Kristus.

Tapi, ingatlah!!Bahwa ketika orang-orang menganggap kita sebagai orang-orang bodoh karena iman kita, maka janganlah kita patah semangat dan meninggalkan Tuhan.  Janganlah kita tanggalkan iman itu hanya karena dianggap gila dan bodoh, sebab Kristus pun telah disamakan seperti orang bodoh dan gila.

Jika orang-orang belum menertawakan iman kita, maka barangkali iman kita bukanlah iman yang sejati. Sebab iman kita berbeda dengan dunia, dan dunia menganggapnya sebagai suatu kebodohan.
Biarlah orang lain menganggap kita bodoh, asalkan kita berada pada posisi yang benar, yaitu beriman teguh kepada Tuhan. Tuhan sanggup, Dia maha kuasa, Dia luar biasa, mujizatnya masih berlangsung, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan Yesus.

"Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia." 1 Korintus 1:25

Salam Revival!!! Jbu